Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TEKNIK RELAKSASI DAN DISTRAKSI UNTUK MENGURANGI


NYERI DISPEPSIA

Disusun Oleh :

Arna Prita Poetri, S.Kep (2014901003)

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

Ns. Asmawati, M.Kep Ns., M.Kep

Pembimbing Klinik

Ns., S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN TEKNIK DISTRAKSI DAN
RELAKSASI DALAM MENGURANGI NYERI DISPEPSIA

Topik : Teknik Distraksi dan R elaksasi


Sub Topik :Pengertian, Jenis, Tujuan dan Penatalaksanaan
Distraksi dan Relaksasi
Tempat : RS Aisyiyah Padang
Sasaran : Rekan Sejawat
Hari/Tanggal : Senin/ 28 Juli 2021
Alokasi Waktu : 40 menit
Penyuluh : Arna Prita Poetri

A. Latar Belakang
Dispepsia merupakan gangguan nyeri dan rasa tidak nyaman pada saluran
pencernaan yang berpusat di abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman tersebut berupa
nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat
kenyang, mual, muntah dan sendawa. Dispesia berdasarkan penyebabnya dibedakan
menjadi dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Dispepsia fungsional merupakan
suatu kondisi yang sangat umum dengan prevalensi tinggi di seluruh dunia yang dapat
memengaruhi kualitas hidup pasien (Tribowo, 2018)
Gejala dispepsia fungsional berupa kepenuhan setelah makan, cepat kenyang,
atau nyeri epigastrium atau terbakar tanpa adanya penyebab struktural. Gejala-gejala
ini dapat berdampingan dengan gejala gangguan pencernaan fungsional, seperti
gastroesophageal reflux dan irritable bowel syndrome, serta kecemasan dan depresi.
Dispepsia fungsional ini umumnya bersifat kronis dan sering kambuh (Asmuji, 2017)
Dalam mengurangi nyeri dyspepsia dibutuhkan penatalaksaan secara
nonfarmakologi dan farmakologi, salah satu cara dalam meredakan nyeri adalah
teknik relaksasi dan distraksi. Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat
pikiran dan tubuh menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan
melepaskan ketegangan otot di setiap tubuh (Potter & Perry, 2010). Teknik relaksasi
berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya kebutuhan tidur,
stres, serta emosi yang ditunjukkan. Relaksasi memelihara reaksi tubuh terhadap
respon fight or flight, penurunan respirasi, nadi, dan jumlah metabolik, tekanan darah
dan energi yang digunakan Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian
terhadap nyeri ke stimulus yang lain, Stimulus yang menyenangkan dari luar juga
dapat merangsang sekresi endorphin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh
klien menjadi berkurang. (Potter & Perry, 2010).
B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui tentang


Teknik Distraksi dan Relaksasi dalam mengurangi nyeri dyspepsia

C. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit diharapkan rekan sejawat mampu :


1. Menyebutkan pengertian teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
2. Menyebutkan jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
3. Menyebutkan tujuan distraksi dan relaksasi dengan benar.
4. Menjelaskan penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.

D. Materi
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi
3. Tujuan distraksi dan relaksasi
4. Penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.

E. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab

F. Media
- Leaflet
- Laptop
- LCD

G. Strategi
a. Kontrak dengan pasien dan rekan sejawat (waktu, tempat, topik)
b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
c. Dengan tanya jawab langsung.

H. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pendahuluan
 Memberi salam  Menjawab salam 5 mnt
 Memberi pertanyaan apersepsi  Memberi salam
 Mengkomunikasikan pokok bahasan  Menyimak

 Mengkomunikasikan tujuan
 Menyimak
2 Kegiatan Inti
 Menjelaskan Pengertian  Menyimak 35 mnt
Teknik Relaksasi dan Distraksi
 Menjelaskan tujuan Teknik
Relaksasi dan Distraksi
 Menjelaskan Manfaat Teknik
Relaksasi dan Distraksi Menjelaskan
teknik Pijat Oksitosin
 Menjelaskan Waktu yang
tepat pelaksanaan Teknik Relaksasi dan  Bertanya

Distraksi
 Memberikan Kesempatan  Memperhatikan

bertanya
 Memberikan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan
3 Penutup
 Menyimpulkan materi penyuluhan  Memperhatikan 5 mnt
 Memberikan evaluasi secara lisan
 Memberikan salam penutup  Menjawab
I. Setting Tempat

Keterangan: : Pasien

: Penyaji

: Rekan Sejawat (Perawat/Sasaran)


J. Pengorganisasian
a. Penyaji : Arna Prita
b. Pasien : Tn.
c. Sasaran :
K. Rencana Evaluasi

Tahap Evaluasi Indikator Keberhasilan


Struktur  Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan
masalah keperawatan.
 Alat sudah dipersiapkan 15 menit sebelum
penyuluhan dimulai.
 Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan.
Proses  60% Peserta berada ditempat sesuai waktu yang
telah ditentukan
 60% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan
sampai selesai.
 60% Peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan
dengan memperhatikan materi yang disampaikan
dan bertanya pada penyuluh mengenai hal-hal yang
belum dimengerti
Hasil  60% peserta dapat menjelaskan teknik relaksasi dan
distraksi
 60% peserta dapat menyebutkan waktu yang tepat
untuk dilakukan teknik relaksasi dan distraksi
 60% peserta dapat mendemonstrasikan teknik
relaksasi dan distraksi
Lampiran

A. Pengertian

Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang
lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler
menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat
menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh
klien),. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin,
sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang.
Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu,
banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh
karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif
dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007).
Relaksasi adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang "lelah" dibuat
tenang dan otot yang tegang dibuat relaks. Jika seseorang melakukan relaksasi, puncaknya
adalah fisik yang segar dan otak yang siap menyala kembali. Oleh karena itu, relaksali
melibatkan komponen- komponen penting tubuh yang secara terus menerus dipakai, misalnya
pancaindra, pernapasan, aliran darah, (sistem kardiovaskuler), otak dan otot-otot rangka,

B. Jenis
Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
1. Distraksi visual
2. Distraksi pendengaran
3. Distraksi pernafasan
4. Distraksi intelektual
5. Imajinasi terbimbing

Jenis-jenis relaksasi:
1. Relaksasi pernafasan
2. Imagery
3. Senam

C. Tujuan
Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang menerima teknik ini
merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan.
Teknik distraksi ini dapat digunakan untak memusatkan perhatian anak menjauhi rasa nyeri.
Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam mengurangi nyeri. Teknik
distraksi yang paling disukai oleh anak-anak, seperti melihat gambar di buku, meniup
gelembung (blowing bubbles), atau menghitung. Sentuhan, usapan, tepukan, atau mengayun
dapat menjadi teknik distraksi yang baik pada anak yang sedang dalam distres.
Orangtua harus diajarkan teknik distraksi dan didorong untuk mempertahankan anak
mereka agar nyaman selama mungkin. Melatih orang tua akan memberi mereka jalan
untuk berpartisipasi dalam nyeri anaknya, serta memberi manfaat dalam mengurangi
kecemasan dan ansietas orangtua.

Tujuan teknik relaksasi yaitu:


1. Menurunkan kecemasan /stress
2. Menurunkan nyeri
3. Membantu melupakan nyeri yang dirasakan
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan rasa nyaman

D. Penatalaksanaan
Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut Stewart (1976: 959), yaitu sebagai
berikut :
1. Tarik nafas dalam-dalam dan tahan di dalam paru
2. Keluarkan udara perlahan-lahan dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan
betapa nyaman hal tersebut
3. Bernafaslah secara normal dalam beberapa waktu
4. Ambil nafas dalam-dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan,
5. Biarkan telapak kaki rileks
6. Konsentrasikan pikiran pada kaki
7. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan
kelompok otot-otot lain
8. Setelah merasa relaks, bernafaslah secara perlahan.
9. Bila nyeri menjadi hebat klien bernafas secara dangkal dan cepat

Langkah-langkah distraksi yaitu sebagai berikut:


1. Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan
gambar termasuk distraksi visual.
2. Distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik yang disukai atau suara burung
serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik
tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama
lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu
seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
3. Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik
klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling
dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan
emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis
dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
4. Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya
Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak.
Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri.
Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana,
2006)
5. Distraksi pernafasan dengan bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus
pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui
hidung dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan
nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat
(dalam hati).
6. Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar
yang memberi ketenangan,
7. lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Bernafas ritmik dan
massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang
bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan
melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri
8. Distraksi intelektual antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu,
melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis
cerita.
9. Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang
menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-
angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan
praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth
(Edisi 8). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai