Dosen Pembimbing
Dr. Ika Yuni Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB
Disusun Oleh :
Kelompok 1 Angkatan 2018
1. Nophyaningtiyas Tri Widya Ningsih, S.Kep
2. Nahdiya Rosa Ahmari, S.Kep
3. Ema Tri Restanti,S.Kep
4. Siti Aisah,S. Kep
5. Rio Arya Putra Mahendra, S.Kep
6. Amanda Apriliya, S.Kep
7. Jeakline Ismi, S.Kep
8. Naylul Farohah, S.Kep
9. Gentri Zulfika, S.Kep
10. Putri Alifian Sumarjo, S.Kep
11. Shania Rofidah Khansa, S.Kep
12. Selsza Pramesti Cintara, S.Kep
13. Andhina Ayuning Puspa, S.Kep
Mengetahui,
Harmayetti S.Kp.,M.Kes
Dr. Ika Yuni W, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Ns.Sp.KMB.
NIP.197004102000122001
NIP.197806052008122001
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR BAGI PASIEN HD”
DI UNIT HEMODIALISIS RSUA SURABAYA
1. Tujuan
Setelah diberikan edukasi tentang “Pemenuhan Kebutuhan Tidur bagi Pasien HD”
diharapkan Wali atau Keluarga Pasien dapat mengetahui, memahami, dan mampu
melakukan pemenuhan kebutuhan tidur bagi pasien HD dengan tepat kepada pasien di
Unit Hemodialisis RSUA.
2. Materi (Terlampir)
3. Metode Penyuluhan
1) Ceramah
2) Demonstrasi
3) Diskusi (tanya-jawab)
4. Media
1) Poster
2) Leaflet
5. Organisasi kegiatan
1. Moderator dan MC : Ema Tri Restanti, S.Kep dan Jeakline Ismi, S.Kep
a. Setting Waktu
No Waktu Acara
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam
(5menit) 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan topik yang akan diberikan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
b. Setting Tempat
7. Job description
1) Moderator
Uraian tugas
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Memimpin jalan diskusi dan evaluasi.
d. Menutup acara penyuluhan.
2) Penyuluh
Uraian tugas
a. Menggali pengetahuan wali atau keluarga pasien tentang manajemen nyeri
b. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
c. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
d. Menjawab pertanyaan peserta.
3) Fasilitator dan Observer
Uraian tugas
a. Ikut bergabung dan duduk di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Menginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.
d. Mencatat nama, usia, dan jumlah peserta serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
e. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses penyuluhan.
f. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
g. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan
rencana penyuluhan.
8. Evaluasi
1) Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Peserta yang hadir
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
2) Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib dan tenang
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3) Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan tentang jenis-jenis, penyebab dan manfaat
pencegahan risiko infeksi nosokomial
b. Peserta dapat menerapkan penatalaksanaan gangguan tidur pada pasien CKD
dengan tepat
c. Peserta dapat menjelaskan konsep sleep hygiene dengan benar
Lampiran 1. Materi Penyuluhan
1. Definisi
Sleep hygiene didefinisikan sebagai serangkaian rekomendasi perilaku dan lingkungan yang
dimaksudkan untuk mempromosikan tidur yang sehat dan sebagai upaya meningkatkan
kualitas tidur diantaranya dengan beberapa cara: (Irish, Keline, Gunn, Buysse, & Hall, 2015)
1. Regulasi waktu tidur upayakan tidur dan bangun teratur di jam yang sama setiap hari
untuk memaksimalkan sinkronisasi antara dorongan tidur fisiologis, ritme sirkadian, dan
episode tidur di malam hari. Dorongan tidur homeostatik dan sistem sirkadian bekerja
sama untuk membentuk pola stabil tidur dan terbangun. Durasi dan kontinuitas tidur
memburuk ketika episode tidur utama berlanjut (yaitu, bergeser lebih awal) atau tertunda
(bergeser mundur) dari waktu kebiasaan seseorang untuk tidur, seperti perubahan pola
tidur.
2. Batasi waktu tidur siang. Tidur siang terlalu lama dapat mengganggu kualitas tidur saat
malam hari. Jika ingin beristirahat saat siang hari, beri waktu maksimal 30 menit.
3. Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Sesuaikan cahaya kamar tidur, hindari suara
yang terlalu bising, dan jauhkan benda yang dapat mengganggu tidur dari sekitar tempat
tidur seperti ponsel.
4. Hindari konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin menjelang tidur. Jarak waktu yang aman
mengkonsumsi kafein tanpa mengganggu tidur adalah 6 jam sebelum tidur.
5. Olahraga rutin dapat menghasilkan perbaikan sederhana dalam pola tidur.
6. Manajemen stress, karena stres psikososial dikaitkan dengan peningkatan tekanan
sebelum tidur dan gangguan tidur, dan berbagai strategi manajemen stres seperti relaksasi
dapat digunakan untuk menguranginya bergantung oleh persepsi stres dan gaya koping
masing-masing individu.
7. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak, makanan pedas dan asam sebelum tidur karena
dapat mengganggu pencernaan sehingga tidur menjadi tidak nyaman.
Rutinitas sebelum tidur (sleep routine), seperti mandi air hangat, mengganti pakaian,
membaca buku, berdoa, lalu tidur. Melakukan rangkaian aktivitas akan menciptakan
kebiasaan dan “alarm” bagi tubuh untuk tidur.
Jenis-jenis gangguan tidur Beberapa jenis gangguan tidur yang umum terjadi antara lain :
1. Insomnia, dimana seseorang mengalami kesulitan tidur atau tidur sepanjang malam.
Gangguan tidur terutama insomnia banyak dikeluhkan pasien hemodialisa dan
membuat kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk bisa membahayakan
pasien karena akan meningkatkan risiko kematian dan kerusakan kardiovaskular pada
pasien dengan penyakit ginjal kronis (CKD)
2. Sleep apnea, dimana seseorang mengalami pola abnormal pada pernapasan saat
seseorang tersebut sedang tidur.
3. Kaki gelisah sindrom (RLS), suatu jenis gangguan gerakan tidur. Kaki gelisah
sindrom, juga disebut penyakit Willis-Ekbom, menyebabkan sensasi tidak nyaman dan
dorongan untuk menggerakkan kaki saat mencoba untuk tertidur.
4. Narkolepsi, suatu kondisi yang ditandai oleh rasa kantuk yang ekstrim siang hari dan
jatuh tertidur tiba-tiba siang hari.
Penyebab:
1. Faktor Demografi
a) Jenis kelamin Jenis kelamin merupakan faktor yang memperlihatkan adanya
perbedaan biologis pada individu yang menyebabkan terjadinya perbedaan pola
tidur antara 20 keduanya. Dalam beberapa jurnal referensi disebutkan bahwa pria
dan wanita memiliki perbedaa dalam karakteristik tidur, dimana pria memiliki
gangguan tidur lebih bervariasi dibandingkan wanita.
b) Usia Pola tidur normal individu akan berubah sesuai pertambahan usia.
Berdasarkan penelitian, kelompok usia lanjut lebih banyak mengalami gangguan
tidur dibandingkan kelompok usia lain.
c) Pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan Faktor pendidikan, pekerjaan, dan
status perkawinan merupakan salah satu faktor sosiokultural yang bisa
mempengaruhi kualitas tidur.
2. Faktor Gaya Hidup
a) Merokok: Kebiasaan merokok akan berdampak pada kualitas tidur yang kurang.
Nikotin yang terkandung dalam asap rokok bekerja sebagai stimulan yang
membuat penghisapnya terbangun dan waspada efek stimulan juga dapat
menyebabkan gangguan tidur atau insomnia.
b) Konsumsi kopi: Dalam tubuh, kafein yang terkandung dalam kopi dapat diserap
dengan cepat dan hampir sempurna. Efek dari kafein meliputi perasaan
meningkatnya energi, tetap waspada dan menurunkan rasa kantuk.
3. Faktor psikologis Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah penyakit kronis yang
menyebabkan hampir semua penderitanya mengalami kecemasan dan depresi, baik itu
akibat dari penyakitnya maupun dari terapinya.
4. Faktor Biologis
a) Penyakit penyebab PGK
- Diabetes melitus merupakan salah satu penyebab utama terjadinya penyakit
ginjal kronik. Umumnya pasien DM tipe I dan II banyak yang mengalami
insomnia, hal ini disebabkan karena adanya kerusakan toleransi glukosa,
peningkatann aktivitas simpatis dan neuropati yang dialami pasien DM.
- Hipertensi sering terjadi pada penderita penyakit ginjal kronik akibat aktivasi
aksis renin-angiotensin dan kerjasama keduanya dalam meningkatkan sekresi
aldosteron. Beberapa penelitian rata-rata membuktikan adanya perbedaan rata-
rata tekanan darah arteri pada pasien yang mengalami gangguan tidur dengan
yang tidak.
b) Adekuasi Nutrisi : Kadar albumin dan serum Kadar serum albumin dapat dijadikan
sebagai indikator malnurisi pada pasien dialisis kronik. Konsentrasi serum albumin
juga merupakan salah satu faktor utama terjadinya insomnia pada pasien
hemodialisis yang mengalami gangguan tidur.
c) Anemia Anemia dapat menyebabkan terjadinya kronik hipoksia yang mencetuskan
terjadinya insomnia pada pasien yang menjalani hemodialisis.
d) Kalsium Kekurangan kalsium dapat menyebabkan penyakit tulang uremik yang
dapat menimbulkan keluhan nyeri sebagai pencetus insomnia pada pasien yang
menjalani hemodialisis.
5. Faktor Hemodialisis
a) Jadwal waktu hemodialisis Sebuah penelitian oleh (Wang M Y, Chan S F, 2013)
melaporkan tingginya kejadian insomnia pada pasien yang menjalani hemodialisis
di pagi hari.
b) Lama waktu hemodialisis Semakin lama waktu pasien menjalani hemodialisis
semakin tinggi resiko mengalami gangguan tidur. Pengkajian Kualitas Tidur
Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi kualitas tidur meliputi:
- Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa
biasanya klien bangun, dan keteraturan pola tidur.
- Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku dan
buang air kecil .
- Gangguan tidur yang sering dialami klien.
- Adanya kebiasaan tidur siang.
- Lingkungan tidur klien.
6. Status emosional dan mental klien.
7. Kondisi psikologis klien.
8. Perilaku deprivasi tidur seperti penapilan, perilaku yang menggambarkan adanya
gangguan tidur.
1. Sleep Hygiene
2. Relaksasi Benson
Referensi:
Widiyanto (2015) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Insomnia Pada Pasien Yang
Menjalani Hemodialisis Di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak’, Jurnal Untan,
3(1).
LEMBAR OBSERVASI
Tempat …………………………………………………………………………..
1. Peserta
a. Struktur
1.) Kesiapan materi
2.) Kesiapan SAP
3.) Kesiapan media poster dan
leaflet
4.) Peserta yang hadir
5.) Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan
b. Proses
1.) Fase dimulai sesuai dengan
waktu yang direncanakan
2.) Peserta antusias terhadap materi
penyuluhan
3.) Peserta mengajukan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan secara
benar
4.) Suasana penyuluhan tertib dan
tenang
5.) Tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan
c. Hasil
1.) Peserta mengulang kembali
materi / menjawab pertanyaan
2.) Peserta mengikuti diskusi/ada
tanya jawab
Lampiran 3
DIET PASIEN DM
Tempat
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
No Nama Jabatan
3. 3.
Lampiran 4
DAFTAR HADIR PANITIA
Tempat
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
No Nama Jabatan
6. Penyaji
Rio Arya Putra Mahendra, S.Kep
7. Penyaji
Shania Rofidah Khansa, S.Kep
10. Fasiliator
Andhina Ayuning Puspa, S.Kep
11. Observer
Selsza Pramesti Cintara, S. Kep
12. Observer
Siti Aisah, S.Kep
13. Observer
Amanda Apriliya, S.Kep
Lampiran 5
Tempat ………………………………………………………….………………
Tempat …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….