Anda di halaman 1dari 6

Komposisi, Volume dan Sifat Fisiik Urin

I. Komposisi Urin Normal

- Zat padat terbanyak: Urea (1/2 total solid)

- Mineral terbanyak: NACI (1/4 total solid)

- Total solid terdiri dari

a. 1/2 bagian Urea

b. bagian NaCl

c. bagian : zat organik lain dan zat anorganik lain.

Unsur normal Urin :

1. UREA
- Hasil akhir metabolisme protein pada mamalia
- Ekskresi urea sebanding dengan intake protein
Intake protein ekskresi urea >>
Intake protein << ekskresi urea <<
- Merupakan 80-90% Nitrogen urin normal
- Ekskresi urea meningkat : katabolisme protein yang meningkat misalnya :
DM, demam, hiperaktivitas kelenjar adrenal.
Ekskresi urea menurun : penyakit hati (terutama stadiun akhir), asidosis (NH3
dipakai untuk mengimbangi sekresi H+ NH4+)3,9

2. Kreatinin dan Kreatin


- Kreatin Kreatinin ( dalam otot, irreversible )
- Ekskresi kreatinin : tidak dipengaruhi diet (konstan) sebanding masa otot
(tergantung berat badan)
- Koefisien kreatinin: perbandingan jumlah ekskresi kreatinin (mg) dalam
urin 24 jam dengan BB (kg)
Normal: laki-laki : 20 26
perempuan : 14 22
Koefisien kreatinin selalu konstan & dipakai untuk menguji apakah urin
dikumpulkan benar urin 24 jam
Mis: laki-laki koef. kreatinin < 20 ,
urin yang dikumpulkan tidak 24 j ada urin yang dibuang
Perlu pengecekan urin 24 j pada pemeriksaan kuantitatif hormon dalam urin.
Kreatin
-Dalam urin anak-anak > dari pada urin dewasa
-Pada laki-laki dewasa : 6 % dari ekskesi kreatinin (60 150 mg / hari).
-Pada 80 % wanita dewasa
ekskresi kreatin = 2 21/2 x pria (120 375 mg/hari)
-Pada 20 % wanita dewasa ekskresi kreatin = pria dewasa.
-Kreatinuria ditemukan pada : starvation,gangguan metabolisme karbohidrat,
hipertiroidi, miopati dan infeksi.
- Ekskresi kreatin menurun pada hipotiroidi.3

3. Amoniak (NH3)
- Dalam urin segar sangat sedikit. Pada renal asidosis produksi NH3
menurun.
- Pada asidosis (ketosis) produksi NH3 meningkat. 3

4. Asam Urat
- hasil akhir metabolisme purin (adenin, guanin, hipoxantin).
- Purin dapat berasal dari makanan atau pemecahan sel
- Sifat sedikit larut dalam air (mudah mengendap)
- Dalam lar alkalis garam asam urat (Na urat) yang larut
- Dalam larutan asam mudah mengendap
- Diet tinggi protein urin menjadi asam
pengendapan asam urat batu urat
- Pemeriksaan asam urat urin:
Reagens arsenofosfotungstat warna biru
Minum salisilat salisilat juga memberi warna biru dengan
reagens arsenofosfotungstat perlu pemeriksaan lain untuk
pemeriksaan sekali lagi tetapi sebelumnya diberi enzim urikase
Asam urat urikase allantoin (tidak memberi warna biru dengan
reagens arsenofosfotungstat.
Mis: sebelum diberi urikase = a mg (asam urat salisilat)
setelah diberi urikase = b mg (salisilat)
Jadi jumlah ekskresi asam urat = (a b) mg3

5. Asam Amino
- Dewasa : 150 200 asam amino N (urin 24 jam)
- Bayi : 3 mg asam amino N / pon BB
- Aterm : 6 mg asam amino N /kg BB menurun sampai umur 6 bulan (2
mg /kg BB) dan menetap semasa kanak-kanak
- Bayi premature : ekskresi asam amino 10 x bayi aterm
- Asam amino sedikit sekali dalam urin karena renal threshold aa. sangat
tinggi
- Ekskresi asam amino dalam urin meningkat penyakit hati (stadium akhir),
keracunan khloroform, CCL4
-Defek reabsorbsi asam amino dalam tubuli ginjal
mis: -sistinuria : terjadi peningkatan ekskresi asam
amino sistein, ornitin, lisin dan arginin
-de Toni Fanconi syndrome.

Belerang dalam urin dibagi tiga fraksi :


1. Belerang anorganik (inorganic sulfate)
- Hasil oksidasi sempurna belerang, sebagai SO4=
- Dapat diendapkan dengan Ba++ BaSO4 (putih)
- Ratio N dan sulfat urin = 5 : 1
N &sulfat urin merupakan index katabolisme protein
2. Belerang etereal(ethereal sulfate/conjugatedsulfates)
- 10% dari total sulfur
- Berkonjugasi dengan senyawa organik : fenol, kresol, indoxil,skatoxil
(detoksikasi melalui konjugasi dgn sulfat)
- Dapat dihidrolisa dengan HCl dan pemanasan
3. Belerang netral (unoxidized sulfur)
- Fraksi belerang yang tidak teroksidasi sempurna : sistin, taurin, tiocyana:
CNS- dan sulfida
- Tidak begitu bergantung pada diet.3
6. Phosphate
Terdiri dari Na/K fosfat = alkaline phosphate dan Ca/Mg fosfat =
earthy phosphates.
Jenis yang terakhir ini menurun dalam urin alkalis.
Ekskresi fosfat dipengaruhi oleh protein dalam makanan, sebagian
berasal dari fosfat sel. Ekskresi fosfat meningkat pada osteomalacia
(penyakit tulang), renal tubular rickets dan hiperparatiroidisme.
Ekskresi fosfat menurun pada penyakit ginjal, penyakit infeksi,
hipoparatiroidi. 3
7. Oksalat
Biasanya oksalat dalam urin rendah
Meningkat pada primary hyperoxaluria
Dapat membentuk batu oksalat dalam saluran kencing. Ekskresinya
sedikit
meningkat pada intake vitamin C dosis tinggi. 3

8. Mineral : Na; K ; Ca ; Mg
Ekskresi Na tergantung intake NaCl makanan dan keperluan tubuh
akan Na
Ekskresi K meningkat pd intake K yang meningkat, katabolisme
jaringan yang meningkat (K intrasel ke luar) & gangguan
keseimbangan asam basa (alkalosis)
Efek Na & K dipengaruhi hormon cortex adrenal (aldosteron)
Ca dan Mg dibuang tu. lewat usus (yang tidak diserap), dalam urin
relatif << & pd metabolisme tl: ekskresi Ca/Mg meningkat. 3

9. Vitamin, Hormon dan Enzim

Jumlahnya sedikit dalam urin


penting untuk diagnosis klinik. 3

II. Volume Urin

1. Volume : dewasa : N: 600ml 2500 ml


Tergantung :

a. intake air : intake air >> maka volume urin >>

b. temperatur lingkungan : panas berkeringat volume urin <<

c. makanan / diet : kopi, teh, alkohol volume urin >>

d. keadaan mental dan fisik

- volume urin < 600 ml/24 jam : oliguria

- volume urin > 2500 ml /24jam : poliuria

- volume urin yang dibentuk selama tidur volume urin yang


dibentuk selama aktivitas. 3

III. Sifat Fisik Urin

1. Berat Jenis : 1.003 1.030

- Total zat padat (total solid) = angka kedua dan ketiga dibelakang koma
dari berat jenis urin x koefisien Long (besarnya =2,66)

- Bila B.J urin = 1.030, maka total zat padat dalam urin tersebut adalah
30 x 2,66 = 79,8 gram/L.

Normal total solid = 30 70 gram/L

2. pH (Normal : 4,7 8,0 ) Rata-rata : < 6,0

- Urin asam : asidosis, demam dan intake protein tinggi ( meningkatnya


produksi fosfat dan sulfat hasil katabolisme protein).

- Urin alkalis : alkalosis, sesudah makan (alkaline tide)

- Urin tanpa pengawet urea dalam urin dipecah oleh

enzim ureasemikroorganisme sehingga terbentuk NH3 yang


menyebabkan urin menjadi alkalis.

3. Warna Urin

- Urin normal jernih , kuning muda seperti warna bir

- Vol urin << warna urin menjadi lebih tua mis:demam

- Warna :urochrom (terutama), urobillin &hematoporfirin

- Penyakit hati bilirubinuria urin berwarna coklat

- Hb dalam urin urin berwarna merah/hitam


- Met Hb &asam homogentisat urin coklat tua

- Obat warna urin: hijau (metilen biru),coklat (cascava),merah


(rifampicin dan pyridium)

- pH alkalis Ca fosfat mengendap urin keruh

- pH asam garam asam urat mengendap urin berwarna merah jambu.


3,9

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. In: Hartanto H, Listiwati E,
Suyono YJ, Susilawati, Nisa TM, Prawira J, et all, editors. Abdomen: Bagian II. 6th ed.
Jakarta: EGC; 2006.p.250-266.
2. K. Y. Inggriani. Buku Ajar Traktus Urogenitalis.Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran Ukrida;2010. 2thed.
3. Indriani K, Flora R, Y Inggriani K, Kusumahastuti, Hendra S, Herawati S, at al.
Urogenital 1. Jakarta: Balai Pustaka FK UKRIDA; 2010.
4. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2. In: Sugiharto L, editor. Organ
Viscera Pelvis dan Ruang Retroperitoneum. Jakarta: EGC; 2006.p.190-1.
5. Luiz CJ, Jose C. Histologi dasar. Edisi ke-10. Jakarta:EGC;2007;369-386.
6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. In: Santoso BI. Sistem
Kemih. 2nd ed . Jakarta: EGC; 2001.p.461-504.
7. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC; 2002.
8. Guyton, Arthur. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.
9. Sudiono H, Iskandar I, Halim SL, Santoso R, Sinsanta. Urinalisis. Faal Ginjal. Jakarta:
Sinar Surya Mega Perkasa;2008.p.4-10
10. Budjang, Nurlela. Radiologi Diagnostik. Traktus Urinaria: Ginjal dan Buli-Buli.
Jakarta: EGC;2001.p.283-16

Anda mungkin juga menyukai