Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ANSIETAS ( KECEMASAN) DIRUANGAN III RS TK III


DR REKSODIWIRYO PADANG”

Oleh
Kelompok III

1. Defri Yenita, S. Kep


2. Desi Ekaputri Irisandi, S. Kep
3. Eli Murni, S. Kep
4. Elsa Yulianasri, S. Kep
5. Ismaini, S. Kep
6. Lilis Ariyani, S. Kep
7. Nilawati, S. Kep
8. Rini Anggraini, S. Kep
9. Syafniwati, S. Kep

Pemibimbing Klinik Pembimbing Akademik

( Ns. Sandika Musderi, S. Kep ) ( Etri Yenti, M. Biomed)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II


Pokok Bahasan : Ansietas (Kecemasan)
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Target : Pasien yang dirawat di ruangan III RS TK III Dr.Reksodiwiryo
Padang
Hari /Tanggal : Sabtu, 7 April 2018
Waktu : 35 Menit
Tempat : Di ruangan III RS TK III Dr.Reksodiwiryo Padang

A. Latar Belakang Masalah


Semua orang hampir bisa dipastikan pernah mengalami apa yang disebut rasa
cemas, gelisah, khawatir, dan panik. Dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan
merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap individu seperti reaksi seseorang jika
sedang mengalami stress kerapkali disertai dengan suatu kecemasan. Namun apabila
suatu individu tidak dapat mengontrol ataupun meredam rasa cemas tersebut dalam
situasi dimana orang-orang pada umumnya mampu menangani kecemasan tanpa
adanya kesulitan yang dianggapnya begitu berarti maka dalam hal ini telah dikatakan
penyimpangan.
Kecemasan merupakan perasaan khawatiran yang tidak jelas yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini tidak memiliki
objek yang spesifik (Stuart, 2010). Kecemasan pada setiap individu yang akan
dilakukan tindakan pembedahan dapat dilihat dengan mengungkapkan adanya rasa
takut yang biasanya diekspresikan secara langsung individu akan berulang kali
mengajukan pertanyaan walaupun sudah diberikan penjelasan mengenai prosedur
operasi yang akan dilakukan. Kecemasan adalah sebuah emosi dan pengalaman
subjektif dari seseorang. Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat
seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan
perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya (Kusumawati & Hartono, 2011).
Sekitar 80% dari pasien yang akan menjalani pembedahan melaporkan
kecemasan. Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual
pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologi maupun
psikologi dan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien.
Respon psikologis karena tindakan pembedahan dapat berkisar cemas ringan,
sedang, berat sampai panik tergantung masing-masing individu. Beberapa individu
terkadang tidak mampu mengontrol kecemasan yang dihadapi, sehingga terjadi
disharmoni dalam tubuh. Pada pasien pre operasi apabila mengalami tingkat
kecemasan tinggi, maka itu merupakan respon maladaptif yang dapat meyebabkan
terganggunya fungsi fisiologis, dan mengganggu konsentrasi (Hawari, 2011).
Kecemasan berlebih yang terjadi jika sistem kardiovaskuler tidak mampu
mengalirkan darah keseluruh tubuh dengan jumlah yang memadai, maka pada
umunya dapat disertai dengan peredaran darah yang buruk dan gangguan perfusi
organ vital, seperti jantung dan otak. Hal ini akan berakibat buruk terhadap kesehatan,
karena apabila tidak segera di atasi akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan.
Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan pasien baik
secara fisik maupun psikis sebelum dilakukannya tindakan operasi (Efendy, 2012).
Secara mental, penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan
karena selalu ada rasa cemas atau takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, takut
operasi gagal, bahkan terhadap kemungkinan cacat atau takut meninggal dimeja
operasi, pembedahan dan petugas, dan takut akan pembiayaan (Pootter dan Pery
2015). Kecemasan preoperasi harus diatasi karena dapat menimbulkan perubahan
fisiologis tubuh yang menghambat dilakukan nya operasi.
Kecemasan pada pasien pre operasi dapat dicegah dengan menggunakan teknik
relaksasi. Terapi relaksasi memiliki berbagai macam yaitu latihan nafas dalam,
masase, relaksasi progresif, imajinasi, biofeedback, yoga, meditasi, sentuhan
terapeutik, terapi musik, serta humor dan tawa (Kozier, Erb, Berman, & Snyder,
2010).Teknik relaksasi yang lebih mudah untuk menurunkan kecemasan pada pasien
pre operasi yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan teknik genggam lima jari..
Dimana teknik relaksasi tersebut bertujuan untuk memberikan perasaan nyaman dan
rileks pada pasien serta dapat mengurangi rasa ketakutan dan kecemasan pasien
terutama pada pasien-pasien yang akan menjalani tindakan operasi (Davis, et al;
2005)
Berdasarkan laporan data rekam medik RS TK III Dr. Reksodiwiryo 3 bulan
terakhir didapatkan jumlah pasien pre operasi di ruangan III bedah pada bulan Januari
2018 sebanyak 267 orang, bulan Februari 2018 sebanyak 161 orang bulan Maret 2018
terjadi peningkatan menjadi 187 orang. Dari hasil observasi kelompok selama 3
minggu di ruangan III RS TK III Dr.Reksodiwiryo Padang. Kebanyakan pasien yang
dirawat diruangan III bedah mengalami kecemasan, baik yang pre operasi maupun
yang post operasi.
Berdasarkan uraian diatas, kelompok tertarik untuk memberikan penyuluhan
tentang Kecemasan di ruangan III RS TK III Dr.Reksodiwiryo”
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga
tidak merasa cemas/takut.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian kecemasan
b. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadi kecemasan
c. Menjelaskan tanda dan gejala kecemasan
d. Menjelaskan macam-macam tingkat kecemasan
e. Menjelaskan cara mengurangi kecemasan
C. Metode
Ceramah, demontrasi dan diskusi/tanya jawab
D. Media
1. Laptop
2. Infokus
3. Leaflet
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian kecemasan
2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadi kecemasan
3. Tanda dan gejala kecemasan
4. Macam-macam tingkat kecemasan
5. Cara mengurangi kecemasan
(Materi Terlampir)
F. Strategi Pelaksanaan
1. Pelaksanaan
Hari / tanggal: Sabtu/7 April 2018.
Waktu : 10.00-10.35 WIB
Tempat : Ruangan III Bedah.
Sasaran/target : Klien dan keluarga
2. Metode Penyuluhan
a. Ceramah (penyampaian materi melalui power point)
b. Tanya Jawab dan diskusi.
c. Demontrasi
G. Setting Tempat

: Audien : Audiens
: Pembimbing
: Penyaji
: Fasilitator
: Moderator
: Observer

H. Pengorganisasian
1. Moderator : Eli Murni, S. Kep
Tugas :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan di berikankan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
(kontrak waktu)
f. Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi
h. Mengatur waktu penyuluhan
2. Penyaji : Lilis Ariyani, S. Kep
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang kecemasan
b. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi peserta dalam
upaya mendorong dirinya sendiri dalam melakukan teknik relaksasi nafas
dalam dan teknik 5 jari , serta melakukannya dalam perawatan.
c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
3. Fasilitator : Syafniwati, S. Kep
Defri Yenita, S. Kep
Rini Angraini, S.Kep,
Ismaini, S. Kep
Nilawati, S. Kep
Elsa Yulianasri, S. Kep
Tugas :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai penyuluhan.
b. Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan.
c. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan.
d. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan.
e. Memotivasi sasaran agar berpartisipasi dalam penyuluhan.
f. Memotivasi sasaran untuk dapat aktif dan mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya.
g. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.
h. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan.
4. Observer : Desi Ekaputri Irisandi, S. Kep
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta diskusi selama
kegiatanpenyuluhan berlangsung.
c. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi dari hasil
penyuluhan.
I. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Tahap
Hari/Tgl/ Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pasien dan
Jam Penyuluhan Kesehatan keluarga
Kesehatan
Senin 26 Pembukaan  Mengucapkan salam.  Pasien dan keluarga
Maret (5 menit) membalas salam.
2018  Memperkenalkan diri dan  Pasien dan keluarga
Pukul pembimbing. mendengarkan.
09.00 –  Menjelaskan tujuan  Pasien dan keluarga
09.30 penyuluhan. memahami tujuan
Wib dengan baik.
 Melakukan kontrak waktu  Pasien dan keluarga
dan bahasa untuk berdiskusi dan
penyuluhan menyetujui

1. Inti  Menggali pengetahuan  Pasien dan keluarga


(20 menit) klien dan keluarga tentang mengungkapkan
pengertian kecemasan. pendapat
 Memberi reinforcement  Memperhatikan dan
positif mendengarkan
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
pengertian kecemasan memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Mengungkapkan
klien tentang faktor-faktor pendapat
yang menyebabkan
terjadinya kecemasan.  Memperhatikan

 Memberi reinforcement
 Mendengarkan dan
positif
memperhatikan .
 Menjelaskan tentang
tentang faktor-faktor yang
 Mengungkapkan
menyebabkan terjadinya
pendapat
kecemasan.
 Menggali pengetahuan
klien dan keluarga tentang
penyebab kecemasan  Memperhatikan
 Memberi reinforcement
positif  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang memperhatikan
Tanda dan gejala kecemasan
 Mengungkapkan
 Menggali pengetahuan pendapat
klien tentang
macam-macam tingkat
kecemasan
 Memberi reinforcement  Memperhatikan

positif
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan

tentang macam-macam memperhatikan

tingkat kecemasan
 Menggali pengetahuan
klien tentang  Mengungkapkan

Faktor-faktor yang pendapat

menyebabkan stress
/cemas
 Memperhatikan
 Memberi reinforcement
positif
 Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang
memperhatikan
tentang Faktor-faktor
yang menyebabkan
 Menyampaikan
stress/cemas
pertanyaan yang
 Menggali pengetahuan
kurang jelas
klien tentang cara
 Mendengarkan.
mengurangi cemas
 Memberi reinforcement
positif
 Menjelaskan tentang
tentang cara mengurangi
cemas
 Memberi kesempatan
klien untuk bertanya.
 Menjawab pertanyaan
klien dan keluarga
2. Penutup  Mengevaluasi tujuan  Pasien dan keluarga
(5 menit) penyuluhan kesehatan. mampu
menjawab/menjelaska
n kembali.
 Menyimpulkan bersama  Pasien dan keluarga
pasien dan keluarga mampu
 Memberikan motivasi dan menyimpulkan
pujian kembali
 Mengucapkan terima
kasih atas perhatian yang  Pasien dan keluarga
diberikan dan memberi membalas salam.
salam penutup.

EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a) Membuat SAP
b) Kontrak waktu
c) Menyiapkan peralatan :peralatan atau media yang digunakan adalah
leaflet
d) Setting
Tempat penyuluhan adalah ruang III Bedah RS Dr.Reksodiwiryo Padang
2. Evaluasi proses
a) Peserta
1) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai
2) Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpatisipasi selama proses
penyuluhan
3) Pertemuan berjalan dengan lancar
b) Penyuluh
1) Bisa mempasilitasi jalannya penyuluhan
2) Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggungjawab
3) Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
3. Evaluasi hasil
a) 75 % peserta dapat menyebutkan pengertian dari kecemasan
b) 75 % peserta dapat menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan
kecemasan
c) 75 % peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala kecemasan
d) 75 % peserta dapat menyebutkan macam-macam tingkat kecemasan
e) 75% peserta dapat menyebutkan cara mengurangi/mengatasi kecemasan
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian kecemasan
Kecemasan merupakan perasaan khawatiran yang tidak jelas yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik (Stuart, 2010). Kecemasan adalah sebuah emosi dan
pengalaman subjektif dari seseorang. Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan
yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam tingkatan. Jadi, cemas
berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya (Kusumawati &
Hartono, 2011).
Kecemasan pada setiap individu yang akan dilakukan tindakan pembedahan
dapat dilihat dengan mengungkapkan adanya rasa takut yang biasanya
diekspresikan secara langsung individu akan berulang kali mengajukan
pertanyaan walaupun sudah diberikan penjelasan mengenai prosedur operasi yang
akan dilakukan.

B. Faktor-faktor yang menimbulkan kecemasan/stress


Faktor penyebab timbulnya kecemasan menurut Collins dalam Susabda
(1983,112) bahwa kecemasan timbul karena adanya:
1. Threat (Ancaman) baik ancaman terhadap tubuh, jiwa atau psikisnya (seperti
kehilangan kemerdekaan, kehilangan arti kehidupan) maupun ancaman
terhadap eksistensinya (seperti kehilangan hak).
2. Conflik (Pertentangan) yaitu karena adanya dua keinginan yang keadaannya
bertolak belakang, hampir setiap dua konflik, dua alternatif atau lebih yang
masing-masing yang mempunyai ifat approach dan avoidance.
3. Fear (Ketakutan) kecemasan sering timbul karena ketakutan akan sesuatu,
ketakutan akan kegagalan menimbulkan kecemasan, misalnya ketakutan
akan kegagalan dalam mengahadapi ujian atau ketakutan akan penolakan
menimbulkan kecemasn setiap kali harus berhadapan dengan orang baru
4. Unfulled Need (Kebutuhan yang tidak terpenuhi) kebutuhan manusia begitu
kompleks dan bila ia gagal untuk memenuhinya maka timbullah kecemasan.
Faktor-faktor penyebab kecemasan dapat digolongkan menjadi:
1. Lingkungan
Menurut Slavson (1987), salah satu penyebab munculnya kecemasan
adalah dari hubungan-hubungan dan ditentukan langsung oleh
kondisi-kondisi, adat-istiadat, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Kecemasan
dalam kadar terberat dirasakan sebagai akibat dari perubahan sosial yang
amat cepat, dimana tanpa persiapan yang cukup, seseorang tiba-tiba saja
sudah dilanda perubahan dan terbenam dalam situasi-situasi baru yang terus
menerus berubah. Dimana perubahan ini merupakan peristiwa yang
mengenai seluruh lingkungan kehidupan, maka seseorang akan sulit
membebaskan dirinya dari pengalaman yang mencemaskan ini.
2. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan
memerlukan bantuan orang lain
3. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
4. Masalah biaya
5. Kurang informasi
6. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
7. Masalah pengobatan

C. Tanda dan Gejala kecemasan


Menurut stuart and sundden (1998) manifestasi cemas dapat meliputi respon
fisiologi, kognitif, tingkah laku dan afektif.
1. Respon Fisiologi terhadap stresor merupakan mekanisme protektif dan
adaktif untuk memelihara keseimbangan homeostatis dalam tubuh. Karena
meningkatkan fungsi sistem organ vital secara umum. Seperti sistem
dibawah ini.
a. Sistem kardiovaskuler.
Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah dan denyut nadi menurun,
pingsan.
b. Sistem pernafasan
Nafas cepat, pernafasan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik
dan terengah-engah.
c. Sistem neurumoskuler.
Peningkatan reflek, reaksi kejutan, imsomnia, ketakutan, gelisah, tegang,
kelemahan secara umum, gerakan lambat.
d. Sistem gastrointestinal.
Kehilangan nafsu makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual,diare.
e. Sistem perkemihan.
Tidak dapat menahan buang air kecil, sering buang air kecil.
f. Sistem integumen.
Rasa terbakar pada muka, berkeringat pada telapak tangan, gatal-gatal,
perasaan panas atau dinginpada kulit, muka pucat, berkeringat pada
seluruh tubuh.
2. Respon kognitif, perilaku dan afektif
Respon kecemasan pada pasien juga dapat mempengaruhi pada sistem
kognitif seperti, gangguan perhatian, konsentrasi hilang, pelupa salah tafsir,
bloking pada pikiran, lahan persepsi menurun, kreatifitas menurun, bingung,
kesadaran diri yang berlebihan, khawatir yang berlebihan, objektivitas hilang,
takut. Pada sistem perilaku, seperti gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugp,
bicara cepat, tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar, hiperfentilasi,
dan sistem afektif, seperti tidak sadar, tegang, takut yang berlebihan, gugup
yang luar biasa, sangat gelisah.

D. Tingkat Kecemasan
1. Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-
hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas. Respons cemas ringan seperti sesekali bernapas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka
berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah,
menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan
tremor halus pada tangan.
2. Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih
berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Respons
cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar
tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan
perasaan tidak enak.
3. Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung
hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting.
Seseorang tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak
pengarahan /tuntunan. Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi
dan tekanan darah meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan
kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu
menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, dan perasaan ancaman meningkat
4. Panik
Panik yaitu individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang.
Karena hilangnya control, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun
dengan perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya
kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan
hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif. Biasanya
disertai dengan disorganisasi kepribadian. Contoh: individu dengan
kepribadian pecah/despersonalisasi (Suliswati, 2005: 48).

E. Cara mengurangi /mengatasi kecemasan.


Penatalaksanaan pada kecemasan (ansietas) dapat dilakukan dengan
menggunakan terapi farmakologis dan non terapi farmakologis. Terapi
farmakologi seperti obat anti cemas sedangkan terapi non farmakologi dengan
psikoterapi, terapi kognitif, terapi tertawa, relaksasi nafas dalam dan hipnotis lima
jari. Salah satu cara yang dapat menurunkan kecemasan yaitu Hipnotis lima jari
(Keliat dkk, 2011).
Teknik relaksasi dapat membantu orang menjadi rileks dan dengan demikian
dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. Serta memberi individu
kontrol diri dan memfokuskan perhatian sehingga ia dapat mengambil respon
yang tepat saat berada dalam suatu yang menegangkan.
Adapun jenis-jenis teknik relaksasi adalah
1. Teknik relaksasi nafas dalam
Tahap relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut:
 Ciptakan lingkungan yang tenang
 Usahakan tetap rileks dan tenang.
 Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
 Tahan napas selama 5 detik
 Keluarkan perlahan selama 5 detik melalui mulut
 Ulangi selama 3 kali
 Usahakan selalu konsetrasi.
 Usahakan selalu konsetrasi.
2. Teknik relaksasi hipnotis 5 jari
Hipnotis lima jari adalah pemberian perlakuan dalam keadaan rileks,
kemudian memusatkan pikiran pada bayangan atau kenangan yang
diciptakan sambil menyentuhkan lima jari tangan secara berurutan dengan
membayangkan kenangan. Manfaat hipnotis lima jari adalah dapat
meningkatkan semangat, menimbulkan kedamaian di hati dan mengurangi
ketegangan (Keliat dkk, 2011).
Tujuannya
- Mengurangi tingkat kecemasan
- Mengurangi nyeri
- Memberikan rasa tenang bagi yang mengalami masalah, tegang dalam
menghadapi maslah.
Langkah-langkah hipnotis lima jari
 Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Bantu klien dalam mendapatkan posisi istrirahat yang nyaman duduk atau
berbaring.
 Latih klien untuk menyentuh keempat jari dengan ibu jari tangan
 Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
 Minta klien untuk menatap mata agar rileks
 Dengan diiringi musik ( jika mau klien) pandu klien untuk menghipnotis
dirinya sendiridengan arahan berikut ini:
- Telunjuk : bayangkan : membayangkan ketika sehat, sesahat-sehatnya
- Jarit tengah : bayangkan ketika kita bersama orang-orang yang kita
sayangi
- Jari manis : bayangkan ketika kita mendapat pujian.
- Jari kelingking : membayangkan tempat yang pernah dikunjungi yang
paling berbekas
- Minta klien untuk membuka secara perlahan
- Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta : EGC

Doenges, Marylin. E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Merencanakan & Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC

Hall, C. S. 1980. Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud (Terjemahan
Oleh Tasrif). Bandung: Pustaka Pelajar.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.


Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai