Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Kadek Adi Gunawan

NIM : 2264803034
Kelas :B

Koneksi Antar Materi

Menurut saya, ciri khas manusia Indonesia adalah ramah dengan budaya senyum,
sapa, dan salam yang masih diterapkan sampai saat ini. Manusia Indonesia memiliki jiwa
toleransi yang cukup tinggi dengan keberagaman yang ada seperti ras, suku dan agama yang
berbeda-beda. Keunikan lain ialah manusia Indonesia suka hidup secara berkelompok dan
gemar bergotong royong. Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat,
sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia
Indonesia dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Setidaknya ada tiga hal hakiki yang
layak ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai
kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas.
Manusia Indonesia lahir, hidup dan berkembang dalam Kebhinekatunggalikaan. Bagi
masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang khas dan menjadi salah satu identitas
bangsa Indonesia. Pertama, keragaman Indonesia merupakan anugerah alamiah (tanpa
dirancang) yang sudah ada sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam arti ini
keragaman merupakan kekayaan masyarakat Indonesia. Kedua, masyarakat Indonesia
beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, bahasa, ras, suku, bahasa, kepercayaan,
tradisi, dan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu memuat nilai-nilai yang menjiwai
dinamika hidup bersama dengan corak yang berbeda-beda. Karenanya, di dalam nilai
keragaman terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali
dan dilestarikan. Dengan kata lain, keragaman merupakan nilai kemanusiaan Indonesia yang
menjadi identitas bangsa dan budaya Indonesia.
Manusia Indonesia sebagai manusia Pancasila. Ir. Soekarno menjadikan Pancasila
sebagai identitas bangsa Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia. Segala segala kekayaan
melingkupi masyarakat Indonesia yang berbhineka di kristalisasi dalam Pancasila.
Karenanya, pancasila berisi “djiwa bangsa Indonesia”. Pancasila merupakan intisari yang
merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang Indonesia yang
selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Hal ini juga ditegaskan oleh Ki Hajar
Dewantara.
Manusia Indonesia sebagai manusia religius. Indonesia adalah salah satu negara di
benua Asia yang merupakan tempat berkembangnya agama-agama besar. Agama yang
beragam tersebut mengajarkan satu kesamaan bahwa dalam menghayati kehidupan, umat
manusia perlu untuk melakukan peziarahan. Jika religiositas dan agama berjalan beriringan
dengan baik, maka kehidupan jasmani dan rohani akan menyatu dan menciptakan kehidupan
yang seimbang.
Pendidikan di Indonesia memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, membangun potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan bertujuan untuk menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini
tercermin pada saat saya masih bersekolah. Peserta didik selalu dibimbing agar mampu
menjadi pribadi yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
membentuk karakter dan akhlak yang mulia serta mendorong peserta didik agar mandiri.

Anda mungkin juga menyukai