Anda di halaman 1dari 10

SOAL TAKE HOME

Matakuliah : Evaluasi Pendidikan dan Pengajaran


Dosen : Dr. Zainal Abidin, M. Pd
Program : S2 (Magister) PPs UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Dikumpul : Paling lambat tgl 20 Juni 2023 beserta revisi makalahnya.

Soal.
1. Jelaskan apa perbedaan antara penilaian program pendidikan, penilaian proses
belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Adakah keterkaitan dari ketiga
lingkup penilaian tersebut. Jelaskan.
2. Jelaskan langkah-langkah penyusunan Instrumen penilaian baik tes maupun
non tes untuk penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan.
3. Rancanglah Instrumen (Instrumen Non Tes) penilaian sikap dan ketrampilan
dengan terlebih dahulu memilih 2 Kompetensi Dasar (KD) yang
memungkinkan untuk menyusun instrumen tersebut, kemudian uraikan
langkah-langkah dalam menguji validitas dan reliabilitasnya (Non Tes).
(1 KD untuk penilaian Sikap dan 1 KD untuk penilaian Ketrampilan)
4. Buatlah masing-masing 10 soal PAI (terlebih dahulu membuat rancangan
kisi-kisinya dan memilih 1 KD di tingkat MTs dan 1 KD tingkat MA) untuk:
a. Soal pilihan ganda lengkap dengan pilihan jawabannya serta dengan
pengecoh yang baik.
b. Soal subjektif (uraian) lengkap dengan pedoman penskorannya
5. Jelaskan langkah-langkah pengolahan data hasil angket (kuesioner),
observasi, dan berikan contohnya masing-masing.
6. Berikut disajukan data Hasil Ujian PAI Semester Genap tahun 2022/2023 dari
20 orang siswa dengan 10 butir soal pilihan ganda.

BUTIR SOAL Jlh Benar


SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6
B 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5
C 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6
D 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 4
E 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
F 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4
G 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
H 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
I 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
J 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4
K 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4
L 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5
M 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6
N 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 4
O 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
P 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5
Q 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5
R 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
S 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
T 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4
Jumlah 16 12 15 6 3 9 12 8 4 10

Berdasarkan data di atas, maka lakukan analisis berikut:


a. Validitas Tes
b. Reliabilitas Tes
c. Tingkat kesukaran dari setiap butir Soal
d. Daya pembeda dari setiap butir soal

====Selamat bekerja====
Not. Dibuat dengan rapi dan dijilid

JAWABAN

1. PERBEDAAN PENILAIAAN PROGRAM BELAJAR, PROSES,


DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

Dalam penilaian Pendidikan, mencangkup tiga sasaran utama


yakni penilaian program pendidikan, penilaian mengajar dan penilaian hasil-hasil
belajar. Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai
oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan
akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti optimalnya hasil belajar siswa
tergantung pula pada proses belajar siswadan proses mengajar guru. Oleh sebab
itu, perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar-mengajar.
Penilaian proses merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran
penilaian pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut
penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan
keterlaksanaan proses belajar mengajar.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Sudjana (2005) mengatakan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar
siswa. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian dan pengukuran hasil belajar
dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
ketiga komponen tersebut tentu saling berkaitan, mulai dari program ingin
membuat pendidikan yang berkualitas sampai kepada memperhatikan proses dari
pembelajaran itu sendiri dengan cara dinilai dan di evaluasi sehingga hasil belajar
atau output dari suatu pendidikan itu sendiri akan berkualitas. Tidak bisa hanya
menilai salah satu dari komponen tersebut karena salah satu dengan yang lainnya
saling keterkaitan dan berkesinambungan.
2. Langkah-langkah penyusunan Instrumen penilaian baik tes maupun non
tes untuk penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan.
a. Instrumen Tes
1) Dominan Kognitif.

Tujuan pembelajaran yang diuraikan sebelumnya memiliki kaitan dengan


aspek kognitif kerena menyangkut hal-hal seperti mengingat, menginterpretasi,
menganalisis, dan sebagainya. Perumusan tujuan pembelajaran berititik tolak dari
tingkah laku dan bersifat operasional. Para ahli kurikulim umumnya berpendapat
bahwa perlu dilakukan pengklasian tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
untuk sebagai dominan-dominannya.
Salah satu taksonomi tujuan pembelajaran yang banyak digunakana dalam
dunia pendidikan adalah taksonomi yang berkembang oleh Bloom, Englehart,
Furst, Hill, dan Krathwohl (1956) yang selanjutnya dikenal dengan taksonomi
Bloom. Taksonomi ini memberikan kerangka penting dalam mendeskripsikan
kompleksitas suatu tujuan. Caranya, melalui mengklasifikan tujuan kedalam satu
dari enam kategori secara hierakis, dari yang paling sederhana ke kompleks.
Walaupun taksonomi Bloom telah dilakukan revisi, namun buku ini akan
tetap menyajikan taksonomi Bloom lama. Pada taksonomi Bloom lama beberapa
aspek yang trcakup didalamnya antara lain: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, evaluasi. Sementara itu, pada taksonomi Bloom yang telah
direvisi pengklasifikasiannya dalam mengingat (remembering) memahami
(understanding) menerapkan (applying), menganalisi (analyzing), mengevaluasi
(evaluating), dan mengkreasi (creating) (Moore & Stanley, 2010:6). Tabel 4.1
menyajikan rangkuman taksonomi Bloom untuk masing-masing aspek.

Level Deskripsi Contoh


Pengetahuan Menghafal, Menyebutkan
mempelajari fakta ibkota masing-
masing provinsi
Pemahaman Merangkum, Menjelaskan
menginterpretasikan, bagaimana pengaruh
atau menjelaskan, suku bunga bank
terhadap
pengangguran
Aplikasi Menggunakan Menerapkan
aturan-aturan dan perkalian dan
prinsip umum untuk pembagian dua
menyelesaikan masalah bilangan dalam
baru konteks
permasalahan
matematika.
Analisis Mereduksi konsep Membedakan
kedalam bagian-bagian berbagai pendekatan
dan menunjukkan untuk menetapkan
hurbungan antar bagian validitas .
menjadi keseluruhan
Sintesis Mengkreasi ide- Mengkonstruk
ide baru atau peta tentang
provinsi-prvinsi
yang ada di Jawa
beserta karakteristik
yang dimilikinya
Evaluasi Memutuskan Mengevaluasi
tentang nilai kemanfaatan peta
sehingga
memudahkan
melakukan
bepergian dari satu
tempat ke tempat
lain.
a) Pengetahuan (Knowledge)
Level paling sederhana dalam taksonomi Bloom adalah pengetahuan.
Tujuan pembelajaran pada level pengetahuan ini termasuk mempelajari atau
mengingat fakta-fakta spesifik, istilah, nama, tanggal, dan sebaginya. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan pada level membuat daftar, mencocokkan,
memberi nama, membuat garis bawah, mengulangi, memilih, dan menyebutkan.
Contoh tujuan pembelajaran yang temasuk dalan kategori pengetahuan: “Siswa
dapat menyebutkan nama-nama Negara anggota G-20”
b) Pemahaman (Comprehension)
Tujuan pada level ini menguji pemahaman anak, tidak hanya menonjolkan
aspek hafalan semata, kata kerja operasional yang lazim digunakan pada level ini
di antaranya: jelaskan, ubahlah, pertahankan, bedakan, perluas, generalisasikan,
beri contoh, simpulkan, ramalkan, dan ringkasan. Contoh tujuan pembelajaran
pada level ini: “Siswa mampu menjelaskan pengaruh suku bunga bank terhadap
angkah pengangguran.”
c) Penerapan ( Application)
Tujuan pada level ini meliputi pengunaan aturan-aturan umum, prinsip
atau konsep-konsep abstrak untuk menyelesaikan permasalahan yang belum perna
dijumpai sebelumnya. Kata kerja operasional yang lazim digunakan pada level ini
di antaranya: demonstrasikan, ubah, operasikan, siapkan, buatlah, hubungkan,
tunjukkan, pecahkan, dan gunnakan. Contoh tujuan pembelajaran pada level ini:
“Siswa mampu mengaplikasikan perkalian dan pembagian bilangan dua angka
dalam konteks permasalahan matematika.”
d) Analisis (Analysis)
Tujuan pada level ini menuntut siswa untuk memecah atau membagi
suattu konsep yang kompleks ke dalam bagian-bagian yang lebih mendasar atau
sederhana. Kata kerja operasional yang lazim digunakan pada level ini
diantaranya: buat diagram, ubah, bedakan, gambarkan, simpulkan, tunjukkan,
hunungkan, pilih, pisahkan, dan bagi lagi. Contoh tujuan pembelajaran pada level
ini: “Diberikan sebuah naskah teks pidato, siswa mampu menganalisis pernyataan
yang didasarkan pada fakta dan yang didasarkan pada perkiraan.”
e) Sintesis (Synthesis)
Tujuan pada level ini menuntut siswa memadukan konsep atau unsur-
unsur yang ada sedemikian hingga membentuk struktu atau pola baru. Kata erja
operasional yang lazim digunakan pada level ini di antaranya: kategorikan,
gabungan, susun, temukan, rancang, jelaskan, buat, atur, rencanakan, ataur ulang,
buat lagi, revisi, dan ceritakan. Contoh tujuan pembelajaran pada level ini: “Siswa
mampu membuat pemetaan potensi beberapa provinsi yang ada di jawa beserta
karakteristik yang dimiliki.”
f) Evaluasi (Evaluaation)
Tujuan pada level ini menuntut siswa membuat keputusan evaluative
terkait dengan kualitas ataunilai sesuatu demi suatu tujuan yang telah dinyatakan.
Kata kerja operasional yang lazim digunakan pad alevel ini di antaranya:
dibandingkan, simpulkan, pertentangankan, kritik, jelaskan, bedakan, buktikan,
tafsirkan, dan beri dukungan. Contoh tujuan pembelajaran pad level ini: “Siswa
mampu mengevaluasi manfaat peta sehingga memudahkan melakukan bepergian
dari satu tempat ke tempat lain.”
Walaupun pengklasifikasian dai atas mungkin diaggap ketinggalan zaman,
penulis setuju dengan pendapat yang disampaikan Hopkins (1998) bahwa
taksonomi Bloom hingga kini masih sangat relevan. Alasannya, taksonomi Bloom
menyajikan suatu kerangka yang membantu mengingatkan guru agar
memasukkan butir yang mencerminkan tujuan pembelajaran yang lebih kompleks
dalam tesnya. Popham (1999) menyatakan bahwa guru cenderung hanya fokus
pada tujuan pembelajaran, pada umumnya taksonomi di atas sering
disederhanakan ke dalam dua level: pengetahuan dan sesuatu lain yang lebih
tinggi dari pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran dan penilaian sering
terbatas pada asoek hafalan semata.
Hal ini bukan berarti tujuan pembelajaran untuk level yang lebih rendah
dianggap sepele dan harus ditinggalkan. Masing-masing tujuan harus menetapkan
pada level mana para siswa diharapkan untuk melakukannya. Pada materi awal,
mungkin cakup hanya melibatkan penguasaan level yang kompleks tentu sangat
diperlukan. Hanya saja, sangat tidakmungkin menguasai tujuan pembelajaran
yang lebih tinggi tanpa menguasai tujuan pembelajaran yang lebih rendah.
b. Domain Afektif
Dominan efektif memiliki cakupan karakteristik, seperti nilai, sikap, minat
dan perilaku. Sebagi akibatnya, tujuan afektif mencakup sikap dan perlaku siswa
dalam kaitannya dengan pelajaran. Taksonomi tujuan pembelajaran pembelajaran
afektif dikembangkan oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964). Taksonomi ini
memiliki level penerimaan (receiving/attending), merespons (responding),
menghargai (valueing), dan mengatur (organization).

Level Deskripsi Sublevel


Penerimaan Kesadaran siswa Kesadaran,
(Receiving/attending) untuk memerhatikan kemauan untuk hadir,
gejala atau stimulus dan perhatiannya yang
tertentu bersifat selektif.
Merespons Secara aktif Kesediaan
(Responding) berpartisipasi dalam merespons, kemauan
suatu akativitas atau merespon, dan kepuasan
proses dalam merespons
Menghargai Menghargai ide Menerimna,
(Valueing) atau aktivitas yang memilih, dan komitmen
dilakukan orang lain
Mengatur Ide dan nilai-nilai Konseptual dan
(Organization) terinternalisasi ka dalam hierarki
diri seseorang
c. Dominan Psikomotorik.
Dominan ini berkaitan dengan aktivitas fisik dan dikenal sebagi tujuan
psikomotor. Tujuan ini biasanya terdapat pada mata pelajaran olah raga, menari,
berbicara, teater dan teknik, dan pelajaran agama. Sebagai contoj dalam pelajaran
olah raga, tak terhitung aktivitas-aktivitas psikomotor, seperti memukul bola tenis
dengan berbagai gerakan. Pada kelas biologi juga banyak aktivitas psikomotor,
seperti memfokuskan mokroskopatau paktik pembedahan katak dan sebaginya.
Pada pelajaran agama islam, juga banyak aktivitas-aktivitas psikomotor, seperti
salat, wudu, dan sebagainya. Taksonomi tujuan psikomotorik ini dikembangkan
oleh Harrow(1972) seperti disajikan pada Tabel 4.3.
Tujuan psikomotorik bisanya melekat pada tujuan kognitif karena hampir
setiap fisik melibatkan proses kognitif. Akibatnya, tujuan pisikomotorik biasanya
bersifat penunjang tujuan kognitif, seperti halnya dengan tujuan afektif. Namun
demikian, tujuan ini juga muncul dalam kulikurum sekolah dan diharapkan
menunjang pembelajaran dan penilaian.

Level Deskripsi Sublevel


Garakan reflex (Reflex Gerakan diluar kemauan Refleks segmental,
Movement) intersegmental dan
supersegmental.
Gerakan dasar (Basic Gerakan ini muncul tanpa Gerakan berpindah,
fundamental movement) latihan. Gerakan terpola gerakan tak berpindah,
dan dapat ditebak. dan gerakan
manipulatif.
Gerakan persepsi Gerakan dapat lebih Kinestetik, visual,
(Perceptual abilities) menngkat karena adanya auditorial, dan
persepsi, seperti kemampuan
menangkap bola. koordinatif.
Gerakan fisik (Physical Gerakan lebih efisien, Ketahanan, kekuatan,
abilities) berkembang melalui pleksibilitas, dan
latihan dan belajar. kelincahan
Gerakan terampil (Skilled Terampil, tangkas, dan Ketangkasan
movement) cekatan melakukan sederhana,
gerakan yang sulit dan ketangkasan
rumit (kompleks), seperti campuran, dan
menari dan berdansa. ketangkasan kompleks
Ada delapan langkah yang harus ditempuh dalam menyusun tes hasil
prestasi belajar yang baku seperti berikut ini.

1) Menyusun spesifikasi tes


2) Menulis tes
3) Metelaah tes
4) Melakukan uji coba tes
5) Menganalisis butir tes.
6) Memperbaiki tes.
7) Merakit tes.
8) Melaksanakan tes.
9) Menafsirkan hasil tes.
Maka secara singkat dapat disimpulkan bahwasannya instrument-
instrumen yang harus dipersiapkan untuk penilaian tes ialah:

1) Karakteristik Tujuan Pembelajaran.


2) Mengembangkan spesifikasi Tes.
3) Memilih Jenis Tes Yang Akan Digunakan.
4) Teknik Penyusunan Tes.
5) Jenis Tes, serta.
6) Panjang Tes.

c. Instrumen Non-Tes
3. Rancanglah Instrumen (Instrumen Non Tes) penilaian sikap dan
ketrampilan dengan terlebih dahulu memilih 2 Kompetensi Dasar (KD)
yang memungkinkan untuk menyusun instrumen tersebut, kemudian
uraikan langkah-langkah dalam menguji validitas dan reliabilitasnya (Non
Tes). (1 KD untuk penilaian Sikap dan 1 KD untuk penilaian
Ketrampilan)
4. Buatlah masing-masing 10 soal PAI (terlebih dahulu membuat rancangan
kisi-kisinya dan memilih 1 KD di tingkat MTs dan 1 KD tingkat MA)
untuk:
5. langkah-langkah pengolahan data hasil angket (kuesioner), observasi, dan
berikan contohnya masing-masing.
a. Tahapan Cara Mengolah Data Kuesioner Kuantitatif

Cara mengolah data kuesioner kuantitatif melalui beberapa tahap, di


antaranya yaitu editing, coding, entry data, uji validitas dan reliabilitas, serta
analisis deskriptif.
1) Editing Data
Editing merupakan tahapan dalam mengolah data kuesioner kuantitatif
berupa pemeriksaan data yang mencukupi kebutuhan serta relevan. Apabila
jawabannya kurang jelas, Anda sebagai periset bisa melengkapinya agar sesuai
dengan topik penelitian.
2) Coding Data
Proses coding ini dikerjakan dengan memberikan kode atau angka pada
jawaban responden dalam kuesioner untuk mempermudah entry data nantinya.
Jika menggunakan skala likert, proses coding data akan lebih mudah dilakukan
karena data mentahnya sudah berupa angka.
3) Entry Data
Jika sudah siap diolah, Anda dapat memasukkan data mentah dari
kuesioner tersebut ke dalam perangkat lunak di komputer. Hal ini biasa dikenal
dengan istilah entry atau tabulasi data. Cara mengolah data kuesioner manual
biasanya akan menginput data pada perangkat lunak Microsoft Excel atau SPSS.
4) Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk
memastikan apakah data kuesioner tersebut sah, tepat, dan cermat. Dengan uji
validitas dan reliabilitas, Anda dapat memahami apakah alat pengukur dari
penelitian tersebut konsisten dan dapat diandalkan. Pengujian ini dilakukan karena
mungkin saja ada responden yang menginterpretasikan pertanyaan dalam
kuesioner tidak sama dengan maksud periset.
5) Analisis Deskriptif
Data yang telah diolah tersebut kemudian dapat dilakukan analisis
deskriptif dengan menggambarkan data yang sudah terkumpul secara objektif.
Kemudian, data yang ditampilkan bisa berupa total responden yang menjawab
setuju dan tidak setuju, mean, standar deviasi, dan lain sebagainya.
b. Tahapan Cara Mengolah Data Kuesioner Kualitatif
Berbeda dengan kuantitatif, cara mengolah data kuesioner kualitatif hanya
melalui 3 tahap, yaitu reduksi dan kategorisasi, penyajian, serta kesimpulan.
1) Reduksi dan Kategorisasi Data
Reduksi dan kategorisasi data dikerjakan dengan memilah data mentah
yang didapatkan lalu mengkategorikannya berdasarkan kode tertentu.
2) Penyajian Data
Penyajian data adalah tahapan dalam cara mengolah data kuesioner
kualitatif yang digarap dengan cara menafsirkan hasilnya dalam bentuk narasi
agar lebih mudah dipahami.
3) Kesimpulan
Jika penyajian data sudah sesuai dan relevan dengan topik penelitian,
Anda dapat menarik kesimpulan berdasarkan temuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai