Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH ILMU RESEP

Dosen Pengampu: apt.Heni setyoningsih, M.Farm

Rodhotul Jannah Suharto ( 202105041 )

5B / SI Farmasi

PROGRAM STUDI SI-FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2023
Interaksi Obat Hipertensi ( Captopril ) Dan NSAID ( Na-Diklofenak )

Captopril kerjanya akan dihambat oleh na - diklofenak karena


1. Proses Interaksi mekanisme NSAID menghambat sintesis prostaglandin ginjal sehingga
menyebabkan retensi garam dan air . Kemudian menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi afferent ginjal yang mempengaruhi penurunan
aliran darah menuju ginjal sehingga menyebabkan teraktifasinya sistem
renin angiotensin. Teraktifasinya sistem renin angiotensin tersebut
menjadikan efek antagonis terhadap pemberian obat antihipertensi
ACE-I dan ARB . Kombinasi kedua obat ini jika digunakan dalam
jangka panjang dapat menyebabkan hiperkalemia dan menyebabkan
gagal ginjal (Baxter, 2009)

Interaksi antara Captopril dan na - diklofenak dilihat dari mekanisme


2 Jenis interaksi
NSAID tergolong interaksi farmakodinamik dengan cara menghambat
farmakodinamik
sintesis prostaglandin ginjal sehingga menyebabkan retensi garam dan
air , dimana kombinasi dari 2 obat tersebut berinteraksi secara
Antagonis.
- Berdasarkan mekanisme kerja NSAID terhambatnya sintesis
prostaglandin tidak hanya menghasilkan efek antiinflamasi
namun juga dapat menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pada
afferent ginjal. Selain itu prostaglandin juga memiliki efek
terhadap penghambatan resorbsi natrium dan air pada ginjal.
Sedangkan prostasiklin juga memiliki efek menstimulasi
pengeluaran natrium pada ginjal.
- Captopril merupakan salah satu golongan ACEI yang bekerja
dengan mengubah Angiotensi I menjadi angiotensin II, sehingga
natrium dan kalium disekresi oleh ginjal, kemudian tekanan darah
menjadi turun, beban jantung berkurang, Selain itu captopril juga
mengurangi resistensi perifer dan arteri sehingga terjadi
penurunan tekanan darah .
sumber : Shinta Mayasari. Analisis Penggunaan Obat Captopril
Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi .

- Ketika sintesis captopril dihambat oleh pemberian NSAID maka


tidak hanya menyebabkan vasodilatasi ginjal, namun juga terjadi
peningkatan resorbsi natrium dan air serta penurunan ekskresi
natrium pada ginjal. Terjadinya peningkatan resorbsi natrium dan
air serta penurunan ekskresi natrium pada ginjal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Sumber : Defining the Problem of Treating the Patient with
Hypertension and Arthritis PainWhite W., 2009; Landefeld et
al.,2016)

3 Jenis interaksi Untuk interaksi keparahan kombinasi captopril dan na- diklofenak ada
berdasarkan 2 tingkat keparahan :
tingkat Serius - Gunakan Alternatif ( mayor )
keparahan - Captopril + na-diklofenak
Hindari atau Gunakan Obat Alternatif. Pemberian bersamaan dapat
menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang signifikan. NSAID dapat
mengurangi efek antihipertensi dari ACE inhibitor.
Mekanisme interaksi ini kemungkinan terkait dengan kemampuan
NSAID untuk mengurangi sintesis prostaglandin ginjal yang bersifat
vasodilatasi.
- Monitor closely ( moderate )

Captopril + na-diklofenak.
Monitor : Dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal, terutama pada
orang lanjut usia
sumber : medscape
4 Penatalaksanaan interaksi - Dapat disarankan mengganti terapi obat dengan
antihipertensi golongan CCB seperti ( nifedipine ) karena
dapat mengontrol tekanan darah pasien hipertensi yang juga
secara bersamaan menggunakan terapi NSAID bila
dibandingkan penggunaan antihipertensi ACE-I dan
penghambat beta bloker pernyataan tersebut didukung
berdasarkan penelitian (White W., 2009) Tidak terjadinya
peningkatan tekanan darah pada pemberian NSAID pada
pasien dengan penggunaan obat antihipertensi golongan
CCB didasarkan pada mekanisme kerja CCB yang tidak
dipengaruhi atau berhubungan dengan kadar natrium .
- Berdasarkan Evidance Based Medicine merekomendasikan
bahwa untuk mengatasi nyeri muskuloskeletal maka dapat
digunakan aspirin, pada lini pertama. Lini kedua
direkomendasikan penggunaan NSAIDs non-selektif seperti
(acetaminophen , ibuprofen)
sumber : Penggunaan Nsaids (Non Steroidal Anti Inflamation
Drugs) Menginduksi Peningkatan Tekanan Darah Pada Pasien
Arthritis
Fadhila Putri Imananta, Sulistiyaningsih
Identifikasi Penggunaan Nsaids (Non
Steroidal Anti Inflamation Drugs)
Menginduksi Peningkatan Tekanan
Darah Pada Pasien Arthritis

PENDAHULUAN

NSAIDs atau Non Seteroid Anti


Inflamation Drugs merupakan salah satu
obat yang sering digunakan dalam
mengatasi inflamasi pada pasien dengan
penyakit arthritis (Lanza et al., 2009;
Indonesian Reumatology Association,
2014). NSAIDs bekerja dengan cara
menghambat enzim cyclooxygenase-1 dan
2 (COX-1 dan COX-2) sehingga
menurunkan produksi prostaglandin
(PGE2) dan prostasiklin (PGI2) yang
merupakan mediator inflamasi sehingga
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi.
Selain mengakibatkan vasokonstriksi,
penghambatan produksi prostaglandin ini
berefek pada meningkatnya retensi natrium
(Lovell and Ernst, 2017). Berdasarkan
mekanisme tersebut maka penggunaan
NSAIDs ini dapat berdampak pada
timbulnya beberapa komplikasi seperti
hipertensi, edema, gangguan fungsi ginjal,
dan pendarahan gatrointestinal (Landefeld
et al., 2016; Lovell and Ernst, 2017).
Medscape (tingkat keparahan )
Tabel 1. Penelitian tentang NSAIDs Menginduksi Hipertensi
Judul` Penulis Hasil Penelitian
Comparative Effects of Non- Alhadhey et Terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
Steroidal Anti-inflammatory al., 2012 sebesar 2 mmHg pada pasien yang
Drugs (NSAIDs) on Blood menggunakan NSAIDs jika dibandingkan
Pressure in Patients With dengan pasien yang mengunakan
Hypertension acetaminophen untuk mengatasi nyeri
arhtritisnya dalam kurun waktu 1tahun.
Tekanan darah sistolik meningkat paling
kecil pada penggunaan Ibuprofen jika
dibandingkan dengan penggunaan golongan
NSAID lainnya
NSAID-Antihypertensive Floor- Peningkatan tekanan darah sistolik terjadi
Drug Interactions: Which Schreudering pada pasien dengan terapi NSAIDs terapi
Outpatients are at Risk for a et al., 2015 lebih dari dua minggu yang mana
Rise in Systolic Blood peningkatannya lebih tinggi jika
Pressure dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi NSAIDs dalam waktu yang singkat
Factors Associated with Krum et al., Terjadi peningkatan tekanan darah pada
Blood Pressure Changes in 2008 pasien osteoarthritis dan arthtritis reumatoid
Patients Receiving terjadi setelah menggunakan NSAIDs selama
Diclofenac or Etoricoxib: 4 bulan secara terus menerus.
Results From The MEDAL Pasien osteoarthritis dan arthritis reumatoid
yang mendapatkan Etorocoxib 60-90 mg satu
kali sehari tekanan darahnya meningkat lebih
tinggi jika dibandingkan dengan pasien yang
mendapatkan Diklofenak 150 mg/ hari
Non-Steroidal Anti- Fournier et Pemberian Naproxen dan Ibuprofen dosis
Inflammatory Drugs al., 2012 rendah memiliki risiko menimbulkan
(NSAIDs) and Hypertension penyakit kardiovaskular lebih rendah jika
Treatment Intensification: a dibandingkan dengan pemberian Diklofenak
Population-Based Cohort baik dosis rendah maupun tinggi
Study

resorbsi natrium dan air pada ginjal. pada seseorang (White W., 2009; Landefeld
Sedangkan prostasiklin juga memiliki efek et al., 2016). Dalam keadaan normal,
menstimulasi pengeluaran natrium pada penghambatan sintesis prostaglandin tidak
ginjal. Ketika sintesis keduanya dihambat begitu mempengaruhi fungsi fisiologis
oleh pemberian NSAIDs maka tidak hanya ginjal, namun ketika terjadi gangguan
menyebabkan vasokonstriksi ginjal, namun hemodinamik seperti pada pasien lanjut
juga terjadi peningkatan resorbsi natrium usia, pasien dengan riwayat penyakit ginjal
dan air dan penurunan ekskresi natrium kronik, gagal jantung, sirosis dan pasien
pada ginjal. Terjadinya peningkatan diabetes maka pemberian NSAIDs
resorbsi natrium dan air dan penurunan haruslah berhati-hati (Indonesian
ekskresi natrium pada ginjal ini Reumatology Association, 2014; Landefeld
mengakibatkan peningkatan tekanan darah et al., 2016).
NSAIDs Antagonis Antihipertensi mengakibatkan terjadinya penurunan aliran
Berdasarkan mekanisme kerja darah menuju ginjal sehingga menyebabkan
NSAIDs terhambatnya sintesis teraktifasinya sistem renin angiotensin.
prostaglandin tidak hanya menghasilkan Teraktifasinya sistem renin angiotensin
efek antiinflamasi namun juga dapat tersebut menjadikan efek antagonis
menyebabkan terjadinya vasokonstriksi terhadap pemberian obat antihipertensi
pada afferent ginjal. Terjadinya ACE-I dan ARB (Fournier et al., 2012).
vasokonstriksi afferent ginjal
Rekomendasi
Tahun 2007 AHA mengumumkan
bahwa penggunaan NSAIDs selektif
COX-2 memiliki risiko lebih tinggi untuk
menyebabkan penyakit kardiovaskular
seperti infark miokard dan kejadian
serebrovaskular terlebih lagi pada pasien
dengan riwayat penyakit kardivaskular
(Hiatt et al., 2016). Grossman and
Messerli (2012) juga menyebutkan bahwa
terdapat dua penelitian meta analisis yang
mengatakan bahwa NSAIDs COX-2
selektif dapat meningkatkan tekanan darah
lebih tinggi dibandingkan dengan NSAIDs
non-selektif. Sehingga berdasarkan
Evidance Based Medicine
merekomendasikan bahwa untuk
mengatasi nyeri muskuloskeletal maka
dapat digunakan acetaminophen, aspirin,
dan narkotik jangka pendek pada lini
pertama. Lini kedua direkomendasikan
penggunaan NSAIDs non-selektif dan lini
ketiga direkomendasikan NSAIDs COX-2
selektif (Hiatt et al., 2016).
Berdasarkan penelitian diatas
disebutkan bahwa antihipertensi golongan
CCB dapat mengontrol tekanan darah
pasien hipertensi yang juga menggunakan
terapi NSAIDs bila dibandingkan dengan
penggunaan antihipertensi ACE-I dan
penghambat beta (Morgan and Anderson,
2003; Krum et al., 2008). Hal
tersebut
berkaitan dengan mekanisme kerjanya yang tidak berhubungan dengan kadar natrium dalam
darah (White W., 2009).

Effects of Celecoxib on Ambulatory Blood Pressure in Hypertensive Patients on ACE


Inhibitors William B. White, Jeffrey Kent, Addison Taylor, Kenneth M. Verburg, James
B. Lefkowith, Andrew Whelton

Nonselective COX inhibition results in inhibition of prostaglandin synthesis and is associated


with antinatriuretic and vasoconstrictor effects.4,5 These effects have consequences on blood
pressure (BP) control and are of particular relevance in patients with preexisting
hypertension.1,2 Meta-analyses of the effects of many of these agents (including naproxen,
indomethacin, and ibuprofen) have reported average in creases in mean arterial pressure of 5.5
mm Hg1,2 However, the relative contribution of COX-1 or COX-2 to this effect is unknown.
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors are widely prescribed antihypertensive
medicines. Like other antihypertensive therapies (with the exception of the calcium channel
blockers and possibly the alpha-blockers), an important component of the mechanism of action
of ACE inhibitors is the increased synthesis of vasodilatory prostaglandins.
DAFTAR PUSTAKA

White W., 2009. Defining the Problem of Treating the Patient with Hypertension and Arthritis
Pain. The American Journal of Medicine, 122 (5A): 3-9..

Morgan T., and Anderson A. 2003. The Effect of Nonsteroidal Anti- Inflammatory Drugs on
Blood Pressure in Patients Treated With Different Antihypertensive Drugs. The Journal
of Clinical Hypertension, 5(1): 53-57.

Hiatt J., Brunson J., Reed A. 2016. Is Chronic NSAID Use Safe in Patients Who Have Baseline
CVD?. Evidence-Based Practice, 19(12):

Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia.journal.ukrim.ac.id/index.php/jfki Volume I Nomor 2,


September 2021 pp. 013 - 026E-ISSN: 2776-4818

Fadhila Putri Imananta, Sulistiyaningsih Identifikasi Penggunaan Nsaids (Non Steroidal Anti
Inflamation Drugs) Menginduksi Peningkatan Tekanan Darah Pada Pasien Arthritis

Shinta Mayasari. Analisis Penggunaan Obat Captopril Dengan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi .

Anda mungkin juga menyukai