Anda di halaman 1dari 1

Identitas Manusia

Indonesia
Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat,
sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai
tradisi manusia-manusia Indonesia dari waktu ke waktu, dari
generasi ke generasi. Setidaknya ada tiga hal hakiki yang layak
ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai
kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas.

Manusia Indonesia Lahir, Hidup dan


Berkembang dalam Kebhinekatunggalikaan
Di dalam pengalaman berelasi, berinteraksi, berdialog, beraktivitas, dan
memperjuangkan hidupnya, orang-orang Indonesia menemukan makna
keindonesiaannya yang kaya akan keragaman (kebhinekaan). Dalam
perjalanan waktu, keragaman yang diterima sebagai warisan itu dihidupi
dalam relasi yang dinamis sehingga membutuhkan pemaknaan baru Artinya,
makna keragaman yang menjadi karakter keindonesiaan bersifat
transendental dan terbuka untuk digali maknanya melalui proses eksplorasi
pengalaman lokalitas manusia Indonesia. Budaya merupakan kesatuan dari
empat pilar penting, yakni nilai-nilai, bahasa, adat-istiadat atau tradisi, dan
teknik pengungkapan dalam perilaku manusia.

Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang khas dan


menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Pertama, keragaman
Indonesia merupakan anugerah alamiah (tanpa dirancang) yang sudah ada
sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam arti ini keragaman
merupakan kekayaan masyarakat Indonesia. Kedua, masyarakat Indonesia
beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, bahasa, ras, suku, bahasa,
kepercayaan, tradisi, dan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu
memuat nilai-nilai yang menjiwai dinamika hidup bersama dengan corak
yang berbeda-beda. Karenanya, di dalam nilai keragaman terkandung nilai-
nilai kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali dan
dilestarikan. Dengan kata lain, keragaman merupakan nilai kemanusiaan
Indonesia yang menjadi identitas bangsa dan budaya Indonesia.

Manusia Indonesia
sebagai Manusia Pancasila merupakan intisari yang merangkum nilai-

Pancasila nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang


Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-
royong. Setiap warga masyarakat saling membutuhkan
Menilik sejarahnya, keberadaan manusia Indonesia sebagai satu sama lain dalam kebersamaan sebagai makhluk
bangsa yang akan merdeka membutuhkan fondasi filosofis sosial. Rukun dan damai merupakan kebutuhan setiap
sebegai penegas identitasnya. Fondasi filosofis memuat jiwa pribadi di dalam hidup bersama di tengah dunia.
bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa, Terciptanya hidup harmonis dan damai menjadi
dan nilai-nilai hidup berbangsa. Dalam imajinasi dan cita-cita tanggungjawab setiap pribadi dalam kebersamaan yang
menggapai kemerdekaan Indonesia, Soekarno sudah mempertebal rasa aman dan syukur setiap pribadi
menggumuli nilai-nilai budaya yang sudah dihidupi oleh sebagai warga masyarakat. Sila-sila Pancasila memuat
masyarakat nusantara yang akan dijadikan sebagai ideologi imperative etis untuk hidup bersatu, bertanggungjawab,
bangsa. Dengan demikian, tujuan perumusan Pancasila adalah bekerjasama, hidup adil dan bermusyawarah (bergotong-
untuk menemukan perekat dan penyatuan hidup berbangsa royong) untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap pribadi
bagi segala suku dan bangsa di nusantara ini. Dengan menggali dan bersama dalam segala dimensinya. Dalam upaya
nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi masyarakat di kepulauan memenuhi kebutuhan hidup, keseimbangan dinamis
nusantara, Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas antara hak dan kewajiban setiap warga perlu
bangsa Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia. mendapatkan tempat untuk mewujudkannya.

Manusia Indonesia sebagai


Manusia Religius
Religiusitas merupakan salah satu aspek insani berupa getar hati dan kualitas manusia yang
mendorong bertumbuhnya sikap atau kecenderungan hidup yang bernilai. Religiusitas
merupakan hal yang mendasar atau esensial dalam hidup manusia. Secara geografis,
Indonesia merupakan bagian dari Asia yang menjadi tempat lahir dan berkembangnya
agama-agama besar dan etika. Salah satu karakter khas masyarakat Asia adalah kedalaman
dan kekayaan religiositas yang memberi pengaruh besar pada praksis kehidupan. Hidup
berkomunitas yang harmonis lebih dipentingkan dibandingkan kepentingan individual.
Komunitas-komunitas memiliki tradisi kepercayaan dan ritual yang khas. Dalam bidang
politik, religiositas memberi pengaruh besar pada model dan praksis kepemimpinan.
Religiositas juga berpengaruh terhadap praksis hidup masyarakat dan pendidikan dalam
keluarga dan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang belum didominasi oleh
perkembangan modernitas dan industri. Religiositas berpengaruh dalam memahami arti
dan menghayati makna kesejahteraan. Sikap religious kosmik atau spiritualitas kosmik
mestinya menjadi jiwa dalam mengembangkan visi kemanusiaan Indonesia. Spiritualitas
kosmis merupakan titik tolak dan titik temu berdialog untuk mencari jalan-jalan bersama
mengembangkan hidup bersama yang integral dan ekologis secara dinamis dan kontinyu
dalam keragaman budaya Indonesia. Visi ini mestinya menjadi dasar untuk menata bidang
politik, ekonomi, pendidikan dan berbagai kebijakan publik. Karenanya, manusia Indonesia
mestinya mewujudkan dirinya sebagai pribadi-pribadi yang menghidupi nilai keragaman,
berjiwa Pancasila dan mewujudkan spiritualitas kosmik.

Downloaded by Azizah Suwitaningtya Azzahra (azizaharhazza@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai