Anda di halaman 1dari 41

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SINGARAJA

RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA
Nomor : Skep/ 478 /TKRS/III/2019

Tentang
PANDUAN BUDAYA KESELAMATAN
RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA

KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA

MENIMBANG : bahwa dalam upaya meminimalkan keluhan pelanggan rumah sakit


terhadap sikap dan perilaku tenaga kesehatan dan tenaga medis
serta untuk lebih meningkatkan kemampuan organisasi pelayanan
kesehatan terhadap program patient safety , diperlukan adanya
Panduan terhadap budaya keselamatan di Rumah Sakit Tk. IV
Singaraja.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Buleleng Nomor
440/109.1/Dinkes/2016 tanggal 16 Juni 2016 tentang Izin
Operasional Rumah Sakit Tk. IV Singaraja

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA
TENTANG PANDUAN BUDAYA KESELAMATAN DI RUMAH
SAKIT Tk. IV SINGARAJA

Kesatu : Memberlakukan Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV


Singaraja tentang Panduan Budaya Keselamatan di Rumah Sakit
Tk. IV Singaraja.
Kedua : Semua tenaga kesehatan, tenaga medis dan tenaga yang
melaksanakan pelayanan di rumah sakit wajib mengacu pada
panduan seperti tercantum pada Surat Keputusan ini
Ketiga : Bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat
Keputusan ini, selanjutnya akan diadakan penyempurnaan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Singaraja
Tanggal : 4 Maret 2019

Kepala Rumah Sakit Tk. IV Singaraja,

dr. Rinie Indah Chandra Wirasati, Sp.KJ


Mayor Ckm (K) NRP. 11050030140175
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SINGARAJA
RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA

PEDOMAN ETIKA PROFESI


KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

RUMAH SAKIT Tk. IV SINGARAJA


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Surat Keputusan
Daftar Isi

BAB I ETIKA DAN KODE ETIK


A. Pendahuluan .................................................................................................
B. Etika ..............................................................................................................
C. Kode Etik.......................................................................................................

BAB II KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN INDONESIA


A. Pendahuluan .................................................................................................
B. Tanggung Jawab Perawat dan Klien.............................................................
C. Tanggung Jawab Perawat dan Praktek ........................................................
D. Tanggung Jawab Perawat dan Masyarakat ..................................................
E. Tanggung Jawab Perawat dan Sejawat ........................................................
F. Tanggung Jawab Perawat dan Profesi .........................................................

BAB III KODE ETIK KEBIDANAN


A. Pengertian.....................................................................................................
B. Kode Etik Bidan Indonesia ............................................................................
C. Kewajiban Bidan Terhadap Klien dan Masyarakat........................................
D. Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya ..........................................................
E. Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan lainnya ...........
F. Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya .........................................................
G. Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri.........................................................
H. Kewajiban Bidan Terhadap terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah air
...................................................................................................................

BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN


A. Pengertian.....................................................................................................
B. Hak dan Kewajiban Pasien di Rumah Sakit ..................................................
C. Hak dan Kewajiban Perawat dan Bidan di Rumah Sakit...............................
BAB V PENGELOLAAN KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN
A. Pengertian.....................................................................................................
B. Klasifikasi Pelanggaran Kode Etik Profesi Keperawatan ..............................
C. Alur Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Profesi Keperawatan .................
D. Mekanisme Pengelolaan Masalah Etika Profesi Keperawatan .....................
E. Jenis Pembinaan dan Sangsi Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Profesi
Keperawatan .................................................................................................

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


A. SOP Penanganan Masalah Etik Profesi Keperawatan Pelanggaran Ringan
B. SOP Penanganan Masalah Etik Profesi Keperawatan Pelanggaran Sedang
C. SOP Penanganan Masalah Etik Profesi Keperawatan Pelanggaran Berat

BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN I LAPORAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN
LAMPIRAN II PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN
BAB I
ETIKA DAN KODE ETIK

A. PENDAHULUAN

Untuk menghindari kekeliruan terlebih dahulu perlu diuraikan batasan etika dank ode
etika agar lebih mudah dipahami maksudnya.

ETIKA berasal dari bahasa Yunani dari kata “ETHOS” yang berarti kebiasaan atau
tingkah laku manusia. Dalam bahasa Inggris disebut “ETHIS” yang mempunyai
pengertian sebagai ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni
tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral
pada umumnya.
KODE ETIK adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi didalam
melaksanakan tugas profesinya dan didalam hidupnya di masyarakat. Oleh karena itu
perlu dibahas tentang etika dan kode etik.

B. ETIKA

Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah,
dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam
kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan
“kurun waktu tertentu” karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
ETIK ialah suatu cabang ilmu filsafat. Maka didalam literatur, dinamakan juga “Filsafat
Moral” yaitu suatu system prinsip-prinsip tentang moral, tentang baik atau buruk. Seara
sederhana dapat dikataka bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik
atau buruk sikap tindakan manusia.
Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan
secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar atau salah, baik atau buruk,
yang seara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang mejadi
pedoman bagi tindakan manusia.
Sedangkan moral adalah mengenai apa yang dinilai “seharusnya” oleh masyarakat.
Etik dalam tulisan ini diartikan sebagai moral yang ditujukan kepada profesi. Oleh
karena itu etik profesi sebaiknya juga terbentuk normatif. Etika yang lebih khusus
dikonkritkan seperti didalam etik kebidanan, etik rumah sakit, etik keperawatan, etik
kebidanan, dll yang hanya berlaku bagi anggota profesi itu sendiri. Semua etik ini
merupakan etik terapan yang bersifat praktis sehingga dapat dipakai sebagai pedoman
dalam bersikap/bertindak.

Secara umum etik dapat dibedakan atas kelompok yaitu :


a. Yang berkaitan dengan sopan santun didalam pergaulan, baik didalam tatatertib
masyarakat, maupun tatacara didalam organisasi profesi
b. Yang berkaitan dengan sikap tindakan-tindakan orang dalam menjalankan tugas
profesinya yang biasa disebut etik profesi.

Pada zaman sekarang ini etik perlu diperhatikan, karena tanpa etik dan tanpa
diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dianggap sebagai saingan oleh sesama
yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat timbulnya
nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang
satu bisa tidak segan-segan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan
ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekedar dapat tercapai
tujuan.

C. KODE ETIK

Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian bidan,
perawat, bidan, guru dsb yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode
etik

1. Pengertian Kode Etik


Kode Etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya
dan dalam hidupnya di masyarakat.

2. Tujuan Kode Etik


Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi, secara umum
tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
Dalam hal ini yang dijaga “image” dari pihak luar atau masyarakat, mencegah
orang luar memandang rendah atau “remeh” suatu profesi. Oleh karena itu
setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk
atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi
didunia luar. Dari segi ini kode juga disebut “Kode kehormatan”.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota


Yang dimaksud kesejahteraan disini adalah kesejahteraan materill dan spiritual
atau mental dalam hal kesejahteraan materill anggota profesi kode etik
umumnya menetapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan
perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan
peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembatasan tingkah laku yang tidak
pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama
anggota profesi.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.


Dalam hal ini kode etik juga berisi pengabdian profesi tertentu, sehingga para
anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-
ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi menjalankan
tugasnya.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi


Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar para profesi
selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang
pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara
dan meningkatkan mutu organisasi profesi. Dari uraian di atas, jelas tujuan
suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat
profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan
pengabdian anggota, dan meningkatkan mutu profesi serta meningkatkan mutu
organisasi profesi.
3. Penetapan Kode etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi profesi untuk para anggotanya.
Kode etika suatu organisasi akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam
menegakkan disiplin di kalangan profesi, jika semua orang yang menjalankan
profesi yang sama bergabung dalam suatu organisasi profesi. Apabila setiap orang
yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung dalam suatu organisasi
atau ikatan profesi maka barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat
dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan
pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
BAB II
KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN INDONESIA

A. PENDAHULUAN

Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik,


material dan spiritual untuk makhluk insani dalam wilayah RI, maka kehidupan profesi
keperawatan di Indonesia selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan
masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan.

Warga keperawatan di Indonesia menyadari bahwa kebutuhan akan keperawatan


bersifat universal bagi klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat), oleh
karenanya pelayanan yang diberikan perawat selalu berdasarkan pada cita-cita yang
luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa membedakan
kebangsaan, kesukuan, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.

Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada klien, cakupan


tanggung jawab perawat Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan
kesehatan dilaksanakan atas dasar pelayanan paripurna.

Dalam melaksanakan tugas professional yang berdayaguna dan berhasilguna, para


perawat bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi yang luhur
dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar serta kesadaran bahwa pelayanan
yang diberikan merupakan bagian dari upaya kesehatan secara menyeluruh.

Dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas pengabdian
untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air, persatuan perawat Indonesia
menyadari bahwa perawat, Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berlandaskan pada
UUD 45 merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan
dengan penuh tanggung jawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera di bawah
ini.
B. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DAN KLIEN

1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat


manusia, keunikan, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warga kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan
sosial.

2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana


lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari klien.

3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.

4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan


tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DAN PRAKTEK

1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui


belajar terus menerus

2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai


kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.

4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku professional
D. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DAN MASYARAKAT

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan


mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

E. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DAN SEJAWAT

1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun


dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh

2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan


pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.

F. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DAN PROFESI

1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan


pelayanan keperawatan serta menetapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.

2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan.

3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.
BAB III
KODE ETIK KEBIDANAN

A. PENGERTIAN

1. Definisi Bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan berlaku,
dicatat (register), diberi izin secara sah untuk menjalankan.

2. Definisi Kode Etik


Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu yang merupakan pernyataan komprehensif suatu
profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian
profesi.

3. Kode Etik Bidan


Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan
dalam Konggres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X Tahun 1988, sedang petunjuk
pelaksanaannya disyahkan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) IBI tahun 1991.
Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung
beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan
bab.

Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab tersebut dapat
dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2. Kewajiban bidan tehadap tugas (3 butir)
3. Kewajiban bidan tehadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4. Kewajiban bidan tehadap profesinya (3 butir)
5. Kewajiban bidan tehadap diri sendiri (2 butir)
6. Kewajiban bidan tehadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
B. KODE ETIK BIDAN INDONESIA

MUKADIMAH II

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang luhur demi
tercapainya :
1. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945
2. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
3. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia

Maka ikatan bidan Indonesia sebagai organisasi profesi yang menjadi wadah
persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan
Indonesia yang disusun atsa dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan
lainnya.

Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari
setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan sebagai
anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita pembangunan nasional dibidang
kesehatan pada umumnya. KIA/KB dan kesehatan keluarga pada khususnya.

Mengupayakan segala sesuatunya agar kaumnya pada detik-detik yang sangat


menentukan pada saat menyambut kelahiran insane generasi secara selamat, aman
dan nyaman merupakan tugas sentral dari pada bidan.

Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus meningkat


sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai social budaya yang berlaku dalam
masyarakat, sudah sewajarya kode etik bidan ini berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai landasan idela dan garis-garis Besar Haluan Negara
sebagai landasan operasional.

Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode
etik ini merupakan pedoman dalam tatacara dan keselarasan dalam pelaksanaan
pelayanan profesional.
Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif
terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada khususnya, sehingga mereka
tumbuh kembang menjadi insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohani dengan
tetap memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga dan
masyarakat pada khususnya.

C. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP KLIEN DAN MASYARAKAT

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah


jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesionay menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidang dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa menjalankan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang sesuai dengan hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong pertisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derjat kesehatannya secara optimal.
D. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP TUGASNYA

1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga


dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan
konsultasi.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien.

E. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT DAN TENAGA


KESEHATAN LAINYA

1. Setiap bidan harus menjalin hubungan yang dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

F. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PROFESINYA

1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
G. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1. Setiap Bidan harus menjaga kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas


profesinya dengan baik
2. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

H. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PEMERINTAH, NUSA, BANGSA DAN


TANAH AIR

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mealksanakan ketentuan-


ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan khususnya dalam pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

A. PENGERTIAN

Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Bila seorang memiliki hak terhadap B maka B mempunyai kewajiban terhadap A.
pasien memiliki hak (klien) terhadap bidan atas pelayanan yang diterima. Hak pasti
berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban
(keharusan) untuk pasien. Jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien,
sedangkan kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh perawat atau bidan.
Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan perawat serta kewajiban
yang harus diberikan oleh pasien.

B. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

1. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit atau institusi kesehatan.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan dan keperawatan sesuai
dengan profesinya tanpa diskriminasi
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan persalinan,
nifas dan bayinya yang baru dilahirkan
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
j. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat.
k. Pasien berhak meminta atas, “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
l. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
- Penyakit yang diderita
- Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
- Alternatif terapi lainnya
- Prognosanya
- Perkiraan biaya pengobatan
m. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakit
o. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
q. Pasien berhak atas kenyamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
r. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus
malpraktik.
t. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya.

2. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat
yang merawatnya.
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang di derita kepada dokter yang merawat.
d. Pasien atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan
dan perawat
e. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

C. HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT


(SK Dirjen Yan Med No. YM 00.03.2.6.965 th 1997)

1. PERAWAT DAN BIDAN BERHAK :


a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya
b. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang
pendidikannya
c. Menolak keinginan klien / pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan serta setandar profesi dank ode etik profesinya.
d. Mendapatkan informasi lengkap dari klien / pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya
e. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/ kebidanan/ kesehatan secara terus-menerus
f. Diperlakukan adil dan jujur oleh Rumah Sakit maupun klien / pasien dan atau
keluarganya
g. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya.
h. Di ikutsertakan dalam penyusunan / penetapan kebijakan pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit
i. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya di
cemarkan oleh pasien / klien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
j. Menolak pihak lain yang member anjuran / permintaan tertulis untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan perudangan-undangan, standar profesi dan
kode etik profesi.
k. Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai
peraturan / ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit.
l. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang
profesinya.

2. PERAWAT DAN BIDAN WAJIB


a. Mematuhi semua peraturan Rumah Sakit dengan hubungan hukum antara
perawat dan bidan dengan pihak Rumah Sakit.
b. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak Rumah Sakit.
c. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/ perjanjian yang telah dibuatnya
d. Memberikan pelayanan / asuhan keperawatan/ kebidanan sesuai dengan
standar profesi dan batas kewenangannya / otonomi profesi.
e. Menghormati hak-hak klien / pasien
f. Merujuk klien/ pasien kepada perawat lain / tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian/ kemampuan yang lebih baik.
g. Apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan / tindakan atau klien /
pasien dengan penyulit, bidan wajib merujuk klien / pasien kepada bidan lain /
dokter yang mempunyai keahlian / kemampuan yang lebih baik
h. Memberikan kesempatan kepada klien / pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai
dengan agama / keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
pelayanan kesehatan.
i. Bidan wajib memberi kesempatan kepada klien / pasien untuk di damping suami
/ keluarga.
j. Bekerja sama dengan tenaga medis / kesehatan lain yang terkait dalam
memberikan peran kesehatan / asuhan kebidanan kepada klien / pasien.
k. Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta berdasarkan hak otonomi
profesi.
l. Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan/ kebidanan
kepada klien / pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya.
m. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang
akan dilakukan.
n. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan/ kebidanan secara akurat dan
berkesinambungan
o. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan / kebidanan sesuai standar profesi
keperawatan / kebidanan dan kepuasan klien / pasien
p. Mengikuti IPTEK keperawatan/ kebidanan secara terus menerus
q. Melakukan pertolongan darurat sebagai tugas perikemanusiaan sesuai dengan
batas kewenangannya
r. Merahasiakan segala sesuatu yang di ketahuinya tentang klien / pasien bahkan
juga setelah klien / pasien tersebut meninggal, kecuali jika diminta
keterangannya oleh yang berwenang.
BAB V
PENGELOLAAN KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN

A. Pengertian
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik. Melalui kode etik tersebut, tiap
kelompok profesi menetapkan standar praktek anggota-anggotanya. Suatu kode etik
bersumber dari martabat dan hak pasien sebagai manusia dan menunjukkan sikap
menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang dilimpahkan pasien pada profesi
keperawatan. Kode etik didasarkan pada penghormatan atas nilai-nilai dan situasi
orang-orang yang dilayani oleh perawat. Kode etik profesi keperawatan adalah nilai-
nilai dan norma-norma keperawatan sebagai pedoman bagi perawat, bidan dalam
memberikan asuhan keperawatan.

B. Klasifikasi pelanggaran kode etik profesi keperawatan dan kebidanan


1. Pelanggaran Ringan
a. Mendiamkan teman sejawat diruang lingkup kerja
b. Tidak dapat bekerjasama dengan teman sejawat
c. Menolak dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan dan
kebidanan
2. Pelanggaran Sedang
a. Merugikan nama baik pasien/ seseorang
b. Melakukan tindakan negative dengan membalas dendam kepada teman/ orang
lain dalam lingkungan kerja misalnya menfitnah teman
c. Tidak menanggapi keluhan pasien / kurang kepedulian kepada pasien
d. Perawat dan bidan tidak berpartisipasi secara aktif dalam profesi untuk
membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan yang bermutu tinggi misalnya
pendokumentasian askep.
e. Tidak menghormati teman sejawat maupun tenaga kesehatan lainnya.
3. Pelanggaran Berat
a. Membocorkan rahasia pasien
b. Berkelahi didepan pasien
c. Memberikan informasi yang tidak benar kepada pasien
d. Tidak jujur dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
e. Tidak jujur dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
f. Mencemarkan kehormatan dan martabat profesi untuk kepentingan pribadi
g. Memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan secara tidak kompeten,
tidak etis dan ilegal
h. Membedakan martabat manusia, agama, suku, umur, jenis kelamin, aliran politik
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan dan kebidanan
i. Memarahi pasien
j. Mendahuluan kepentingan pribadi, tidak menghormati hak pasien dan nilai-nilai
yang berlaku dimasyarakat.
C. Alur penyelesaian pelanggaran Kode Etik Profesi Keperawatan dan
Kebidanan Rumah Sakit Tk. IV Singaraja.

KARUMKIT
PPNI IBI
Tk. IV SINGARAJA

Iya/ Tidak
Pembinaan Kasie Keperawatan
Ka. Ruangan
& sanksi
Selesai

Iya/ Tidak

Ka. Ruangan

Selesai

Pelanggaran Pelanggaran - Pelanggaran sedang


- Pelanggaran berat
Ringan Etik

Keterangan :

: Alur Proses
: Koordinasi
D. Mekanisme pengelolaan masalah etik profesi keperawatan dan kebidanan
1. Masalah dapat ditemukan atau berasal dari laporan keluarga pasien, rekan
sejawat, masyarakat dan kotak saran
2. Kepala ruangan melihat/mendapat laporan mengenai pelanggaran yang dilakukan
kemudian memanggil yang bersangkutan melakukan pelanggaran, maka perawat
yang bersangkutan harus mengisi surat pernyataan pelanggaran kode etik
keperawatan. Sebatas kepala ruangan, kepala ruangan member penggunaan dan
saran kepada perawat yang bersangkutan sesuai dengan jenis pelanggaran yang
dilakukan.
3. Apabila pelanggaran termasuk pelanggaran sedang atau pelanggaran berat, maka
kepala ruangan membuat rekomendasi laporan permasalahan kepada kasie
keperawatan untuk ditindak lanjuti
4. Kasie keperawatan mengkonfirmasi laporan dengan cara memanggil perawat yang
bersangkutan untuk dimintai keterangan dan pertanggung jawabakan. Memberi
pembinaan dan saksi kepada perawat yang bersangkutan sesuai dengan jenis
pelanggaran yang dilakukan.
5. Setelah permasalahan diselesaikan kasie, keperawatan membuat laporan ke
direktur
6. Apabila permasalahan belum terselesaikan rumah sakit akan berkoordinasikan
dengan bidang profesi yang bersangkutan IBI/PPNI

E. Jenis Pembinaan dan sangsi penyelesaian pelanggaran kode etik profesi keperawatan
dan kebidanan
1. Pelanggaran Ringan
a. Pembinaan antara lain :
Memanggil yang bersangkutan untuk membicarakan akibat pelanggaran
yang dilakukan
Memberi pengertian, nasehat, perhatian, dan bimbingan
Membuat pernyataan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
b. Sangsi :
Teguran lisan
2. Pelanggaran Sedang
a. Pembinaan dapat berupa :
Memanggil yang bersangkutan untuk membicarakan akibat pelanggaran
yang dilakukan
Memberi pengertian, nasehat, perhatian, dan bimbingan
Membuat pernyataan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
b. Sangsi :
Teguran tertulis (peringatan pertama)
3. Pelanggaran Berat
a. Pembinaan dapat berupa :
Memanggil yang bersangkutan untuk membicarakan akibat pelanggaran
yang dilakukan
Memberi pengertian, nasehat, perhatian, dan bimbingan
Membuat pernyataan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
b. Sangsi :
Teguran tertulis (peringatan kedua atau ketiga)
Sesuai ketentuan yang ada dirumah sakit

Ditetapkan di : Jambi
Pada tanggal : September 2018

Kepala Rumah Sakit Tk. IV Singaraja,

dr. Rinie Indah Chandra Wirasati, Sp.KJ


Mayor Ckm (K) NRP. 11050030140179
PENANGANAN MASALAH ETIK PROFESI
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
(PELANGGARAN RINGAN )

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RS.TK.IV
0 1/1
SINGARAJA

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL (SPO)
dr. Rinie Indah Chandra W, Sp.KJ
Mayor Ckm (K) NRP 11050030140179

Tata cara penanganan masalah etik profesi keperawatan dan


Pengertian
kebidanan.

Sebagai acuan dalam penanganan pelanggaran masalah


kode etik profesi keperawatan dan kebidanan yang terjadi
Tujuan
dilingkungan Rumah Sakit Tk. IV Singaraja dibagian
pelayanan keperawatan dan kebidanan.

Masalah etik profesi keperawatan dan kebidanan diproses


Kebijakan
melalui kepala ruangan.

1. Pengaduan dapat berasal dari laporan keluarga, rekan


sejawat, masyarakat, kotak saran
2. Pengaduan diteruskan ke kepala ruangan
3. Kepala ruangan memanggil yang bersangkutan untuk
dimintai keterangan
4. Kepala ruangan mempelajari dan menganalisa
Prosedur Kerja permasalahan
5. Bila laporan tidak benar dan sudah diteliti serta ditelusuri
oleh kepala ruangan maka laporan dibatalkan
6. Bila laporan benar dan terbukti perawat yang
bersangkutan melakukan pelanggaran, maka perawat
yang bersangkutan harus mengisi surat pernyataan
pelanggaran kode etik profesi keperawatan
7. Kepala ruangan mengklarifikasi apakah benar
PENANGANAN MASALAH ETIK PROFESI
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
(PELANGGARAN RINGAN )

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RS.TK.IV
1/2
dr. BRATANATA JAMBI

Pelanggaran tersebut sesuai dengan pelanggaran ringan.


8. Bila pelanggaran ringan kepala ruangan memanggil
perawat yang bersangkutan untuk dimintai
pertanggungjawaban
9. Kepala ruangan memberikan pembinaan kepada yang
bersangkutan sesuai dengan jenis pelanggaran yang
dilakukan
10. Kepala ruangan menyelesaikan permasalahan sampai
selesai, member sangsi berupa : peringatan lisan

Unit terkait karyawan/karyawati, kepala ruangan


PENANGANAN MASALAH ETIK PROFESI
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
(PELANGGARAN SEDANG )

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RS.TK.IV
0 1/1
dr. BRATANATA JAMBI

Ditetapkan,

STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :


OPERASIONAL (SPO)
dr. Rinie Indah Chandra W, Sp.KJ
Mayor Ckm (K) NRP
11050030140179

Tata cara penanganan masalah etik profesi keperawatan


Pengertian
dan kebidanan

Sebagai acuan dalam penanganan pelanggaran masalah


kode etik profesi keperawatan dan kebidanan yang terjadi
Tujuan
dilingkungan RS. Dr. Bratanata Jambi dibagian pelayanan
keperawatan dan kebidanan.

Masalah etik profesi keperawatan dan kebidanan diproses


Kebijakan
melalui kepala ruangan

1. Pengaduan dapat berasal dari laporan keluarga, rekan


sejawat, masyarakat, kotak saran
2. Pengaduan diteruskan ke kepala ruangan
3. Kepala ruangan memanggil yang bersangkutan untuk
dimintai keterangan
4. Kepala ruangan mempelajari dan menganalisa
Prosedur Kerja permasalahan
5. Bila laporan tidak benar dan sudah diteliti serta ditelusuri
oleh kepala ruangan maka laporan dibatalkan
6. Bila laporan benar dan terbukti perawat yang
bersangkutan melakukan pelanggaran, maka perawat
yang bersangkutan harus mengisi surat pernyataan
pelanggaran kode etik profesi keperawatan
7. Kepala ruangan mengklarifikasi apakah benar
PENANGANAN MASALAH ETIK PROFESI
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
(PELANGGARAN SEDANG )

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RS.TK.IV
…………….. 2/2
dr. BRATANATA JAMBI

Pelanggaran tersebut sesuai dengan pelanggaran sedang.


8. Bila pelanggaran sedang kepala ruangan membuat
rekomendasi laporan ke Ka.Sie. Keperawatan
9. Ka.Sie. Keperawatan mengkonfirmasikan laporan dengan
cara memanggil perawat yang bersangkutan untuk
dimintai keterangan dan pertanggungjawaban
10. Ka. Sie. Keperawatan member pembinaan kepada
perawat yang bersangkutan sesuai dengan jenis
pelanggaran yang dilakukan
11. Ka.Sie. keperawatan member sanksi teguran tertulis
(peringatan 1)

Unit terkait karyawan/karyawati, kepala ruangan


PENANGANAN MASALAH ETIK PROFESI
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
(PELANGGARAN BERAT )

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT Tk. IV
1/2
SINGARAJA

Ditetapkan,
Tanggal Terbit :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SPO)

dr. Rinie Indah Chandra W, Sp.KJ


Mayor Ckm (K) NRP 11050030140179

Tata cara penanganan masalah etik profesi keperawatan dan


Pengertian
kebidanan.

Sebagai acuan dalam penanganan pelanggaran masalah


kode etik profesi keperawatan dan kebidanan yang terjadi
Tujuan
dilingkungan Rumah Sakit Tk. IV Singaraja dibagian
pelayanan keperawatan dan kebidanan.

Masalah etik profesi keperawatan dan kebidanan diproses


Kebijakan melalui kepala ruangan.

1. Pengaduan dapat berasal dari laporan keluarga, rekan


sejawat, masyarakat, kotak saran
2. Pengaduan diteruskan ke kepala ruangan
3. Kepala ruangan memanggil yang bersangkutan untuk
dimintai keterangan
4. Kepala ruangan mempelajari dan menganalisa
Prosedur Kerja
permasalahan
5. Bila laporan tidak benar dan sudah diteliti serta
ditelusuri oleh kepala ruangan maka laporan
dibatalkan
6. Bila laporan benar dan terbukti perawat yang
bersangkutan melakukan pelanggaran, maka perawat
yang bersangkutan harus mengisi surat pernyataan
PENANGANAN MASALAH ETIK PROFESI
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
(PELANGGARAN BERAT )

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT Tk. IV
2/2
SINGARAJA

pelanggaran kode etik profesi keperawatan.


7. Kepala ruangan mengklarifikasi apakah benar
pelanggaran tersebut sesuai pelanggaran ringan,
sedang, berat
8. Kepala ruang membuat rekomendasi laporan ke kasie.
Keperawatan untuk ditindaklanjuti
9. Ka. Sie. Keperawatan member pembinaan dan sanksi:
a. Teguran tertulis (peringatan 2 atau peringatan 3)
b. Sesuai ketentuan yang ada di rumah sakit
10. Apabila permasalahan telah diselesaikan Ka.sie.
Keperawatan membuat laporan Karumkit.

Unit Terkait Karyawan/ Karyawati, kepala ruangan


BAB IV
PENUTUP

Kata-kata seperti etika, hak-hak dan tanggung jawab relative mudah mendefinisikannya,
tetapi permasalahan kadang-kadang jelas masuk bidang apa dan dimana semua istilah
tergolong. Contohnya :
Bila seorang pasien dianggap mengidap penyakit yang pasti menyebabkan kematian,
benarkah dipandang dari segi etis menghentikan upaya penyelamatan hidupnya?. Apakah
pasien dalam situasi serupa ini mempunyai hak membantu pengambilan keputusan
tentang keperawatannya? Dalam hal ini apakah tanggung jawab petugas perawat ?.

Pada masa lampau dimana keputusan yang menyangkut masalah etis relatif mudah
ditetapkan. Kini masalahnya menjadi lebih rumit karena faktor-faktor seperti meningkatnya
pemakaian teknologi dan teknik memperpanjang usia, legalisasi aborsi, bertambahnya
pengetahuan tentang genetika dan biologi moleguler, pencangkokan dan riset yang
menggunakan manusia sebagai subjek. Ilmu telah mencapai titik yang tidak lepas dari
pertimbangan dari nilai-nilai. Masalah etik akhirnya menimbulkan masalah nilai-nilai dan
tidak dapat didasarkan semata-mata atas logika atau akal sehat.

Tanpa pedoman etis perawatan kesehatan tidak manusiawi dan kehilangan pandangan
akan keunikan tiap individu dan haknya sebagai manusia. Tidak mudah menjawab apa
yang harus dilakukan dalam setiap situasi yang melibatkan masalah-masalah etis.
Meskipun kode etik ada kalanya dapat membantu, tiap situasi biasanya harus
dipertimbangkan secara tersendiri. Namun demikian komitmen terhadap standar etis
dalam praktek merupakan bagian penting dari perawatan seperti halnya komitmen
menghormati hak-hak dan martabat orang yang mendapatkan perawatan kesehatan.
KLASIFIKASI PELANGGARAN
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
0 1/1
RUMAH SAKIT Tk. IV
SINGARAJA

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SPO)

dr. Rinie Indah Chandra W, Sp.KJ


Mayor Ckm (K) NRP 11050030140179

1. Pelanggaran 1. Terlambat datang


Ringan 2. Mengisi daftar hadir dengan memalsu tanda tangan
kehadiran
3. Kadang-kadang pulang lebih awal
4. Sering berpakaian dengan atribut yang tidak lengkap
5. Kadang kala tidak berpakaian dinas

2. Pelanggaran 1. Selalu tidak berpakaian dinas


Sedang 2. Selalu pulang lebih awal
3. Sering meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan
pribadi
4. Sering izin dengan berbagai alasan yang tidak benar
5. Kurang jujur, kurang tertib, dan kurang cermat dalam
pekerjaan
6. Kurang memberi contoh yang baik dalam perilaku sehari-
hari
7. Kurang bertanggung jawab dalam pemeliharaan barang-
barang
8. Mengulangi pelanggaran ringan yang telah diperingati
sampai tiga kali
9. Melakukan tindakan negativ dengan membalas dendam
kepada teman atau orang lain di lingkungan kerja
10. Bertindak selaku perantara untuk mendapatkan pekerjaan
orang lain dengan maksud mendapatkan keuntungan
sendiri
KLASIFIKASI PELANGGARAN
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
2/2
RUMAH SAKIT Tk. IV
SINGARAJA

3. Pelanggaran 1. Mengganggu kehormatan / martabat Negara,


Berat pemerintah dan pegawai negeri
2. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan
peribadi
3. Menyalahgunakan barang, uang, surat berharga milik
Negara.
4. Menjual belikan, memiliki dan menggunakan dokumen
surat berharga milik Negara secara tidak sah
5. Melakukan kegiatan kerja sama dengan teman
sejawat atau orang lain di lingkungan kerja untuk
mendapatkan keuntungan pribadi.
6. Mencemarkan kehormatan/ martabat, PNS, untuk
kepentingan jabatan
7. Bertindak sewenang-wenang
8. Melakukan tindakan yang merugikan bagi yang
dilayani
9. Membocorkan rahasi Negara
10. Melakukan pungutan tidak sah pada waktu
melaksanakan tugas
11. Berulangkali melakukan pelanggaran sedang
walaupun telah diberi peringatan sampai tiga kali.
KEBIJAKAN TENTANG ETIKA PROFESI
KEPERAWATAN
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
1/1
RUMAH SAKIT Tk. IV
SINGARAJA

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SPO)

dr. Rinie Indah Chandra W, Sp.KJ


Mayor Ckm (K) NRP 11050030140179

Pengertian Mengatur system pembinaan, pelaksanaan, pemberian


sanksi untuk perawat

Ruang lingkup Semua perawat di instansi Rumah Sakit Tk. IV Singaraja

Tujuan Kebijakan yang mengatur tentang etika profesi keperawatan


bagi perawat di RS. TK. IV Dr. Bratanata Jambi

Kebijakan a. Kode etik profesi yang berlaku adalah sesuai dengan


kode etik profesi keperawatan yang dikeluarkan oleh
PPNI
b. Pembinaan kode etik dibawah tanggung jawab Kasie
keperawatan dan dibantu oleh dalam bentuk ceramah,
diskusi, pelatihan dan lain-lain
c. Apabila terjadi issue pelanggaran etika harus
dilakukan klarifikasi sebaik-baiknya dengan cara
memanggil yang bersangkutan
d. Sanksi terhadap pelanggaran etika ditetapkan setelah
ada bukti yang kuat dan dibuktikan dengan adanya
berita acara yang ditanda tangani oleh pemeriksa dan
yang diperiksa.
e. Rekomendasi terhadap sanksi ditetapkan setelah
diterapkan oleh staf dan pimpinan keperawatan/komite
etik keperawatan untuk kemudian diajukan ke direktur.

Unit Terkait Karyawan/karyawati Staf Kebidanan


SURAT PERNYATAAN

PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : .........................................................................................
NIP : .........................................................................................
Alamat : .........................................................................................
Jabatan : .........................................................................................
Unit Kerja : .........................................................................................
Pada tanggal : ...................................................................., dihadapan :

Nama : Jabatan :
1. ………………………….. …………………………..
2. ………………………….. …………………………..
3. ………………………….. …………………………..

Menyatakan :
1. Saya mengaku telah melakukan kesalahan dalam menepati :
Peraturan/ standar profesi/ pekerjaan dinas yang berlaku di Rumah Sakit Tk. IV
Singaraja.
Macam kesalahan / kealpaan, terlampir

2. Oleh karena kesalahan/ kealpaan itu, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
yang berlaku di RS Tk. IV Singaraja berupa :
................................................................................................................................
................................................................................................................................
3. Setelah itu saya mohon maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan akibat
kesalahan/ kealpaan saya itu, serta saya berjanji akan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan tugas pekerjaan saya selanjutnya.

Jambi, ………..………….
RS. Tk. IV Singaraja

Saksi I Saksi II Yang Menyatakan

( ……………….. ) ( ……………….. ) ( ……………….. )


Tanda tangan & nama terang
LAPORAN PELANGGARAN
KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN

Dengan ini saya :


Nama : .........................................................................................
NIP : .........................................................................................
Alamat : .........................................................................................
Jabatan : ...................................................... unit kerja : …………..
Pada tanggal : ..................................................... Jam : …………..

Melakukan kealpaan/ kesalahan yang berupa :


....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................

telah merugikan :
Instansi/ istitusi :
Pribadi : Nama : .......................... umur :........................ LP
No.RM : ........................... alamat : .....................
Pekerjaan : ...........................
Yang ditangani : dokter/perawat ............................................................... :
Urutan waktu kejadian :
...................................................................................................................
...................................................................................................................

Kesalahan/ kealpaan yang saya buat adalah :


....................................................................................................................
....................................................................................................................
Kesalahan/ kealpaan tersebut seharusnya saya hindari dengan jalan :
....................................................................................................................
....................................................................................................................

Saya yang melakukan


Kesalahan / kealpaan

( …………………….. ) Tanda
tangan & nama terang

Anda mungkin juga menyukai