Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT GURU

Makalah Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Profesi dan Etika Guru

Dosen Pengampu: Ade Irma, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:

NISA HASTINI (12010326251)


NOVI SUCI RAMADANI (12010326159)
ZHENDES RINO FAMBAYU (12010311337)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Guru” tepat waktu.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang
syafaatnya akan kita nantikan kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi dan Etika Guru, yang di
ampu oleh Ibu Ade Irma, S.Pd.,M.Pd. Penulis mengucapkan trimakasih kepada bapak yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya selama perkuliahan.

Dalam menyusun makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih
sempurna. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Pekanbaru, 12 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Pengertian Guru .......................................................................................................................... 3
B. Syarat – Syarat Guru ................................................................................................................... 3
C. Tugas dan Fungsi Guru ............................................................................................................... 4
D. Status Peran dan Kedudukan Guru ............................................................................................. 7
E. Pandangan Islam ......................................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, pendidikan yang berkualitas
akan membawa perubahan yang besar dalam pola hidup manusia. Profesionalisme guru yang
merupakan satu bagian yang menunjukan berkualitasnya suatu pendidikan.Oleh karena itu guru
merupakan orang yang harus digugu dan ditiru. Dalam arti orang yang memiliki karisma dan
wibawa hingga perlu ditiru dan diteladani.Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki
kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar
peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai
tujuan akhir proses pendidikan. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hakikat, syarat,
status dan kedudukan guru dalam proses Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Guru ?
2. Apa Syarat – Syarat Guru ?
3. Apa Tugas dan Fungsi Guru ?
4. Bagaimana Status dan Kedudukan Guru ?
5. Bagaimana Pandangan Islam ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Guru.
2. Untuk Mengetahui Syarat – Syarat Guru.
3. Untuk Mengetahui Tugas dan Fungsi Guru.
4. Untuk Mengetahui Status dan Kedudukan Guru.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Pandangan Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan
ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu
yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh
semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan
(panutan) bagi semua muridnya.
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan.
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua
yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya
dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara
optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di
sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
a. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa
yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya,
mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah
khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri
sendiri.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan
yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam
suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
c. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah.
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.1

1
Nurdin, Muhammmad, Kiat Menjadi Guru Profesional. (Yogyakarta: AR. Ruzz Media Group, 2009),
hlm 10.

2
3

B. Syarat – Syarat Guru


Menjadi pendidik tidaklah pekerjaan yang mudah dan ringan, seperti yang dibayangkan
sebagian orang dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikan materi pembelajaran
pada siswa sudah cukup, namun hal ini belumlah dapat dikategorikan sebagai pendidik yang
memiliki pekerjaan profesional, karena pendidik yang profesional mereka harus memiliki
berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru,
kecakan, kewibawaan dan lain sebagainya.

Menurut Zakiah Darajat, sebagaimana yang telah dinukilkan oleh Syaiful Bahri
Djamarah dalam bukunya Pendidik dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ia menyatakan
bahwa menjadi pendidik bukanlah hal yang mudah, tapi harus memenuhi beberapa syarat yaitu:
bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, sehat jasmani dan rohani, serta berkelakuan baik.

Guru professional harus memiliki keahlian, keterampilan dan kemampuan sebagimana


filosofi Ki Hajar Dewantara: “Tut wuri handayani, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun
karsa” tidak cukup dengan menguasai materi pembelajaran akan tetapi harus mengayomi
murid, menjadi contoh teladan bagimurid serta selalu mendorong murid untuk lebih baik dan
maju. Guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan mendalami
keahliannya, kemudian guru profesional rajin membaca literatur-literatur dengan tidak merasa
rugi membeli buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan yang digelutinya.

Oemar Hamalik menjelaskan bahwa guru professional harus memiliki persyaratan,


yang meliputi: memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru, memiliki keahlian
yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat, berbadan sehat, memiliki pengalaman
dan pengetahuan yang luas, guru adalah manusia berjiwa pancasila, dan guru adalah seorang
warga negara yang baik.2

Selanjutnya syarat untuk menjadi pendidik professional adalah harus menguasai


kompetensi keguruan. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.

Pendidik islam yang profesional harus memiliki kompetensikompetensi yang lengkap


meliputi :

(a) Penguasaan materi Islam yang komprehensif serta wawasan dan bahan pengayaan, terutama
pada bidang-bidang yang menjadi tugasnya.

2
Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani, Profesi Keguruan : Menjadi Guru Yang Religius dan Bermartabat,
(Surabaya: Caramedia Communication, 2018) hlm 32.
4

(b) Penguasaan strategi mencakup: (pendekatan, metode, dan teknik) pendidikan Islam,
termasuk kemampuan evaluasinya.

(c) Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.

(d) Memahami prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian pendidikan, guna keperluan
pengembangan pendidikan Islam masa depan.

(e) Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang
mendukung kepentingan tugasnya.

Dalam perspektif kebijakan nasional pemerintah telah merumuskan 4 (empat) jenis


kompetensi guru yaitu sebaagai berikut :

a.) Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

b.) Kompetensi personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

c.) Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standart kompetensi
yang ditetapkan dalam Standart Nasional Pendidikan.

d.) Kompetensi sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.3

C. Tugas dan Fungsi Guru


Kemendiknas (2013), menegaskan bahwa tugas utama seorang guru antara lain sebagai
berikut:

Guru merupakan profesi/jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.Tugas
guru sebagai profesi meliputi mendidik mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilainilai hidup/kepribadian. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan kepada peserta didik.

3
Samuji, ”Mengenal Persyaratan Pendidik Bagi Guru Dalam Upaya Mencapai Tujuan Pendidikan
Islam”, Jurnal Paridagma, Vol. 11 No. 1, (2001), Hal 45-45.
5

Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus
mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apapun
yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar.Bila
seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia
tidak akan dapat menambahkan benih pengajarannya itu kepada para peserta didiknya. Para
peserta didik akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak dapat
diserap sehingga setiap lapisan (homoludens, homopuber, dan hompsapiens) dapat mengerti
bila menghadapi guru.

Masyarakat menempatkan guru sebagai orang amat terhormat dilingkungannya karena


mereka percaya dari seorang gurulah diharapkan mereka mendapat ilmu pengetahuan dan
Teknologi. Hal ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa menuju
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Melalui guru pula masyarakat percaya bahwa empat pilar kebangsaan yaitu: Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dapat dijaga dan dilestarikan.

Semakin tingginya kompetensi guru, maka semakin tercipta dan terbinanya kesiapan
manusia pembangunan Indonesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan. Dengan kata lain, potret
dan wajah suatu bangsa (bangsa Indonesia) di masa depan tercermin dari potret guru masa
kini.Masyarakat menempatkan guru sebagai panutan seperti diungkapkan oleh Ki Hajar
Dewantara yang mengatakan “Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri
handayani” atau jika berada dibelakang memberikan dorongan, ditengah membangkitkan
semangat, di depan memberikan contoh-teladan.4

Tugas guru tidak hanya sebatas dinding-dinding sekolah, tetapi juga sebagai
penghubung antara sekolah dan masyarakat. Djamarah (2000) dan Purwanto (2009),
mengindikasikan bahwa guru bertugas: (1) Menyerahkan kebudayaan kepada peserta didik
berupa kepandaian kecakapan dan pengalamanpengalaman; (2) Membentuk kepribadian yang
harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara bangsa Indonesia Pancasila; (3) Menyiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-Undang Pendidikan yang merupakan
Keputusan MPR No. II tahun 1983; (4) Sebagai perantara belajar bagi peserta didik.

Didalam proses belajar guru berperan sebagai perantara atau medium. Peserta didik
harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian atau insight, sehingga timbul perubahan
dalam pengetahuan, tingkah laku, dan sikap. (1) Guru sebagai pembimbing, untuk membawa
peserta didik peserta didik kearah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat
membentuk anak menurut sekehendaknya; (2) Guru sebagai penghubung antara peserta didik

4
Dewi Safitri, Menjadi Guru Profesional, (Tembilahan: PT Indragiri Dot Com, 2019), hlm 10.
6

yang nantinya akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat Negara dan
bangsa, dengan demikian peserta didik harus dilatih dan dibiasakan di bawah pengawasan guru
di sekolah. (1) Guru sebagai penegak disiplin guru menjadi contoh-teladan dalam segala hal
tata tertib baik yang berlaku di sekolah maupun yang terdapat di lingkungan masyarakat
sekolah; (2) Guru sebagai administrator dan manajer.

Disamping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha sekolah
seperti membuat membuat administrasi perlengkapan sekolah. (1) Pekerjaan guru sebagai suatu
profesi. Sejatinya orang yang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik,
maka harus menyadari benar-benar pekerjaanya sebagai suatu panggilan profesi atau bukan
profesi keterpaksaan. Guru yang bekerja sebagai panggilan profesi dapat menhindari image
yang terkesan menyudutkan profesi guru yang mernyatakan “Guru nyasar, guru bayar dan guru
benar” (LIPI, 2013). (1) Guru sebagai perencana kurikulum. Guru menghadapi peserta didik
setiap hari, gurulah yang paling tau kebutuhan peserta didik dan masyarakat sekitar, karena itu
dalam penyusunan kurikulum kebutuhan sekolah dan lingkungan tidak boleh ditinggalkan; (2)
Guru sebagai pemimpin (guidance worker). Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab
dalam banyak situasi untuk membimbing peserta didik kearah pemecahan masalah, membuat
keputusan secara signifikan dan representative dan adil bijaksana. Guru sebagai sponsor dalam
kegiatan peserta didik. Artinya guru harus turut aktif dalam segala aktivitas anak didik,
misalnya dalam ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan lain sebagainya yang
berguna bagi kepentingan sekolah dan masyarakat lingkungan.5

Kemudian ada 3 fungsi guru yang dijelaskan dibawah ini :

a. Fungsi Instruksional

Fungsi guru yang pertama adalah sebagai pengajar, atau instruksional. Fungsi guru ini, seorang
pengajar perlu membuat perencanaan terkait program pengajaran. Kemudian melaksanakan
program yang telah disusun tersebut dan membuat penilaian setelah melaksanakan program
tersebut.

Guru juga harus menguasai materi yang akan diajarkan, strategi dan metode pengajaran yang
digunakan, dan menentukan alat evaluasi pendidikan untuk menilai hasil belajar siswa,
manajemen kelas, serta dasar pendidikan.

b. Fungsi Educational

5
Hamid Darmadi, “Tugas, Peran, Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Profesional”,
Jurnal Pendidikan, Vol. 13 No. 2, (2015), Hal 161-174.
7

Fungsi guru yang kedua adalah sebagai pendidik. Guru sebagai pendidik di sini
berfungsi untuk mengarahkan murid-muridnya untuk memiliki kepribadian yang baik dan
mulai. Setiap guru perlu mendidik muridnya agar bisa menjadi seorang yang berpikir dewasa.

Dalam menjalankan fungsi guru ini, para pengajar diharapkan memiliki kestabilan emosi, rasa
tanggung jawab yang besar untuk memajukan muridnya, realistik, jujur, dan peka terhadap
perkembangan, khususnya dalam inovasi pendidikan.

c. Fungsi Managerial

Fungsi guru yang terakhir adalah fungsi managerial. Di dalam kelas, guru juga bertindak
sebagai manajer yang bertanggung jawab atas lingkungan kelas. Hal ini dapat membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sekaligus memberi contoh yang baik dalam
menjaga kebersihan kelas.

Dengan begitu, guru tidak hanya membantu siswa dalam memahami pelajaran, namun juga
menunjukkan cara yang efektif dalam belajar serta mengembangkan kebiasaan bekerja.6

D. Status Peran dan Kedudukan Guru


Dalam ilmu sosiologi, bisa di temukan istilah startus (kedudukan) dan peranan. Status
biasanya di kaitkan dengan peringkat atau posisi sesorang dalam suatu kelompok dan posisi
kelompok dalam kelompok lain, sedangkan peran merupakan suatu prilaku yang diharapkan
dari sesorang yang memiliki suatu status tertentu.

Guru merupakan suatu setatus dalam masyarakat yang dengan setatus tersebut. Seseorang
termasuk guru bisa saja memiliki lebih dari satu peran, misalnya guru sebagai pengajar,
pendidik, contoh teladan dan sebagiannya. Guru merupakan jabatan profesional yang
memegang peranan yang amat strategis dalam pembangunan bangsa. Sebuah hipotesis yang
terbangun secara akademis menyatakan bahwa semangkin tinggi tingkat pendiidkan
masyarakat, masyarakat itu akan menjadi cerdas, dan semnagkin cerdas suatu masyarakat akan
meningkatkan juga tingkat kesejahteraan.

Kedudukan guru dalam hubungan denganpeserta didik, Dalam Kode Etika Guru Indosenia
dengan jelas dituliskan bahwa “ Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjuwa pancasilah” Dalam Kode Etik Guru Indosesia
tersebut, jelas seklai kedudukan guru dalam kaitannya pe3serta didik, yakni sebagai
pembimbing. Pembimbingan mengandung makna yang cukup dalam yang bisa bermakna,

6
Ahmad Sopian, “ Tugas, Peran, dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan”, Jurnal Tarbiyah Islamiyah,
Vol. 1 No. 1, (2016), Hal 88-97.
8

mendidik, mengajar, melatih dan seterusnnya seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI
Nomor 14 tahun 2005.7

E. Pandangan Islam
Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan
berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan
kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-institusi pendidikan saat ini
memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-institusi tersebut masih belum memproduksi
individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang mengarah kepada
terbentuknya manusia yang beradab, kurang diperhatikan dalam tujuan institusi
pendidikan.Penekanan kepada pentingnya peserta didik supaya hidup dengan nilai-nilai
kebaikan, spiritual dan moralitas juga seperti terabaikan. Sorang pendidik tugasnya bukan
hanya mentransper ilmunya kepada peserta didik akan tetapi juga bertugas bagaimana mendidik
peserta didiknya agar menjadi insyan yang berakhlakul karimah, sehingga kelak peserta
didiknya menjadi insyan yang berpengetahuan dan berakhlakul karimah.Dengan demikian
maka pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak tersebut
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.
Kemudian pendidik berikutnya dalam pandangan Islam adalah guru/dosen.
Sederhananya guru bisa disebut sebagai pengajar dan pendidik sekaligus. Dalam pendidikan
formal tingkat dasar dan menengah disebut pendidik, sedangkan pada perguruan tinggi disebut
dengan dosen.
Menurut Ramayulis, pendidik dalam pendidikan Islam setidaknya ada empat macam.
Pertama, Allah SWT sebagai pendidik bagi hamba-hamba dan sekalian makhluk-Nya. Kedua,
Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya telah menerima wahyu dari Allah kemudian
bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya kepada seluruh
manusia. Ketiga, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga bagi anak-anaknya.
Keempat, guru sebagai pendidik di lingkungan pendidikan formal, seperti di sekolah atau
madrasah.4 Namun pendidik yang lebih banyak dibicarakan dalam pembahasan ini adalah
pendidik dalam bentuk yang keempat. Salah satu hal yang menarik pada ajaran Islam ialah
penghargaan Islam yang sangat tinggi terhadap guru / pendidik. Begitu tingginya penghargaan
itu sehingga menempatkan kedudukan guru setingkat di bawah kedudukan nabi dan rasul.

7
Sulaiman Saat, “Guru: Stataus dan Kedudukannya di Sekolah dan Dalam Masyarakat”, Jurnal
Pendidikan, Vol. 1, No. 1, Juni 2014, Hal. 105-106
9

Mengapa demikian? Karena pendidik selalu terkait dengan ilmu (pengetahuan),


sedangkan Islam sangat menghargai pengetahuan.8

8
Muhammad Ali, ”Hakikat Pendidik Dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Tarbawiyah, Vol. 11, No. 1,
Januari-Juli 2014, Hal. 82-84
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya
merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Seorang guru mempunyai nilai-nilai yang atau tenaga kependidikan dalam rangka
melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan,
apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi.
Jadi walaupun pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena dipandang dari sudut guru dan
dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang sama, maka pendidikan tenaga
kependidikan pada umumnya dan guru pada khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik
berat sekaligus dan sama beratnya pada tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon
tenaga kependidikan untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan yang baik,
khususnya dalam hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas
profesional.

Tidak mungkin seseorang dapat dianggap sebagai guru atau tenaga kependidikan yang
baik di satu bidang pengetahuan kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu dengan baik. Ini
bukan berarti bahwa seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan dengan baik dapat menjadi
guru yang baik, oleh karena biar bagaimanapun mengajar adalah seni. Tetapi sebaliknya biar
bagaimanapun mahirnya orang menguasai seni mengajar (art of teaching), selama ia tidak
punya sesuatu yang akan diajarkannya tentu ia tidak akan pantas dianggap menjadi guru.

B. Saran
Hendaknya makalah ini bisa digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penyusun dan pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2017). Hakikat pendidik dalam pendidikan Islam. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 11(01).

Darmadi, H. (2015). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab menjadi guru profesional. Edukasi:
Jurnal Pendidikan, 13(2).

Nurdin, Muhammad, (2004), Kiat Menjadi Guru Yang Profesional. (Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA).

Saat, S. (2014). Guru: status dan kedudukannya di sekolah dan dalam masyarakat. AULADUNA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, 1(1).

Safitri Dewi, (2019), Menjadi Guru Profesinal, (Tembilahan: PT Indragiri Dot Com)

Samuji, S. (2021). Mengenal persyaratan pendiddik bagi guru dalam upaya mencapai tujuan pendidikan
Islam. Jurnal Paradigma, 11(01).

Sopian, A. (2016). Tugas, peran, dan fungsi guru dalam pendidikan. Raudhah Bangga Menjadi
Profesional: Jurnal Tarbiyah Islamiyah , 1 (1).

Sya’bani Mohammad Ahyan Yusuf, (2018), Profesi Keguruan : Menjadi Guru Yang Religius dan
Bermartabat, (Surabaya: Caramedia Communication).

11

Anda mungkin juga menyukai