Anda di halaman 1dari 3

Nama: Viona Amelia

No BP: 21101154330116

Kelas: TS-3

Rangkuman Pertemuan ke 1

Urgensinya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

A. Urgensinya: Bangsa Indonesia banyak mengalami tantangan yang cukup berat yaitu
melemahnya rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air, menguatnyapolitik aliran,
berorientasi jangka pendek (pragmatis) dan partisipasi politik tanpa pola serta kering spirit
moralitas. Kodisi ini dapat melemahkan pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jadi urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut
dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun
dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai
Pancasila.
 Dasar Hukum
a. Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang R.I Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
b. Pasal 9 ayat (3 Undang-Undang R.I Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
c. Pasal 4 Surat keputusan Dirjrn Dikti No.43/Dikti/2006.

B. Latar Belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan :


Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis, hal ini
disebabkan antara lain oleh pengaruh globalisasi. Globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh
lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur
percaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya serta pertahanan, dan keamanan global.
Globalisasi ditandai juga oleh pesatnya perkembangan IPTEK. Semangat perjuangan bangsa
telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam perjuangan fisik. Sedangkan dalam
menghadapi globalisasi dan mengisi kemerdekaan kita memerlukan perjuangan non fisik
sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Perjuangan ini dilandasi oleh nilai-nilai
perjuangan bangsa, sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan
perilaku yang cinta tanah air, dan mengutamakan persatuan serta kesatuan bangsa dalam
rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya NKRI. Perjuangan non fisik sesuai bidang
profesi masing-masing tersebut memerlukan sarana kegiatan pendidikan yaitu melalui
pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Kompetensi yang Diharapkan:


Menurut Sumarsono, dkk (2002) kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan adalah seperangkat
tindakan cerdas, penuh rasa tanggungjawab, dapat memecahkan masalah hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah bangsa, wawasan nusantara, dan
ketahanan nasional, sedangkan menurut SK Dirjen Dikri Nomor43 Tahun 2006 Kompetensi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban, menjadi warganegara yang
memiliki daya saing, berdisiplin dan berpartisipasi aktif membangun kehidupan yang damai
berdasarkan sistem nilai Pancasila.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil akan menimbulkan sikap:
1. Beriman dan Bertaqwa pada Tuhan YME dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa, dan negara.

Arti Penting Pembelajaran Pancasila


1. Memahami landasan pembelajaran pancasila;
2. Memahami pengertian pancasila;
3. Memahami pengetahuan pancasila sebagai pengetahuan ilmiah; dan
4. Memahami Pancasila sebagai objek studi ilmiah.
Sebagai nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila menjadi pedoman dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena negara Indonesia terdiri dari berbagai suku,
agama, ras, dan budaya, maka diperlukan alat pemersatu keragaman tersebut

Tujuan Pembelajaran Pancasila:


1. Memiliki keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Memiliki sikap kemanusiaan yang adil juga beradab kepada orang lain dengan selalu
memiliki sikap tenggang rasa di tengah kemajemukan bangsa
3. Menciptakan persatuan bangsa dengan tidak bertindak anarkis yang dapat menjadi penyebab
lunturnya Bhinneka Tunggal Ika ditengah masyarakat yang memiliki keberagaman
kebudayaan. (baca juga: Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat dan Contohnya)
4. Menciptakan sikap kerakyatan yang mendahulukan kepentingan umum dan mengutamakan
musyawarah untuk mencapai keadaan yang mufakat.
5. Memberikan dukungan sebagai cara menciptakan keadaan yang berkeadilan sosial dalam
masyarakat.

Definisi pendidikan kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan no. 22/2006 dari Menteri
Pendidikan Nasional
Pendidikan kewarganegaraan adalah yang berfokus pada mendidik warga negara yang memahami
dan dapat menggunakan hak dan tanggung jawab mereka untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, berkualitas dan berkarakter: dapat berperan sesuai dengan ketentuan Pancasila dan
UUD 1945.
“Pengertian Civics sebagai llmu Kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia
dengan:
a. Manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi,
politik);
b. Individu-individu dengan negara”.

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan


Menurut UU Nomor20/2003 tentang sistem pendidikan nasional jo. Pasal 35 UU Nomor 12/2012
tentang pendidikan tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar peserta didik memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Selain itu, menurut Abdul Azis Wahab dan Sapriya
(2012:311) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang
baik. Menurut SK Dirjen Dikti Nomor43/2006, Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk
menjadikan peserta didik yang menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban; menjadi warganegara yang memiliki daya
saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai Pancasila. Menurut Martini, dkk (2013:3) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi yaitu membantu mahasiswa mengembangkan potensinya untuk menguasai ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai yang diperlukan dalam
rangka penerapan ilmu, profesi dan keahliannya serta berpartisipasi dalam kehidupan yang
bermasyarakat dari komuniti setempat, bangsa dan dunia. Selain itu, membantu mahasiswa
menjadi warganegara yang cerdas, demokratik berkeadaban, bertanggungjwab, dan menggalang
kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
Pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu membantu mahasiswa untuk mengembangkan
potensinya untuk menjadi ilmuan yang bukan saja memiliki ilmu pengetahuan melainkan juga
memiliki sikap, keterampilan dan kesadaran bernegara yang tinggi sehingga akan membawanya
menjadi warganegara yang bertanggungjawab untuk berpartisipasi dan memiliki disiplin yang
tinggi demi kemajuan bangsa dan negaranya.

Tujuan civic education pada umumnya menurut Ahmad Sanusi (dalam Cholisin: 2004:15 adalah
sebagai berikut :
1. Kehidupan kita di dalam jaminan-jaminan konstitusi.
2. Pembinaan bangsa menurut syarat-syarat konstitusi.
3. Kesadaran warga negara melalui pendidikan dan komunikasi politik.
4. Pendidikan untuk (ke arah) warga negara yang bertanggung jawab.
5. Latihan-latihan berdemokrasi.
6. Turut serta secara aktif dalam urusan-urusan publik.
7. Sekolah sebagai laboratoriun demokrasi.
8. Prosedur dalam pengambilan keputusan.
9. Latihan-latihan kepemimpinan.
10. Pengawasan demokrasi terhadap lembaga-lembaga eksekutif dan legislatif.
11. Menumbuhkan pengertian dan kerjasama Internasional

Anda mungkin juga menyukai