Anda di halaman 1dari 22

Struktur Makro Ginjal

Struktur Makro Ginjal

Pembahasan ini merupakan pembahasan tentang sistem urinaria. Sistem urinaria terdiri
dari dua ginjal yang memproduksi urin, dua ureter yang membawa urin ke dalam sebuah
kandung kemih untuk penampungan sementara, dan uretra yang mengalirkan urin ke luar tubuh
melalui orifisium uretra eksterna. Namun organ terkait yang berhubungan dengan skenario ini
adalah ginjal.

Gambar 1. ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-
masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan
terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan
adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11
(vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun
kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista
iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas
tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.
Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
Korteks adalah bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsula Bowman), tubulus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distalis.
Medula terdiri dari 9-14 massa-massa triangular yang disebut pyiramid. Di dalamnya
terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
Columna renalis adalah bagian korteks di antara pyramid ginjal
Processus renalis adalah bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
Hilus renalis adalah suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau
duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
Papilla renalis adalah bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix
minor.
Kaliks minor merupakan percabangan dari calix major.
Kaliks major merupakan percabangan dari pelvis renalis.
Pelvis renalis adalah bagian yang menghubungkan antara calix major dan ureter.
Ureter adalah saluran yang membawa urin menuju vesika urinaria.

Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal,
kolumna yang saling berdekatan. Dan jaringan korteks yang melapisinya.
Gambar 2. Unit nefron

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Satu ginjal mengandung satu sampai empat juta
nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular
(kapilar) dan satu komponen tubular.2
Struktur nefron terdiri dari:2
1. Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingi kapsula epitel berdinding ganda
yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsula Bowman bersama-sama
membentuk korpuskel ginjal.
a) Lapisan viseral kapsula Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel
lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki), yaitu sel-sel
epitel khusus disekitar kapiler glomerular.
b) Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.
Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriol eferen keluar dari glomerulus.
Sedangkan pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran
yang masuk ke tubulus kontortus proksimal.
2. Tubulus kontortus proksimal panjangnya mencapai 15mm dan sangat berliku. Pada
permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelia kuboid yang
kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.
3. Ansa henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle
yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam(lekukan), dan
membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle.
a) Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan
pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula.
b) Nefron jugstamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki lekukan
panjang yang menjulur ke dalam piramida medula.
4. Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5mm dan membentuk
segmen terakhir nefron.
a) Disepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen.
Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel
termodifikasi yang disebut makula densa. Makula densa berfungsi sebagai suatu
kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium.
b) Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan makula densa mengandung
sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut sel jukstaglomerular. Sel ini
distimulasi melalui penurunan tekanan darah yang memproduksi renin.
c) Makula densa, sel jukstaglomerular dan sel mesangium saling bekerja sama
untuk membentuk aparatus jukstaglomerular yang penting dalam pengaturan
tekanan darah.
5. Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di
korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal.
Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus
pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urin ke dalam kaliks
minor, kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis
ginjal, urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kamus saku kedokteran dorlan. Edisi ke-28. Jakarta: EGC; 2011. Pitting, edema,
ascites; h. 845, 363, 110.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.319-21.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:
EGC; 2003.h.248-55.
4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.250-4.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2011.h.553-80.
6. Silverthorn DU, Johnso BR, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn AC. Human
physiology. Fifth Edition. San Fransisco: Pearson; 2010.p.631-4.

Struktur Makroskopis Ginjal


Sistem urinaria terdiri dari dua buah ginjal yang memproduksi urin, dua buah ureter
yang membawa urin ke sebuah kandung kemih untuk penampungan urin sementara, dan uretra
yang mengalirkan urin ke luar tubuh melalui orifisium uretra eksterna. Namun organ terkait
yang berhubungan dengan skenario ini adalah ginjal.
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-
masing satu di sebelah kanan dan kiri) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak
kurang lebih 1 cm lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena adanya hati yang mendesak
ginjal di sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri berada pada tepi atas iga 11 (vertebra T12),
sedangkan kutub atas ginjal kanan berada pada tepi bawah iga 11 atau iga 12. Kutub bawah
ginjal kiri berada pada processus transversus vertebra L2 (sekitar 5 cm dari crista iliaca),
sedangkan kutub bawah ginjal kanan ada pada pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas
tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.1
Secara umum ginjal terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Korteks yang merupakan bagian ginjal dimana di dalamnya terdapat korpus renalis
(Malpighi) yang berisi glomerulus dan kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal
dan tubulus kontortus distal.
2. Medula yang terdiri dari 9 14 massa-massa triangular yang disebut piramid. Di
dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubulus pengumpul (duktus
koligentes).
3. Kolumna renalis yang merupakan bagian korteks di antara piramid ginjal.
4. Processus renalis yang merupakan bagian piramid / medula yang menonjol ke arah
korteks.
5. Hilus renalis adalah suatu bagian atau area dimana pembuluh darah, serabut saraf atau
duktus memasuki atau meninggalkan ginjal.
6. Papilla renalis adalah bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calyx
minor.
7. Calyx minor merupakan percabangan dari calyx major.
8. Calyx major merupakan percabangan dari pelvis renalis.
9. Pelvis renalis adalah bagian yang menghubungkan antara calyx major dan ureter.
10. Ureter adalah saluran yang membawa urin menuju vesica urinaria.
Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal,
kolumna yang saling berdekatan. Dan jaringan korteks yang melapisinya.
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Satu ginjal mengandung satu sampai empat juta
nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular
(kapiler) dan satu komponen tubular.1
Struktur nefron terdiri dari :1
1. Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsula epitel berdinding ganda
yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsula Bowman bersama-sama
membentuk korpus ginjal.
a. Lapisan viseral kapsula Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel
lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki), yaitu sel-sel
epitel khusus disekitar kapiler glomerular.
b. Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi terluar korpus ginjal. Pada
kutub vaskular korpus ginjal, arteriol eferen keluar dari glomerulus. Sedangkan
pada kutub urinarius korpus ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk
ke tubulus kontortus proksimal.
2. Tubulus kontortus proksimal panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada
permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitel kuboid yang kaya
akan mikrovili (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.
3. Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desendens ansa Henle
yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan), dan
membalik ke atas membentuk tungkai asendens ansa Henle.
a. Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan
pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula.
b. Nefron jukstamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki lekukan
panjang yang menjulur ke dalam piramida medula.
4. Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk
segmen terakhir nefron.
a. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen.
Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel
termodifikasi yang disebut makula densa. Makula densa berfungsi sebagai suatu
kemoreseptor dan di stimulasi oleh penurunan ion natrium.
b. Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan makula densa mengandung
sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut sel jukstaglomerular. Sel ini di
stimulasi melalui penurunan tekanan darah yang memproduksi renin.
c. Makula densa, sel jukstaglomerular dan sel mesangium saling bekerja sama
untuk membentuk aparatus jukstaglomerular yang penting dalam pengaturan
tekanan darah.
5. Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesendens di
korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal.
Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus
pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urin ke dalam calyx
minor, calyx minor bermuara ke pelvis ginjal melalui calyx mayor. Dari pelvis ginjal,
urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.

Vaskularisasi Ginjal
Arteri yang memperdarahi ginjal adalah arteri renalis. Arteri renalis berasal dari aorta
setinggi vertebra L2. Masing-masing arteri renalis biasanya bercabang menjadi lima segmen
arteri yang masuk ke dalam hilus renalis. Arteri ini memperdarahi segmen-segmen atau area
renalis yang berbeda. Arteri lobaris berasal dari arteri segmentalis, masing-masing satu buah
untuk satu piramid renalis. Sebelum masuk substansia renalis, setiap arteri lobaris
mempercabangkan dua atau tiga arteri interlobaris. Arteri interlobaris berjalan menuju korteks
di antara piramid renalis. Pada perbatasan korteks dan medula renalis, arteri interlobaris
bercabang menjadi arteri arcuata yang melengkung di atas basis piramid renalis. Arteri arcuata
mempercabangkan sejumlah arteri interlobularis yang berjalan ke atas di dalam korteks.
Arteriol aferen glomerulus merupakan cabang arteri interlobularis. Vena renalis keluar dari
hilus renalis di depan arteri renalis dan mengalirkan darah ke vena cava inferior.3
Serabut-serabut aferen renalis berjalan melalui pleksus renalis masuk ke medula
spinalis melalui nervus thoracicus. Aliran limfenya adalah nodi aortica lateralis di sekitar
pangkal arteri renalis.3

Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004.h.319-21.
2. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.248-55.
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006.h.250-4.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.h.553-80.
5. Asmadi. Teknik prosedural konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta:
Salemba Medika; 2008.
6. Veldman J. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2003.
7. Anugrah P. Farmakologi pendekatan proses keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2003.
8. Brahm U, Wulandari D. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.

Ginjal
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur keseimbangan cairan
dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri
dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum).1
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-
masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan
terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan
adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11
(vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun
kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista
iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas
tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.2

Gambar 1. Ginjal dan Nefron

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus


renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distalis.
Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus,
lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau
duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix
minor.
Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.
Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix
major dan ureter.
Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.
Ada pula pembungkus ginjal, urutan dari luar hingga dalam (rongga tubuh hingga bagian
korteks):
Fascia renalis Kapsula adiposa Capsula fibrosa/renalis
1) Capsula fibrosa; meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ren)
2) Capsula adipose; meliputi capsula fibrosa.
3) Fascia renalis; merupakan kondensasi jaringan ikat yang terletak di luar capsula adiposa
serta meliputi ren dan glandula suprarenalis. Di lateral fascia ini melanjutkan diri
sebagai fascia transversalis.

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu
glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut
terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus)
serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron
dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di
korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang
terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya
terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan
pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.

Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta
abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki
ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan
memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior,
anterior-inferior, inferior serta posterior.

Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal
melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan
n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan
simpatis melalui n.vagus.1

Ureter

Kedua ureter melintas lewat tepi pelvis (tepi apertura pelvis superior), ventral terhadap pangkal
arteria iliaca externa. Lalu masing-masing ureter melintas ke arah dorsokaudal pada dinding-
dinding pelvis lateral, di luar peritoneum parietale dan ventral terhadap arteria iliaca interna.
kemudian masing-masing ureter membelok kea rah ventromedial, cranial dari musculus levator
ani, dan memasuki vesica urinaria. Pada laki-laki satu-satunya bangunan yang melintas antara
urethra dan peritoneum ialah ductus deferens. Ureter terhadap dorsolateral terhadap ductus
deferens dan memasuki sudut dorsokaudal vesica urinaria, tepat cranial dari vesica seminalis.3

Vesica Urinaria

Sewaktu kosong, vesica urinaria terletak dalam pelvis minor, dorsal dan agak cranial dari
ossa pubis. Vesica urinaria terpisah dari tulang-tulang tersebut oleh spatium retropubicum dan
pada tempat ia bersandar di atas dasar pelvis, terletak kaudal dari peritoneum. Kedudukan
vesica urinaria dalam jaringan lemak ekstraperitoneal membuatnya relatif bebas, kecuali cervix
vesicae yang tertambat erat oleh ligamentum pubo vesicale pada wanita dan ligamentum pubo
prostaticum pada laki-laki. Sewaktu terisi, vesica urinaria membesar kea rah cranial ke dalam
lemak ekstraperitoneal lembar superficialis fascia dinding abdomen ventral.

Dalam vesica urinaria selalu terdapat sedikit banyak urin dan bentuknya lebih kurang
membulat. Vesica urinaria yang kosong berbentuk limas, memiliki empat permukaan: sebuah
permukaan cranial, dua permukaan laterokaudal dan sebuah permukaan dorsal. permukaan-
permukaan laterokaudal bersentuhan dengan fascia penutup levator ani. Permukaan
dorsokaudal vesica urinaria adalah alasnya (fundus vesicae). Pada wanita fundus vesicae ini
berhubungan erat dengan dinding ventral vagina, pada laki-laki fundus vesicae berbatas pada
rectum. Apex vesicae (ujung ventral) mengarah ke tepi cranial symphisis pubica. Cervix
vesicae (bagian kaudal) merupakan pertautan fundus vesicae dengan permukaan-permukaan
laterokaudal.

Palunganvesica urinaria (bladder bed) pada masing-masing sisi dibentuk oleh os pubis, m.
obturator internus dan m. levator ani, kearah dorsal oleh rectum. Seluruh vesica urinaria
terbungkus oleh jaringan ikat jarang yang dikenal sebagai fascia vesicalis dan ditempati oleh
plexus venosus vasicalis. Dinding vesica urinaria terutama dibentuk oleh m. detrusor vesicae.
Kearah cervix vesicae serabut ototnya membentuk sphincter urethrae internus, sebuah otot
involunter. Beberapa serabutnya teratur radial dan membantu membuka ostium urethrae
internum. Pada laki-laki serabut otot dalam cervix vesicae bersinambungan dengan serabut otot
dalam dinding urethra. Ostium uretris dan ostium urethrae internum terletk pada sudut-sudut
trigonum vesicae. Kedua ureter melewati dinding vesica urinaria secara serong dalam arah
mediokaudal. Peningkatan tekanan dalam vesica urinaria menekan rapat dinding ureter dan
menghindari urin terdorong balik ke dalam ureter karena peningkatan tersebut.3

Gambar 2. Vesica Urinaria

Daftar Pustaka

1. Ochallaghan, CA. At a glance system ginjal. Ed 2. Jakarta: Erlangga; 2000.


2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis
Company; 2007.
3. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: EGC; 2002.
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. In: Frans Dany, editor. Saluran
Cerna. Jakarta : EGC; 2007.h.278-307.
5. Victor, PE.Atlas histology di Fiore dengan kolerasi fungsional. Ed. 9. Jakarta: EGC;
2003.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001.
7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC; 2009.

Struktur Makroskopis Traktus Urinarius


Gambar 1. makroskopis ginjal

1. Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, di
depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan
lemak yang tebal. Disebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot yang meliputi
kosta, sedangkan dianterior dilindungi oleh bantaan usus yang tebal.
Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara
120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. 95 % orang
dewasa memiliki jarak antara katup ginjal antara 11-15 cm. Perbedaan panjang dari
kedua ginjal lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk merupakan tanda yang penting
karena kebanyakan penyakit ginjal dimanifestasikan dengan perubahan struktur.
Permukaan anterior dan posterior katup atas dan bawah serta pinggir lateral ginjal
berbentuk konveks sedangkan pinggir medialnya berbentuk konkaf karena adanya
hilus. Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus antara
lain arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal diliputi oleh suatu
kapsula tribosa tipis mengkilat, yang beriktan longgar dengan jaringan dibawahnya dan
dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal.1,2,3

Terletak di retro peritoneal, sebelah kiri / kanan columna vertebralis.1


Pembungkus ginjal
Capsula fibrosa
melekat pada ginjal,hanya menyelubungi ginjal (gl. supra renalis tidak)
mempertahankan ginjal pada tempatnya
mudah dikupas
Capsula adiposa
mengandung banyak lemak
membungkus ginjal dan gl.supra renalis
bagian depan : tipis
bagian belakang : tebal
Fascia renalis :
letak : di luar capsula fibrosa
terdiri 2 lembar: depan : f. prerenalis
belakang : f. retro renalis
kedua lembar f. renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga
kantong ginjal terbuka ke bawah.
oleh karena itu sering terjadi: ascending infection
Bagian-bagian ginjal
Cortex renis yang terdiri dari : 2
o Glomerolus
Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam
medulla, saluran- saluran tsb. akan bermuara pada papilla renalis terdapat
garis- garis dari medulla: processus medullaris ( FERHEINI )
o Pembuluh darah
Medulla renis
Papilla renalis sesuai ujung ginjal berbentuk = pyramid renalis (malphigi)
Saluran-saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat
tembusnya berupa ayakan = area cribriformis
Papilla renalis menonjol ke dalam calyx minor
Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini)
Beberapa calyx minor ( 2 4 ) membentuk calyx major
Beberapa calyx major menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter
Ruangan tempat calyx = hillus renalis
Vascularisasi ginjal 1, 2
A. renalis cabang Aorta abdominalis
o A. renalis kanan > panjang A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava
inferior di belakangnya.
o A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2:
yg. satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan & > panjang
satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang
A. renalis depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat
pertemuannya di belakang grs. tengah ginjal.
bercabang lagi & berjalan di antara lobus ginjal = A. interlobaris
A. Interlobaris pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A.
arcuata, mengelilingi cortex & medulla, sehingga disebut A. arciformis.
A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sp. tepi ginjal
(cortex), mpercabangkan:
o Vassa afferens : glomerolus
o Dalam glomerolus mbtk. anyaman / pembuluh kapiler,sbg. vassa efferens
anyaman rambut = tubuli contorti
Vena
Mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sbg. kapiler berkumpul dlm. V.
interlobularis = Vv stellatae ( Verheyeni )
Dari V. interlobularis V. arcuataV. interlobaris V. renalis VCI

Gambar 2. makroskopis ureter


2. Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung
kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica
urinaria. Panjangnya 25 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior
T11-L2 melalui neuron neuron simpatis.

Terdiri dari dua bagian :


pars abdominalis
pars pelvina
Tiga tempat penyempitan pada ureter :
uretero- pelvic junction
tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
muara ureter ke dalam vesica urinaria

Merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria. 1, 2, 3,4
Terdiri atas dua bagian :
a. pars abdominalis
Jalannya ureter pada wanita sama dengan laki- laki
Topografi ventral :
o Peritoneum
o vassa colica
o vassa spermatica int. / ovarica (menyilang)
ureter kanan:
pars desc.duodeni ( atas )
ileum ( bawah )
tepi lateral V. cava inferior (medial)
ureter kiri :
tertutup colon sigmoideum & meso colonnya (di blkg. recessus
intersigmoideus)
Topografi dorsal disilang oleh :
M. psoas
N. genitofemoralis

b. pars pelvina
Jalannya ureter pada , e.c. alat- alat panggul.
Mula anterior terhadap A. iliaca comm. flexura marginalis tepi depan
incisura ischiadica major(di depan A.hypogastrica), med.terhadap A.V.N.
obturatorius / AV.vesicales sup.& inf.
Ureter :
depan atas gl.vesiculosa
menyilang duct.deferens di sebelah lateral untuk bermuara ke dalam v.
urinaria
Ureter :
para metrium lateral cervix uteri & bagian atas vagina
sejajar & medial terhadap A. uterina, menyilang nadi tersebut di atasnya.
Terdapat tiga tempat penyempitan pada ureter :
1. uretero- pelvic junction
2. tempat penyilangan ureter dg.vassa iliaca = flexura marginalis
3. muara ureter ke dalam vesica urinaria

Pendarahan :
Arteriae
Arteriae yang mendarahi ureter adalah sebagai berikut : a) ujung atas oleh
arteriae renalis, b) bagian tengah oleh arteriae testicularis atau arteriae ovarica
, dan c) didalam pelvis oleh arteriae vesicalis superior. 2
Vena
Darah vena dialirkan kedalam vena yang sesuai dengan arteriae.
Aliran limfe
Nodi aortic lateralis dan nodi iliaca

Persarafan ureter : plexus hypogastricus inf. T11- L2 melalui neuron-neuron


simpatis.
Gambar 3. Makroskopis vesica urinaria
3. Vesica Urinaria

Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung


berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah
status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin dikososngkan dari
kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai
reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai lapisan otot yang kuat. Letaknya
di belakang os pubis. Bentuk bila penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti
limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria terletak di belakang symphysis pubis. 2,3, 4

Vesica urinaria mempunyai bagian:


Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke
umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup
peritoneum dan berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum
Corpus
Fundus
Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu:
Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.
Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus &
plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadi sinapsis
dengan serabut-serabut post ganglioner.
Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP
Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus
menuju medulla spinalis L1-2.
Letak : di belakang os pubis
o V.U. kosong : seluruhnya terletak dalam rongga panggul,di belakang os pubis
o V.U. terisi : bagian V.U. terletak di regio hypogastric

Bentuk :
o penuh : ~ telur ( ovoid )
o kosong : ~ limas
apex ( puncak ) : di belakang symphysis pubis
permukaan dorsal ( sebagai dasar )
o dinding superior. +2 dinding.latero inferior
o Collum

Bagian-bagian :
o Apex
Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sp. ke umbilicus
membentuk. lig. vesico umbilicale mediale
Tertutup peritoneum
Berbatasan dgn ileum & colon sigmoideum
o Corpus
o Fundus

Dinding Vesika Urinaria


o Dasar vesica urinaria
berbentuk segitiga
pada sudut laterosuperior ki.& ka.terdapat ureter
pada sudut inferior terdapat urethra
permukaan latero inferior
berhubungan dengan: M. obturator int.(cranial) dan M. levator ani (distal)

Colum Vesika Urinaria


o Berbatasan dengan permukaan atas gl.prostata
o Difiksasi oleh :
lig. puboprostaticus ()
lig. pubovesicale ( )

o Antara vesica urinaria & rectum terdapat lekukan peritoneum = excavatio recto
vesicalis
o Antara dinding posterior v.u.& rectum terdapat vesicula seminalis
o Pada sudut laterosuperior ki.& ka.terdapat ureter
o Pada sudut inferior terdapat urethra

Spatium Para Vesicale


Terdiri dari :
o spatium praevesicale (Retzii) : ruang antara symphysis pubis & v.u.
o excavatio rectovesicale
o excavatio vesico uterina

Lapisan Vesika Urinaria


Mukosa v.u : berlipat lipat
o v.u. terisi penuh & lap.mukosa yg. sangat halus : lipatan hilang
Trigonum vesica Liutaudi dibentuk oleh :
o ureter ka.-ki.(orificium ureteris),bekerja sebagai katup mencegah urine balik ke
ginjal
o orificium urethra int.
Terdiri atas tiga lapisan otot pada vesica.urinaria yang saling menutupi yakni.:
o M. detrusor
Terdapat pada lapisan dalam dan Dapat mengeluarkan isi vesica urinaria
o M. trigonal
Terdapat dalam segitiga Liutaudi (di fundus vesica urinaria), Ikut membentuk uvula,
dan Membuka orificium urethra interna
o M. sphincter vesica
Dapat menahan urine di dalam vesica urinaria

Vascularisasi dan sistem limfatik


Nadi :
Aa vesicales superior
Cabang dari A. umbilicalis bagian proximal (bagian distal akan menjadi lig.
Umbilicalis lateralis)
Memperdarahi fundus dan beranastomosis dengan A. epigastrica inferior
Aa. vesicales inferior
Untuk bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria
Juga memperdarahi glandula prostata
A. vesiculodeferentialis
Cabang dari A. iliaca interna
Memperdarahi 1/3 permukaan posterior vesica urinaria
Juga memperdarahi glandula vesiculosa, ductus deferentialis
Pada wanita, memperdarahi ovarium dan vagina
Vena : plexus venosus vesicales yg. berhubungan dg. plexus venosus prostaticus
V.iliaca int.
Pembuluh getah bening Nnll.iliaca int. & ext.
Ikat antar Vesika Urinaria dengan organ di sekitarnya
lig. vesico-umbilicale : dari vertex ke umbilicus
Berbeda pada pria dan wanita
lig. pubo prostatica :
prostat pinggir bawah symphisis pubis
lig. pubo vesicale :
vesica urinaria pinggir bawah symph.pubis
lig. recto vesicale : dari bagian bawah v.u sisi rectum & os sacrum
Lipatan Peritoneum di sekitar Vesika Urinaria
Plica umbilicalis media : menutupi lig. vesico-umbilicale mediale
Plicae umbilicales laterales : menutupi lig. vesico- umbilicalia lateral.
Plica vesicalis transversa : lipat peritoneum yg. berjalan melintang melalui permkaan
aria ke dinding.pelvis
Plicae recto vesicales :
menutupi lig. recto vesicale
merupakan batas atas excavatio rectovesicalis
Gambar 4. Urethra Perempuan Gambar 5. Urethra Laki-laki

4. Urethra

Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal,
ureter, vesica urinaria.

Urethra adalah saluran akhir dari Tractus Urinarius, yang mengalirkan urine ke luar tubuh.
Pada laki laki, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk
mengeluarkan urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun tidak pada saat yang
bersamaan. 2

Urethra pada laki laki dibagi menjadi 3 bagian :

- Urethra pars Prostatika Dikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan muara dari 2 buah
duktus ejakulatorius. Juga merupakan muara dari beberapa duktus dari kelenjar prostat
- Urethra pars Membranosa Bagian terpendek. Berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka
sfingter urethra eksterna
- Urethra pars Cavernosa Bagian terpanjang. Menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis dan
bermuara pada ujung penis. Sebelum mulut penis, bagian ini membentuk suatu dilatasi kecil,
yang disebut Fossa Navicularis. Bagian ini dikelilingi oleh Korpus Spongiosum yang merupakan
suatu kerangka ruang vena yang besar
Urethra pada perempuan memiliki panjang yang jauh lebih pendek. Ujung mulut urethra
pada perempuan terletak dalam vestibulum, antara Clitoris dan Vagina. Perbedaan panjang dan
letak anatomis dari urethra ini, mengakibatkan perbedaan resiko akan terjadinya infeksi saluran
kemih. 4

Pada perempuan, lebih mudah terjadi infeksi karena pendeknya panjang urethra, dan
dekatnya dengan Vagina, yang memiliki banyak mikroorganisme sebagai flora normal, namun
bersifat infeksius jika berpindah tempat. 2, 4
Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. In: Hartanto H, Listiwati E,
Suyono YJ, Susilawati, Nisa TM, Prawira J, et all, editors. Abdomen: Bagian II. 6th ed.
Jakarta: EGC; 2006.p.250-266.
2. K. Y. Inggriani. Buku Ajar Traktus Urogenitalis.Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran Ukrida;2010. 2thed.
3. Indriani K, Flora R, Y Inggriani K, Kusumahastuti, Hendra S, Herawati S, at al.
Urogenital 1. Jakarta: Balai Pustaka FK UKRIDA; 2010.
4. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2. In: Sugiharto L, editor. Organ
Viscera Pelvis dan Ruang Retroperitoneum. Jakarta: EGC; 2006.p.190-1.
5. Luiz CJ, Jose C. Histologi dasar. Edisi ke-10. Jakarta:EGC;2007;369-386.
6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. In: Santoso BI. Sistem
Kemih. 2nd ed . Jakarta: EGC; 2001.p.461-504.
7. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC; 2002.
8. Guyton, Arthur. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.
9. Sudiono H, Iskandar I, Halim SL, Santoso R, Sinsanta. Urinalisis. Faal Ginjal. Jakarta:
Sinar Surya Mega Perkasa;2008.p.4-10
10. Budjang, Nurlela. Radiologi Diagnostik. Traktus Urinaria: Ginjal dan Buli-Buli.
Jakarta: EGC;2001.p.283-16

Anda mungkin juga menyukai