Anda di halaman 1dari 5

Mekanisme Counter Current

Terdiri dari :

2 pembuluh sejajar

Berdekatan

Cukup panjang

Aliran berlawanan

Berbentuk pipa U.

Dibagi atas :

1. ansa henle [ sistem countercurrent multiplier]

2. vasa recta [ sistem counter current exchanger ]

ANSA HENLE = struktur khas ginjal vertebrata.

Mampu membentuk urin pekat

Dua fungsi utama :

a. Pembentukan cairan yang encer diekskresi sebagai urin akhir [ final


urine] yang encer atau dipekatkan di segmen distal.

b. Pembentukan interstisium medulla yang hiperosmolar sebagai syarat


untuk pemekatan urin di duktus collagen.
Ansa Henle asenden :

- Relatif impermiabel terhadap air ( relative sedikit air mengikuti garam )

- Transport aktif Na dan Cl ------- ke bagian desenden

Ansa Henle asenden

- transport aktif Cl keluar

- diikuti Na pasif

Na Cl ----- mendifusi pasif ke pars desenden

= proses penting pada pengentalan urin

Umpamakan ansa Henle berisi cairan yang tidak mengalir yang berasal dari
tub. proksimal dengan osmolaritas 300 m mol / liter ----- meninggalkan tub
proksimalis Isosmotik terhadap plasma.

Aliran dari tub.proksimal----- ansa Henle desenden

- tidak memompa air

- sangat permiabel terhadap air ------ difusi air ke cairan interstisial

Aliran dihentikan

- Ansa Henle asenden ------ garam keluar, ke interstisial ----- menjadi pekat

Ansa Henle deseden

- Air keluar [ proses pemekatan di ansa Henle desenden ]

1. COUNTER CURRENT MULTIPLIER

cairan interstisial medulla pekat [ hiperosmolar ] mendorong air keluar


duktus colligen proses pemekatan urin.

2. VASA RECTA [ sistem counter current exchanger ]

- sangat permiabel terhadap solute dan air

Fungsi :

1. Penting untuk mempertahankan hiperosmolaritas medulla

2. Mengangkut nutrient dan oksigen ke tubulus di medulla


Mekanisme Pemekatan dan Pengentalan Urin (sistem Countercurrent)
Countercurrent multiplier system terdapat di lengkung Henle, suatu bagian nefron
yang panjang dan melengkung dan terletak di antara tubulus proximal dan distalis.
Sistem multiplikasi tersebut memiliki lima langkah dasar dan bergantung pada
transport aktif natrium (dan Klorida) keluar pars ascenden lengkung. Sistem tersebut
juga bergantung pada impermeabilitas relatif bagian lengkung ini terhadap air yang
menjaga agar air tidak mengikuti natrium keluar. Akhirnya sistem ini mengandalkan
permeabilizas duktus-duktus pengumpul terhadap air.

Langkah Langkah Pada Counter Current Multiplier System :


1. sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstisium
yang melingkupi lengkung henle menjadi pekat.
2. air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa
secara progresif menjadi encer.
3. pars ascendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan
bagian ini dan mengalir mengikuti gradien konsetrasi ke dalam ruang
intersisium. Hal ini menyebabkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu
mengalir ke pas ascendens, cairan mengalami pengenceran progrsif karena
natrium dipompa keluar.
4. hasil akhir hdala pemekatan cairan interstisium di sekitar lengkung henle.
Konsentrasi tertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah
lengkung dan menjadi semakin encer mengikuti pars asendens.
5. di bagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik
atau bahkan bersifat hipotonik.

Hasil dari Counter Current Multiplier System :


Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air bervariasi. Apabila permeabilizas
terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui interstisium yang
pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam kapiler
peritubulus. Hasilnya hdala penurunan ekskresi air dan pemekatan urin. Sebaliknya
apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi keluar
duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin. Urin akan encer.

Peran Hormon Antidiuretik dalam Pemekatan Urin:


Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormon
hipofisis Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah.
Pelepasan ADH dari hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap
penurunan tekanan darah atau peningkatan osmolalitas ekstrasel(penurunan
konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus pengumpul untuk meningkatkan
permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau osmolalitas plasma tinggi,
maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi ke dalam kapiler
peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas ekstrasel
berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel
terlalu encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih banyak air yang
diekskresikan melalui urin sehingga volume dan tekanan darah menurun dan
osmolalitas ektrasel akan meningkat.

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. In: Hartanto H, Listiwati E,
Suyono YJ, Susilawati, Nisa TM, Prawira J, et all, editors. Abdomen: Bagian II. 6th ed.
Jakarta: EGC; 2006.p.250-266.
2. K. Y. Inggriani. Buku Ajar Traktus Urogenitalis.Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran Ukrida;2010. 2thed.
3. Indriani K, Flora R, Y Inggriani K, Kusumahastuti, Hendra S, Herawati S, at al.
Urogenital 1. Jakarta: Balai Pustaka FK UKRIDA; 2010.
4. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2. In: Sugiharto L, editor. Organ
Viscera Pelvis dan Ruang Retroperitoneum. Jakarta: EGC; 2006.p.190-1.
5. Luiz CJ, Jose C. Histologi dasar. Edisi ke-10. Jakarta:EGC;2007;369-386.
6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. In: Santoso BI. Sistem
Kemih. 2nd ed . Jakarta: EGC; 2001.p.461-504.
7. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC; 2002.
8. Guyton, Arthur. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.
9. Sudiono H, Iskandar I, Halim SL, Santoso R, Sinsanta. Urinalisis. Faal Ginjal. Jakarta:
Sinar Surya Mega Perkasa;2008.p.4-10
10. Budjang, Nurlela. Radiologi Diagnostik. Traktus Urinaria: Ginjal dan Buli-Buli.
Jakarta: EGC;2001.p.283-16

Anda mungkin juga menyukai