Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM HISTOLOGI GINJAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan

Yang dibina oleh Ibu Sofia Ery Rahayu

Disusun oleh :

Aufa Zatin Nirwana (170342615538)

Bella Aulia (170342615567)

Chalimatus Sa’diyah (170342615511)

Maria Dwi Cahyani (170342615515)

Mushofatul Fitria (170342615552)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI BIOLOGI

April 2018
A. Tujuan
Mempelajari struktur histologis ginjal

B. Dasar Teori
Ginjal merupakan organ utama sistem ekskresi. Terdapat beberapa ginjal pada
vertebrata, yaitu pronefros, opisnefros, mesonefros dan metanefros. Pronefros adalah
ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya pronefros akan
berubah menjadi mesonefros, kemudian setelah dewasa berubah lagi menjadi
metanefros. Opistonefros terdapat pada hewan anamniota sedangkan mesonefros
terdapat pada fase embrio amniota. Pada sistem urinari, ginjal memiliki peranan yang
sangat penting karena ia memiliki dua fungsi utama, yaitu filtrasi dan reabsorpsi.
Selain itu, ginjal juga memiliki peranan penting dalam sistem sirkulasi darah. Ginjal
turut berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dan menjaga tekanan
darah. Struktur ginjal terdiri dari : kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan
rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi
sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran
panjang (Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman
(Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus (Sloane, 2003).
Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.Unit
fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih darisatu juta
buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsisebagai regulator air
dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan caramenyaring darah,
kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masihdiperlukan tubuh. Molekul
dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dankotranspor. Hasil akhir yang
kemudian diekskresikan disebut urin (Campbell,2004).
Menurut Tim Dosen Struktur Perkembangan Hewan 1(2014), ginjal dibungkus
oleh suatu kapsula ginjal yang berupa jaringan ikat padat yang mengandung serabut
fibrosa, serabut elastin dan sedikit serat otot polos. Jika ginjal dipotong secara sagital,
maka akan terdiri dari korteks disebelah luar (dibawah kapsula ginjal) dan medula
disebelah dalam. Bagian korteks terutama terdiri dari nefron. Masing-masing nefron
terdiri atas : 1. Badan malphigi, 2. Tubulus kontortus proksimal, 3. Lengkung henle,
4. Tubulus kontortus distal. Sedangkan bagian medula yang paling banyak
mengandung pembuluh penampung (duktus koligen).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut
glomerulusyang berada dalam kapsula Bowman. Tubulus ginjal merupakan lanjutan
dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula
Bowman disebut tubuluskonvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung
Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle menjaga
gradient osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi
(Wulangi,2001). Tubulus kontortus distal tersusun atas selapis sel epitel kubus yang
lebih pendek dan lebih kecil daripada sel epitel tubulus kontortus proksimal.
Sitoplasma selnya bersifat asidofil dan ujung apikal sel tidak menunjukkan brush
border. Pembuluh penampung (tubulus koligen) dri nefron dibatasi oleh epitel batang
selapis, sedangkan tubulus koligen yang berdiameter besar dibatasi oleh epitel batang
selapis (Menurut Tim Dosen Struktur Perkembangan Hewan 1, 2014).

C. Alat dan bahan


Alat : mikroskop
Bahan : preparat histologi ginjal

D. Prosedur kerja
Preparat ginjal

Dipersiapkan alat dan bahan yang


digunakan

Diamati preparat ginjal, dicari bagian-


bagian dari ginjal

Didokumentasikan hasil pengamatan


E. Hasil pengamatan
No. Hasil pengamatan Literatur
1.

3 2

Preparat ginjal
Perbesaran : 40x10 Sumber: Atlas Berwarna Histologi
Keterangan gambar : (Geneser, 1984)
1. Tubulus Proksimal
2. Tubulus distal
3. Glomerulus
F. Pembahasan
Dari hasil pengamatan preparat ginjal yang dilakukan secara langsung
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x10 terlihat bagian dari ginjal yaitu
tubulus kontortus proksimal, tubulus distal, kapiler glomerulus dan ruang kapsula.
Dari hasil pengamatan, glomelurus diselungkupi kapsula bowmann, dan bagian yang
berwarna putih seperti lumen merupakan tubulus contortus distal dan proksimal. Jika
dibandingkan dari segi bentuknya tubulus kontortus proksimal lebih besar dan
terdapat brush border sedangkan tubulus kontortus distal lebih kecil. Secara histologi
ginjal terbungkus dalam kapsul jaringan ikat yang mengandung serabut fibrosa,
serabut elastin dan sedikit serat otot polos. Ginjal terdiri atas bagian korteks dan
medula. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu badan malphigi terdiri
atas kapsula bowman dan glomerulus, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus
distal,dan lengkung henle.Fungsi korteks pada ginjal adalah sebagai pelindung ginjal
itu sediri.Sedangkan bagian medula yang paling banyak pembuluh penampung
(duktus koligen). Medula adalah tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dan
juga kapsula bowman. Di dalam bagian ginjal ini lah terdapat proses reabsorbsi dan
juga augmentasi yang dikerjakan oleh tubulus proksimal dan juga tubulus distal.
Epitel tubulus kontortus proksimal yang berbentuk kuboid atau silindris
rendah, filtrat glomerulus yang terbentuk di dalam korpuskel renalis, masuk ke dalam
tubulus kontortus proksimal yang merupakan tempat dimulainya proses absorbsi dan
ekskresi. Lengkung Henle berbentuk seperti huruf U terdiri atas segmen tipis dan
diikuti segmen tebal. Bagian tipis lengkung henle yang merupakan lanjutan tubulus
kontortus proksimal tersusun atas sel gepeng dan inti menonjol ke dalam lumen.
Sedangkan Tubulus kontortus distalis tersusun atas sel-sel epithelium berbentuk
kuboid, sitoplasma pucat, nuklei tampak lebih banyak. Urin berjalan dari tubulus
kontortus distal ke tubulus koligens yang apabila bersatu membentuk saluran lurus
yang lebih besar yang disebut duktus papilaris Bellini. Tubulus koligens dibatasi oleh
epitel kubis. Peristiwa penting pada tubulus koligens adalah mekanisme pemekatan
atau pengenceran urin yang diatur oleh hormon antidiuretik (ADH). Dinding tubulus
distal dan tubulus koligens sangat permeabel terhadap air bila terdapat ADH dan
sebaliknya.
G. Jawaban evaluasi
1. Tiap ginjal tersusun atas unit struktural dan fungsional dalam pembentukan urin
yang dinamakan nefron. Nefron merupakan bagian dari korteks terdiri atas badan
malpighi (korpuska renalis) yang masing-masing terdiri atas glomerulus dan
kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus
distal.
2. Setiap korpuskel renalis terdiri atas seberkas kapiler, yaitu glomerulus yang
dikelilingi oleh kapsul epitel berdinding ganda yang disebut kapsula bowman.
Lapisan dalam kapsul ini (lapisan visceral) menyelubungi kapiler glomerulus.
Lapisan luar membentuk batas luar korpuskel renalis dan disebut lapisan parietal
kapsula bowman. Lapisan parietal kapsula bowman terdiri atas epitel selapis
gepeng yang ditunjang lamina basalis dan selapis tipis serat retikulum. Pada kutub
urinarius di korpuskel renalis, epitel gepeng di lapisan parietal kapsula bowman
berhubungan langsung dengan epitel tubulus kontortus proksimal yang berbentuk
kuboid atau silindris rendah. Ansa henle adalah struktur berbentuk huruf U yang
terdiri atas segmen tebal desenden, segmen tipis desenden, segmen tipis asenden
dan segmen tebal asenden. Segmen tebal asenden ansa henle menerobos korteks,
setelah menempuh jarak tertentu, segmen ini menjadi berkelak–kelok dan disebut
tubulus kontortus distal. Sel–sel tubulus kontortus distal memiliki banyak
invaginasi membran basal dan mitokondria terkait yang menunujukkan fungsi
transpor ionnya.

H. Kesimpulan
Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal
terdapat sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Dengan demikian, kerja ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari fungsi
semua nefron tersebut (Price dan Wilson, 2006). Setiap nefron terdiri atas bagian yang
melebar yakni korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen tipis, dan tebal
ansa henle, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes (Junquiera dan Carneiro,
2002). Darah yang membawa sisa–sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di dalam
glomerulus kemudian di tubulus ginjal, beberapa zat masih diperlukan tubuh untuk
mengalami reabsorbsi dan zat–zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama
air membentuk urin.
Bila ginjal dibelah sejajar dengan permukaan maka akan membagi dua ginjal
sama tebal dan tampaklah 2 bagian ginjal, yaitu korteks dan medulla ginjal. Korteks
ginjal, berwarna merah gelap dan bergranula dan menutupi seluruh medula. Korteks
mengandung tubulus kontortus proksimal dan distal, glomeruli dan medullary ray atau
radius medullaris. Disini terdapat arteri interlobularis dan vena interlobularis.
Medulaginjal, memiliki tebalsekitar 2 kali korteks, terdiridari bagian seperti kerucut
yang lebih pucat dari korteks disebut "piramid ginjal" yang dipisahkan oleh kolumna
renalis Bertini. Dasar piramid ginjal berbatasan dengan korteks, bagian apikalnya
berupa "papila renalis" menonjol menuju kaliks minor yang berbentuk seperti
cerobong, tiap kaliks minor menerima 1-4 papila renalis. Piramid ginjal terdapat
dalam lobus yang membagi ginjal, terdapat sekitar 5-11 lobus. Terdapat garis radier
yang berjalan dari dasar piramid ke papila, urine keluar dari ginjal melalui papila
renalis yang mempunyai lubang-lubang kecil sekitar 250 lubang yang merupakan
lubang dari duktus koligentes, daerah berlubang pada papila renalis ini disebut "area
kribrosa".
Daftar pustaka

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2004). Biologi. Jilid 3. Edisi Kelima.
Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Geneser, F. 1984. Atlas Berwarna Histologi. Jakarta: Binarupa Aksara

Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 1997. Histologi Dasar. Ed ke-8. Tambayang
J, penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Basic Histology.

Price, S.A., dan Wilson, L.M., 2006, Patofisiologi, Konsep Klinis ProsesProses
Penyakit,Edisi 6, hal. 1271; Huriawati H, Natalia S, Pita Wulansari, Dewi Asih
(eds), Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Tim Dosen Struktur Perkembangan Hewan I. 2014. Petunjuk Praktikum Struktur


Perkembangan Hewan I Bagian Histologis. Malang: FMIPA Universitas Negeri
Malang.

Anda mungkin juga menyukai