Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI DZIKIR PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS NANGGALO PADANG

Oleh :

KELOMPOK C13
1. ANDINA ARIESTA PUTRI
2. ALMIRA GANDHI
3. MAYA SYAFNI
4. NOLA ASRIL
5. FIRDHA DAMBA WAHYUNI
6. MAHARANI.Z
7. SRI MARDIAH PUTRI
8. ROZILAWATI NASRIL
9. VIVI OKTASARI
10. ASNEL SARTIKA

PRAKTEK PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : Terapi dzikir pada ibu hamil


2. Tempat : Ruang tunggu Puskesmas Nanggalo
3. Hari/Tanggal : Jumat, 27 Desember 2013
4. Waktu : 09.00-09.40 WIB
5. Sasaran : Ibu-Ibu Hamil yang berkunjung ke Puskesmas

A. Latar Belakang
Saat hamil, ibu mengalami perubahan yang signifikan pada fungsi
fisiologis dan psikologisnya. Proses penyesuaian diri terhadap keadaan
barunya ini kemudian menimbulkan kecemasan. Bibring (dalam Stotland &
Stewart, 2001) menyebutkan bahwa kehamilan adalah periode krisis yang
melibatkan faktor psikologis mendalam, yang terjadi karena adanya
perubahan somatik. Selain faktor fisik, faktor psikososial pun dapat
menambah kecemasan pada ibu hamil. Gross dan Helen (2007) menyatakan
bahwa meskipun kehamilan merupakan proses yang natural dan normal,
namun keadaan ini menjadikan seseorang harus menghadapi banyak
rangkaian pengharapan dan perlakuan berbeda dari diri maupun masyarakat .
Pada kehamilan pertama, ibu akan mengalami perlakuan baru seperti
mendapatkan komentar dan menjadi pusat perhatian, baik dalam arti positif
maupun negatif. Selain itu, Andriana (2007) juga menyebutkan bahwa kisah
pengalaman persalinan yang menakutkan dari orang lain juga menambah
kecemasan pada ibu hamil yang belum pernah melahirkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil
diantaranya adalah kurangnya informasi mengenai penyakit, dukungan
keluarga, kecukupan keuangan , stres dari lingkungan , frekuensi mual dan
muntah yang tinggi (faktor kesehatan fisik ibu hamil), sikap terhadap
kehamilan, dan kemampuan penguasaan kehamilan, proses penyesuaian diri
terhadap kehamilan baik secara fisik maupun psikososial serta informasi
tentang pengalaman persalinan yang menakutkan (Andiana, 2007).
Meskipun wajar terjadi pada ibu hamil, jika berlebihan kecemasan dapat
membawa dampak buruk baik bagi ibu hamil maupun bagi perkembangan
janin, misalnya menyebabkan rendahnya skor Apgar bayi ketika lahir,
meningkatnya kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum, dan dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental ibu dan janin misalnya melalui
turunnya fungsi plasenta ibu, yang kemudian dapat mempengaruhi kesehatan
fisik dan mental janin, serta terhambatnya pertumbuhan organ dan fungsi
fisiologis serta perkembangan psikologis bayi (Monk, 2001).
Kecemasan adalah suatu perasaan subjektif yang samarsamar (Vanin
dan Helsley, 2008). Kecemasan merupakan campuran beberapa emosi tidak
menyenangkan yang didominasi oleh ketakutan, khawatir, dan gelisah yang
tak terkendali terhadap kondisi mengancam yang tidak jelas di masa depan
(Halgin, Whitbourne, & Krauss, 2005). Kecemasan terdiri dari pikiran,
perasaan, dan perilaku dan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor biologis,
psikologis, dan genetis. Simptom-simptom yang ditunjukkan berbeda- beda
pada setiap orang dan situasi (Vanin & Helsley, 2008).
Salah satu intervensi yang telah terbukti efektif untuk mengurangi
kecemasan dan telah sering digunakan adalah teknik relaksasi.Relaksasi
merupakan salah satu teknik dalam terapi perilaku. Relaksasi merupakan
metode atau teknik yang digunakan untuk membantu manusia belajar
mengurangi atau mengontrol reaktivitas fisiologis yang menimbulkan
masalah bagi dirinya (McNeil & Lawrence, 2002). Tujuan relaksasi adalah
untuk mengurangi tingkat gejolak fisiologis individu dan membawa individu
ke keadaan yang lebih tenang baik secara fisik maupun psikologis (Rout &
Rout, 2002).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maimunah (2011) terhadap ibu
hamil di Jogjakarta menunjukkan bahwa ada pengaruh antara terapi relaksasi
dengan penurunan kecemasan pada ibu hamil. Beberapa penelitian di
Indonesia juga telah membuktikan efektivitas teknik relaksasi untuk
menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil (Ningrum, 2009). Salah satu teknik
relaksasi untuk mengurangi kecemasan pada ibu hamil adalah dengan
melibatkan unsur spritualitas.Beberapa penelitian menunjukkan hubungan
antara coping religius dengan kecemasan yang turut menunjukkan pentingnya
unsur spiritual dan religius dalam penanganan kecemasan (Blume, 2006).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 8 orang ibu hamil
yang berkunjung ke Puskesmas Nanggalo dari tanggal 16 - 19 Desember
2013 didapatkan data bahwa 5 dari 8 ibu hamil mengalami kecemasan
terhadap kondisi kehamilannya. Oleh sebab itu, kelompok tertarik untuk
memberikan pendidikan kesehatan untuk mengurangi kecemasan ibu hamil
melalui terapi zikir.

B.Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang teknik relaksasi dengan dzikir
diharapkan ibu hamil dapat mempraktikkan terapi relaksasi dengan dzikir
dalam mengurangi kecemasannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang teknik relaksasi dengan dzikir
diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Menyebutkan definisi Terapi Dzikir
b. Menyebutkan tujuan terapi dzikir
c. Menjelaskan pengaruh terapi dzikir bagi ibu hamil
d. Menjelaskan cara pelaksanaan terapi dzikir

E. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Demonstrasi

F. Media dan Alat


a. Laptop
b. Infocus
c. Leaflet
G. Materi : Terlampir
H. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Vetty Priscilla, S.Kp, Sp. Mat, MPH
: Ns.Lili Fajria,S.Kep.M.Biomed
Moderator : Andina Ariesta Putri
Penyaji : Almira Gandhi
Observer : Maharani. Z
Fasilitator : Rozilawati nasril
Nola Asril
Firda damba wahyuni
Vivi oktasari
Maya syafni
Sri Mardiah Putri
Asnel Sartika

Tugas dan tanggung jawab organisasi :


1. Moderator
 Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
 Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
 Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan
audien
 Menyampaikan kontrak waktu
 Merangkum semua audien sesuai kontrak
 Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi

2. Penyaji
 Bertangung jawab memberikan penyuluhan
 Memahami topik penyuluhan
 Meexplore pengetahuan audien tentang pnemonia
 Menjelaskan pnemonia sesuai bahasa uang dipahami audiens
 Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

3. Fasilitator
 Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara.
 Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada
moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
 Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
 Membagikan leaflet di akhir acara.
4. Observer
 Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
 Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
 Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

J. Setting Tempat

Keterangan:
= Moderator
= Presenter
= Audience/peserta
= Observer
= Fasilitator
= pembimbing

J. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta


1. 5 menit Pembukaan

a. Mengucapkan salam a. Memperhatikan


b. Memperkenalkan diri dan b. Memperhatikan
pembimbing c. Memperhatikan
c. Menjelaskan topik penyuluhan d. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan e. Memperhatikan
e. Membuat kontrak waktu dan
meminta kerja sama dengan
peserta penyuluhan
2. 30 Pelaksanaan
menit
a. Menggali pengetahuan peserta Menjelaskan
tentang definisi terapi dzikir
b. Memberi reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang menjelaskan
tentang definisi terapi dzikir
c. Menjelaskan pengertian dzikir Menjelaskan
d. Menggali pengetahuan peserta Mendengarkan dan
tentang tujuan terapi dzikir memperhatikan
e. Memberi reinforcement positif
pada peserta yang menjelaskan
tujuan terapi dzikir
f. Menjelaskan tujuan terapi dzikir
Menjelaskan
g. Menggali pengetahuan peserta
Mendengarkan dan
tentang pengaruh terapi dzikir pada
memperhatikan
ibu hamil
h. Memberi reinforcement positif
pada peserta yang menjelaskan
pengaruh terapi dzikir pada ibu
hamil
i. Menjelaskan tentang pengaruh
Menjelaskan
terapi dzikir pada ibu hamil
j. Menggali pengetahuan klien
Mendengarkan dan
tentang cara pelaksanaan terapi
memperhatikan
dzikir
k. Memberi reinforcement positif
pada peserta yang menjelaskan
cara pelaksanaan terapi dzikir
l. Menjelaskan tentang cara
Menjelaskan
pelaksanaan terapi dzikir
m. Mendemostrasikan teknik relaksasi
dengan terapi dzikir Mendemostrasikan
n. Memberi kesempatan pada peserta terapi zikir
untuk bertanya Mendengarkan dan
o. Memberikan reinforcement positif memperhatikan
pada peserta yang bertanya
p. Memberikan kesempatan pada
peserta lain peserta yang lain untuk Mendengarkan dan
memberikan pendapat memperhatikan
q. Melengkapi jawaban peserta

3. 5 menit Penutup
a. Mengevaluasi atau menanyakan a. Menjawab
kembali materi yang telah pertanyaan
disampaikan pada peserta
b. Memperhatikan
b. Menyimpulkan kembali materi
yang telah disampaikan
c. Menjawab salam
c. Memberi salam penutup

K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Tempat dan media serta alat sesuai rencana
d. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
d. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan
sampai selesai
e. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan
berjalan
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit peserta mampu:
a. 80% sasaran mampu menyebutkan pengertian kecemasan dengan
benar
b. 80% sasaran mampu penyebab kecemasan pada ibu hamil dengan
benar
c. 80% sasaran mampu menjelaskan ciri-ciri kecemasan dengan benar
d. 80% sasaran menjelaskan tingkat kecemasan dengan benar
e. 80% sasaran menjelaskan dampak kecemasan bagi ibu hamil dengan
benar
f. 80% sasaran menjelaskan teknik mengurangi kecemasan pada ibu
hamildengan benar
g. 80% sasaran menjelaskan manfaat dzikir bagi ibu hamil

L. Penutup
Setelah kegiatan penyuluhan ini dilakukan, diharapkan ibu hamil yang
berkunjung ke puskesmas Nanggalo dapat mengetahui tentang Terapi dzikir
pada ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai