Disusun Oleh:
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 15 menit
Yogyakarta
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan secara global yang berkontribusi
terhadap penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal serta kecacatan dan juga
kematian dini (WHO, 2013). Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Pikir et
al., 2015). Hipertensi juga sering dianggap dengan penyakit silent killer,
karena hipertensi sering tidak menimbulkan tanda dan gejala bahkan sampai
difase komplikasi sekalipun (Nuraeni et al., 2017). World Health
Organization (WHO) menjelaskan bahwa hipertensi terus meningkat setiap
tahunnya dan diperkerikan akan ada 1,5 miliar orang akan menderita
hipertensi di tahun 2025 dan juga diperkirakan 10,44 juta orang meninggal
karena hipertensi dan komplikasi hipertensi setiap tahunnya (Kemenkes RI,
2019).(Sunarti and Patimah, 2019)
Badan kesehatan dunia atau WHO menjelaskan bahwa hipertensi
menyerang 22% penduduk dunia (WHO, 2014), sedangkan di Asia Tenggara
kejadian hipertensi mencapai 36% (Tirtasari & Kodim, 2019). Indonesia
memiliki angka prevalensi hipertensi sebesar 34, 11% sedangkan untuk
prevalensi hipertensi di Yogyakarta adalah sebesar 32,86% lebih rendah dari
angka nasional (34,11%). Angka prevalensi tersebut menempatkan
Yogyakarta pada urutan ke-12 sebagai provinsi dengan hipertensi (Kemenkes
RI, 2019). Prevalensi hipertensi tertinggi di Yogyakarta adalah di Gunung
Kidul (39,25%), kedua Kulon Progo (34,70%), ketiga Sleman (32,01%),
keempat Bantul (29,89%), dan yang terakhir Kota Yogyakarta (29,28%)
(Kemenkes RI, 2019). Menurut data Dinkes Sleman (2020) hipertensi
merupakan salah satu penyakit yang masuk kedalam sepuluh besar penyakit
yang ada di Sleman dengan jumlah kasus 138,702. Salah satu Kecamatan di
Sleman dengan penderita hipertensi terbanyak berada di Kecamatan Kalasan
yaitu sebanyak 6.138 orang (Dinkes Sleman, 2020).
Penyakit hipertensi menurut Dinata (2015) dapat dicegah atau diobati. Ada
berbagai cara untuk mengobati hipertensi, antara lain dengan mengkonsumsi
obatobatan penurun tekanan darah, pengaturan pola makan, olahraga,
mengurangi stres, menghindari alkohol, dan tidak merokok. Tren pengobatan
hipertensi saat ini yaitu dengan menggunakan terapi alternatif dan
komplementer. Terapi alternatif dan komplementer yang saat ini dipercaya
masyarakat untuk mengobati hipertensi diantaranya akupuntur, akupresur,
bekam, terapi herbal, terapi listrik, dan lain-lain (Hasnah, 2016). Wirakhmi
(2018) menambahkan salah satu metode non farmakologik yang berpotensi
untuk menurunkan keluhan nyeri serta meningkatkan kenyamanan tubuh pada
penderita hipertensi adalah akupresur.
Akupresur merupakan salah satu cara pengobatan alternatif secara
nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi (Hasnah,
2016). Pengobatan tradisional Cina menggunakan titik akupresur untuk
menangani berbagai masalah kesehatan seperti stres, nyeri punggung (lower
back pain), tekanan darah tinggi, dismenore, nyeri tungkai, insomnia, dan
kecemasan. Akupresur titik taichong ini terletak pada punggung kaki yakni
dua jari di atas titik pertemuan antara ruas jempol dan jari kaki sebelahnya
menurut UCLA University California of Los Angeles, 2017). Titik akupresur
yang pada beberapa penelitian terbukti memiliki efek terapeutik adalah
taichong (Hasnah, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan,dan pengetahua tentang terapi
komplementer akupresur dengan kelompok lansia dengan kelurga
hipertensi selama 15 menit diharapkan mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari .
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x15 menit sekelompok lansia
stikes guna bangasa Yogyakarta mampu:
a. 85% sekolompok lansia memahami definisi dari terapi akupresur
b. 80% sekolompok lansia memahami tujuan dari terapi akupresur
c. 75% sekolompok lansia memahami manfaat dari terapi akupresur
d. 70% sekolompok lansia memahami langkah-langkah terapi akupresur
C. Materi
1. Definisi terapi akupresur
2. Tujuan terapi akupresur
3. Manfaat terapi akupresur
4. Langkah-langkah terapi akupresur
D. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
E. Media
a. Krim lotion atau minyak
b. Baby oil
c. Handuk kecil / tisu
F. Pelaksanaan
No. Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Waktu
1. Pembukaan 2 menit
a. Moderator memberi a. Menjawab salam `
Salam pembukaan
b. Moderator b. Mendengarkan dan
memperkenalkan semua memperhatikan
anggota penyuluh
c. Moderator membuka c. Mendengarkan dan
kontrak waktu memperhatikan
d. Moderator menjelaskan d. Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
e. Melakukan apersepsi e. Menyimak
2. Pelaksanaan Penyuluh 10 menit
a. Menjelaskan a. Mengemukakan
pengetahuan kelompok pendapat dan
tentang akupresur mendengarkan
b. Memperhatikan dan
b. Memberikan mendengarkan
reinforcement dan
meluruskan konsep c. Memperhatikan dan
c. Menjelaskan dan mendengarkan
menguraikan materi d. Mempraktekan dan
tentang mengikuti
1. Definisi akupresur e. Memperhatikan dan
2. Tujuan terapi mengajukan pertanyaan
akupresur f. Memperhatikan dan
3. Manfaat terapi mendengarkan
akupresur
4. Langkah-langkah
terapi akupresur
d. Mengajarkan dan
mempraktekan
e. Memberikan
kesempatan pada
sekelompok untuk
bertanya
f. Memberikan
reinforcement positif
dan menjawab
pertanyaan
3. Penutup 3 menit
a. Penyuluh bersama a.Penyuluh bersama
dengan sekelompok dengan sekelompok
menyimpulkan materi menyimpulkan materi
b. Penyuluh mengadakan akupresur
evaluasi b. Menjawab pertanyaan
c. Penyuluh memberi c. Menjawab salam
salam d.Mendengarkan dan
d. Penyuluh menyimpulkan memperhatikan
hasil diskusi e.Menjawab salam
e. Moderator memberi
salam
G. Setting Tempat
P M
L L P P
P P L L
Keterangan :
P : Penyuluh
M : Moderator
O : Observer
F : Fasilitator
LP : Laki-laki dan Perempuan
H. Pengorganisasian
1. Penyuluh : Nur Hasanah
2. Moderator : Nur Hasanah
3. Observer : Nur Hasanah
4. Fasilitator : Nur Hasanah
I. Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Penyuluh sudah menyiapkan tempat penyuluhan materi alat dan bahan
yang digunakan
b. Peserta hadir ditempat penyuluhan
c. Penyelenggaaraan penyuluhan dilaksanakan di laboratorium
keperawatan stikes guna bangsa Yogyakarta
d. Setting tempat teratur
e. Suasana tenang dan kondusif
2. Evalusi Proses
a. Penyuluhan berjalan lancar dan tertib
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
d. Selama proses berlangsung diharapkan sekelompok dapat mengikuti
seluruh kegiatan hingga selesai
3. Evalusi Hasil
1. 90% sekelompok lansia memahami definisi dari terapi akupresur
2. 85% sekelompok lansia memahami tujuan dari terapi akupresur
3. 80% sekelompok lansia memahami manfaat dari terapi akupresur
4. 80% sekelompok lansia memahami langkah-langkah terapi akupresur
J. Daftar Pustaka
Dinata, (2015).Akupresur untuk Meningkatkan Kekuatan Otot dan Rentang
Gerak Ekstremitas Atas pada pasien stroke.Jurnal Keperawatan
Indonesia,17(3),81-87.https://doi.org/10.7454/jki.v17i3.452
2. Tujuan Akrupresur
Terapi Akupresur bertujuan untuk menyeimbangkan energi dalam
tubuh, sebagai relaksasi tubuh, menyeimbangkan hormon dalam tubuh,
meningkatkan sirkulasi darah dan mobilitas otot, meningkatkan sistem
imun, menurunkan stres, dan meningkatkan kesehatan fisikal
(Nurgiwiati, 2018).
3. Manfaat Akrupresur
Akupresur terbukti bermanfaat untuk pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, rehabilitasi (pemulihan) dan meningkatkan daya
tahan tubuh. Untuk pencegahan penyakit, akupresur dipraktikan pada
saat-saat tertentu secara teratur sebelum sakit, tujuannya untuk mencegah
masuknya penyebab penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh.
Akupresur juga dapat bermanfaat sebagai rehabilitasi (pemulihan) dengan
cara meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit. Selain itu, akupresur
juga bermanfaat meningkatkan daya tahan tubuh (promotif) walaupun
tidak sedang dalam keadaan sakit (Fengge, 2012).
4. Langkah-langkah Akrupesur
AKUPRESUR