Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMANFAATAN OBAT HERBAL JAHE PADA HIPERTENSI


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Profesi Ners Keperawatan
Komunitas

Dosen pembimbing :

Imam Abidin, S.Kep., Ners. M.Kep

Rayhani Solihatul,S.Kep., Ners. M.Kep

Disusun oleh :

Asep Saeful Anwar 221FK04098 Taupik Qurohman 221FK04095


Ayu Pinka 221FK04103 Tiara Dinda Melianti 221FK04091
Mia Nurhayati 221FK04099 Sucia Nofianti Dewi 221FK04094
Rosa Oktaviani 221FK04101 Yolanda Adilia 221FK04104

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
TAHUN 2023
BAB I
PENYUSUNAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pemanfaatan obat herbal jahe pada hipertensi


Penyuluh : Mahasiswa/i Profesi Ners
Kelompok Sasaran : Warga RW O4 Pakemitan, Cinambo
Tanggal/Bln/Th :
Waktu : 40 Menit
Tempat : Bale RW

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu dimana kondisi tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah distolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyakit multifaktorial karena interaksi berbagai faktor. Peningkatan usia
menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik (Setiawan, dkk, 2014).
World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13
Miliar orang di dunia menyandang hipertensi. Jumlah penderita hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang
terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahun 10,44 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya. Jumlah penderita hipertensi terus meningkat dari tahun
ke tahun seiring dengan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak
25.8% dan pada tahun 2018 meningkat sebesar 34.1% atau 63.309.620 orang,
sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian
(Riskedas, 2013: Riskedas 2018).
Penderita hipertensi di Propinsi Jawa Tengah juga mengalami peningkatan,
pada tahun 2013 sebesar 25.8% dan pada tahun 2018 meningkat sebesar 57.10% (Profil
Kesehatan Jateng, 2018). Angka kejadian hipertensi di Kota Surakarta pada tahun
2017 sebanyak 54.691 kasus dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 67.827 kasus
(Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2018)
Semakin bertambahnya usia seseorang, semakin besar kemungkinan
seseorang mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah
satu permasalahan pada lanjut usia adalah masalah kesehatan akibat proses
degeneratif, hal ini ditunjukkan oleh data pola penyakit pada lanjut usia (Sambeka
dkk, 2018). Penurunan pada kondisi fisik psikologis maupun sosial merupakan proses
menua yang dialami lansia dan proses ini berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan (Kristanto & Maliya, 2012).
Salah satu terapi intervensi komplementer yang dapat dilakukan secara
mandiri dan bersifat alami yaitu dengan hidroterapi kaki (rendam kaki air hangat).
Pemberian rendaman kaki pada larutan hangat memberikan sirkulasi, mengurangi
edema, meningkatkan sirkulasi otot. Rendam hangat akan menimbulkan respon
sistemik terjadi melalui mekanisme vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah).
Merendam kaki air hangat akan memberikan respon lokal terhadap panas melalui
stimulasi ini akan mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus (Potter & Perry,
2017).
Rendam kaki dapat dikombinasikan dengan bahan herbal salah satunya jahe.
Jenis jahe yang dikenal oleh masyarakat yaitu jahe emprit (jahe kuning), jahe gajah
(jahe badak), dan jahe merah (jahe sunti) tetapi jahe yang banyak digunakan untuk
obat-obatan adalah jahe merah, karena jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri
yang lebih tinggi dibanding dengan jahe lainnya (Setyaningrum & Sapiranto, 2013).
Rendam kaki dengan rebusan jahe merah dapat memberikan efek yaitu
meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan relaksasi otot tubuh. Jahe merah
memiliki manfaat yang paling signifikan jika dibanding dengan jahe jenis jahe yang
lain. Senyawa gingerol telah dibuktikan mempunyai aktivitas hipotensif. Kandungan
gingerol berasal dari minyak tidak menguap (non volatile oily). Kandungan inilah
yang membuat sensasi rasa hangat pada kulit saat digunakan secara topikal (Hamidah,
2015).
B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit, peserta mampu
memahami tentang pemanfaatan obat herbal jahe pada hipertensi
2) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit, diharapkan siswa/i dapat :
1. Mengetahui definisi hipertensi
2. Mengetahui etiologi hipertemsi
3. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
4. Mengetahui faktor resiko hipertensi
5. Mengetahui pencegahan hipertensi
6. Mengetahui manfaat jahe untuk hipertensi

C. SASARAN
Warga RW 04 Pakemitan, Cinambo

D. SETTING

layar meja

Keterangan :

= Pintu

= Meja
= Layar

= Fasilitator

= Penyaji

= Moderator

= Siswa/i

= Observer

E. MATERI PENYULUHAN

1. Definisi hipertensi
2. Etiologi hipertensi
3. Pencegahan hipertensi
4. Penatalaksanaan hipertensi
5. Manfaat jahe untuk hipertensi

F. KEGIATAN

a. pengorganisasian
Pemateri : Menyajikan materi
Moderator : Mengatur jalannya diskusi
Notulen : Mencatat hasil diskusi
Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan
Observer : Mengobservasi jalannya penyuluhan tentang ketepatan
waktu, ketepatan masing-masing peran.
b. Metode

1. Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab


2. Langkah-langkah :
a. Pra kegiatan pembelajaran.
 Menyiapkan ruangan dan media
 Menyiapkan waktu
b. Kegiatan membuka pembelajaran
 Memberi salam dan perkenalan
 Kontrak waktu
 Menjelaskan pokok bahasan
 Mengungkapkan tujuan pembelajaran
 Apresiasi

c. Kegiatan inti
 Penyuluh memberikan ceramah sesuai dengan materi
penyuluhan
 Sasaran menyimak penyuluhan
 Moderator memberikan kesempatan sasaran untuk bertanya
 Sasaran bertanya dan mengemukakan hal-hal yang belum
dipahami
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh tentang hal-hal
yang belum dipahami
d. Kegiatan penutup pembelajaran
 Sasaran menjawab pertanyaan penyuluh sebagai evaluasi
 Moderator menyimpulkan materi yang telah disampaikan
 Memberi salam
No Kegiatan Waktu dan Penyuluh Peserta
Durasi
1 Pendahuluan 07.30-07.35 (5 Pembukaan :
Menit)
· Membuka kegiatan · Menjawab salam
dengan mengucapkan
· Mendengarkan
salam.
· Memperhatikan
· Memperkenalkan diri
· Memperhatikan
· Kontrak waktu
· Memperhatikan
· Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan

·Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 Kerja (07.35-07.50) Isi: - Memperhatikan
10 Menit
Menjelaskan Materi

(07.50-08.00) Sesi tanya jawab · Bertanya


5 menit
· Menjawab pertanyaan

3 Penutup (08.00-08.10) Penutup : · · Memperhatikan


10 Menit
· Mengucapkan terima · Menerima leaflet
kasih atas peran serta
· Menjawab salam
peserta

· Mengucapkan salam
penutup
G. MEDIA
 Leaflet

H.EVALUASI

1. Evaluasi Strukturala
a. Persiapan Materi
b. Persiapan alat yang akan di gunakan
c. Persiapan SAP
d. Kontrak Waktu
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Sekolah SMP Thariqqul
Jannah
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
di sampaikan
c. Selama penyuluhan aktif menjawab pertanyaan yang di ajukan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu memahami definisi hipertensi
b. Peserta mampu memahami etiologi hipertensi
c. Peserta mampu memahami tanda dan gejala hipertensi
d. Peserta mampu memahami faktor resiko hipertensi
e. Peserta mampu memahami pencegahan hipertensi
f. Peserta mampu memahami manfaat jahe untuk hipertensi
BAB II
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam
Ardiansyah M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik
sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.

B.Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah M.,
2012) :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya
hipertensi esensial diantaranya :
a) Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi mendapatkan
penyakit hipertensi.
b) Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko tinggi mengalami
penyakit hipertensi.

c)Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.


Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang
tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.
d) Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi
karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam keduanya.

2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi
sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut
dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area
kontriksi.

b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama
penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan

c) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.
Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis
atau fibrous dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal
terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.

d) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral yang


memiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi melalui
mekanisme renin-aldosteron-mediate volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan
darah akan kembali normal setelah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.
e) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal- mediate hypertension disebabkan kelebihan
primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.

f) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.


g) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan
darah untuk sementara waktu.
h) Kehamilan
i) Luka bakar
j) Peningkatan tekanan vaskuler
k) Merokok.
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan katekolamin
mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung serta menyebabkan
vasokortison yang kemudian menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016) :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari
140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari
90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih besar
dari 160 mmHg da tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016):
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
C.Tanda dan gejala hipertensi
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan
gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah
tidak teratur.
2) Gejala yang lazim
Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
D. Faktor Resiko Hipertensi
Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu :
1) Faktor yang tidak dapat diubah
Faktor yang tidak dapat berubaha adalah :
a) Riwayat Keluarga
Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak
kandung/saudara kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih berisiko
untuk terkena hipertensi.
b) Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
c) Jenis Kelamin
Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita.
d) Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri hipertensi
banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada Kaukasia atau Amerika
Hispanik. darah lebih kuat lagi agar darah sampai ke jaringan mencukupi
(Komaling, J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013). Maka dapat disimpulkan
bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
d) Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, termasuk
peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi
mempunyai kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang
dikatakan meningkatkan tekanan darah adalah kafein. Kafein didalam tubuh
manusia bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin yang
berasal dari reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan
peningkatan tekanan darah, pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan
dalam 5-30 menit dan bertahan hingga 12 jam (Indriyani dalam Bistara D.N.,
& Kartini Y., 2018).
e) Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam
Garam merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk memasak.
Konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Menurut
Sarlina, Palimbong, S., Kurniasari, M.D., Kiha, R.R. (2018), natrium
merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi
menjaga keseimbangan cairan. Natrium yang berlebih dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh sehingga menyebabkan edema atau asites, dan
hipertensi.
f) Kebiasaan konsumsi makanan lemak
Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh M.I, 2016),
lemak didalam makanan atau hidangan memberikan kecenderungan
meningkatkan kholesterol darah, terutama lemak hewani yang mengandung
lemak jenuh. Kolesterol yang tinggi bertalian dengan peningkatan prevalensi
penyakit hipertensi.

E. Pencegahan Hipertensi
Harus diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita
hipertensi secara adekuat, harga obat-obatan hipertensi tidaklah murah, obat-obat
baru amat mahal dan mempunyai banyak efek samping. Untuk alasan inilah
pengobatan hipertensi sangat penting, tapi tidak lengkap tanpa dilakukan tindakan
pencegahan untuk menurunkan faktor resiko. Pencegahan sebenarnya merupakan
bagian dari pengobatan hipertensi, karena mampu memutus mata rantai hipertensi
dan komplikasinya.

Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan :

1. Pemberian edukasi tentang hipertensi.


Munculnya masalah kesehatan seperti hipertensi tidak hanya disebabkan
oleh kelalaian individu, namun dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan
masyarakat sebagai akibat dari kurangnya informasi tentang suatu penyakit.
Rendahnya pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang
hipertensi merupakan penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan darah,
terutama pada pasien hipertensi di Asia. Dari penelitian yang dilakukan
( Armilawaty,2009) 50% dari penderita Hipertensi dewasa tidak menyadari
sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung menjadi hipertensi berat
karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resiko. Masih kurangnya
informasi tentang perbaikan pola makan bagi penderita hipertensi juga membuat
pengetahuan masyarakat tentang perbaiakan pola makan masih rendah. Pemberian
informasi kesehatan diharapkan mampu mencegah dan mengurangi angka
kejadian suatu penyakit dan sebagai sarana promosi kesehatan. Pemberian edukasi
mengenai hipertensi terbukti efektif dalam pencegahan hipertensi.
2. Modifikasi Gaya Hidup.
Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya
hipertensi misalnya aktivitas fisik, pola makan, dan stres, dll. Resiko seseorang
untuk mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara memeriksa tekanan
darah secara teratur; menjaga berat badan ideal; mengurangi konsumsi garam;
jangan merokok; berolahraga secara teratur; hidup secara teratur; mengurangi
stress; jangan terburu-buru; dan menghindari makanan berlemak. Menjalankan
pola hidup sehat setidaknya selama 4–6 bulan terbukti dapat menurunkan tekanan
darah dan secara umum dapat menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular.

 Pencegahan Primer yaitu tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari;
kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk
mengurangi berat badan; kurangi konsumsi alcohol; konsumsi minyak ikan; suplai
kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga
cukup membantu.
 Pencegahan Sekunder yaitu pola makanam yamg sehat; mengurangi garam
dan natrium di diet anda; fisik aktif; mengurangi Akohol intake; berhenti merokok.
 Pencegahan Tersier yaitu pengontrolan darah secara rutin; olahraga
dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

F.Manfaat Jahe untuk hipertensi


Kandungan jahe yaitu minyak atsiri dapat memperlebar pembuluh darah
yang nantinya berefek menurunkan tekanan darah minuman jahe dapat digunakan
sebagai alternatif mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi dan mudah
dilakukan secara mandiri karena bahan yang dibutuhkan mudah didapat dan
terjangkau.Minuman jahe juga dapat memperlancar peredaran darah, menurunkan
kolesterol, meredakan sakit maag, mencegah serangan jantung, serta menurunkan
tekanan darah.
Konsumsi jahe yang dianjurkan adalah tidak lebih dari dua gram per hari.
Jika lebih dari itu, maka ada kemungkinan efek samping. Beberapa kemungkinan
efek sampingnya seperti nyeri ulu hati, rasa panas di dada akibat asam lambung
naik, serta buang air besar cair (diare).Air jahe yang diminum pagi hari saat perut
kosong bisa menjaga kadar darah tetap seimbang dan menekan nafsu makan.
Selain itu, air jahe mengurangi risiko penyakit jantung dengan menyeimbangkan
kadar kolesterol dalam tubuh. Jahe termasuk salah satu obat herbal tekanan darah
tinggi. Mengutip dari APFA, jahe termasuk jenis rempah yang mampu
menurunkan tekanan darah. Cobalah untuk merebus jahe dalam air selama lima
menit terlebih dahulu. Setelah itu, minum air rebusan jahe secara rutin agar
tekanan darah lebih terkontrol.
Selaian di minum jahe bisa dengan rendam kaki air hangat. Rendam kaki air
hangat akan merangsang baroreseptor yang merupakan reflex paling utama dalam
menentukan kontrol regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah.
Rendam kaki dengan air hangat dan jahe memiliki kandungan enzim siklo-
oksigenasi yang mampu menurunkan peradangan pada asam urat, selain itu
kandungan zingerol dan oleoresin yang tinggi bisa meredahkan nyeri, kaku dan
spasme otot atau vasodilatasi pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S, Purnama, B,T, Sutarinaa, Nora, Mahendra, B, Dermawan, Rahmat.


(2010). Care you self Hypertnsion. Jakarta: Penebar Plus.

Soenarta, Arieska Ann. (2015). Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit


Kardiovaskuler. Jakarta. PERKI (Perhimpunan Dokter Kardiovaskuler Indonesia).

Palmar, Anna. (2013). Simple guide tekanan darah tinggi. Jakarta: Erlangga.

Swari, R.C. (2017). Manfaat Jahe Merah untuk Kesehatan dari Pencernaan hingga
Kesuburan. Helosehat.com.

Anda mungkin juga menyukai