Dosen pembimbing :
Disusun oleh :
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu dimana kondisi tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah distolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyakit multifaktorial karena interaksi berbagai faktor. Peningkatan usia
menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik (Setiawan, dkk, 2014).
World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13
Miliar orang di dunia menyandang hipertensi. Jumlah penderita hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang
terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahun 10,44 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya. Jumlah penderita hipertensi terus meningkat dari tahun
ke tahun seiring dengan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak
25.8% dan pada tahun 2018 meningkat sebesar 34.1% atau 63.309.620 orang,
sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian
(Riskedas, 2013: Riskedas 2018).
Penderita hipertensi di Propinsi Jawa Tengah juga mengalami peningkatan,
pada tahun 2013 sebesar 25.8% dan pada tahun 2018 meningkat sebesar 57.10% (Profil
Kesehatan Jateng, 2018). Angka kejadian hipertensi di Kota Surakarta pada tahun
2017 sebanyak 54.691 kasus dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 67.827 kasus
(Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2018)
Semakin bertambahnya usia seseorang, semakin besar kemungkinan
seseorang mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah
satu permasalahan pada lanjut usia adalah masalah kesehatan akibat proses
degeneratif, hal ini ditunjukkan oleh data pola penyakit pada lanjut usia (Sambeka
dkk, 2018). Penurunan pada kondisi fisik psikologis maupun sosial merupakan proses
menua yang dialami lansia dan proses ini berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan (Kristanto & Maliya, 2012).
Salah satu terapi intervensi komplementer yang dapat dilakukan secara
mandiri dan bersifat alami yaitu dengan hidroterapi kaki (rendam kaki air hangat).
Pemberian rendaman kaki pada larutan hangat memberikan sirkulasi, mengurangi
edema, meningkatkan sirkulasi otot. Rendam hangat akan menimbulkan respon
sistemik terjadi melalui mekanisme vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah).
Merendam kaki air hangat akan memberikan respon lokal terhadap panas melalui
stimulasi ini akan mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus (Potter & Perry,
2017).
Rendam kaki dapat dikombinasikan dengan bahan herbal salah satunya jahe.
Jenis jahe yang dikenal oleh masyarakat yaitu jahe emprit (jahe kuning), jahe gajah
(jahe badak), dan jahe merah (jahe sunti) tetapi jahe yang banyak digunakan untuk
obat-obatan adalah jahe merah, karena jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri
yang lebih tinggi dibanding dengan jahe lainnya (Setyaningrum & Sapiranto, 2013).
Rendam kaki dengan rebusan jahe merah dapat memberikan efek yaitu
meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan relaksasi otot tubuh. Jahe merah
memiliki manfaat yang paling signifikan jika dibanding dengan jahe jenis jahe yang
lain. Senyawa gingerol telah dibuktikan mempunyai aktivitas hipotensif. Kandungan
gingerol berasal dari minyak tidak menguap (non volatile oily). Kandungan inilah
yang membuat sensasi rasa hangat pada kulit saat digunakan secara topikal (Hamidah,
2015).
B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit, peserta mampu
memahami tentang pemanfaatan obat herbal jahe pada hipertensi
2) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit, diharapkan siswa/i dapat :
1. Mengetahui definisi hipertensi
2. Mengetahui etiologi hipertemsi
3. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
4. Mengetahui faktor resiko hipertensi
5. Mengetahui pencegahan hipertensi
6. Mengetahui manfaat jahe untuk hipertensi
C. SASARAN
Warga RW 04 Pakemitan, Cinambo
D. SETTING
layar meja
Keterangan :
= Pintu
= Meja
= Layar
= Fasilitator
= Penyaji
= Moderator
= Siswa/i
= Observer
E. MATERI PENYULUHAN
1. Definisi hipertensi
2. Etiologi hipertensi
3. Pencegahan hipertensi
4. Penatalaksanaan hipertensi
5. Manfaat jahe untuk hipertensi
F. KEGIATAN
a. pengorganisasian
Pemateri : Menyajikan materi
Moderator : Mengatur jalannya diskusi
Notulen : Mencatat hasil diskusi
Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan
Observer : Mengobservasi jalannya penyuluhan tentang ketepatan
waktu, ketepatan masing-masing peran.
b. Metode
c. Kegiatan inti
Penyuluh memberikan ceramah sesuai dengan materi
penyuluhan
Sasaran menyimak penyuluhan
Moderator memberikan kesempatan sasaran untuk bertanya
Sasaran bertanya dan mengemukakan hal-hal yang belum
dipahami
Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh tentang hal-hal
yang belum dipahami
d. Kegiatan penutup pembelajaran
Sasaran menjawab pertanyaan penyuluh sebagai evaluasi
Moderator menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Memberi salam
No Kegiatan Waktu dan Penyuluh Peserta
Durasi
1 Pendahuluan 07.30-07.35 (5 Pembukaan :
Menit)
· Membuka kegiatan · Menjawab salam
dengan mengucapkan
· Mendengarkan
salam.
· Memperhatikan
· Memperkenalkan diri
· Memperhatikan
· Kontrak waktu
· Memperhatikan
· Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
·Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 Kerja (07.35-07.50) Isi: - Memperhatikan
10 Menit
Menjelaskan Materi
· Mengucapkan salam
penutup
G. MEDIA
Leaflet
H.EVALUASI
1. Evaluasi Strukturala
a. Persiapan Materi
b. Persiapan alat yang akan di gunakan
c. Persiapan SAP
d. Kontrak Waktu
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Sekolah SMP Thariqqul
Jannah
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
di sampaikan
c. Selama penyuluhan aktif menjawab pertanyaan yang di ajukan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu memahami definisi hipertensi
b. Peserta mampu memahami etiologi hipertensi
c. Peserta mampu memahami tanda dan gejala hipertensi
d. Peserta mampu memahami faktor resiko hipertensi
e. Peserta mampu memahami pencegahan hipertensi
f. Peserta mampu memahami manfaat jahe untuk hipertensi
BAB II
LAMPIRAN MATERI
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam
Ardiansyah M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik
sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
B.Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah M.,
2012) :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya
hipertensi esensial diantaranya :
a) Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi mendapatkan
penyakit hipertensi.
b) Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko tinggi mengalami
penyakit hipertensi.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi
sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut
dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area
kontriksi.
b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama
penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan
c) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.
Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis
atau fibrous dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal
terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
E. Pencegahan Hipertensi
Harus diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita
hipertensi secara adekuat, harga obat-obatan hipertensi tidaklah murah, obat-obat
baru amat mahal dan mempunyai banyak efek samping. Untuk alasan inilah
pengobatan hipertensi sangat penting, tapi tidak lengkap tanpa dilakukan tindakan
pencegahan untuk menurunkan faktor resiko. Pencegahan sebenarnya merupakan
bagian dari pengobatan hipertensi, karena mampu memutus mata rantai hipertensi
dan komplikasinya.
Pencegahan Primer yaitu tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari;
kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk
mengurangi berat badan; kurangi konsumsi alcohol; konsumsi minyak ikan; suplai
kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga
cukup membantu.
Pencegahan Sekunder yaitu pola makanam yamg sehat; mengurangi garam
dan natrium di diet anda; fisik aktif; mengurangi Akohol intake; berhenti merokok.
Pencegahan Tersier yaitu pengontrolan darah secara rutin; olahraga
dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
Palmar, Anna. (2013). Simple guide tekanan darah tinggi. Jakarta: Erlangga.
Swari, R.C. (2017). Manfaat Jahe Merah untuk Kesehatan dari Pencernaan hingga
Kesuburan. Helosehat.com.