Anda di halaman 1dari 16

HIMPUNAN KLASIK

Himpunan dan Logika

Himpunan dan Logika


Himpunan dan Keanggotaan
Himpunan adalah kumpulan sejumlah objek atau benda yang didefinisikan dengan jelas,
sedangkan objek yang mengisi atau membentuk sebuah himpunan disebut anggota atau
elemen.
Objek suatu himpunan sangat bervariasi, dapat berupa bilangan (angka), huruf, buah-buahan,
hewan, benda lain, atau berupa orang tertentu, dan sebagainya.

Himpunan dan Logika


Himpunan dan Keanggotaan
Kita menuliskan (baca; p anggota A) untuk menyatakan objek p adalah anggota dari himpunan
A.
Selanjutnya, pernyataan sangkalan (bantahan) terhadap , berarti bahwa objek p bukan anggota
himpunan A, dituliskan dengan notasi (baca; p bukan anggota A).

Himpunan dan Logika


Himpunan dan Keanggotaan
Jika setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B (jika maka ), maka A
disebut himpunan bagian dari B dan ditulis (baca; A himpunan bagian B).
Simbol (baca; B memuat A) digunakan untuk menyatakan bahwa himpunan B memuat
himpunan A.
Sehingga pernyataan ekuivalen dengan .

Himpunan dan Logika


Himpunan dan Keanggotaan
Himpunan A dan B dikatakan sama apabila semua anggota dari himpunan yang satu juga
merupakan anggota himpunan yang lain, dan begitupula sebaliknya. Dengan kata lain, jenis dan
banyaknya anggota kedua himpunan tersebut adalah sama, dan ditulis (baca; A sama dengan
B).
Notasi (baca; A tidak sama dengan B) menunjukkan bahwa himpunan A tidak sama dengan
himpunan B.

Himpunan dan Logika


Himpunan dan Keanggotaan
Jika dan (baca; A tidak sama dengan B), maka A disebut himpunan bagian sejati dari B.
Jika dan , maka kita dapat menuliskan (baca; A himpunan bagian atau sama dengan B). Dengan
kata lain, A bukan himpunan bagian sejati dari B.

Himpunan dan Logika


Cara Menyatakan Himpunan
Penulisan himpunan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara daftar dan cara kaidah.
Cara daftar adalah dengan mencantumkan seluruh objek yang menjadi anggota himpunan
tersebut.
Misalnya himpunan A terdiri dari bilangan 1, 2, 3, 4, dan 5, ditulis dengan cara daftar A={1, 2, 3,
4, 5}.
Himpunan bilangan asli yang mempunyai anggota tidak terhingga banyaknya dapat dituliskan
dengan cara daftar yang menggunakan titik tiga sebagai tanda masih berlanjutnya daftar itu,
yaitu A = {1, 2, 3, …}.

Himpunan dan Logika


Cara Menyatakan Himpunan
Cara kaidah adalah dengan menyatakan ciri tertentu dari objek yang menjadi anggota himpunan
tersebut.
Himpunan A pada cara daftar dapat ditulis dengan cara kaidah A = {x|x bilangan bulat, 0 < x < 6},
yang berarti himpunan A terdiri dari x sebagai objeknya, dimana x adalah bilangan bulat yang
lebih besar dari 0 tetapi kurang dari 6.

Himpunan dan Logika


Cara Menyatakan Himpunan
disebut interval terbuka, yakni batas-batasnya tidak termasuk di dalam interval.
disebut interval tertutup karena batas-batasnya termasuk di dalam interval.
Selanjutnya interval semi tertutup (semi terbuka), yaitu dan .

Himpunan dan Logika


Himpunan S dan .
Himpunan yang memuat semua objek yang dibicarakan disebut himpunan semesta dan
biasanya ditulis dengan simbol S.
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota, biasanya dilambangkan
dengan atau {}.

Himpunan dan Logika


Himpunan S dan .
Himpunan semesta S merupakan induk bagi semua himpunan, sedangkan himpunan kosong
merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan.
Dengan demikian setiap himpunan tertentu (misalkan A yang tidak kosong dan tidak sama
dengan S) berlaku hubungan .
Jadi, setiap himpunan memuat himpunan kosong dan termuat di dalam himpunan semesta S.

Himpunan dan Logika


Bilangan Kardinal
Himpunan A ekuivalen dengan himpunan B, dan ditulis A ≈ B jika terdapat pemadanan satu-satu
antara himpunan A dan himpunan B (A dan B memiliki jumlah anggota yang sama).
Misalnya himpunan A = {2, 3, 7, 11} ekuivalen dengan B = {z, x, c, v} karena dapat dibuat
pemadanan satu-satu antara A dan B dengan cara membuat pasangan (2,z), (3,x), (7,c), dan
(11,v).

Himpunan dan Logika


Bilangan Kardinal
Pernyataan tentang banyaknya anggota suatu himpunan disebut bilangan kardinal.
Notasi yang digunakan untuk menyatakan bilangan kardinal himpunan A adalah n(A).
Himpunan A = {0, 3, 2, 1, 4} dan B = {5, 6, 7, 8, 9} mempunyai bilangan kardinal yang sama, yaitu
n(A) = n(B) = 5.

Himpunan dan Logika


Bilangan Kardinal
Untuk himpunan terhingga (yang banyak anggotanya terhingga), bilangan kardinalnya dapat
diketahui dengan mencacah banyaknya anggota pada setiap himpunan.
Untuk himpunan tidak terhingga (yang banyak anggotanya tidak terhingga), bergantung pada
cara mendefinisikan dua himpunan.
Himpunan A = {1, 2, 3, …} berbeda dengan himpunan B = {x|x bilangan riil, 0 < x < 1}.
Himpunan A disebut tidak terhingga yang tercacah (countabley infinite), sedangkan himpunan B
disebut tidak terhingga yang tidak tercacah (uncountabley infinite).

Himpunan dan Logika


Bilangan Kardinal
Jika kita memiliki himpunan A = {0, 1, 2}, maka kita bisa mendefinisikan himpunan kuasa dari A
dengan mendaftar semua himpunan bagian yang mungkin dari A.
Himpunan kuasa dari A ditulis P(A) = {, {0}, {1}, {2}, {0,1}, {0,2}, {1,2}, {0,1,2}}.
Himpunan kuasa dari A memiliki bilangan kardinal n(P) = 8. Karena n(A) = 3, bilangan kardinal
dari P(A) = 8 = 23.
Sehingga jika sebuah himpunan terhingga (misal himpunan A) dan n(A) = k, maka n(P(A)) = 2k
untuk sebarang bilangan asli k.

Himpunan dan Logika


Tugas
1. Diketahui terdapat 4 interval, yaitu , , , dan . Jika semesta pembicaraannya adalah bilangan
bulat maka keempat interval tersebut ekuivalen atau sama, tapi jika semesta pembicaraannya
bilangan real maka keempatnya berbeda. Tunjukkan!
2. Tunjukkan bahwa jika himpunan A terhingga dan n(A) = k, maka n(P(A)) = 2k untuk sebarang
bilangan asli k.

Himpunan dan Logika

Anda mungkin juga menyukai