SURAT KEPUTUSAN
KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA
Nomor : Skep/ 478 /TKRS/III/2019
Tentang
PANDUAN BUDAYA KESELAMATAN
RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA
TENTANG PANDUAN BUDAYA KESELAMATAN DI RUMAH
SAKIT Tk. IV SINGARAJA
Ditetapkan di : Singaraja
Tanggal : 4 Maret 2019
Halaman Judul
Surat Keputusan
Daftar Isi
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN I LAPORAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN
LAMPIRAN II PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN
BAB I
ETIKA DAN KODE ETIK
A. PENDAHULUAN
Untuk menghindari kekeliruan terlebih dahulu perlu diuraikan batasan etika dank ode
etika agar lebih mudah dipahami maksudnya.
ETIKA berasal dari bahasa Yunani dari kata “ETHOS” yang berarti kebiasaan atau
tingkah laku manusia. Dalam bahasa Inggris disebut “ETHIS” yang mempunyai
pengertian sebagai ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni
tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral
pada umumnya.
KODE ETIK adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi didalam
melaksanakan tugas profesinya dan didalam hidupnya di masyarakat. Oleh karena itu
perlu dibahas tentang etika dan kode etik.
B. ETIKA
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah,
dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam
kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan
“kurun waktu tertentu” karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
ETIK ialah suatu cabang ilmu filsafat. Maka didalam literatur, dinamakan juga “Filsafat
Moral” yaitu suatu system prinsip-prinsip tentang moral, tentang baik atau buruk. Seara
sederhana dapat dikataka bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik
atau buruk sikap tindakan manusia.
Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan
secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar atau salah, baik atau buruk,
yang seara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang mejadi
pedoman bagi tindakan manusia.
Sedangkan moral adalah mengenai apa yang dinilai “seharusnya” oleh masyarakat.
Etik dalam tulisan ini diartikan sebagai moral yang ditujukan kepada profesi. Oleh
karena itu etik profesi sebaiknya juga terbentuk normatif. Etika yang lebih khusus
dikonkritkan seperti didalam etik kebidanan, etik rumah sakit, etik keperawatan, etik
kebidanan, dll yang hanya berlaku bagi anggota profesi itu sendiri. Semua etik ini
merupakan etik terapan yang bersifat praktis sehingga dapat dipakai sebagai pedoman
dalam bersikap/bertindak.
Pada zaman sekarang ini etik perlu diperhatikan, karena tanpa etik dan tanpa
diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dianggap sebagai saingan oleh sesama
yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat timbulnya
nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang
satu bisa tidak segan-segan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan
ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekedar dapat tercapai
tujuan.
C. KODE ETIK
Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian bidan,
perawat, bidan, guru dsb yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode
etik
A. PENDAHULUAN
Dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas pengabdian
untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air, persatuan perawat Indonesia
menyadari bahwa perawat, Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berlandaskan pada
UUD 45 merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan
dengan penuh tanggung jawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera di bawah
ini.
B. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DAN KLIEN
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku professional
D. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DAN MASYARAKAT
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.
BAB III
KODE ETIK KEBIDANAN
A. PENGERTIAN
1. Definisi Bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan berlaku,
dicatat (register), diberi izin secara sah untuk menjalankan.
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab tersebut dapat
dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2. Kewajiban bidan tehadap tugas (3 butir)
3. Kewajiban bidan tehadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4. Kewajiban bidan tehadap profesinya (3 butir)
5. Kewajiban bidan tehadap diri sendiri (2 butir)
6. Kewajiban bidan tehadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
B. KODE ETIK BIDAN INDONESIA
MUKADIMAH II
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang luhur demi
tercapainya :
1. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945
2. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
3. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia
Maka ikatan bidan Indonesia sebagai organisasi profesi yang menjadi wadah
persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan
Indonesia yang disusun atsa dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan
lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari
setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan sebagai
anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita pembangunan nasional dibidang
kesehatan pada umumnya. KIA/KB dan kesehatan keluarga pada khususnya.
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode
etik ini merupakan pedoman dalam tatacara dan keselarasan dalam pelaksanaan
pelayanan profesional.
Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif
terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada khususnya, sehingga mereka
tumbuh kembang menjadi insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohani dengan
tetap memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga dan
masyarakat pada khususnya.
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan yang dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
G. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI
A. PENGERTIAN
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Bila seorang memiliki hak terhadap B maka B mempunyai kewajiban terhadap A.
pasien memiliki hak (klien) terhadap bidan atas pelayanan yang diterima. Hak pasti
berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban
(keharusan) untuk pasien. Jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien,
sedangkan kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh perawat atau bidan.
Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan perawat serta kewajiban
yang harus diberikan oleh pasien.
1. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit atau institusi kesehatan.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan dan keperawatan sesuai
dengan profesinya tanpa diskriminasi
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan persalinan,
nifas dan bayinya yang baru dilahirkan
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
j. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat.
k. Pasien berhak meminta atas, “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
l. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
- Penyakit yang diderita
- Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
- Alternatif terapi lainnya
- Prognosanya
- Perkiraan biaya pengobatan
m. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakit
o. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
q. Pasien berhak atas kenyamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
r. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus
malpraktik.
t. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya.
2. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat
yang merawatnya.
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang di derita kepada dokter yang merawat.
d. Pasien atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan
dan perawat
e. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
A. Pengertian
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik. Melalui kode etik tersebut, tiap
kelompok profesi menetapkan standar praktek anggota-anggotanya. Suatu kode etik
bersumber dari martabat dan hak pasien sebagai manusia dan menunjukkan sikap
menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang dilimpahkan pasien pada profesi
keperawatan. Kode etik didasarkan pada penghormatan atas nilai-nilai dan situasi
orang-orang yang dilayani oleh perawat. Kode etik profesi keperawatan adalah nilai-
nilai dan norma-norma keperawatan sebagai pedoman bagi perawat, bidan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
KARUMKIT
PPNI IBI
Tk. IV SINGARAJA
Iya/ Tidak
Pembinaan Kasie Keperawatan
Ka. Ruangan
& sanksi
Selesai
Iya/ Tidak
Ka. Ruangan
Selesai
Keterangan :
: Alur Proses
: Koordinasi
D. Mekanisme pengelolaan masalah etik profesi keperawatan dan kebidanan
1. Masalah dapat ditemukan atau berasal dari laporan keluarga pasien, rekan
sejawat, masyarakat dan kotak saran
2. Kepala ruangan melihat/mendapat laporan mengenai pelanggaran yang dilakukan
kemudian memanggil yang bersangkutan melakukan pelanggaran, maka perawat
yang bersangkutan harus mengisi surat pernyataan pelanggaran kode etik
keperawatan. Sebatas kepala ruangan, kepala ruangan member penggunaan dan
saran kepada perawat yang bersangkutan sesuai dengan jenis pelanggaran yang
dilakukan.
3. Apabila pelanggaran termasuk pelanggaran sedang atau pelanggaran berat, maka
kepala ruangan membuat rekomendasi laporan permasalahan kepada kasie
keperawatan untuk ditindak lanjuti
4. Kasie keperawatan mengkonfirmasi laporan dengan cara memanggil perawat yang
bersangkutan untuk dimintai keterangan dan pertanggung jawabakan. Memberi
pembinaan dan saksi kepada perawat yang bersangkutan sesuai dengan jenis
pelanggaran yang dilakukan.
5. Setelah permasalahan diselesaikan kasie, keperawatan membuat laporan ke
direktur
6. Apabila permasalahan belum terselesaikan rumah sakit akan berkoordinasikan
dengan bidang profesi yang bersangkutan IBI/PPNI
E. Jenis Pembinaan dan sangsi penyelesaian pelanggaran kode etik profesi keperawatan
dan kebidanan
1. Pelanggaran Ringan
a. Pembinaan antara lain :
Memanggil yang bersangkutan untuk membicarakan akibat pelanggaran
yang dilakukan
Memberi pengertian, nasehat, perhatian, dan bimbingan
Membuat pernyataan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
b. Sangsi :
Teguran lisan
2. Pelanggaran Sedang
a. Pembinaan dapat berupa :
Memanggil yang bersangkutan untuk membicarakan akibat pelanggaran
yang dilakukan
Memberi pengertian, nasehat, perhatian, dan bimbingan
Membuat pernyataan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
b. Sangsi :
Teguran tertulis (peringatan pertama)
3. Pelanggaran Berat
a. Pembinaan dapat berupa :
Memanggil yang bersangkutan untuk membicarakan akibat pelanggaran
yang dilakukan
Memberi pengertian, nasehat, perhatian, dan bimbingan
Membuat pernyataan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
b. Sangsi :
Teguran tertulis (peringatan kedua atau ketiga)
Sesuai ketentuan yang ada dirumah sakit
Ditetapkan di : Jambi
Pada tanggal : September 2018
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL (SPO)
dr. Rinie Indah Chandra W, Sp.KJ
Mayor Ckm (K) NRP 11050030140179
Ditetapkan,
Ditetapkan,
Tanggal Terbit :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SPO)
Kata-kata seperti etika, hak-hak dan tanggung jawab relative mudah mendefinisikannya,
tetapi permasalahan kadang-kadang jelas masuk bidang apa dan dimana semua istilah
tergolong. Contohnya :
Bila seorang pasien dianggap mengidap penyakit yang pasti menyebabkan kematian,
benarkah dipandang dari segi etis menghentikan upaya penyelamatan hidupnya?. Apakah
pasien dalam situasi serupa ini mempunyai hak membantu pengambilan keputusan
tentang keperawatannya? Dalam hal ini apakah tanggung jawab petugas perawat ?.
Pada masa lampau dimana keputusan yang menyangkut masalah etis relatif mudah
ditetapkan. Kini masalahnya menjadi lebih rumit karena faktor-faktor seperti meningkatnya
pemakaian teknologi dan teknik memperpanjang usia, legalisasi aborsi, bertambahnya
pengetahuan tentang genetika dan biologi moleguler, pencangkokan dan riset yang
menggunakan manusia sebagai subjek. Ilmu telah mencapai titik yang tidak lepas dari
pertimbangan dari nilai-nilai. Masalah etik akhirnya menimbulkan masalah nilai-nilai dan
tidak dapat didasarkan semata-mata atas logika atau akal sehat.
Tanpa pedoman etis perawatan kesehatan tidak manusiawi dan kehilangan pandangan
akan keunikan tiap individu dan haknya sebagai manusia. Tidak mudah menjawab apa
yang harus dilakukan dalam setiap situasi yang melibatkan masalah-masalah etis.
Meskipun kode etik ada kalanya dapat membantu, tiap situasi biasanya harus
dipertimbangkan secara tersendiri. Namun demikian komitmen terhadap standar etis
dalam praktek merupakan bagian penting dari perawatan seperti halnya komitmen
menghormati hak-hak dan martabat orang yang mendapatkan perawatan kesehatan.
KLASIFIKASI PELANGGARAN
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
0 1/1
RUMAH SAKIT Tk. IV
SINGARAJA
Nama : Jabatan :
1. ………………………….. …………………………..
2. ………………………….. …………………………..
3. ………………………….. …………………………..
Menyatakan :
1. Saya mengaku telah melakukan kesalahan dalam menepati :
Peraturan/ standar profesi/ pekerjaan dinas yang berlaku di Rumah Sakit Tk. IV
Singaraja.
Macam kesalahan / kealpaan, terlampir
2. Oleh karena kesalahan/ kealpaan itu, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
yang berlaku di RS Tk. IV Singaraja berupa :
................................................................................................................................
................................................................................................................................
3. Setelah itu saya mohon maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan akibat
kesalahan/ kealpaan saya itu, serta saya berjanji akan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan tugas pekerjaan saya selanjutnya.
Jambi, ………..………….
RS. Tk. IV Singaraja
telah merugikan :
Instansi/ istitusi :
Pribadi : Nama : .......................... umur :........................ LP
No.RM : ........................... alamat : .....................
Pekerjaan : ...........................
Yang ditangani : dokter/perawat ............................................................... :
Urutan waktu kejadian :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
( …………………….. ) Tanda
tangan & nama terang