Anda di halaman 1dari 67

AKI & CKD

Ginjal adalah organ bilateral berbentuk seperti kacang, berwarna coklat kemerahan dan terletak di abdomen
bagian posterior. Ginjal merupakan organ retroperitoneum, terletak setinggi L2—T3 dengan posisi ginjal bagian kanan
lebih rendah karena hepar. Fungsi utama dari ginjal adalah menyaring dan mengeluarkan waste product dari darah.
Organ ini juga bertanggung jawab atas keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.
Nefron adalah unit fungsional dari ginjal yang terdiri dari renal
corpuscle (glomerular capsule dan glomerulus) dan tubulus renal.
DEFINISI AKI

Acute kidney injury (AKI) m e r u p a k a n s u a t u si n dr om yang ditandai d e n g a n g a n g g u a n


fungsi ginjal dal a m m e n g a t u r komposisi cairan d a n elektrolit t u b u h , se rt a p en ge l ua ra n
m e t a bol i sm e , ya ng terjadi t i b a - t i b a d a n c e pa t .

Definisi AKI di d a sa rk a n k a d a r s e r u m kreatinin (Cr) d a n p roduksi urin ( urine o u t p u t / UO)


Pada tahun 2004, acutedialysis quality initiative (ADQI) mengganti istilah acute renal failure (ARF) menjadi acute kidney injury (AKI) dan menghadirkan
kriteria RIFLE yang terdiri dari 3 kriteria akut berdasarkan peningkatan kadar serum Cr dan UO (Risiko/Risk, Cedera/ Injury, Gagal/Failure) dan 2 kategori
lain menggambarkan prognosis gangguan ginjal.

Untuk meningkatkan sensitivitas kriteria RIFLE agar AKI dapat dikenali lebih awal, acute kidney injury network
(AKIN)
memodifikasi jangka waktu peningkatan serum Cr dari 7 hari pada RIFLE menjadi 48 jam, tidak diperlukan kadar serum
Cr
awal, kenaikan kadar serum Cr sebesar >0,3 mg/ dL sebagai ambang definisi AKI, serta semua pasien yang
membutuhkan
terapi pengganti ginjal diklasifikasikan ke dalam AKI tahap 3
KDIGO (kidney disease improving global outcome) 2012 menggabungkan kriteria RIFLE dan AKIN.
AKI didiagnosis jika kadar kreatinin serum meningkat minimal 0,3 mg/dL (26,5 μmol/L) dalam 48 jam atau
meningkat
minimal 1,5 kali nilai dasar dalam 7 hari
Kriteria RIFLE
2003
Kriteria AKIN
2007
Kritera AKI berdasarkan KDIGO
2012
Estimasi GFR untuk penilaian fungsi
ginjal
Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin yang
dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir konstan
dan diekskresi oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan
sekresi sedangkan kreatin adalah zat yang menghasilkan
kreatinin

Kreatinin merupakan zat toksik hasil metabolisme protein


yang harus dikeluarkan oleh ginjal, bila terjadi kerusakan
atau gangguan fungsi ginjal maka kadarnya dalam darah
meningkat
Acute
Kidney
Injury
Pre Rena Post
Renal l Renal
Penyebab AKI Pre
Renal
Pada hipoperfusi ginjal yang berat (tekanan arteri rata-rata < 70 mmHg) serta berlangsung dalam jangka waktu lama,
maka mekanisme otoregulasi tersebut akan terganggu dimana arteriol afferent mengalami vasokonstriksi, terjadi
kontraksi mesangial dan penigkatan reabsorbsi natrium dan air.
Penyebab AKI
Renal

Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah nekrosis tubular
akut disebabkan oleh keadaan iskemia dan nefrotoksin. Dimana pada NTA
terjadi kelainan vascular dan tubular. Dasar patofisiologinya yaitu
peradangan, apoptosis dan perubahan perfusi regional yang dapat
menyebabkan nekrosis tubular akut (NTA)
Nekrosis Tubular
Akut
Penyebab AKI Post
Renal
GGA post-renaldisebabkan oleh obstruksi
intra-renal dan
ekstrarenal.
• Obstruksi intrarenal terjadi karena deposisi kristal (urat,
oksalat, sulfonamide) dan protein ( mioglobin, hemoglobin).
• Obstruksi ekstrarenal
 Pelvis ureter oleh obstruksi intrinsic (tumor, batu, nekrosis
papilla) dan ekstrinsik (keganasan pada pelvis dan
retroperitoneal, fibrosis)
 Kandung kemih (batu, tumor, hipertrofi/
keganasan
prostate)
 Uretra
(striktura)
Perbedaan klinis dan hasil laboratorium AKI
yang
disebabkan oleh pre renal dan renal
Tatalaksana AKI
Konservatif
Faktor Risiko Terjadinya
CKD setelah AKI
Chronic Kidney
Disease
(CKD)
Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah
gangguan
struktur atau fungsi ginjal lebih dari 3 bulan.

Klasifikasi PGK adalah berdasarkan laju filtrasi


glomerulus (LFG/GFR) dan nilai albuminuria.
TANDA DAN GEJALA
KRITERIA DEFINISI CKD
CKD
Klasifikasi CKD dan Penyakit
Penyebabnya
Perjalanan
up to 7
CKD 7– 90 > 90
days days days
Gambaran USG Ginjal
berdasarkan tingkat
kerusakannya

Norma Stage Stage


l 1 2

Stage Stage Stage


Uremic Syndrome in
CKD
Tatalaksana PGK berdasarkan
Stadium
Stage Description GFR Action
1 Kidney damage 90 Diagnosis and treatment, treatment of
with normal or ↑ comorbid conditions, slowing progression, CVD
GFR risk reduction
2 Kidney 60-89 Estimating progression
damage with
mild ↓ GFR
3 Moderate ↓ GFR 30-59 Estimating and treating complications
4 Severe ↓ GFR 15-29 Preparation for kidney replacement therapy
5 Kidney Failure < 15 Kidney replacement therapy

Pasien dengan gagal ginjal stadium 4 harus mulai diedukasi adanya


kemungkinan dilakukannya terapi pengganti ginjal seperti
Terapi Pengganti Ginjal (TPG) / Renal Replacement Therapy
(RRT)

TPG /
RRT

Transplanta
Dialisi
si
s
Ginjal

Donor
Peritone
Hemodialisis Hemofiltrasi Donor Jenazah
al (Cadave
Hidup
Dialisis r)
Dialisis menurut kebutuhan pemakaian dibagi menjadi 2 jenis
yaitu
1. Dialisis temporer yang bersifat akut dan atau perioperatif.
Gagal ginjal kronik berat yang belum perlu Gagal ginjal kronik (GGK) yang mulai perlu
dialisis adalah penyakit ginjal kronik yang dialisis adalah penyakit ginjal kronik yang
mengalami penurunan fungsi ginjal dengan mengalami penurunan fungsi ginjal dengan LFG
LFG 15-30 mL/menit. <15 mL/menit.

Pasien mendapat pengobatan berupa diet dan


medikamentosa (substitusi) agar fungsi ginjal Pada keadaan ini fungsi ginjal sudah sangat
dapat dipertahankan dan tidak terjadi menurun sehingga terjadi akumulasi toksin
akumulasi toksin sisa metabolisme dalam dalam tubuh yang disebut sebagai uremia.
tubuh.

Kecuali pada beberapa keadaan tertentu, inisiasi HD harus


segera dilakukan walaupun penurunan fungsi ginjal belum LFG
Inisiasi HD dilakukan apabila ada keadaan sebagai
berikut
• Kelebihan (overload) cairan ekstraseluler yang sulit • Adanya penurunan kapasitas fungsional atau kualitas
dikendalikan dan / atau hipertensi. hidup tanpa penyebab yang jelas.
• Hiperkalemia yang refrakter terhadap restriksi • Penurunan berat badan atau malnutrisi, terutama
diit
apabila disertai gejala mual, muntah, atau adanya
dan terapi farmakologis.  >6.
bukti lain gastroduodenitis.
• Asidosis metabolik yang refrakter
• Gangguan neurologis (seperti neuropati, ensefalopati,
terhadap
pemberian terapi bikarbonat. gangguan psikiatri), pleuritis atau perikarditis yang

• Hiperfosfatemia yang refrakter terhadap restriksi diit tidak disebabkan oleh penyebab lain,serta diatesis

dan terapi pengikat fosfat. hemoragik dengan pemanjangan waktu perdarahan.

• Anemia yang refrakter terhadap


pemberian eritropoietin dan besi.
Hemodialisis
Merupakan proses pembersihan darah
dengan metode penyaringan (filtering).

Filter yang digunakan untuk semua dialisis


adalah suatu membran semipermiabel
(material tipis dengan pori-pori yang cukup
dilewati partikel kecil namun dapat menahan
partikel besar).
Dialisis di pusat hemodialisis dilakukan 3
kali seminggu, berlangsung selama 3-5
jam tergantung postur tubuh pasien, jenis
dialisis, dan berbagai faktor lain.

Jadwal hemodialisis dapa


lain t
dipertimbangkan
• Keadaan pasienberdasarkan :
• Fasilitas yang tersedia
• Tenaga medis yang tersedia
Pengaturan Nutrisi pada
CKD
Tatalaksana PGK Lainnya
Kendali Tekanan Darah
• DM & Non DM + CKD + albuminuria ≥ 30𝑚𝑔/24 jam : ≤ 130/80 mmHg
• DM & Non DM + CKD + albuminuria < 30𝑚𝑔/24 jam : ≤ 140/90 mmHg
• Obat yang digunakan untuk pengendalian : ACEi / ARB

Kendali Gula Darah


• HbA1C ~ 7%
• HbA1C > 7% pada pasien dengan limited life expectancy dan risiko hipoglikemia
• Pada pasien DM + CKD : gunakan ACEi/ARB, statin, dan antiplatelet jika terdapat indikasi
• Penggunaan Metformin :
 Dapat diberikan pada GFR ≥ 45 ml/min 1,73 m2 (G1 –G3a)
 Penggunaanya perlu direview pada GFR 30-44 ml/min 1,73 m2 (G3b)
 Dihentikan pada GFR < 30 ml/min 1,73 m2 (G4-G5)
 Hal ini bukan dikarenakan metformin bersifat nefrotoksik, tetapi adanya risiko asidosis laktat
CONTOH KASUS
Kasus 1

Seorang perempuan berusia 47 tahun datang dengan keluhan diare disertai mual-mual sejak 1 hari SMRS. Diare
sebanyak 15 kali per hari. Tinja cair, kurang lebih 1 gelas belimbing tiap BAB. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan lemah, somnolen, turgor kulit menurun, TD 80/60 mmHg. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hb 13 mg/dL, leukosit 12.000, ureum 96 mg/dL, kreatinin 6,2 mg/dL. Komplikasi akut yang dialami pasien
adalah

a. AKI Pre Renal


b. AKI Renal
c. AKI Post Renal
d. Gagal ginjal kronik
e. Dehidrasi berat
Kasus 2

Pasien laki-laki 47 tahun, dibawa oleh keluarga karena keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit yang lalu,
Pasien baru saja menyelesaikan lomba lari,dan langsung pingsan setelah minum air 3 Liter. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 90/60 mmHg,HR 120 x/menit, RR 20 x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan ureum 69, kreatinin 1.6, Na 128, K 3.9, Hb 13 gr/dl. Sebelumnya diuresis pasien
normal, namun setelah 2-3 hari perawatan, diuresis pasien menjadi <400 cc/24 jam,ureum 80 dan creatinine
3. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?

A.Acute tubular nekrosis


B.AKI prerenal
C.AKI renal
D.AKI postrenal
E.Acute on
CKD
Pada pasien ini didapatkan adanya penurunan kesadaran dengan riwayat lomba lari sebelumnya. Pada PF
didapatkan adanya hipotensi serta takikardia yang mengarahkan keadaan pasien ke syok hipovolemik.
Didapatkannya peningkatan kadar creatinin menjadi lebih dari 2 kali nilai sebelumnya disertai dengan urin
output
<0,5/kgbb/jam selama lebih dari 12 jam menunjukkan pasien kemungkinan mengalami gangguan ginjal
akut
karena iskemia.

Pada AKI maka dapat dilakukan perhitungan BUN/creatinine untuk menentukan apakah pasien mengalami AKI
pre renal atau sudah jatuh pada keadaan ATN.

Pada soal didapatkan ureum 80 mg/dL sehingga harus dikonversi dulu ke bentuk BUN dengan rumus BUN =
urea/2,14 yang mana didapatkan hasil sekitar 37,3. Kemudian jika BUN dibagi creatinine dipatkan hasil 37,3/3 =
12,4. Hasil ini menunjukkan bahwa pasien telah mengalami acute tubular necrosis (ATN) karena didapatkan rasio
BUN/creatinin < 20:1.
Kasus 3

Pasien laki-laki 71 tahun, diantar keluarga dengan penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu. Sejak 4 bulan
terakhir pasien jarang BAK. Terdapat riwayat DM, HT tidak terkontrol dan pasien merupakan perokok. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90mmHg, nadi 100x/menit, RR 27x/menit, suhu 37,5C. Pada pemeriksaan
paru, jantung dan abdomen dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9, leukosit 7100,
trombosit 198.000, HT 27%, ureum 198, kreatinin 4,02. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?

A. IgA nefropathy
B.Acute on CKD
C.Glomerulonephritis akut
D.Glomerulonephritis kronis
E.Sindroma nefrotik
Kasus 4

Seorang laki-laki berumur 34 tahun datang ke dokter dengan keluhan kencing sedikit. Pasien tersebut seminggu
sebelumnya mendapat injeksi derivat aminoglikosida karena mengalami infeksi saluran kemih. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu37’C,HR 100 x/m, RR 24x/m. Hasil pemeriksaan urin rutin
adalah protein (+++) dan hematuria gros. Hasil pemeriksaan kadar kreatinin 7 mg/dl dan kadar ureum 200 mg/dL.
Satu bulan yang lalu, kadar kreatinin pasien adalah 1,2 mg/dl dan ureum 45 mg/dl. Apakah diagnosis yang paling
mungkin?

a. Gagal ginjal akut nefrotoksik


b. Nefritis interstitial kronik
c. Glomerulonefritis akut
d. Glomerulonefritis kronik
e. Gagal ginjal kronik
Aminogligosida dan derivatnya
dapat menyebabkan ATN
sehingga dapat terjadi AKI Renal
Kasus 5

Seorang laki-laki petani usia 41 tahun,datang ke UGD RS dengan keluhan demam sejak 5 hari yanglalu.
Demam
disertai badan kuning, mual, dan muntah. Pemeriksaan fisik riwayat digigit
didapatkan sejak 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik tikus hepar
didapatkan limpa tidak
membesar, sklera
teraba,
ikterik,
dan nyeri pada otot gastroknemius (+) . Pemeriksaan urin didapatkan
teraba BUN
sedikit
dan
kreatinin meningkat. Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien ini adalah

a. AKI Pre Renal


b. AKI Renal
c. AKI Post Renal
d. Gagal ginjal kronik
e. Acute on CKD
Kasus 6

Seorang, Laki- laki berusia 67 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama berupa BAK dirasakan
berkurang sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh muntah-muntah, badan lemas seluruh tubuh dan
malaise. Satu minggu yang lalu terdapat riwayat pasien meminum obat penghilang rasa sakit karena badannya
pegal-pegal akibat sering lembur di kantor. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg,
HR 80x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu 37’C. Pemeriksaan urin apa yang akan dilakukan pada pasien tersebut?
A. Urin 24 jam
B.Urin sewaktu
C.Urin 2 jam PP
D.Urin 3 gelas
E.Urin puasa
Kasus 7

Seorang wanita, 30 tahun berat badan 60 kg datang ke RSAM dengan keluhan sesak dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 160/100, RR 28x/m, Edema kedua kaki, didapatkan rales pada kedua basal
paru. Pemeriksaan lab didapatkan hasil darah lengkap Hb 7,3 g/dl, mcv dan mchc normal, ureum 421 mg/dl,
kreatinin 32 mg/dl. Pada pemeriksaan USG ginjal didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex
meningkat, batas medulla cortex kabur. Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien tersebut adalah :

a. Chronic kidney deases stage 5


b. Acute renal failure
c. Chronic kidney desease stage 2
d. Nephrotic syndrome
e. Sindroma nefritik akut
Kasus 8

Seorang wanita, 30 tahun berat badan 60 kg datang ke RSAM dengan keluhan sesak dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 160/100, RR 28x/m, Edema kedua kaki, didapatkan rales pada kedua basal
paru. Pemeriksaan lab didapatkan hasil darah lengkap Hb 7,3 g/dl, mcv dan mchc normal, ureum 421 mg/dl,
kreatinin 32 mg/dl. Pada pemeriksaan USG ginjal didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex
meningkat, batas medulla cortex kabur. Terapi utama yang paling diperlukan pada pasien ini adalah:

a. Transplantasi ginjal
b. Continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)
c. Hemodialisis
d. Konservatif atau medika mentosa
e. Transfusi sel darah merah
Kasus 9

Laki-laki, 35 tahun, dengan penyakit ginjal terminal datang dengan sinkop. Pasien tidak nyeri dada atau sesak.
Pada pemeriksaan fisik ada Simino di lengan kiri. Kreatininnya 14 mg/dl, nitrogen urea 88 mg/dl dan Kalium 8,8
meq/L. Pada pemeriksaan EKG didapatkan adanya ST depresi. Manajemen yang sesuai untuk pasien ini adalah...
A. Kalsium Glukonas intravena
B.Dekstrosa dan Insulin Intravena
C.Furosemide Intravena
D.Natrium Bikarbonat Intravena
E.Kayexalat Rektal
Kasus 10

Pasien perempuan usia 58 thaun datang ke UGD RS dibawa oleh keluarganya dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari
yang lalu disertai bengkak pada kedua tungkai sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, TD 170/100 mmHg, RR 30 X/m dengan pernafasan kussmaul, nadi 100x/m. Pada kedua lapang
paru didapatkan rhonki basah halus. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 7 g/dL, ureum 150 mg/dl,
kreatinin 15 mg/dL. Dilakukan pemeriksaan uSG ditemukan ukuran ginjal yang mengecil. Apakah terapi yang tepat
pada pasien ini?

a. Hemodialisis cito atau transplantasi ginjal


b. Hemodialisis selektif
c. Anti hipertensi dan transfusi darah
d. Oksigenasi, koreksi elektrolit, antihipertensi, dan transfusi darah
e. Antibiotik dan steroid
TERIMAKASIH
Pertanyaan:

1. Apabila ps AKI post-renal dan sudah di operasi, dalam


waktu berapa lama kadar serum kreatinin harus kembali
normal?

2. Bagaimana cara pemberian cairan pada pasien AKI? 30-


50cc/KgBB/hari.

3. Kenapa pada pasien AKI bisa sesak? Karena adanya


odema paru (tp tidak semua AKI sesak).

4. Bagaimana DM bisa menyebabkan AKI/CKD? DM tidak


menyebabkan AKI/CKD tiba2, tp pelan2. Maka perlu check
rutin urin dan HbA1C.

Anda mungkin juga menyukai