Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENANGANAN KECEMASAN PRE OPERASI DENGAN


TEKNIK DISTRAKSI 5 JARI DI RUANG SHAFA RSI SITI
RAHMAH PADANG TAHUN 2019

DISUSUN OLEH
INDAH PERMATA ASTRIELLY, S.KEP
1841312034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP )

PENANGANAN KECEMASAN PRE OPERASI DENGAN TEKNIK


DISTRAKSI 5 JARI DI RUANG SHAFA RSI SITI RAHMAH
PADANG TAHUN 2019

TOPIK : Penanganan Kecemasan dengan Teknik Distraksi 5 Jari


SASARAN : Pasien di RSI Siti Rahmah
TEMPAT : Ruang Shafa RSI Siti Rahmah
METODE : Ceramah dan tanya jawab
MEDIA : Lembar balik dan Leafleat

A. Latar Belakang
Teknik pengobatan telah dilakukan pada saat sekarang ini dalam
menangani berbagai macam penyakit, salah satu tindakannya adalah operasi.
Tindakan operasi merupakan tindakan pengobatan dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang akan di obati dengan cara invasif umumnya
dilakukan dengan melakukan sayatan. Setelah pembedahan dan bagian yang
akan di tampilkan dilakukan tindakan perbaikan dan akan diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka (Pratiwi, 2013).
Alasan dilakukan pembedahan antara lain untuk menegakan diagnosis
(spesimen biopsi, laparatomy ekplorasi), untuk penyembuhan (eksisisi masa
tumor) untuk reparatif atau perbaikan (perbaikan luka), rekonstruktif atau
kosmetik, dan paliatif atau meredakan nyeri (Brunner & Suddarth, 2014).
Pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan operatif.
Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat bergantung pada
fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awal yang menjadi landasan
untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada
tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya
Persipan pra operatif penting sekali untuk mengurangi faktor resiko karena
hasil akhir dari suatu pembedahan bergantung pada penilaian keadaan
penderita, secara mental penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi
pembedahan karena selalu ada rasa cemas atau takut terhadap penyuntikan
nyeri luka bahkan terhadap kemungkinan cacat atau mati. Maka tidak heran
jika sering kali pasien dan keluarga menunjukan sikap yang berlebihan dengan
kecemasan yang di alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait
dengan segala macam prosedur pembedahan (Brunner & Suddarth, 2001:
dalam sobur, 2003).Beberapa penelitian di USA menunjukkan kecemasan
yang terjadi pada kasus pembedahan sering meningkat (San, A &
Kenny,2004), di dukung dengan penelitian yang di lakukan oleh Mavridou,
Dimitriou, dkk (2012) yang menyatakan 81% pasien mengalami kecemasan
sebelum operasi.
Cemas adalah suatu perasaan subjektif yang dialami seseorang terutama
oleh adanya pengalaman baru. Kecemasan juga merupakan respon emosional
terhadap penilaian yang mengambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak
tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam
berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Selain itu kecemasan
dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi seperti rasa kosong diperut,
sesak nafas, jantung berdebar, keringat banyak, sakit kepala, rasa mau buang
air kecil dan buang air besar. Perasaan ini disertai perasaan ingin bergerak
untuk lari menghindari hal yang di cemaskan.
Kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing
yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat
prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Pasien yang mengalami
kecemasan menunjukkan gejela mudah tersinggung, susah tidur, gelisah, lesu,
mudah menangis dan tidur tidak nyenyak. Kecemasan pasien pre operatif
disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah faktor pengetahuan dan sikap
perawat dalam mengaplikasikan pencegahan kecemasan pada pasien pre
operatif (Pratiwi 2013).
Kecemasan merupakan masalah yang sering terjadi di Amerika Serikat
yang mempengaruhi 15% - 25% dari popolasi (Struart, 2013). Apalagi bagi
mereka yang akan menjalani tindakan invasif seperti operasi menurut Bruner
dan suddarth (2014). Berbagai kemungkinan terburuk bisa saja terjadi baik
yang mengancam nyawa ataupun kecacatan setelah tindakan tersebut.
Pada saat sebelum operasi atau menjalankan tindakan operasi, maka hal
tersebut dapat meningkatkan stresor yang memicu kecemasan. Pada saat
seseorang cemas terjadi mekanisme biokimia tubuh terhadap kecemasan
dimana pertama otak memicu hipotalamus, kelenjar pituitari, dan adrenal
untuk mengeluarkan hormon tertentu. Kelenjar adrenal mengeluarkan
epinephrin , yang di sebut juga adrenalin . Saraf simpatetik di rangsang untuk
menyebarkan epinephrin ke seluruh tubuh. Ketika saraf simpatetik
dirangsang, jantung berdetak lebih cepat, usus dirangsang, kulit berkeringat,
dan tuba bronkial melebar (Rakhmat, 2005).
Gejala–gejala yang menunjukan kecemasan meliputi : gejala fisik dan
psikologis, gejala fisik berupa jari tangan dingin, detak jantung makin cepat ,
berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak
nyenyak, dada sesak. Gejala psikologis biasanya ketakutan merasa akan
ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian , tidak tentram, ingin lari
dari kenyataan (Sundari, 2004).
Dampak kecemasan yang dialami klien tersebut dapat berdampak terhadap
pelaksanaan operasi tersebut. Berdasarkan teori nya pada beberapa kondisi
stres yang tinggi, seseorang dapat mengalami situasi kondisi hormonal tidak
seimbang. Kecemasan yang tinggi dan adrenalin yang otomatis meningkat
dapat menyebabkan meningkatnya metabolisme tubuh manusia, dan
mempengaruhi reaksi obat yang diberikan, selain itu juga mempengaruhi
vaskularisasi, tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah sehinga perdarahan saat pembedahan (Puspasari, 2010).
Tekhnik farmakologi merupakan tindakan kolaborasi antara perawat dan
dokter yang menekankan pada pemberian obat yang kecemasan untuk
mengurangi kecemasan yang dialami pasien (Smeltzer & Bare, 2010).
Distraksi merupakan salah satu teknik nonfarmakologi, memfokuskan
perhatian pasien pada sesuatu selain pada kecemasan dan merupakan
mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif efektif lainnya.
Distraksi dapat menurunkan kecemasan dengan menstimulasi sistem kontrol
desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli cemas yang di
tranmisikan ke otak (Smeltzer & Bare, 2010).
Loei (2009) mengatakan bahwa didalam tubuh manusia mempunyai
analgesik natural yaiti endhorphin. Endorphin adalah neuro hormone yang
berkaitan dengan sensasi yang menyenangkan. Saat endorphin dikeluarkan
oleh otak dapat mengurangi kecemasan dan mengaktifkan system
parasimpatik untuk relaksasi tubuh dan menurunkan tekanan darah, respirasi
dan nadi (Novita, 2012). Salah satu intevensi mandiri perawat yang dapat
mengaktifkan system parasimpatik oleh otak yaitu dengan teknik distraksi
lima jari. Distraksi lima jari ini suatu proses yang menggunakan fikiran
dengan menggerakkan tubuh untuk menyembuhkan diri dan memelihara
kesehatan atau rileks melalui komunikasi dalam tubuh yang melibatkan semua
indera meliputi sentuhan, penciuman, penglihatan, pendengaran (Davis, M,
2008 dikutip dari Widyanti, 2013). Distraksi mengalihkan perhatian klien ke
hal yang lain dan dengan demikian menurunkan kecemasan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini pasien dapat mengurangi kecemasan
yang dialami.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan pasien mampu :
a. Menyebutkan pengertian cemas
b. Menyebutkan tanda dan gejala cemas
c. Menyebutkan dampak cemas
d. Menyebutkan cara mengurangi cemas
e. Menyebutkan cara teknik distraksi 5 jari
f. Mendemontrasikan kembali cara teknik distraksi 5 jari
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Manajemen kecemasan pada pasien pre operasi dengan teknik distraksi 5
jari
2. Sasaran dan target
Sasaran : Pasien di ruang Shafa
Target : Penderita pre operasi di ruang Shafa
3. Materi : Terlampir
4. Metoda : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan demontrasi
5. Media dan alat : lembar balik dan leaflaet

6. Waktu dan tempat :


a.
Hari / tanggal : Jumat, 11 Januari 2019
b.
Pukul : 10.00-10.40
c.
Alokasi waktu : 40 menit
d.
Tempat : Ruang Shafa RSI Siti Rahmah
7. Pegorganisasian
a. Moderator : Indah Permata Astrielly S.Kep
b. Pemateri : Dewi Anita, S.Kep

8. Uraian Tugas :

1) Moderator

a) Membuka acara

b) Memperkenalkan anggota kelompok


c) Membuat kontrak waktu

d) Menjelaskan tujuan penyuluhan

e) Memimpin jalannya diskusi dan tanya jawab selama


penyuluhan

f) Menutup acara penyuluhan

2) Presentator :

a) Menjelaskan materi penyuluhan

b) Mendemonstrasikan cara melakukan Terapi distraksi lima


jari

9. Setting Tempat

M P
PP

keterangan M : moderator, P : pemateri, PP : pembimbing

D. Kegiatan Penyuluhan

No waktu Kegiatan therapis Kegiatan peserta


1 5 menit Pembukaan
- mengucapkan salam - menjawab salam
- memperkenalkan - mendengar dan
anggota penyuluhan dan memperhatikan
dosen pembimbing
- menjelaskan kontrak
waktu dan bahasa yang
digunakan
- menjelaskan tujuan
dan aturan penyuluhan
3 25 Pelaksanaan
- menggali pengetahuan - mengemukakan
menit
audien tentang kecemasan pendapat
- memberikan
reinfocement positif atas
- mendengarkan
jawaban peserta
- Menjelaskan tanda
dan gejala kecemasan
- Menggali - mendengarkan dan
pengetahuan audien memperhatikan
- mengemukakan
tentang dampak
pendapat
kecemasan
- Memberikan
reinfocement positif atas
jawaban peserta - mendengarkan
- Menggali
pengetahuan audien
tentang cara mengatasi
- mendengarkan dan
kecemasan
memperhatikan
- memberikan
reinfocement positif atas - mendengarkan
jawaban peserta
- Menjelaskan cara
distraksi 5 jari
- mendengarkan dan
- Memberikan
memperhatikan
reinfocement positif atas
- mendengarkan
jawaban peserta
- Mendemontrasikan
- memperhatikan
teknik distraksi 5 jari
- Meminta peserta
- mempraktekkan
mendemonstrasikan
kembali teknik distraksi 5
jari
3 10 Penutup
- Melakukan evaluasi
menit
- Meminta pertanyaan - Berpartisipasi
peserta untuk penjelasan
yang kurang dipahami - Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
peserta
- Menyimpulkan materi
- memperhatikan
yang telah disampaikan
- Mengucapkan salam - menjawab salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Sruktur
a. Laporan telah terkoordinir sesuai dengan rencana
b. Pasien dan keluarga menghadiri penyuluhan
c. Tempat, media dan alat penyuluhan sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
c. Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu:
a. Menyebutkan pengertian cemas dengan bahasa sendiri
b. Menyebutkan cara teknik distraksi 5 jari
c. Mendemontrasikan cara teknik distraksi 5 jari.
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Herdman (2012, dalam NANDA 2012) mendefinisikan ansietas sebagai
perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonom (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi, ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau
mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti
mengapa emosi yang mengancam itu dapat terjadi (Videbeck, 2008).
Cemas adalah suatu perasaan subjektif yang dialami seseorang terutama
oleh adanya pengalaman baru. Kecemasan juga merupakan respon emosional
terhadap penilaian yang mengambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut,
tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi
dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Selain itu
kecemasan dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi seperti rasa
kosong diperut, sesak nafas, jantung berdebar, keringat banyak, sakit kepala,
rasa mau buang air kecil dan buang air besar. Perasaan ini disertai perasaan
ingin bergerak untuk lari menghindari hal yang di cemaskan (Pratiwi, 2013).

2. Tanda dan Gejala


 Merasa gelisah, lemah, atau lelah
 Detak jantung meningkat
 Napas dengan cepat
 Berkeringat dan gemetar
 Kesulitan mengendalikan ketakutan atau kecemasan
 Insomnia
 Merasakan bahaya atau panik.

3. Dampak Kecemasan
 Sering merasa tidak tenang
 Gugup
 Kepanikan yang amat sangat dan sulit menyesuaikan diri pada
situasi.
 Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan kesulitan
mengambil keputusan
4. Cara mengurangi kecemasan
 Nafas dalam
 Teknik distraksi 5 jari
 Relaksasi Otot Progresif

5. Teknik distraksi 5 jari


a. Pengertian Terapi Distraksi Lima Jari
Terapi distraksi lima jari merupakan terapi generalis keperawatan
di mana pasien melakukan distraksi diri sendiri dengan cara pasien
memikirkan pengalaman yang menyenangkan, dengan demikian
diharapkan tingkat nyeri pasien akan menurun.
b. Prosedur Terapi Distraksi Lima Jari
Langkah-langkah respons relaksasi ini dapat dilakukan sebagai berikut :
 Atur posisi senyaman mungkin.
 Duduklah dengan santai.
 Pejamkan kedua mata.
 Kendurkan otot-otot.
 Bernapaslah secara alamiah. Tarik nafas dari hidung secara
perlahan lalu keluarkan dari mulut secara perlahan.
 Lakukan sebanyak tiga kali.
 Pegang jari telunjuk dengan ibu jari, lalu bayangkan anda
berada dalam kondisi tubuh yang sehat
 Pegang jari tengah, lalu bayangkan anda berada diantara
orang- orang yang anda sayangi, berkumpul menikmati
waktu,bersenda gurau dan bercengkrama bersama
 Pegang jari manis dengan ibu jari, lalu bayangkan saat anda
mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang-orang disekitar
anda.
 Pegang jari kelingking dengan ibu jari, lalu bayangkan saat
ini anda berada di tempat yang menyenangkan, tempat yang indah,
tempat yang pernah anda kunjungi atau tempat yang selama ini
anda impikan, seperti di pantai dnegan suara ombaknya dan angin
yang bertiup sepoi- sepoi, serta pasir putihnya yang lembut.
 Untuk berhenti tarik nafas kembali dari hidung dan
lepaskan dari mulut secara perlahan. Lakukan sebanyak 3 kali lalu
buka kembali mata
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC

Stuart, G.W. (2009). Princple and practice of phsyciatric nursing., 9 th ed.


Missouri : Mousby, Inc.

Anoraga, Panji & Ninik Widiyanti. 2011. Psikologi Dalam Perusahaan. Jakarta:
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai