Anda di halaman 1dari 26

FISIOLOGI GINJAL DAN ANASTESI

Pmbimbing : dr. M.F. Susanti Handayani,


Sp.An
Dr. Dadang Mulyawan Sp.An
Penyusun : Wanti Oktarini 2011730114

FISOLOGI GINJAL DAN ANASTESI


Nefron adalah satuan fungsional terkecil dari

ginjal
Pembagian Nefron berdasarkan fungsi dibagi
menjadi 6 bagian

Segmen
Glomerulus
Tubuluss proksimal

Fungsi
Ultrafiltrasi darah
Reabsobsi
NaCl
Air
Bikarbonat
Glukosa,protein,asam amino
Kalium,magnesium,calcium
Phospat,asam uric,urea
Sekresi
Anion organic
Kation organic
Produksi amonia

Loop of Henle

Reabsorbsi
NaCl
Air
Kalium,kalsium,Magnasium
Multipel Countercurrent

Tubulus distal

Reabsorbsi
NaCl
Air
Kalium,Kalsium,Bikarbonat
Sekresi
Ion Hidrogen
Kalium,Kalsium

Tubulus Kolektivus Reabsorbsi


NaCl
Air
Kalium
Kalsium
Bikarbonat
Sekresi
Kalium
Ion Hidrogen
Produksi Ammoniak
Apparatus Juktaglomerular
Sekresi Renin

Sirkulasi Ginjal

Setiap ginjal disuplai oleh satu arteri ginjal yang timbul dari aorta.

Arteri ginjal kemudian terbagi dipelvis ginjal masuk ke dalam arteri


interlobaris yang mana berbelok ke dalam timbul menjadi arteri arkuota
dan bergabung antara kortek dan medula ginjal.

Arteri arkuota lebih jauh masuk cabang interlobaris akhirnya


menyediakan setiap nefron lewat satu arteriol afferen.

Darah dari setiap glomerulus mengalir melalui satu arteriol efferen dan
kemudian pergi berdekatan sepanjang tubulus ginjal dalam kapiler sistim
kedua.

Perbedaan dalam kapiler glomerulus, yang mana kemudahan filtrasi,


peritubular kapiler terutama Reabsorbsi.

Aliran darah vena pleksus kapiler kedua akhirnya darah kembali ke vena
cava inferion melalui satu vena ginjal dalam tiap-tiap tempat.

Laju Darah Ginjal (RBF) Dan Filtrasi


Glomerulus

Klirens

Diukur dengan nilai RBF dari


Glomerular filtration rate (GFR). Nilai
kliren ginjal pada suatu zat
didefenisikan sebagai volume darah
yang sudah benar-benar bersih dari
zat tersebut

RENAL BLOOD FLOW (laju


darah ginjal)
Renal

Plasma Flow biasa diukur dengan

nilai kliren P. aminohippurate (PAH).


PAH

pada konsentrasi plasma yang

rendah dapat diartikan benar-benar


bersih dari plsma dengan proses filtrasi
dan sekresi dalam satu pasase pada
ginjal.

Glomerular Filtration Rate


(GFR)
Nilai

GFR biasanya 20% dari nilai

RPF
Angka

kliren dari Inulin, polisakarida

fruktosa yang difiltrasi penuh tetapi


tidak dapat disekresi ataupun
direabsorbsi, dianggap sebagai penilai
yang baik terhadap status GFR

Efek Anestesi Dan Pembedahan


Pada Fungsi Ginjal
Pada

anestesi lokal maupun umum; RBF, GFR, flow urine dengan

eksrkresi Na+ dapat menurunkan dan bersifat reversibel.


Pada

avestesi lokal tidak terlalu banyak mengalami perubahan

fungsi
Kebanyakan

perubahan yang terjadi ialah indirek dan disebabkan

secara hormonal dan otonomik.


Efek-efek

tersebut dapat diatasi dengan menjaga volume

intravaskular yagn adekuat serta tekanan darah yang normal


Hanya

beberapa obat anestesi (methoxyflurane dan teoritis,

enflurane dan sevoflurane) yang bila dengan dosis tinggi dapat


mengakibatkan renal toksik.

Efek Indirek
Obat

anestesi inhalasi dan intravena dapat menyebabkan

depresi kardiak atau vasodilatasi sehingga dapat


menurunkan tekanan darah arteri.
Anestesi

regional juga dapat menyebabkan hipotensi karena

meningkatnya kapasitas venous dan vasodilatasi arteri.


Penurunan

tekanan darah yang terlalu drastis dapat

menyebabkan penurunan RBF , GFR, Flow urine dan ekskresi


Na+.
Pemberian

cairan intravena dapat memperbaiki hipotensi dan

fungsi ginjal.

Efek Neural
Pada

stadium perioperatif :

Anestesi ringan, stimulasi operasi yang kuat, trauma


jaringan, atau depresi sirkulasi akibat obat-obat
anestesi dapat mengaktifkan rangsang simpatis.
Rangsang simpatis yang berlebihan dapat
meningkatkan tahanan renal vascular dan
mengaktifkan berbagai sistem hormonal.
Kedua efek tersebut akan menurunkan RBF, GFR dan
output urin.

Efek Endokrin
Perubahan

endokrin saat anestesi umum


Katekolamin (epineprin dan norepineprin) renin,
angiotensin II, aldosterone, ADH, hormon
adrenocorticotrapik dan cortisan akan meningkat.
Aldosteron meningkatkan reabsorbsi Na+, di tubulus
distal dan tubulus kolektivus yang menyebabkan
retensi Na+ dan Ruang cairan ekstraselular akan
mengembang.
Pelepasan ADH yang secara non-osmotik juga
menyebabkan retensi air dan ini dapat
menyebabkan hiponatremia.
Respon endokrin inilah yang menyebabkan pasienpasien post operatif sering mengalami retensi
cairan.

Efek Direk Anestesi


Obat-obatan

Volatile

Halothan, enflurane dan isofluran dapat menurukan tahanan

vaskular ginjal.
Methoxyflurane sering dikaitkan dengan sindroma polyuric

renal failure
Sevofluran pada fluor yang rendah menghasilkan produk

yaitu compound A, yang dapat menyebabkan kerusakan


ginjal pada hewan percobaan. Tetapi pada manusia belum
dapat mendeteksi kegagalan yang signifikan walaupun
demikian, lebih diajurkan penggunaan sevofluran dengan
fresh gas flow 2 L/menit.


EFEK DIREK PEMBEDAHAN
Laparascopy

dapat menyebabkan keadaan seperti

abdominal compartment syndrome.


Peningkatan

tekanan intra abdominal dapat

menyebabkan oliguria (atau anuria) yang


sebanding dengan tekanan insuflasi
mekanismenya termasuk kompresi vena central
(vena renalis dan vena cava); kompresi parenkim
ginjal, penurunan cardiac output; dan peningkatan
kadar renin plasma, aldosteron dan ADH.

ANESTESI PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN GINJAL
Penyakit

yang mempengaruhi ginjal

dikelompokkan dalam sindroma berdasarkan


klinik dan laboratorium yaitu : sindroma
nefrotik, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik,
nefritis, nefrolitiasis, nefrolitiasis, infeksi dan
obstruksi saluran kencing.
Penatalaksanaan

anestesi lebih

memperhatikan status fungsi ginjal


preoperatif daripada jenis sindroma

____________________________________________________________

Penilaian Fungsi Ginjal


GFR-

glomerulus filtration rate)


Kreatinin (mL/min)

Normal
Penurunan fungsi ginjal
100
Gangguan ginjal ringan
60
Gangguan ginjal sedang
40
Gagal ginjal
Gagal ginjal tahap akhir1
*1

100 - 120
60 40 25 < 25
<10

Pada pasien gagal ginjal kronik

The relationship between the serum


creatinine concentration and the
glomerular filtration rate.

Ureum Nitrogen Darah (Blood


Urea Nitrogen)
BUN

> 50 mg/dL biasanya


dihubungkan dengan gangguan
ginjal
amoniak di diproduksi dari
deaminasi asam amino -->
Konversi amonia menjadi urea
mencegah terjadinya keracunan
amoniak.
berhubungan terbalik dengan
filtrasi glomerulus

Kreatinin Serum
Metabolisme

otot yang secara


nonenzim dikonversi menjadi
kreatinin.
.Kreatinin kemudian disaring
tetapi tidak reabsorbsi di ginjal
berhubungan terbalik dengan
filtrasi glomerulus

Kliren Kreatinin
Paling

akurat untuk menilai


fungsi ginjal.
Gangguan ginjal ringan = 40-60
mL/min.
Ganguan ginjal sedang = 25-40
mL/min
Gagal ginjal <25 mL/min

Urinalisis
Identifikasi

kelainan di tubular

. PH urin >7,0 pada asidosis metabolik = asidosis tubulus


ginjal
Berat jenis > 1,018 setelah puasa semalam
mengindikasikan konsentrasi yang adekuat oleh ginjal
Glikosuria merupakan akibat penurunan nilai ambang di
tubulus
Protein uria dideteksi dengan pemeriksaan urin tampung 24
jam. Ekskresi protein lebih dari 150 mg/d adalah signifikan.
Peningkatan bilirubin urin menunjukkan obstruksi biliar.

Anestesi Untuk Pasien


Dengan Gagal Ginjal
Gangguan

fungsi ginjal yang

cepat dengan retensi buangan


nitrogen (azotemia).
Azotemia

dibagi menjadi

prerenal, renal dan post renal


Menyebabkan

yang luas

disfungsi organ

Preoperatif Gagal Ginjal


Akut
Fase

oliguri berlangsung selama

2 minggu
Fase

diuretik ditandai dengan

peningkatan produksi urin yang


progresif.
Fungsi

urin meningkat pada

beberapa minggu tetapi tidak

Gagal ginjal Kronik


Penurunan

fungsi ginjal yang progresif dan

ireversibel paling sedikit 3-6 bulan


Uremia

terjadi setelah GFR menurun di

bawah 25 mL/menit
Pasien

dengan kliren dibawah 10 mL/menit

(gagal ginjal tahap akhir) tergantung pada


dialysis untuk bertahan hidup sampai
dilakukan transplantasi ginjal.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai