Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan ke 2………

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MATERI DEMOKRASI POLITIK
1. Konteks Ide Demokrasi :
Teori teori tentang;
- demokrasi Politik ,
- teori mayority rule,
- minority rights,
- konsep kosep demokrasi dalam masyarakat,
- teori demokrasi dalam pemerintahan,
- apa yang dinamakan pemerintahan yang demokratis
2. Konstitusi Negara :
sejarah legal status, masalah pokok dalam konstitusi
rangkaian krisis dalam nation building, identity, integration,
penetration, participation, distribution
3. Input dari sistim politik :
arti pendapat umum terhadap kehidupan politik, studi tentang
political behaviour (kebutuhan pokok manusia, tradisi rumah,
status sosial, etnic groups, komunikasi, pengaruh rumah,
sahabat, teman sepekerjaan
4. Partai Politik dan pressure group : Sistem kepartaian,
fungsi partai politik, peranan pressure, publik relation
5. Pemilihan umum : maksud pemilu dalam distribusi
kekuasaan, sistim pemilihan umum
6. Lembaga lembaga decision maker : legislator dan
kepentingan masyarakat, bagaimana konstitusi memberi
peranan policy makers kepada Presiden, bagaimana
Presiden berperan sebagai legislator , proses kegiatan
kegiatan dalam lembaga legislatif
7. Presiden sebagai kepala negara/administrasi negara :
kedudukan Presiden menurut konstitusi, kontrol
lembaga legislatif terhadap Presiden dan birokrasi,
pemerintahan, pemerintahan dibawah konstitusi, jasa
jasa pemerintahan (perlindungan dan fasilitas) organisasi
dan managemen pemerintahan, local government
8. Lembaga Yudikatif : sistem peradilan dan administrasi peradilan, hak
dan kedudukan seseorang dalam pengadilan, proses pengadilan,
hubungan badan legislatif, eksekutif dan Yudikatif.
9. Output dari sistem demokrasi Politik : hak individu dan kemerdekaan
individu dalam konstitusi, kebebasan berbicara pers dan mass media,
kebebasan akademis, perlindungan yang sama, cara penduduk
negara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan.
10. Kemakmuran umum dan pertahanan negara : tugas negara dan warga
negara dalam mencapai kemerdekaan umum, hak hak memiliki
barang/kekayaan, politik pajak untuk kemakmuran umum, politik
luar negeri dan keselamatan nasional, hubungan internasional
11. Perubahan sosial dan demokrasi politik : demokrasi politik dan
pembangunan masa sekarang, bagaimana mengefektifkan dan
mengisi demokrasi politik, tantangan bagi warga negara dalam
menghadapi perkembangan sains teknologi, apa yang harus kita
lakukan dalam organisasi keluarga, agama, pendidikan dan
demokrasi politik.
 Demikian isi atau materi dari civics, bila civics dipandang sebagai
(bkan……????) tetapi Untuk mengetaui isi atau materi civics perlu
diketahui apa yang menjadi obyek studi dari civics dan civic education.
 Nurman Seomantri mengatakan : bahwa obyek studi dari civics dan

civic education adalah warga negara dalam hubungannya dengan


organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan dan
negara
 Termasuk dalam obyek studi ini adalah :

- Tingkah laku
- Tipe pertumbuhan berpikir
- Potensi yang ada dalam setiap diri warga negara
- Hak dan Kewajiban
- Cita cita dan aspirasi
- Kesadaran (patriotisme, nasionalisme, pengertian
internasional, moral Pancasila
- Usaha, kegiatan, partisipasi, tanggung jawab (work
shop Metodologi pendidikan Kewarganegaraan).
Materi civics hendaknya memasukkan unsur :
 Lingkungan Fisik
 Sosial, pendidikan, kesehatan
 Ekonomi keuangan
 Politik, hukum, pemerintahan
 Etika, agama
 Pengetahuan teknologi
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

1. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan :


- Sejarah bangsa Indonesia dimulai sebelum dan
selama penjajahan, dilanjutkan ke era perebutan
dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan
era mengisi kemerdekaan,
- Hal ini menimbulkan kondisi dan tuntutan yang
berbeda berdasarkan kesamaan nilai nilai perjuangan
bangsa yang senantiasa tumbuh berkembang.
- Kesamaan nilai nilai dilandasi oleh : jiwa, tekad dan
semangat kebangsaan, sehingga menjadi kekuatan
yang mampu mendorong proses terwujudnya NKRI
dalam wadah Nusantara
- Semangat perjuangan bangsa telah mengalami
penurunan pada titik yang kritis, hal ini disebabkan
karena pengaruh globalisasi.
- Globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga
lembaga kemasyarakatan internasional, karena negara
negara maju ikut mengatur percaturan perpolitikan,
perekonomian, sosial budaya serta pertahanan dan
keamanan global.
- Hal ini akan menimbulkan berbagai konflik
kepentingan, baik antar negara maju dan negara
berkembang dan antara negara berkembang dan
lembaga internasional maupun antar negara
berkembang.
- Isu global meliputi demokrasi, HAM dan lingkungan
hidup ikut juga mempengaruhi keadaan nasional.
 Globalisasi juga ditandai dengan pesatnya perkembagan ilmu
pengatuan dan teknologi, khususnya dibidang informasi ,
komunikasi dan tansportasi, membuat dunia menjadi transparan ,
hal ini menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas negara.
 Kondisi ini akan menciptakan struktur baru, yaitu struktur global.
 Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia serta akan
mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat
indonesia.
 Kondisi tersebut akan mempengaruhi kondisi mental spiritual
bangsa Indonesia.
 Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan, untuk
mengisi kemerdekaan, maka perlu perjuangan non fisik sesuai
dengan bidang profesi masing masing
 Perjuangan tersebut harus dilandasi nilai nilai perjuangan bangsa,
sehingga tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara.
- Perjuangan non fisik sesuai bidang profesi masing masing tersebut
memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia
pada umumnya dan mahasiswa sebagai calon cendikiawan pada khususnya,
yaitu melalui pendidikan Kewarganegaraan.

2. Kompetensi yang diharapkan dari pendidikan Kewarganegaraan .


a. Hakikat Pendidikan.
Masyarakat dan Pemerintah berupaya untuk menjamin kelangsungan
hidup dan kehidupan generasi penerusnya secara berguna (berkaitan
dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik).
Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi
berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa,
negara dan hubungan internasional.
b. Kemampuan Warga Negara.
Untuk hidup berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi
perkembangan, perubahan masa depannya, suatu negara sangat
memerlukan pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks)
yang berlandaskan nilai nilai Pancasila, nilai nilai keagamaan dan nilai
nilai perjuangan bangsa.
c. Menumbuhkan Wawasan Warga Negara.
Setiap warga Negara RI harus menguasai ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang merupakan misi atau tanggung jawab Pendidikan
Kewarganegaraan untuk menumbuhkan wawasan warga negara
dalam hal persahabatan, pengertian antar bangsa, perdamaian dunia,
kesadaran bela negara dan sikap serta prilaku yang bersendikan
nilai nilai budaya bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

d. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan.


Rakyat Indonesia melalui MPR :
1). menyatakan Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia di arahkan untuk “ Meningkatkan kecerdasan
serta hakekat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
YME, berkualitas mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa”
2). Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung
jawab, produktif dan sehat jasmani serta sehat rohani.

3). Pendidikan nasional harus menumbuhkan jiwa


patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan
semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada
sejarah bangsa, sikap menghargai jasa para pahlawan
dan berorientasi ke masa depan.

e. Kompetensi yang diharapkan.


UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan :
1. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar
warga negara dan negara serta pendidikan pendahuluan
bela negara(PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan NKRI.
2. Kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan
cerdas, penuh rasa tanggung jawab yang harus dimiliki
oleh seseorang agar ia mampu melaksanakan tugas tugas
dalam bidang pekerjaan tertentu.
3. Sifat cerdas yang dimaksud tersebut tampak pada
kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak
sedangkan sifat bertanggung jawab tampak pada
kebenaran tindakan, ditilik dari nilai ilmu pengetahuan dan
tehnologi, etika maupun kepatutan ajaran agama dan
budaya.
4. Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan
membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa
tanggung jawab dari peserta didik.
5. sikap ini disertai dengan prilaku :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan
menghayati nilai nilai falsafah bangsa.
b. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
c. Rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara.
d. Bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela
negara
e. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan
negara.
6. Warga Negara NKRI, diharapkan mampu : “ Memahami,
menganalisa dan menjawab masalah masalah yang
dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita cita dan
tujuan nasional seperti digariskan dalam pembukaan UUD
1945”.
7. Dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi pengaruh
global, setiap warga negara NKRI harus tetap pada jati
dirinya yang berjiwa patriotik dan cinta tanah air.
8. Dalam perjuangan nonfisik, mereka harus memegang
teguh nilai nilai ini di semua aspek kehidupan, khususnya
untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) ;
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; meningkatkan
kualitas SDM agar memiliki daya saing/kompetitif;
memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
dan berfikir obyektif rasional serta mandiri.
Lanjut Temu ke 3………

(Pemahaman tentang Bangsa,……)

Anda mungkin juga menyukai