Oleh Kelompok 5 :
Dona Setiawan
Elviana
Elza Yulistiana
1 2 3 4 5 Nilai Rata-
NO. NAMA SISWA L/P
Vir Remd KH PT PAS 1 Rata
1. AGITA NAZARA P 87 90 86 82,00 86,25
2. AHMAD AZIZ NUR L 86 87 86 75,00 83,50
3. AMANDA SEPTIANA P 85 88 85 79,00 84,25
4. ANANDA KEMAL THAHA L 85 86 85 80,00 84,00
5. AZQINIA NURSYAFITRI P 88 90 86 83,00 86,75
6. CARRISSA ATHAYA ARINI
P 86 89 89 85,00 87,25
PASHA
7. CHINTYA SALMA RIFANSYAH P 86 89 80 89,00 86,00
8. CHRISTIAN TARUNA
L 89 90 88 85,50 88,13
YUGATAMA
9. FASYA CARLA GULISTAN
L 80 87 82 81,00 82,50
SUBHAN
10. FELICITA AMELIA TANJUNG P 85 89 83 78,00 83,75
11. FINA ALAWIYAH PRATIWI P 90 90 87 84,50 87,86
12. GABRIELA KEIVA CAROLYNE
P 90 89 86 89,00 88,50
MNP
13. GLADYS BENING PINASTI P 89 90 87 82,50 87,13
14. GUSTI NGURAH RAI
L 87 89 84 76,50 84,13
MAHARDIKA
15. HANZHALIA AZZAHRA RAYA P 88 87 87 75,00 84,25
16. KAHIRUNISA RAHMA ALIA P 85 88 83 80,00 84,00
17. M. IRSAN PANCA JAYA L 86 89 87 85,00 86,75
18. MEGA AULIA RAMADHANI P 88 89 90 90,00 89,25
19. MUHAMMAD ICHIRO L 87 88 80 83,50 84,63
20. NABILA RIZKIA AZZAHRA P 86 87 82 80,00 83,75
21. NADYA SHAFWAH P 86 83 84 80,00 83,25
22. NASHITA FAZILA PUTRI ARSI P 90 88 88 81,50 86,87
23. NAYLA HERTIYANA P 88 86 80 80,50 83,63
24. NAZWA MAHARANI BAZAR P 87 89 84 84,00 86,00
25. NIKEN SURYA AL ASY`ARI P 87 87 82 79,50 83,87
26. RAYVA SHABA ARDIAN P 89 90 87 84,00 87,50
27. RESSYA AURILLA FERDINAN P 85 87 83 80,00 83,75
28. REVAL FIRIZKI ILHAM L 84 86 82 77,50 82,37
29. RIKANA TIO KERENHAPUKH
L 89 87 79 80,00 83,75
NAIBAHO
30. ROMLIAN ARIF L 85 87 80 76,00 82,00
31. SILVA GARDA BUANA P 90 89 86 83,50 87,13
32. SITI KESYA MARITZA PUTRI P 86 88 80 90,00 86,00
33. YEOVENI NABILA BERNARD
P 82 89 86 83,50 85,13
DEHAAN
34. YOLANDA NATHANIA PUTRI
P 86 90 85 84,00 86,25
SIMANGUNSONO
35. ZATA AMANDA SHAFIRA P 85 87 79 79,00 82,50
36. ZEFANYA KARYADI P 87 89 83 82,50 85,37
37.
Berdasarkan nilai di atas di dapatkan bahwa secara keseluruhan peserta didik di kelas
X.3 nilai kognitif pada saat PAS di atas KKM, rata-rata nilai mulai dari 82 paling rendah dan
paling tinggi 89. Namun untuk mendapatkan nilai tambahan guru memberi kesempatan peserta didik
agar dapat membuat herbarium kering. Menurut Syaiful dan Aswan (2006) Pemberian tugas sebagai
suatu metode atau cara mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar mengerjakan
tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil yaitu perubahan
tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemberian tugas berupa pembuatan
herbarium bertujuan agar peserta didik mepunyai tanggung jawab dan lebih memahami mengenai
materi tentang keanekaragaman hayati.
Berdasarkan nilai tersebut tiga siswa yang memiliki nilai terendah di bandingkan dengan siswa
lain yaitu: Ahmad Aziz Nur, Reval Foirizki Ilham, dan Zata Amanda Shafira, selain ketiga siswa
tersebut dipersilakan bagi siswa lain yang ingin menambah nilai agar mengajukan diri dalam bentuk
kelompok yang terdiri dari 3 orang. Pembuatan herbarium diberi waktu 2 minggu dalam pengerjaannya
sampai dengan pelaporan. Herbarium yang dibuat harus diletakkan dalam sebuah frame yang telah
ditentukan ukurannya oleh guru agar siswa tidak membuat dalam frame yang terlalu besar karena dapat
membebankan siswa dari segi dana dan tenaga. Hasil pelaporan dipresentasikan di depan kelompok lain
sehingga kelompok lain mendapat pengetahuan mengenai tumbuhan yang dijadikan herbarium oleh
kelompok yang sedang presentasi
Rubrik Penilaian Proyek Pembuatan Herbarium
INSTRUMEN PENILAIAN
Aspek yang dinilai dan Penskoran
Nama Anggota
No Kognitif Psikomotor Afektif Design Pelaporan
kelompok
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1
2
3
Total Skor
Nilai
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF
SMAN 2 Bandar Lampung
TAHUN 2011/2012
Keterangan:
Nilai berikut diberikan jika:
SB = Sangat Baik : Menunjukkan lima dari lima indikator
B = Baik : Menunjukkan empat dari lima indikator
C = Cukup : Menunjukkan tiga dari lima indikator
K = Kurang : Menunjukkan dua dari lima indikator
SK= Sangat Kurang : Menunjukkan satu dari lima indikator
TABEL HASIL PENILAIN KOGNITIF XI IPA 6
Dari data tabel tabel diatas, nilai akhir siswa kelas XI IPA 6, Dapat dilihat bahwa nilai
paling tinggi yakni atas nama Aprilia Andini dengan prolehan nilai 97 dan paling rendah
diperoleh atas nama M. Satrio Kresna Saputra dengan prolehan nilai 76. Nilai siswa secara
keseluruhan dengan perolehan nilai rata-rata 89. Ini menunjukkan bahwa nilai standar nilai
KKM biologi yakni 75 ini menandakan bahwa siswa tersebut lulus dengan hasil Baik. Namun
disini membahasa lebih mendetail mengenai permasalahan yang timbul ketika proses
pembelajaran berlangsung dikelas, dengan membandingkan nilai yang mereka dapat itu sesuai
dengan apa yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung, yakni siswa tersebut
melakukan keributan dan malas untuk belajar. Terdapat 6 siswa yang mendapatkan nilai rendah
oleh karenanya perlu ada alternative solusi dan strategi pembelajaran agar siswa tersebut bisa
berubah dan bisa mengikuti prose pembelajaran dengan baik serta bisa menyeimbangi nilai
dengan teman sejawatnya.
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan dengan 2 cara yakni :
1. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa
adalah model Project Based Learning (PjBL). PjBL adalah suatu pendekatan
pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah,
dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan
menggunakan pengetahuan baru. Berdasarkan The George Lucas Educational
Foundation (2005), langkah-langkah PjBL terdiri dari:
a. Memberikan pertanyaan esensial kepada siswa,
b. Mendesain rencana proyek,
c. Menyusun jadwal kegiatan,
d. Memonitoring aktivitas siswa,
e. Menilai keberhasilan siswa,
f. Mengevaluasi pengalaman siswa.
Manfaat dari PjBL adalah siswa menjadi pembelajar aktif, pembelajaran menjadi lebih
interaktif, memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas
penyelesaian tugas sehingga melatih siswa menjadi mandiri, dapat memberikan
pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa.
Hasil penelitian Widiastuti (2010) dan Zaenal (2010) menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa baik
pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hal ini sejalan dengan Widyaningrum
(2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan proyek berpengaruh positif
terhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif. PjBL dapat
dipandang sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan secara personal. PjBL juga memberikan
landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi
antarpersonal. Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain,
dan merefleksikan ide sendiri pada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran
individu. Proses interaktif dengan kawan sejawat membantu proses konstruksi
pengetahuan (Wena, 2010).
2. Strategi yang dilakukan oleh guru kelas dalam menghadapi peserta didik yang malas
belajar di Sekolah adalah strategi yang diterapkan:
a. Menciptakan kesiapan belajar
Dalam kondisi apapun kesiapan belajar sangat penting. Peserta didik yang
berada dalam kondisi siap akan merasa tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Secara fisik misalnya, memeriksa peralatan- peralatan
belajar sebelum proses pembelajaran dimulai dan secara psikis, pendidik dapat
menciptakan kesiapan belajar dengan memberikan pencerahan atau penyadaran.
b. Memberikan motivasi
Dalam proses pembelajaran di Sekolah selalu ada pemberian motivasi kepada
peserta didik dilakukan secara verbal dan non-verbal. Misalnya menghargai apa
yang dilakukan peserta didik ketika pembelajaran sedang berlangsung
walaupun hanya dengan memuji tulisannya. Selain itu, para pendidik Sekolah
tersebut suka membaca buku-buku yang bertemakan motivasi sehingga dari
situlah pendidik bisa memotivasi peserta didik.
c. Mengurangi marah yang berlebihan
Ketika seorang guru menghadapi peserta didik yang bermasalah dengan cara
marah apalagi sampai berlebihan (kurang manusiawi dan tidak mendidik) hanya
akan memperparah keadaan dan hanya akan menambah rasa malas peserta didik
untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas bahkan dapat membuat peserta
didik ketakutan dan pada akhirnya mereka tidak mau lagi datang ke sekolah.
d. Menciptakan keharmonisan
Keharmonisan pendidik dengan peserta didik merupakan syarat penting dalam
proses pembelajaran di kelas, keharmonisan bisa tercipta jika seorang pendidik
mampu menempatkan dirinya dalam kondisi kejiwaan peserta didik. Simpati
dan empati merupakan dua unsur kejiwaan yang sangat penting untuk
memunculkan keharmonisan. Canda tawa pendidik dengan peserta didiknya
merupakan hal selalu dilakukan oleh guru-guru di sekolah agar dapat
menghilangkan rasa lelah dan jenuh peserta didik terutama pada jam terakhir
dalam proses pembelajaran di kelas.
h. Memberikan hadiah
Strategi selanjutnya yang dilakukan oleh pendidik untuk menghadapi
peserta didik yang malas belajar adalah memberikan hadiah seperti apresiasi
ucapan selamat kata-kata yang bagus dan membanggakan bagi siapa saja yang
mampu menyelesaikan tugas atau latihan tepat waktu dan memperoleh nilai
seratus atau jawabannya benar semua.