Anda di halaman 1dari 7

BMR

Laju Metabolik

Laju metabolik adalah laju pemakaian energi. Laju pemakaian energi oleh tubuh selama
kerja eksternal dan internal dikenal sebagai laju metabolik. Karna sebagian besar pengeluaran
energi tubuh akhirnya muncul sebagai panas maka laju metabolik normalnya dinyatakan
sebagai laju produksi panas dalam kalori per jam satuan dasar energi adalah kalori, yaitu jumlah
panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu sebesar 1C. Satuan ini terlalu kecil untuk
digunakan di dalam membahas tubuh manusia karena besarnya panas yang terlibat sehingga
digunakan kilo kalori atau kalori yang setara dengan 1000 kalori.1.2

Laju metabolik dan karenanya jumlah panas yang diproduksi bervariasi bergantung ada
beragam faktor misalnya olahraga, rasa cemas, menggigil, dan asupan makanan. Peningkatan
aktifitas otot rangka adalah faktor yang dapat meningkatkan laju metabolik paling besar.
Bahkan peningkatan ringan tonus otot menyebabkan peningkatan laju metabolik yang nyata
dan berbagai tingkat aktifitas fisik secara mencolok mengubah pengeluaran energi dan
produksi panas. Karena itu, laju metabolik seseorang ditentukan dibawah kondisi basal
terstandar yang diciptakan untuk mengontrol sebanyak mungkin variabel yang dapat mengubah
laju metabolik. Dengan cara ini, aktifitas metabolik yang diperlukan untuk mempertahankan
fungsi tubuh basal saat istirahat dapat ditentukan karena itu, apa yang disebut disebagai laju
metabolik basal adalah cerminan dari tubuh atau laju pengeluaran energi internal minimal saat
terjaga.2

BMR diukur di bawah kondisi khusus berikut yaitu, yang bersangkutan harus beristirahat
secara fisik beristirahat setelah olahraga paling sedikit 30 menit untuk menghilangkan
kontribusi kontraksi otot terhadap produksi panas, yang bersangkutan harus beristirahat secara
mental untuk memperkecil tonus otot rangka dan mencegah peningkatan epinefrin suatu
hormon yang dikeluarkan sebagai respon terhadap stress yang meningkatkan laju metabolik.
Pengukuran harus dilakukan pada suhu kamar yang nyaman sehingga yang bersangkutan tidak
menggigil, karna akan meningkatkan laju metabolik. Dan yang bersangkutan jangan makan
apapun dalam 12 jam sebelum pengukuran BMR untuk menghindari produksi panas dari
makanan atau peningkatkan wajib laju metabolik yang terjadi sebagai konsekuensi asupan
makanan.2,3

Peningkatan singkat kurang dari 12 jam laju metabolik ini bukan disebabkan oleh aktifitas
pencernaan tetapi peningkatan aktifitas metabolik yang berkaitan dengan pemrosesan dan
penyimpanan nutrient terutama oleh pabrik biokimia utama dihati. Setelah ditentukan dibawah
kondisi basal, laju produksi panas perlu dibandingkan dengan nilai normal untuk orang dengan
jenis kelamin, usia, berat, dan tinggi yang sama, karena faktorfaktor ini mempengaruhi laju
pengeluaran energi basal. Faktor yang mempengaruhi laju metabolik basal salah satunya adalah
hormon tiroid. Hormon tiroid adalah penentu utama meskipun bukan satu-satunya penentu laju
metabolisme basal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan BMR. Seperti telah
disebutkan, epinefrin juga meningkatkan BMR.2,3

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kecepatan Metabolisme

Kecepatan metabolisme di pengaruhi oleh banyak faktor. Makanan yang baru saja
dimakan dapat meningkatkan kecepatan metabolisme karena makanan mempunya kerja
dinamik spesifik (SDA= spesific dynamic action). SDA suatu makanan yang mempunya
banyak energi yang harus di keluarkan selama proses asimilasi dalam tubuh. Seseorang dalam
keadaan basal di beri makan sehingga produksi panasnya meningkat. Kenaikan produksi panas
1 jam setelah intake makanan dan mencapai maksimum pada jam ke 3. Dimana SDA yang
tertinngi adalah protein 30%, lemak 6% dan karbohidrat4%. Kecepatan metabolisme yang
diukur pada saat istirahat di ruang yang bersuhu nyaman dalam zona termonetral 12-14 jam
setelah makan terakhir di sebut taraf metabolisme basal (BMR) merupakan taraf metabolisme
pada kondisi basal. Syarat-syarat yang dapat memenuhi BMR adalah sebagai berikut.

1. Dalam keadaan istirahat fisik dan mental sempurna


2. Dalam keadaan post absorptive di mana sudah berpuasa 12-14 jam
3. Ruang pemeriksaan yang nyaman
4. Istirahat selama jam sebelum pemeriksaan(berbaring tenang tapi tidak tidur)
5. 1 hari sebelum pemeriksaan mengurangi makanan yang mengandung protein.
Di klinik BMR di tetapkan dengan cara kalometri tidak langsung lingkaran tertutup dengan
menetapkan penggunaan O2 dalam waktu tertentu lalu di koreksi ke nilai standar. Terdapat
BMR standar yang merupakan taraf metabolisme dari sekelompok orang normal atau sehat
dengan umur dan jenis kelamin yang sama, kemudian mempunyai luas permukaan tubuh yang
sama sehingga mengahsilkan nilai standar yang sama. Batas-batas normal BMR adalah 15%
sampai -15%. Terdapat rumus untuk memperkirakan BMR sebagai berikut.

BMR = 0,75( PR + 0,74 PP ) 72 =.........%(Penyimpangan)

Keterangan : PR = Frekuensi nadi / menit

PP = Tekanan nadi (mmHg)

Faktor lain adalah suhu, dimana kalau suhu lingkungan lebih rendah dari pada suhu tubuh
mekanisme penghemat panas seperti menggigil, diaktifkan dan kecepatan metabolisme
meningkat. Kalau suhu cukup tinggi hingga menaikan suhu tubuh maka akan ada percepatan
proses metabolisme sehingga kecepatan metabolisme juga naik. Suhu tubuh yang meningkat
setiap 1oc akan meningkatkan taraf metabolisme 13-14%(1oF = 7%). Pemeriksaan BMR
seharusnya di lakukan di ruangan yang nyaman yaitu tidak menggigil dan tidak berkeringat
serta suhu lingkungan antara 280c-310c.2,3

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi pemula. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, 2004.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-22. Jakarta: EGC; 2009.

3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC, 2008.

4. Corwin E.J. Buku saku patofisiologi.ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.

5. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC, 2008.

Basal metabolic rate (BMR)


Laju metabolik dan karenanya jumlah panas yang diproduksi bervariasi bergantung
pada beragam faktor, misalnya olahraga, rasa cemas, menggigil dan asupan makanan.
Peningkatan aktivitas otot rangka adalah faktor yang dapat meningkatkan laju metabolik paling
besar. Bahkan peningkatan ringan tonus otot menyebabkan peningkatan laju metabolik yang
nyata dan berbagai tingkat aktivitas fisik secara mencolok mengubah pengeluaran energi dan
produksi panas. Nilai BMR normalnya berkisar antara 65-70 kalori per jam pada laki-laki
kebanyakan yang berat badannya 70 kilogram. Walaupun kebanyakan BMR terpakai dalam
aktivitas esensial sistem saraf pusat, jantung, ginjal dan organ lainnya, variasi dalam BMR di
antara individu yang berbeda terutama terkait pada perbedaan jumlah otot rangka dan ukuran
tubuh.6
Kebanyakan penurunan BMR akibat penambahan usia mungkin terkait dengan
hilangnya massa otot dan penggantian massa otot tersebut dengan jaringan adiposa, yang
mempunyai kecepatan metabolisme lebih rendah. Karena itu, laju metabolik seseorang
ditentukan di bawah kondisi basal terstandar yang diciptakan untuk mengotrol sebanyak
mungkin variabel yang dapat mengubah laju metabolik. Dengan cara ini, aktivitas metabolik
yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh dasar saat istirahat dapat ditentukan.
Karena itu, apa yang disebut sebagai laju metabolik basal (BMR) adalah laju pengeluaran
energi internal minimal saat terjaga.2
1. Harus beristirahat secara fisik, beristirahat setelah olahraga paling sedikit 30 menit
untuk menghilangkan kontribusi kontraksi otot terhadap produksi panas.
2. Harus beristirahat secara mental untuk memperkecil tonus otot rangka (orang menjadi
tegang ketika cemas) dan mencegah peningkatan epinefrin, suatu hormon yang
dikeluarkan sebagai respons terhadap stress yang meningkatkan laju metabolik.
3. Pengukuran harus dilakukan pada suhu kamar yang nyaman sehingga yang
bersangkutan tidak menggigil. Menggigil akan sangat meningkatkan laju metabolik.
4. Jangan makan makanan apapun dalam 12 jam sebelum pengukuran BMR untuk
menghindari termogenesis makanan atau peningkatan wajib laju metabolik yang terjadi
sebagai konsekuensi asupan makanan.1

Setelah ditentukan di bawah kondisi basal, laju produksi panas perlu dibandingkan
dengan nilai normal untuk orang dengan jenis kelamin,usia, berat dan tinggi yang sama, karena
faktor-faktor ini mempengaruhi laju pengeluaran energi basal. Sebagai contoh, pria bertubuh
besar sebenarnya memiliki laju produksi panas yang lebih tinggi daripada pria bertubuh kecil.
Tetapi jika dinyatakan dalam kaitannya dengan luas permukaan tubuh total (yang
mencerminkan berat dan tinggi), maka pengeluaran dalam kilokalori per jam per meter persegi
luas permukaan, normalnya hampir sama. Hormon tiroid adalah penentu utama meskipun
bukan satu-satunya penentu laju metabolik basal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan
peningkatan BMR. Seperti telah disebutkan, epinefrin juga meningkatkan BMR. Laju
metabolik basal bukanlah laju metabolik tubuh yang paling rendah. Laju pengeluaran energi
selama tidur adalah 10% sampai 15% lebih rendah daripada BMR, mungkin disebabkan oleh
karena relaksasi otot pada tahap tidur paradoksial berlangsung lebih sempurna.1,6
Namun, terdapat faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi taraf metabolisme basal
yaitu:
1. Hormon tiroid meningkatkan kecepatan metabolisme jika disekresikan tiroksin
dalam jumlah maksimal mencapai 50-100% di atas normal karena tiroksin
meningkatkan kecepatan reaksi kimia banyak sel di dalam tubuh. Terjadi proses
adaptasi kelenjar tiroid dengan peningkatan sekresi pada iklim dingin dan
penurunan sekresi pada iklim panas.
2. Hormon kelamin pria, testosteron, dapat meningkatkan kecepatan metabolisme
basal kira-kira 10-15%. Hormon kelamin perempuan dapat meningkatkan BMR
dalam jumlah sedikit, tapi biasanya tidak bermakna.
3. Hormon pertumbuhan dapat meningkatkan kecepatan metabolisme 15-20% sebagai
akibat rangsangan langsung pada metabolisme selular.
4. Demam, tanpa melihat penyebabnya, meningkatkan kecepatan reaksi kimia rata-
rata 120% untuk setiap peningkatan temperatur 10C.
5. Malnutrisi lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%. Penurunan ini
diduga disebabkan oleh tidak adanya zat makanan yang dibutuhkan dalam sel.6

Daftar Pustaka

1. Davey P. At a glance medicine.Jakarta: Penerbit Erlangga; 2003.h 64


2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6th .Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.h 716-7, 711-4, 734-5
3. Muslim H.M. Parasitologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009.h 50-1
4. Rumahorbo H. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1999. H 10-1
5. Sloan E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2004. H 306-8
6. Guyton AC and Hall EJ. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC,
2008.h.770, 932-45.
7. Pemeriksaan BMR
8.
Arti BMR adalah seberapa banyak energi yang kita dapatkan dari makanan dan energi
yang kita pakai seperti olahraga, jalan dan aktivitas lainnya. Dimana saat melakukan
aktivitas inilah yang merupakan faktor yang meningkatkan laju metabolik paling besar.
Semakin banyak aktivitas seseorang, laju metabolisme juga ikut meningkat. Selain
melakukan aktivitas, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi BMR seperti
rasa cemas, menggigil, maupun asupan makanan. Pemeriksaan ini dilakukan dalam
beberapa syarat yang pertama adalah, pasien dalam keadaan istirahat fisik dan mental
sempurna, pasien berpuasa selama 12-14 jam, pasien dalam ruangan pemeriksaan
nyaman dengan suhu yang normal, istirahat selama setengah jam (berbaring tenang),
dan sehari sebelum pemeriksaan, pasien mengurangi makanan protein. Dalam kasus
ini, pasien yang demam akan meningkatkan laju metabolisme dalam tubuh.
Pemeriksaan BMR yang normal adalah taraf metabolisme dari sekelompok orang sehat
dengan umur dan jenis kelamin yang sama juga luas permukaan tubuh yang sama. Batas
normal yang diukur melalui pemeriksaan ini adalah + 15% sampai -15%. 3,8
9.
Laju produksi panas pada pengukuran BMR dapat ditentukan secara langsung dan tak
langsung. Pada kalorimetri langsung, yang bersangkutan duduk dalam suatu kamar
berinsulasi dengan air mengalir mengelilingi dinding. Perbedaan suhu air yang masuk
dan keluar kamar mencerminkan jumlah panas yang dibebaskan oleh yang
bersangkutan dan diserap oleh air sewaktu air mengalir melewati kamar. Meskipun
memberikan pengukuran langsung produksi panas namun metode ini tidak praktis
karena kalorimetri kamar ini mahal dan memakan banyak tempat. Karena itu,
dikembangkan metode yang lebih praktis untuk mengukur laju produksi panas secara
tak langsung dan digunakan secara luas. Pada kalorimetri tidak langsung, hanya
penyerapan O2 per satuan waktu yang diukur, yang merupakan tugas sederhana dengan
peralatan minimal.3
10.
Terdapat faktor yang mempengaruhi BMR salah satunya adalah hormon tiroid.
Peningkatan hormone tiroid akan menyebabkan peningkatan BMR. Ada laju metabolic
tubuh yang lebih rendah dibandingkan BMR yaitu laju pengeluaran energi selama
tidur.3
Daftar Pustaka

1. Wallace DJ. Lupus book. Yogyakarta: B-first; 2007. h. 78.


2. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama; 2008. h. 64.
3. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2011. h. 702-3; 716-7.
4. Asmadi. Teknik prosedural keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.
Jakarta: Salemba Medika; 2008. h. 155-7.
5. Reece C, Mitchell. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2006. h. 125.
6. Isnaeni W. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Kanisius; 2010. h. 36.
7. Silverthorn DU. Human physiology. United States of Amercia: Pearson
Education;2013. h. 766.
8. Satriabudi Mi. Metabolisme energi. Jakarta: Ukrida; 2016. h. 94.
9. Muslim HM. Parasitologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC; 2009. h. 50-1.

Anda mungkin juga menyukai