Disusun Oleh :
Pembimbing Klinik
Ns., S.Kep
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN TEKNIK DISTRAKSI DAN
RELAKSASI DALAM MENGURANGI NYERI DISPEPSIA
A. Latar Belakang
Dispepsia merupakan gangguan nyeri dan rasa tidak nyaman pada saluran
pencernaan yang berpusat di abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman tersebut berupa
nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat
kenyang, mual, muntah dan sendawa. Dispesia berdasarkan penyebabnya dibedakan
menjadi dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Dispepsia fungsional merupakan
suatu kondisi yang sangat umum dengan prevalensi tinggi di seluruh dunia yang dapat
memengaruhi kualitas hidup pasien (Tribowo, 2018)
Gejala dispepsia fungsional berupa kepenuhan setelah makan, cepat kenyang,
atau nyeri epigastrium atau terbakar tanpa adanya penyebab struktural. Gejala-gejala
ini dapat berdampingan dengan gejala gangguan pencernaan fungsional, seperti
gastroesophageal reflux dan irritable bowel syndrome, serta kecemasan dan depresi.
Dispepsia fungsional ini umumnya bersifat kronis dan sering kambuh (Asmuji, 2017)
Dalam mengurangi nyeri dyspepsia dibutuhkan penatalaksaan secara
nonfarmakologi dan farmakologi, salah satu cara dalam meredakan nyeri adalah
teknik relaksasi dan distraksi. Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat
pikiran dan tubuh menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan
melepaskan ketegangan otot di setiap tubuh (Potter & Perry, 2010). Teknik relaksasi
berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya kebutuhan tidur,
stres, serta emosi yang ditunjukkan. Relaksasi memelihara reaksi tubuh terhadap
respon fight or flight, penurunan respirasi, nadi, dan jumlah metabolik, tekanan darah
dan energi yang digunakan Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian
terhadap nyeri ke stimulus yang lain, Stimulus yang menyenangkan dari luar juga
dapat merangsang sekresi endorphin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh
klien menjadi berkurang. (Potter & Perry, 2010).
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
D. Materi
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi
3. Tujuan distraksi dan relaksasi
4. Penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.
E. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
F. Media
- Leaflet
- Laptop
- LCD
G. Strategi
a. Kontrak dengan pasien dan rekan sejawat (waktu, tempat, topik)
b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
c. Dengan tanya jawab langsung.
H. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pendahuluan
Memberi salam Menjawab salam 5 mnt
Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
Mengkomunikasikan pokok bahasan Menyimak
Mengkomunikasikan tujuan
Menyimak
2 Kegiatan Inti
Menjelaskan Pengertian Menyimak 35 mnt
Teknik Relaksasi dan Distraksi
Menjelaskan tujuan Teknik
Relaksasi dan Distraksi
Menjelaskan Manfaat Teknik
Relaksasi dan Distraksi Menjelaskan
teknik Pijat Oksitosin
Menjelaskan Waktu yang
tepat pelaksanaan Teknik Relaksasi dan Bertanya
Distraksi
Memberikan Kesempatan Memperhatikan
bertanya
Memberikan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan
3 Penutup
Menyimpulkan materi penyuluhan Memperhatikan 5 mnt
Memberikan evaluasi secara lisan
Memberikan salam penutup Menjawab
I. Setting Tempat
Keterangan: : Pasien
: Penyaji
A. Pengertian
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang
lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler
menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat
menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh
klien),. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin,
sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang.
Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu,
banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh
karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif
dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007).
Relaksasi adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang "lelah" dibuat
tenang dan otot yang tegang dibuat relaks. Jika seseorang melakukan relaksasi, puncaknya
adalah fisik yang segar dan otak yang siap menyala kembali. Oleh karena itu, relaksali
melibatkan komponen- komponen penting tubuh yang secara terus menerus dipakai, misalnya
pancaindra, pernapasan, aliran darah, (sistem kardiovaskuler), otak dan otot-otot rangka,
B. Jenis
Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
1. Distraksi visual
2. Distraksi pendengaran
3. Distraksi pernafasan
4. Distraksi intelektual
5. Imajinasi terbimbing
Jenis-jenis relaksasi:
1. Relaksasi pernafasan
2. Imagery
3. Senam
C. Tujuan
Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang menerima teknik ini
merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan.
Teknik distraksi ini dapat digunakan untak memusatkan perhatian anak menjauhi rasa nyeri.
Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam mengurangi nyeri. Teknik
distraksi yang paling disukai oleh anak-anak, seperti melihat gambar di buku, meniup
gelembung (blowing bubbles), atau menghitung. Sentuhan, usapan, tepukan, atau mengayun
dapat menjadi teknik distraksi yang baik pada anak yang sedang dalam distres.
Orangtua harus diajarkan teknik distraksi dan didorong untuk mempertahankan anak
mereka agar nyaman selama mungkin. Melatih orang tua akan memberi mereka jalan
untuk berpartisipasi dalam nyeri anaknya, serta memberi manfaat dalam mengurangi
kecemasan dan ansietas orangtua.
D. Penatalaksanaan
Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut Stewart (1976: 959), yaitu sebagai
berikut :
1. Tarik nafas dalam-dalam dan tahan di dalam paru
2. Keluarkan udara perlahan-lahan dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan
betapa nyaman hal tersebut
3. Bernafaslah secara normal dalam beberapa waktu
4. Ambil nafas dalam-dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan,
5. Biarkan telapak kaki rileks
6. Konsentrasikan pikiran pada kaki
7. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan
kelompok otot-otot lain
8. Setelah merasa relaks, bernafaslah secara perlahan.
9. Bila nyeri menjadi hebat klien bernafas secara dangkal dan cepat
Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan
praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth
(Edisi 8). Jakarta: EGC.