Anda di halaman 1dari 2

Nama: Viona Amelia

No BP: 21101154330116

Kelas: TS-3

Rangkuman Pertemuan ke 3

Pentingnya PPKN

 Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “pendidikan” dan kata “
dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara.
 Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
 Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan
demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya: pengaruh-pengaruh
positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua.
 Secara historis, PKn di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang
bertujuan untuk membangun rasa kebangsaaan dan cita-cita Indonesia merdeka. Secara
sosiologis, PKn Indonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para pemimpin di
masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
 Secara politis, PKn Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah
kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya.

Tujuan PPKN

1. Berpikir kritis, nasionalis dan kreatif dalam menanggapi UU kewarganegaraan,


2. Berpartisipasi dalam mutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
masyarakat berbangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratif untuk membentuk diri.
4. Berinteraksi dengan bangsa lain

Metode Pembelajaran
1. Pendekatan
2. Proses pembelajaran
3. Bentuk aktifitas pembelajaran
4. Motivasi

Kompetensi yang Diharapkan


1. Berhindak cerdas dan botanggung jawab
2. Dapat memecahkan masalah
3. Bersifat cerdas
4. Bersifat tanggung rawab.
Aspek PPKN

Aspek-aspek tersebut mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan


kewarga-negaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions).
 Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) menyangkut kemampuan akademik-
keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori dan konsep politik, hukum, dan moral. Ini
berarti, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian
multidisipliner.
 Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) meliputi keterampilan intelektual (intelectual
skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon berbagai
persoalan politik, misalnya merancang dialog dengan DPRD. Contoh keterampilan
berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan kewajiban di bidang hukum,
misalnya segera melapor kepada polisi atas terjadinya kejahatan yang diketahui (Depdiknas,
2006:5)
 Watak kewarganegaraan (civic dispositions) sesungguhnya merupakan dimensi yang paling
substantif dan esensial dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dimensi watak
atau karakter kewarganegaraan dapat dipandang sebagai “muara“ dari pengembangan kedua
dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi, misi, dan tujuan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan maka karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan penekanan pada
dimensi watak, karakter, sikap, dan potensi lain yang bersifat afektif (Depdiknas, 2006: 5).

Anda mungkin juga menyukai