Ginjal adalah organ bilateral berbentuk seperti kacang, berwarna coklat kemerahan dan terletak di abdomen
bagian posterior. Ginjal merupakan organ retroperitoneum, terletak setinggi L2—T3 dengan posisi ginjal bagian kanan
lebih rendah karena hepar. Fungsi utama dari ginjal adalah menyaring dan mengeluarkan waste product dari darah.
Organ ini juga bertanggung jawab atas keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.
Nefron adalah unit fungsional dari ginjal yang terdiri dari renal
corpuscle (glomerular capsule dan glomerulus) dan tubulus renal.
DEFINISI AKI
Untuk meningkatkan sensitivitas kriteria RIFLE agar AKI dapat dikenali lebih awal, acute kidney injury network
(AKIN)
memodifikasi jangka waktu peningkatan serum Cr dari 7 hari pada RIFLE menjadi 48 jam, tidak diperlukan kadar serum
Cr
awal, kenaikan kadar serum Cr sebesar >0,3 mg/ dL sebagai ambang definisi AKI, serta semua pasien yang
membutuhkan
terapi pengganti ginjal diklasifikasikan ke dalam AKI tahap 3
KDIGO (kidney disease improving global outcome) 2012 menggabungkan kriteria RIFLE dan AKIN.
AKI didiagnosis jika kadar kreatinin serum meningkat minimal 0,3 mg/dL (26,5 μmol/L) dalam 48 jam atau
meningkat
minimal 1,5 kali nilai dasar dalam 7 hari
Kriteria RIFLE
2003
Kriteria AKIN
2007
Kritera AKI berdasarkan KDIGO
2012
Estimasi GFR untuk penilaian fungsi
ginjal
Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin yang
dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir konstan
dan diekskresi oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan
sekresi sedangkan kreatin adalah zat yang menghasilkan
kreatinin
Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah nekrosis tubular
akut disebabkan oleh keadaan iskemia dan nefrotoksin. Dimana pada NTA
terjadi kelainan vascular dan tubular. Dasar patofisiologinya yaitu
peradangan, apoptosis dan perubahan perfusi regional yang dapat
menyebabkan nekrosis tubular akut (NTA)
Nekrosis Tubular
Akut
Penyebab AKI Post
Renal
GGA post-renaldisebabkan oleh obstruksi
intra-renal dan
ekstrarenal.
• Obstruksi intrarenal terjadi karena deposisi kristal (urat,
oksalat, sulfonamide) dan protein ( mioglobin, hemoglobin).
• Obstruksi ekstrarenal
Pelvis ureter oleh obstruksi intrinsic (tumor, batu, nekrosis
papilla) dan ekstrinsik (keganasan pada pelvis dan
retroperitoneal, fibrosis)
Kandung kemih (batu, tumor, hipertrofi/
keganasan
prostate)
Uretra
(striktura)
Perbedaan klinis dan hasil laboratorium AKI
yang
disebabkan oleh pre renal dan renal
Tatalaksana AKI
Konservatif
Faktor Risiko Terjadinya
CKD setelah AKI
Chronic Kidney
Disease
(CKD)
Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah
gangguan
struktur atau fungsi ginjal lebih dari 3 bulan.
TPG /
RRT
Transplanta
Dialisi
si
s
Ginjal
Donor
Peritone
Hemodialisis Hemofiltrasi Donor Jenazah
al (Cadave
Hidup
Dialisis r)
Dialisis menurut kebutuhan pemakaian dibagi menjadi 2 jenis
yaitu
1. Dialisis temporer yang bersifat akut dan atau perioperatif.
Gagal ginjal kronik berat yang belum perlu Gagal ginjal kronik (GGK) yang mulai perlu
dialisis adalah penyakit ginjal kronik yang dialisis adalah penyakit ginjal kronik yang
mengalami penurunan fungsi ginjal dengan mengalami penurunan fungsi ginjal dengan LFG
LFG 15-30 mL/menit. <15 mL/menit.
• Hiperfosfatemia yang refrakter terhadap restriksi diit tidak disebabkan oleh penyebab lain,serta diatesis
Seorang perempuan berusia 47 tahun datang dengan keluhan diare disertai mual-mual sejak 1 hari SMRS. Diare
sebanyak 15 kali per hari. Tinja cair, kurang lebih 1 gelas belimbing tiap BAB. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan lemah, somnolen, turgor kulit menurun, TD 80/60 mmHg. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hb 13 mg/dL, leukosit 12.000, ureum 96 mg/dL, kreatinin 6,2 mg/dL. Komplikasi akut yang dialami pasien
adalah
Pasien laki-laki 47 tahun, dibawa oleh keluarga karena keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit yang lalu,
Pasien baru saja menyelesaikan lomba lari,dan langsung pingsan setelah minum air 3 Liter. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 90/60 mmHg,HR 120 x/menit, RR 20 x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan ureum 69, kreatinin 1.6, Na 128, K 3.9, Hb 13 gr/dl. Sebelumnya diuresis pasien
normal, namun setelah 2-3 hari perawatan, diuresis pasien menjadi <400 cc/24 jam,ureum 80 dan creatinine
3. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
Pada AKI maka dapat dilakukan perhitungan BUN/creatinine untuk menentukan apakah pasien mengalami AKI
pre renal atau sudah jatuh pada keadaan ATN.
Pada soal didapatkan ureum 80 mg/dL sehingga harus dikonversi dulu ke bentuk BUN dengan rumus BUN =
urea/2,14 yang mana didapatkan hasil sekitar 37,3. Kemudian jika BUN dibagi creatinine dipatkan hasil 37,3/3 =
12,4. Hasil ini menunjukkan bahwa pasien telah mengalami acute tubular necrosis (ATN) karena didapatkan rasio
BUN/creatinin < 20:1.
Kasus 3
Pasien laki-laki 71 tahun, diantar keluarga dengan penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu. Sejak 4 bulan
terakhir pasien jarang BAK. Terdapat riwayat DM, HT tidak terkontrol dan pasien merupakan perokok. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90mmHg, nadi 100x/menit, RR 27x/menit, suhu 37,5C. Pada pemeriksaan
paru, jantung dan abdomen dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9, leukosit 7100,
trombosit 198.000, HT 27%, ureum 198, kreatinin 4,02. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
A. IgA nefropathy
B.Acute on CKD
C.Glomerulonephritis akut
D.Glomerulonephritis kronis
E.Sindroma nefrotik
Kasus 4
Seorang laki-laki berumur 34 tahun datang ke dokter dengan keluhan kencing sedikit. Pasien tersebut seminggu
sebelumnya mendapat injeksi derivat aminoglikosida karena mengalami infeksi saluran kemih. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu37’C,HR 100 x/m, RR 24x/m. Hasil pemeriksaan urin rutin
adalah protein (+++) dan hematuria gros. Hasil pemeriksaan kadar kreatinin 7 mg/dl dan kadar ureum 200 mg/dL.
Satu bulan yang lalu, kadar kreatinin pasien adalah 1,2 mg/dl dan ureum 45 mg/dl. Apakah diagnosis yang paling
mungkin?
Seorang laki-laki petani usia 41 tahun,datang ke UGD RS dengan keluhan demam sejak 5 hari yanglalu.
Demam
disertai badan kuning, mual, dan muntah. Pemeriksaan fisik riwayat digigit
didapatkan sejak 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik tikus hepar
didapatkan limpa tidak
membesar, sklera
teraba,
ikterik,
dan nyeri pada otot gastroknemius (+) . Pemeriksaan urin didapatkan
teraba BUN
sedikit
dan
kreatinin meningkat. Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien ini adalah
Seorang, Laki- laki berusia 67 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama berupa BAK dirasakan
berkurang sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh muntah-muntah, badan lemas seluruh tubuh dan
malaise. Satu minggu yang lalu terdapat riwayat pasien meminum obat penghilang rasa sakit karena badannya
pegal-pegal akibat sering lembur di kantor. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg,
HR 80x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu 37’C. Pemeriksaan urin apa yang akan dilakukan pada pasien tersebut?
A. Urin 24 jam
B.Urin sewaktu
C.Urin 2 jam PP
D.Urin 3 gelas
E.Urin puasa
Kasus 7
Seorang wanita, 30 tahun berat badan 60 kg datang ke RSAM dengan keluhan sesak dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 160/100, RR 28x/m, Edema kedua kaki, didapatkan rales pada kedua basal
paru. Pemeriksaan lab didapatkan hasil darah lengkap Hb 7,3 g/dl, mcv dan mchc normal, ureum 421 mg/dl,
kreatinin 32 mg/dl. Pada pemeriksaan USG ginjal didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex
meningkat, batas medulla cortex kabur. Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien tersebut adalah :
Seorang wanita, 30 tahun berat badan 60 kg datang ke RSAM dengan keluhan sesak dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 160/100, RR 28x/m, Edema kedua kaki, didapatkan rales pada kedua basal
paru. Pemeriksaan lab didapatkan hasil darah lengkap Hb 7,3 g/dl, mcv dan mchc normal, ureum 421 mg/dl,
kreatinin 32 mg/dl. Pada pemeriksaan USG ginjal didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex
meningkat, batas medulla cortex kabur. Terapi utama yang paling diperlukan pada pasien ini adalah:
a. Transplantasi ginjal
b. Continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)
c. Hemodialisis
d. Konservatif atau medika mentosa
e. Transfusi sel darah merah
Kasus 9
Laki-laki, 35 tahun, dengan penyakit ginjal terminal datang dengan sinkop. Pasien tidak nyeri dada atau sesak.
Pada pemeriksaan fisik ada Simino di lengan kiri. Kreatininnya 14 mg/dl, nitrogen urea 88 mg/dl dan Kalium 8,8
meq/L. Pada pemeriksaan EKG didapatkan adanya ST depresi. Manajemen yang sesuai untuk pasien ini adalah...
A. Kalsium Glukonas intravena
B.Dekstrosa dan Insulin Intravena
C.Furosemide Intravena
D.Natrium Bikarbonat Intravena
E.Kayexalat Rektal
Kasus 10
Pasien perempuan usia 58 thaun datang ke UGD RS dibawa oleh keluarganya dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari
yang lalu disertai bengkak pada kedua tungkai sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, TD 170/100 mmHg, RR 30 X/m dengan pernafasan kussmaul, nadi 100x/m. Pada kedua lapang
paru didapatkan rhonki basah halus. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 7 g/dL, ureum 150 mg/dl,
kreatinin 15 mg/dL. Dilakukan pemeriksaan uSG ditemukan ukuran ginjal yang mengecil. Apakah terapi yang tepat
pada pasien ini?