Anda di halaman 1dari 9

BAB I

URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH:
NASUHA RAHMADANIA SORMIN (223010033)

PROGRAM STUDI: AGROTREKNOLOGI


DOSEN PENGAMPUH: IMAM YUSUF SITINJAK, SH

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANG BSIANTAR
2023
Daftar Isi
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pematang siantar, Juni 2023


BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan dalah program pendidikan yang demokrasi
politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya dan
pengaruh-pengaruh positif dari Pendidikan sekolah, masyarakat, dan
orang tua, yang diproses guna melatih para peserta untuk berpikir kritis,
analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersipkan hidup
demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Somantri et al.,
2001).
Dalam konteks Pendidikan Nasional, Pendidikan Kewarganegaraan
dijadikakan sebagai wadah dan instrument untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional dalam Undangundang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa: “Pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yan bermartabat dalam rangka mencerdasakan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
(Nasional, 2003).
Relevan dengan fungsi Pendidikan dalam Undang-undang tersebut di
atas, maka Civic Education bertujuan untuk membangun karakter
(character building) bangsa atau generasi muda yang antara lain: (a)
membentuk kecakapan partisipatif warga Negara yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, (b)
menjadikan warga Negara Indonesia yang cerdas, aktif, kreatif dan
demokratis, namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan
integritas bangsa, (c) mengembangkan kultur demokrasi yang
berkeadaban, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi, dan tanggung
jawab (Kamaruddin Hidayat, 2008).
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk membahas urgensi pendidikan
Kewarganegaraan (Civic Education) sebagai pendidikan karakter
bangsa Indonesia melalui demokrasi, HAM dan masyarakat madani.
Perubahan Indonesia menuju pada sistem demokrasi merupakan
sesuatu yang tidak terelakkan lagi. Pasca jatuhnya rezim Orde Baru
di bawah Presiden Soeharto yang lengser pada 21 Mei 1998,
Indonesia mengalami proses pembentukan demokrasi meskipun
berjalan setelah lebih dari 30 tahun Orde Baru berkuasa. Transisi
Indonesia menaiki demokrasi menimbulkan banyak kecemasan
dimana pada saat yang sama masyarakat masih cenderung
melakukan penyelesaian konflik melalui cara-cara yang tidak
demokratis, main hakim sendiri, memaksakan kehendak, dan praktik
money politics sebagai cermin dari perilaku dan sikap yang bertolak
belakang dengan demokrasi yang diperjuangkan oleh kalangarn
reformis selama ini. Perkembangan ini tentu saja merupakan
fenomena yang tidak kondusif bagi transisi Indonesia menuju
demokrasi yang berkeadaban (Democratic Civility). Seiring dengan
perkembangan gelombang demokrasi ketiga, tuntutan dmokratisasi
dalam praktik dan sosial pasca rezim Orde Baru menjadi salah satu
agenda kelompok gerakan reformasi yang mana salah satu
tuntutannya adalah memperbaharui kembali pendidikan
kewarganegaraan (Civic Education) yang selama ini dirasakan tidak
relevan dengan semangat reformasi. Di dalam mewujudkan
demokrasi yang berkeadaban maka peranan pendidikan
kewarganegaraan (Civics Education) dirasa sangat urgen dan
mendesak sebagai pendidikan karakter bangsa Indonesia. (Aulia Rosa
Nasution)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
Pada dasarnya, urgensi Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya
adalah membentuk generasi muda atau warga negara yang cerdas
(smart) dan baik serta mampu mendukung keberlangsungan bangsa
dan negara. Upaya mewarganegarakan generasi muda atau orang-
orang yang hidup dalam suatu negara merupakan tugas pokok negara.
Urgensi pendidikan bagi manusia adalah, dimana manusia akan
memiliki daya saing yang tinggi dalam kehidupan di dunia. Selain itu,
pendidikan yang tepat akan melahirkan pola pikir yang baik pada
seseorang,yang nantinya berdampak pada peningkatan kreativitas.
Sedangkan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam social studies
sebagai pembentukan karakter cerdas bagi generasi muda pada masa
global adalah warga negara yang memiliki pengetahuan dan sikap
kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang percaya diri (civic
confidence), warga negara yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
menjadi warga negara yang mampu (civic competence), warga negara
yang memiliki sikap dan keterampilan kewarganegaraan akan menjadi
warga negara yang komitmen (civic commitment), sehingga warga
negara atau generasi muda yang memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan kewarganegaraan akan menjadi warga negara smart dan
good citizenship.

Anda mungkin juga menyukai