Anda di halaman 1dari 4

Identitas Manusia Indonesia

a. Identitas Manusia Indonesia

Manusia Indonesia dalam analisis eksistensi dapat diartikan sebagai identitas manusia
yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Identitas tersebut yang
menjadikannya sebuah esensi dalam terciptanya sebuah persatuan dan kesatuan untuk bangsa
Indonesia, sehingga memunculkan suatu kekhasan suatu bangsa yang terhormat dan dapat
dikenal oleh bangsa-bangsa lain yang ada di dunia. Terdapat tiga hal hakiki yang layak
ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhineka tunggal ikaan,
nilai-nilai Pancasila dan religiusitas. Nilai-nilai tersebut selaras dengan tujuan pembelajaran
yang tercantum dalam UU Nomor. 20 Tahun 2003, Pasal 3 tentang Sistem Pembelajaran
Nasional (Sisdiknas), yang menyatakan bahwa “pembelajaran nasional bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman serta taat
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi masyarakat negeri yang demokratis serta bertanggung jawab”.

b. Keberagaman Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun
keberagamannya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa
Indonesia. Indonesia. adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai keanekaragaman,
Sesuai semboyan Bhineka Tunggal Ika, maka meskipun memiliki keragaman budaya,
Indonesia tetap satu. Adapun keberagaman yang terdapat di Indonesia yaitu :

 Suku

Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat
1.340 suku bangsa di Tanah Air, Suku Jawa adalah kelompok terbesar di Indonesia dengan
jumlah yang mencapai 41% dari total populasi. Sedangkan di Kalimantan dan Papua
memiliki populasi kecil yang hanya beranggotakan ratusan orang. Pembagian kelompok suku
di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas, hal ini akibat dari perpindahan penduduk,
pencampuran budaya, dan saling mempengaruhi.
 Agama

Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, yaitu sekitar
86,7% populasinya atau sekitar 231 juta penduduk. Namun agama tertua di Indonesia
sebetulnya adalah Hindu yang dan hindu adalah agama yang memiliki sejarah paling panjang.

 Ras

Di dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis
keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna dan
bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata serta ciri
fisik yang lainnya.

Keberagaman ras penduduk di Indonesia, setidaknya dapat dikelompokkan menjadi:

 Ras Malayan ; Mongoloid di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan
dan Sulawesi.
 Ras Melanesoid di Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
 Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang dan Korea yang tersebar di
seluruh Indonesia.
 Adat istiadat

Indonesia memiliki adat istiadat yang beragam karena penduduknya yang heterogen.
Masyarakat heterogen ini memiliki budaya, tradisi, dan kebiasaan yang berbeda di setiap
daerah. Norma, nilai, dan tradisi masyarakat Indonesia masih berlaku hingga kini. Adat
istiadat adalah bagian dari kekayaan budaya suatu daerah atau bangsa. Aturan adat istiadat
acapkali pula dianggap menjadi aturan yang hidup pada rakyat (living law). Hukum istiadat
mempunyai nilai-nilai yg diklaim sakral atau suci. Norma-norma membagikan bentuk,
perilaku, tindakan manusia di dalam rakyat dan aturan istiadat untuk mempertahankan
istiadat/tata cara yg berlaku di lingkungannya. Contoh adat istiadat salah satunya adalah
upacara pernikahan adat Jawa, upacara potong gigi di Bali atau tradisi Bau Nyale di Lombok,
Ngaben, Galungan dan Kuningan yang dilakukan masyarakat Bali. Hampir setiap daerah di
Indonesia memiliki adat istiadatnya masing-masing. Oleh sebab itu, tak salah jika Indonesia
dikenal dengan keanekaragaman budayanya. Jadi, sudah seharusnya bagi masyarakat
Indonesia untuk saling menghargai.
c. Nilai Kemanusiaan Khas Indonesia
1. Kebhineka tunggal ikaan
Manusia Indoneisa yang lahir dan berkembang atas dasar keberagaman, mulai dari
keberagam bahasa, kesenian, makanan, dan pakaian adat, perilaku, dan norma
masyarakat yang beragam sesuai budayanya. Semua keberagaman menjadikan
Indonesia memiliki cara pandang yang sama yaitu tetap satu yang dituangkan
dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Maka dari itu manusia Indonesia lahir dan
berkembang dalam Khebinekaan yang dibalut dengan keragaman budayanya.
Dalam keberagaman terkandung nilai-nilai kemanusian yang amat kaya dan layak
untuk dilestarikan. Keberagaman dapat mendorong tumbuhnya rasa kesatuan dan
persatuan, toleransi, dan gotong royong yang membentuk keharmonisan dalam.
berbangsa keberagaman (kebhinekaan) merupakan suatu unsur khas yang
membentuk identitas bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila
Tujuan perumusan Pancasila adalah untuk menemukan perekat dan penyatuan
hidup berbangsa bagi segala suku dan bangsa di nusantara ini. Dengan menggali
nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi masyarakat di kepulauan nusantara,
Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia dan sekaligus
manusia Indonesia. Segala segala kekayaan melingkupi masyarakat Indonesia
yang berbhineka di kristalisasi dalam Pancasila. Karenanya, pancasila berisi djiwa
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan intisari yang merangkum nilai- nilai, jiwa
dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung
tinggi nilai gotong-royong. Hal ini juga ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara. Sila-
sila Pancasila memuat imperative etis untuk hidup bersatu, bertanggungjawab,
bekerjasama, hidup adil dan bermusyawarah (bergotong-royong) untuk memenuhi
kebutuhan hidup setiap pribadi dan bersama dalam segala dimensinya. Dalam
konteks pendidikan Indonesia, seperti yang ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara,
pengenalan terhadap para siswa dan dialog edukatif untuk menumbuhkan karakter
lebih dari sekedar mengembangkan kemampuan intelektual dalam semangat
kompetisi individualism.
3. Religiusitas
Religiusitas merupakan salah satu aspek insani berupa getar hati dan kualitas
manusia yang mendorong bertumbuhnya sikap atau kecenderungan hidup yang
bernilai. Religiusitas merupakan hal yang mendasar atau esensial dalam hidup
manusia.
Religiusitas merupakan inti dan daya agama. Agama atau religion (Latin:
religio, re-legere) merupakan model kehidupan yang ditandai oleh ikatan atau
keterhubungan praksis kehidupan doa-ritual, komunitas persaudaraan, dan
tindakan amal kasih. Dengan demikian, religiusitas dan agama (religion)
merupakan dua sisi dari model kehidupan yang menyatukan aspek empiris dan
meta empiris atau menyatukan dua sisi insani, yakni sisi jasmaniah dan rohaniah.
Nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai identitas tentu perlu
diwariskan ke anak cucu kita. Nilai tersebut terbentuk dari adanya keberagaman
manusia Indonesia yang berasal dari berbagai suku, agama, ras, budaya, hingga
kearifan lokal yang digunakan sebagai pemersatu bangsa Indonesia menjemput
kemerdekaan. Melalui pendidikan, nilai-nilai keberagaman Pancasila hingga
religiuritas dapat kita tanamkan kepada peserta didik sejalan dengan pemikiran Ki
Hajar Dewantara, yang menyatakan bahwa pendidikan menjadi ruang berlatih dan
bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diwariskan Dalam proses
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai