Anda di halaman 1dari 11

Nama : A. Rini Frianty.

R WEB OF CAUTION ANALGESIK


Nim : P07220420089 NEPHROPATY / NEFROPATI
ANALGESIK

Nefropati analgesik adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh obat


analgesik seperti aspirin , bucetin , phenacetin , dan parasetamol . Istilah ini biasanya mengacu pada
kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan kombinasi obat-obatan ini secara berlebihan, terutama
kombinasi yang mencakup phenacetin. Ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan cedera ginjal dari
obat analgesik tunggal.

ik adalah nekrosis papiler ginjal dan nefritis interstisial kronis . Mereka muncul sebagai akibat dari
penurunan aliran darah ke ginjal , konsumsi antioksidan yang cepat , dan kerusakan
oksidatif berikutnya pada ginjal. Kerusakan ginjal ini dapat menyebabkan gagal ginjal
kronis progresif , hasil urinalisis abnormal , tekanan darah tinggi , dan anemia . Sebagian kecil individu
dengan nefropati analgesik dapat berkembang menjadi penyakit ginjal stadium akhir .

Penyebab pasti nefropati yang diinduksi analgesik belum Tanda dan Gejala Nefropati Analgesik
diketahui secara pasti. Namun, bukti dari studi kasus yang Kelelahan, kelemahan,Peningkatan frekuensi
berbeda dan uji coba terkontrol secara acak tampaknya atau urgensi buang air kecil,Darah dalam
mengaitkannya dengan efek hipotensi yang disebabkan oleh urin,Sakit pinggang atau sakit
penghambatan sintesis prostaglandin. Prostaglandin memiliki punggung,Pengeluaran urin
menurun,Penurunan kewaspadaan, termasuk
efek vasodilatasi, meningkatkan aliran darah
kantuk, kebingungan, dan kelesuan let,Sensasi
ginjal. Penghambatan jalur ini mungkin memiliki penyebab
berkurang, mati rasa (terutama di kaki),Mual,
langsung pada nefropati yang diinduksi
muntah,Mudah memar atau
analgesia. Penghambatan prostaglandin dapat menyebabkan
berdarah,Pembengkakan (edema) di seluruh
konsentrasi metabolit yang tinggi di daerah meduler,
tubuh.
menyebabkan nekrosis papiler, nefritis interstisial kronis, dan
nefritis interstisial tubulus kronis.

Bentuk Penyakit Tubule intersitial yg disebabkan pemberian


obat-obatan analgetik

Sebagian besar karena mengonsumsi campuran fenasetin,


aspirin, asetaminofen, kafein, dan kodein untuk jangka
waktu lama
Aspirin dan asetaminofen merupakan tersangka
utama

Aspirin menghambat sintesis prostagladin Asetaminofen, suatu


mengisyaratkan bahwa obat ini dapat memicu efek metabolit fenasetin
penguatannya Dengan menghambat efek
vasodilatasi prostaglandin sehingga papilla ginjal
rentan terhadap nekrosis
Mencederai melalui
ikatan kovien dan
kerusakan oksidatif

Nekrosis papilla adalah proses awal, dan nefitis intertisialis di parenkin ginjal di
atasnya adalah fenomena sekunder

Kerusakan papila dapat disebabkan oleh kombinasi efek toksik langsung dari metabolit
fenasetin serta jejas iskemik pada sel tubulus dan pembuluh

Gagal ginjal kronik Hipertensi Kerusakan sel darah merah oleh


metabolit fenasetin

MK :Penurunan
Anemia
MK :Resiko MK :Resiko curah jantung
ketidakseimbangan ketidakseimbangan
cairan elektrolit
Lemes

MK : Perfusi renal tidak MK : Resiko Jatuh MK : Resiko perfusi perifer


efektif tidak efektif
pengobatan untuk nefropati analgesik
 Menghentikan semua obat penghilang rasa sakit yang minum,
terutama obat-obatan yang dijual bebas
 Perubahan pola makan
 Obat
 Perubahan perilaku atau konseling untuk membantu mengontrol nyeri
kronis chronic

komplikasi dari nefropati


analgesik Pencegahan
Toksisitas analgesik dapat dicegah dengan
Nefropati analgesik meningkatkan membatasi ketersediaan analgesia
OTC. Perhatian khusus harus diberikan untuk
risiko terkena kanker saluran kemih
memantau orang tua. Mereka berdua lebih
dan penyakit jantung. mungkin membutuhkan analgesia dan lebih
mungkin menggunakannya. Mereka juga lebih
rentan terhadap efek sampingnya.
Penggunaan NSAID yang berkepanjangan
dan teratur harus dihindari.
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan
Ketidakseimbangan Observasi:
Cairan  Monitor status hidrasi
D.0036 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan keseimbangan cairan  Monitor berat badan harian
meningkat  Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialis
Definisi : Kriteria Hasil:  Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Berisiko mengalami Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Men  Monitor status dinamik
penurunan, peningkatan Meningkat ingk
atau percepatan at
perpindahan cairan dari 1 Asupan cairan
intravaskuler, interstisial   1 2 3 4 5
atau intraselular 2 Haluaran urine
  1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Men
Meningkat Menurun urun
3 Edema
  1 2 3 4 5
4 Asites
  1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Perfusi Perifer Tidak Efektif Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi
D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan perfusi perifer Observasi:
meningkat  Periksa sirkulasi perifer
Definisi : Kriteria Hasil:  Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
Penurunan sirkulasi darah Meningkat Cukup Sedang Cukup Menur  Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pad
pada level kapiler yang dapat Meningkat Menurun un Terapeutik
mengganggu metabolisme 1 Warna kulit pucat  Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah d
tubuh   1 2 3 4 5  Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
2 Edema perifer  Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada
1 2 3 4 5  Lakukan pencegahan infeksi
3 Kelemahan otot  Lakukan hidrasi
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membai
Memburuk Membaik k
4 Pengisian kapiler
1 2 3 4 5
5 Akral
1 2 3 4 5
 6 Turgor Kulit
1 2 3 4 5

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Interven
Risiko perfusi renal tidak efektif Perfusi Renal (L.102011) Pencegahan Syok (L.02068)
D.0016 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status keadekuatan aliran Observasi:
darah pembuluh darah distal untuk menunjang fungsi ginjal meningkat  Monitor status kardiopulmonal
Definisi : Kriteria Hasil: frekwensi napas, TD, MAP
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke ginjal Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
1 Denyut nadi perifer
  1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
  1 2 3 4 5
2 Warna kulit pucat
  1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk Membaik
3 Akral
  1 2 3 4 5
4 Tekanan darah sistolik
  1 2 3 4 5
5 Tekanan darah diastolik
1 2 3 4 5
6 Tekanan arteri rata-rata (MEAN)
1 2 3 4 5

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Penurunan curah jantung Curah jantung (L.02008) Pencegahan Syok (L.02068)
D.0008 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status keadekuatan Observasi:
jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh meningkat  Monitor status kardiopulmonal (fre
Definisi : Kriteria Hasil:
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat frekwensi napas, TD, MAP
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh Menurun Meningkat  Monitor status oksigenasi (oksime
1 Kekuatan nadi perifer  Monitor status cairan (msaukan da
  1 2 3 4 5 CRT)
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun  Monitor tingkat kesadaran dan resp
Meningkat Menurun  Periksa riwayat alergi
2 Takikardi Terapeutik:
  1 2 3 4 5  Berikan oksigen untuk mempertah
3 Dispnea >94%
  1 2 3 4 5  Persiapan intubasi dan ventilasi me
4 Oliguri  Pasang jalur IV, jika perlu
  1 2 3 4 5  Pasang kateter urine untuk menilai
5 Pucat/sianosis  Lakukan skin test untuk mencegah
1 2 3 4 5 Edukasi
6 Tekanan arteri rata-rata (MEAN)  Jelaskan penyebab/faktor risiko sy
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk membaik
7 Tekanan darah
1 2 3 4 5
8 Capillary Refill time
1 2 3 4 5
9 Pulmonary artery wedge pressure (PAWP)
1 2 3 4 5
10 Central venous pressure
1 2 3 4 5

Anda mungkin juga menyukai