Anda di halaman 1dari 2

Analisa Data

Pada perlakuan pertama katak normal didapatkan posisi kepala yang tetap diam
mengadah ke atas, mata berkedip, posisi anggota gerak kaki dan tangan bergerak aktif.
Selanjutnya pada saat kornea mata disentuh dengan kapas kelopak matanya menutup dengan
cepat dan frekuensi pernapasannya sebesar 86 per 60 second. Sedangkan pada katak spinal
(katak yang mengalami perusakan otak) didapatkan posisi kepala yang tetap diam menengadah
ke atas, mata berkedip, posisi anggota gerak kaki dan tangan bergerak lemah. Selanjutnya pada
kornea mata disentuh dengan kapas kelopak matanya berkedip lemah dan frekuensipernapannya
10 per 60 second. Kemudian pada katak yang sudah mengalami perusakan otak dan medulla
spinalis didapatkan posisi kepala yang tetap dian menunduk, mata berkedip lemah, posisi
anggota gerak kaki dan tangan bergerak sangat lemah. Selanjutnya pada kornea mata disentuh
dengan kapas, kelopak matanya berkedip sangat lemah pula dan frekuensi pernapasannya sebesar
2 per 60 second..
Pada perlakuan kedua dengan memutar papan secara horizontal didapatkan posisi pada
katak normal yaitu kepala miring, mata berkedip, dan anggota geraknya bergerak aktif kemudian
pada saat papan dimiringkan kepala terangkat lalu tubuh katak berbalik. Sedangkan pada
pemutaran papan katak spinal didapatkan posisi kepala miring, mata berkedip, dan alat gerak
bergerak tidak aktif, lalu pada saat papan dimiringkan kepala katak terangkat lalu tubuh katak
berbalik secara perlahan. Selanjutnya pada pemutaran ppan katak double pitch didapatkan posisi
mata tidak berkedip, alat gerak tidak bergerak, dan kepala miring, saat papan dimiringkan katak
tidak berbalik tetapi jatuh.
Pada perlakuan ketiga dengan memasukkan katak ke dalam akuarium didapatkan katak
normal berenang aktif, sedangkan pada katak spinal berenang secara miring, dan pada katak
double pitch didapatkan posisi katak yang tenggelam tetapi kepala masih terangkat di permukaan
air. Saat katak dikeluarkan dari akuarium dan dicubit pada jari kaki dengan pinset didapatkan
katak normal bergerak reflek secara cepat, sedangkan pada katak spinal saat dicubit kaki
terangkat lambat dan saat katak double pitch dicubit kaki bergerak sangat lemah.
Pada perlakuan selanjutnya kaki katak dimasukkan ke dalam gelas beaker yang
dipanaskan, diperoleh katak normal mengangkat kakinya pada suhu 41𝑜 C. pada katak spinal
mengangkat kakinya pada suhu 44𝑜 C, dan pada kata double pitch mengangkat kakinya pada
suhu 75𝑜 C. Pada perlakuan memasukkan kaki ke dalam air panas yang memiliki suhu 80𝑜 C,
dapat diamati pada katak normal kaki langsung terangkat, pada katak spinal terangkat sedikit
melambat, dan pada katak duble pitch kaki terangkat sangat lambat.
Dari beberapa perlakuan di atas dapat dikatakan bahwa refleks pada katak normal sangat
cepat dibandingkan dengan katak spinal dan double pitch. Misalnya, refleks mata, refleks kaki
pada suhu tinggi, dan frekuensi pernapasan yang cepat. Sedangkan pada katak double pitch
diperoleh hasil reflek yang sangat lambat dibandingkan dengan katak spinal.

Anda mungkin juga menyukai