Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

Terapi Bermain meniup bola pimpong diatas air pada anak Pneumoni

Dosen Pembimbing:

Disusun Oleh:

Kelompok

1. Dwi
2. Fitri Handayani (1711114861)
3. Tia Pratiwi

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumonia merupakan penyakit yang dapat terjadi pada semua umur. Salah satu gejala yang
terdapat pada Pneumonia adalah peningkatan RR yang disebabkan oleh inflamasi alveoli yang
dipenuhi oleh cairan yang membuat tubuh sulit untuk menda-patkan oksigen (Sidabutar, 2013).
Pneumonia meng-infeksi kira-kira 450 juta orang pertahun dan terjadi di seluruh penjuru dunia.
Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian pada semua kelompok yang menyebabkan
jutaan kematian (7% dari kema-tian total dunia) setiap tahun. penyakit pneumonia merupakan
penyebab kematian nomor 1 di India, nomor 2 di Nigeria dan di Indonesia pada urutan ke 8
(Langke, 2015) Di Indonesia, pneumonia meru-pakan penyebab kematian nomor 3 setelah
penyakit kardiovaskular (CVD) dan tuberkulosis (TBC), faktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian (Misnadiarly, 2008).

Periode prevalensi tahun 2013 sebesar 1,8 persen dan 4,5 persen. Lima provinsi yang
mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara
Timur (4,6% dan 10,3%), Papua (2,6%dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan 5,7%), Sulawesi
Barat (3,1% dan 6,1%), dan Sulawesi Selatan (2,4% dan 4,8%) (RISKESDAS,2013)

Penderita pneumonia yang dirawat di rumah sakit sering mengalami distress pernapasan yang
ditandai dengan napas cepat, retraksi dada, napas cuping hidung dan disertai stridor, Sidabutar
(2013). Baik terapi farmakologi maupun non farmakologi diberikan untuk membantu pasien
pneumonia, salah satu terapi non farmakologi yang diberikan adalah dengan latihan Pursed Lips
Breathing. Pursed Lips Breathingt diberikan untuk membantu meng-atasi ketidakefektifan
bersihan jalan napas pada pasien dengan pneumonia dengan cara meningkat-kan pengembangan
alveolus pada setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat dan dapat membantu
mendorong secret pada jalan napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi
normal (Bunner dan Sudarth, 2002). Latihan Pursed lips breathing juga dapat dilakukan pada
pasien dengan obstruksi jalan napas yang parah, dengan menentangkan bibir selama ekspirasi
tekanan napas didalam dada dipertahankan, mencegah kegagalan napas dan kollaps, selama
dilakukan pursed lips breathing saluran udara terbuka selama ekspirasi dan akan semakin
meningkat sehingga mengurangi sesak napas dan menurunkan RR (Bakti, 2015). Beberapa hasil
penelitian memperjelas bahwa latihan Pursed lips breathingmempengaruhi pola pernapasan pasien
Emfisema, menurut Astuti (2014) dan meningkatkan status oksigenasi pasien Pneumonia, menurut
Sidabutar (2013).

salah sata terapi bermain Pursed Lips Breathing yang akan kami angkat adalah permainan
meniup bola pimpong diatas gelas yang berisi air. saat penderita pneumoni melakukan terapi
bermain tersebut dia akan melakukan terapi napas dalam sehingga akan mengurangi sesak dan
juga rasa nyeri yang dirasakan penderita.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Pursed lips breathing


Pursed Lip Breathing Exercise adalah suatu latihan bernafas yang terdiri dari dua mekanisme
yaitu inspirasi secara dalam serta ekspirasi aktif dalam dan panjang. Proses ekspirasi secara
normal merupakan proses mengeluarkan nafas tanpa menggunakan energi berlebih. Bernafas
Pursed Lip Breathing Exercise melibatkan proses ekspirasi secara panjang.
B. Tujuan

1. Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernafasan.
2. Meningkatkan inflasi alveolar maksimal, relaksasi otot dan menghilangkan ansietas.
3. Mencegah pola aktifitas otot pernafasan yang tidak berguna, melambatkan frekuensi
pernafasan, mengurangi udara yang terperangkap, serta mengurangi kerja bernafas
(Smeltzer, 2008).
Latihan peranafasan dengan teknik Pursed Lip Breathing Exercise membantu meningkatkan
compliance paru untuk melatih kembali otot pernafasan berfungsi dengan baik serta mencegah
disstress pernafasan (Ignatavius dan Workman, 2006).
Pursed Lip Breathing exercise dapat mencegah atelektasis dan meningkatkan fungsi ventilasi
pada paru, pemulihan kemampuan otot pernafasan akan meningkatkan complience paru
sehingga membantu ventilasi lebih adekuat dan menunjang oksigenasi jaringan (Westerdhal ,
2005).
C. Manfaat
Pursed Lips Breathing bermanfaat untuk meningkatkan pengembangan alveolus pada setiap
lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkatkan dan dapat membantu mendorong secret
pada jalan napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi normal (Sidabutar,
2013)

BAB III
PEMBAHASAN
A. Satuan Acara Kegiatan
1) Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2) Sasaran
3) Jadwal Pelaksanaan
a. Hari/ Tanggal : Sabtu/ 30 November 2019
b. Waktu : 10.00 WIB
c. Tempat : Ruang Inap Anak RSUD AA Pekanbaru
4) Media
a. Bola Pimpong
b. gelas berisi air
5) Metode
a. Anak diberi penjelasan tentang prosedur pelaksanaan terapi bermain yang meliputi
waktu kegiatan, cara melakukan permainan, serta hal-hal yang terkait dengan program
terapi bermain
b. setelah anak diberitahu cara permainan, anak akan berlomba untuk meniup bola
pimpong bersama 4 temannya.
c. Fasilitator mendampingi anak selama bermain meniup bola pimpong diatas air
berlangsung
d. Ibu dapat berperan sebagai fasilitator, tetapi tidak boleh ikut terlibat dalam kegiatan
berlangsung
e. setelah mendapat pemenangnya akan di lomba lagi bersama grup selanjutnya.
f. setelah waktu yang ditentukan habis dan pemenang didapatkan anak yang ikut bermain
diberi pujian atas keterlibatan anak selama terapi bermain berlangsung
g. Observer melakukan pengamatan dan memberikan evaluasi terhadap perilaku anak
dan proses jalannya terapi bermain
B. Pengorganisasian
a. Leader :
b. Co-Leader :
c. Fasilitator :
d. Observer :

Deskripsi Tugas

a. Leader
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan
menutup kegiatan ini.
b. Co Leader
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain dalam
terapi bermain.
c. Fasilitator
Memfasilitasi anak untuk bermain.
Membimbing anak bermain.
Memperhatikan respon anak saat bermain.
Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan temannya.
d. Observer
Mengawasi jalannya permainan.
Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana.
Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
C. Menyusun laporan dan menilai hasil permainan dibantu dengan Leader dan
fasilitator.Setting tempat Leader

Co-Leader Observer

Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta

Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator

D. Kegiatan terapi bermain

Anda mungkin juga menyukai