Anda di halaman 1dari 19

BAB VIII

Struktur dan Fungsi Sel


Penyusun Jaringan pada
Sistem Ekskresi
OLEH:
RAHMATUL IRFAN, M.Pd
A. PROSES EKSKRESI PADA
MANUSIA
Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem tersebut
membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap ketidakseimbangan cairan
tubuh dengan cara mengeskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan (Campbell,
Reece, dan Mitchell: 2004). Macam-macam ion yang diekskresikan tersebut dipelajari
dalam ilmu Kimia.
1. Ginjal
 Salah satu sistem ekskresi pada manusia adalah sistem urine.
 Organ penyusun sistem urine  antara lain ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra.
Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem urine.
 Ginjal sering disebut juga dengan buah pinggang karena letaknya yang berada di
sebelah kanan dan kiri tulang pinggang.
a. Struktur ginjal
Bagian utama :
Nefron adalah unit
a. Korteks struktural dan
Terdapat ± 1 juta nefron
b. Medula fungsional terkecil
dari ginjal
c. Pelvis renalis a. Korteks ginjal memiliki fungsi
melindungi bagian dalam ginjal,
tempat tinggal glomerulus dan
tubulus.
B. Medula yaitu
jaringan ginjal yang halus.
C. Pelvis renalis termasuk bagian
dari sistem saluran kemih yang
berfungsi sebagai penampung
urine sementara sebelum
dialirkan ke ureter.
nefron Terdiri dari

Kapsul bowman :
Berbentuk mangkuk
atau piala

tubulus renalis:
Glomerulus:
dibagi
untaian pembuluh
Menjadi, tubulus
kapiler yang
kontortus
dindingnya
proksimal, lengkung
bertautan dengan
henle, tubulus
dinding kapsul
kontortus distal,
bowman
dan tubulus
kolektivus
b. Fungsi ginjal
1) Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
2) Membuang sisa metabolisme.
3) Mengatur kandungan elektrolit dengan menyaring zat-zat kimia yang masih
berguna bagi tubuh (natrium, fosfor, dan kalium) dan mengembalikannya ke saluran
peredaran darah.
4) Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, yaitu
membuang garam yang berlebihan dan menahan garam apabila jumlahnya berkurang.
5) Menjaga asam basa cairan darah.
6) Menghasilkan eritropoietin (EPO) dan kalsitriol.
C. Proses Pembentukan Urine
Urine merupakan zat sisa metabolisme yang dikeluarkan ginjal
bagaimana terbentuknya urine?
Proses pembentukan urine berlangsung melalui 5 tahap :
a. filtrasi,
b. reabsorpsi,
c. Augmentasi
 Filtrasi
d. Mikturasi Proses ini terjadi ketika darah yang mengandung air, gula,
garam, urea dll masuk ke dalam glomerulus dan disaring. Maka
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urine terbentuklah filtrat glomerulus (urine primer)
 Reabsorbsi (penyerapan kembali)
Proses ini terjadi di tubulus proksimal hingga lengkung henle
dan menghasilkan urine sekunder
 Augmentasi (penambahan zat)
Terjadi pada tubulus kontortus distal lalu dihasilkan urin
sesungguhnya dan dibawa ke tubulus kolektivus
Mikturasi proses pengeluaran urine dari dalam tubuh. Jika
dalam kandung kemih tersimpan urine sekitar 200–300 ml,
akan timbul refleks rasa ingin buang air kecil.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Urine
1) Hormon Antidiuretik
2) Usia
3) Gaya Hidup dan Aktivitas
4) Kondisi Kesehatan
5) Psikologis
6) Cuaca
7) Jumlah Air yang Diminum
2. Hati
 Hati merupakan organ visceral (dalam rongga abdomen) terbesar yang terletak di bawah
kerangka iga. Pada kondisi hidup, hati berwarna merah tua karena kaya persediaan darah dan
akaya nutriea dari vena portal dan vena hepatica.
a. Struktur Hati
Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan kanan, dengan posisi sedikit saling
menindih. Lobus kanan memiliki dua lobus yang salah satunya berukuran lebih kecil. Setiap lobus
terdiri atas banyak lobulus. Lobulus merupakan unsur terkecil yang menyusun hati. Sementara
itu, jaringan hati tersusun dari sel-sel hepatosit. Antarlapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna,
sedangkan antara hepatosit satu dengan hepatosit yang lain dipisahkan oleh kanalikuli.
Bagian luar hati dilindungi oleh kapsula hepatika. Dalam jaringan hati terdapat beberapa
pembuluh darah, yaitu arteri hepatika dan vena porta hepatika. Pertemuan antara pembuluh
arteri hepatika dan vena porta hepatica membentuk sinusoid. Pada sinusoid terjadi spesialisasi
sel yang membentuk sel kupffer. Sel ini bertugas memfagositosis organisme asing atau zat-zat
berbahaya. Dari fagositosis ini akan menghasilkan bilirubin. Bilirubin kemudian diekskresikan oleh
kanalikuli dalam wujud empedu.
 b. Fungsi Hati
1) Tempat Menyimpan Energi
Hati menyimpan energi dalam bentuk glikogen. Glikogen dibentuk dari glukosa.
2) Menyimpan Vitamin-Vitamin
Hati mengumpulkan dan menyimpan persediaan vitamin A, D, E, dan K. Vitamin ini dapat
disimpan hingga dua sampai empat tahun.
3) Sebagai Pabrik Kimia Tubuh
Beberapa protein penting yang ditemukan dalam darah dihasilkan oleh hati. Protein tersebut
antara lain albumin, globin, dan globulin. Selain itu, dalam hati dihasilkan zat kimia lain yaitu
fibrinogen dan protrombin.
4) Sebagai Pembersih atau Detoksifikasi
Hati membantu membersihkan zat-zat racun, seperti obat dan alcohol dari aliran darah.
5) Sebagai Alat Ekskresi
Fungsi hati sebagai alat ekskresi yaitu mengekskresikan cairan empedu secara terus-menerus.
Cairan empedu mengan-dung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid
(lesitin), zat warna empedu (pigmen bilirubin dan biliverdin), serta beberapa ion.
3. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar yang membungkus seluruh permukaan tubuh manusia. Sebagian
besar kulit ditumbuhi rambut.
Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh tubuh dengan luas keseluruhan kurang
lebih 2 m . Ketebalan kulit pada setiap bagian tubuh berbeda-beda (0,5–5 mm) dan rata-rata
2

ketebalannya 1–2 mm. Berdasarkan strukturnya, kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu
epidermis (kulit ari), dan dermis (kulit jangat).
Kulit terdiri dari 2 lapis :
a. Epidermis (kulit ari),terdiri dari beberapa sratum (lapisan)
• Stratum korneum (lapisan tanduk) : tersusun atas sel mati yang selalu
mengelupas
• Stratum lusidium : lapisan berwarna bening
• Stratum granulosum : mengandung pigmen melanin
• Stratum germinativum : selalu tumbuh membentuk sel baru ke arah luar
b. Dermis (kulit jangat)
• Pembuluh darah
• Akar rambut
• Ujung-ujung syaraf
• Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
• Kelenjar minyak (glandula sebacea)
• Lapisan lemak subkutans
1) Fungsi kulit
 Sebagai alat ekskresi : mengeluarkan keringat (air + NaCl + sisa metabolisme sel +
urea + asam)
 Sebagai alat pengatur suhu tubuh
 Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
 Sebagai indra peraba
 Sebagai pelindung akan hilangnya air dari dalam tubuh
 Sebagai pelindung tubuh dari gesekan
4. Paru-paru
Fungsi paru – paru sebagai alat ekskresi :
Mengeluarkan dan yang diangkut oleh darah dari jaringan tubuh menuju paru-paru.
dan diekskresikan melalui proses ekspirasi
B. Gangguan dan Penyakit pada
Sistem Ekskresi
Organ-organ ekskresi dapat mengalami gangguan dan penyakit. Gangguan dan penyakit apa saja
yang terjadi pada organ-organ ekskresi? Bagaimana cara mencegah gangguan dan penyakit
tersebut?
Gangguan atau penyakit pada system ekskresi
Ginjal
1. Batu Ginjal terbentuknya Kristal pada urine karena pengendapan garam kalsium pada rongga
ginjal, saluran ginjal dan kandung kemih.
2. Gagal ginjal Kronis kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap akibat kerusakan
jaringan ginjal. 
3. Diabetes mellitus atau penyakit gula adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka
panjang. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas
nilai normal.
4. Nefritis kerusakan pada glomerulus akibat infeksi kuman.
5. Albuminuria  kondisi urine atau air kencing mengandung jumlah albumin yang tidak normal.
Kondisi ini disebut juga dengan ginjal bocor.
6. Anuria gangguan pada ginjal yang menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi urine.
seseorang disebut mengalami anuria jika ia tidak buang air kecil dalam waktu 12 jam terakhir.
7. Poliuria adalah kondisi ketika tubuh menghasilkan urine (air kencing) secara berlebihan.
Kondisi yang termasuk penyakit kandung kemih ini membuat lebih sering ingin buang air kecil.
Ketika kencing, urine yang dikeluarkan pun jauh lebih banyak dari seharusnya.
HATI
1. Hepatitis kondisi peradangan hati atau liver. Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi
virus, bahan kimia, penyalahgunaan obat, pengobatan tertentu, dan gangguan kekebalan
tubuh.
2. Penyakit kuning sendiri terjadi karena kadar bilirubin dalam sirkulasi darah seseorang
meningkat sehingga menyebabkan tersumbatnya saluran empedu di hati.
3. Sirosis kondisi rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut. Jaringan parut ini
terbentuk akibat penyakit liver yang berkepanjangan, misalnya karena infeksi virus
hepatitis atau kecanduan alkohol.
4. Kanker Hati disebabkan berkembangnya sel-sel kanker pada jaringan hati.
PARU-PARU
1. Asma penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak akibat
peradangan dan penyempitan pada saluran napas.
2. Tuberkulosis (TBC)  penyakit menular akibat infeksi bakteri. 
3. Pneumonia peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa
menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya dialami
penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas. 
4. Emfisema penyakit kronis atau jangka panjang akibat kerusakan pada alveolus, yaitu
kantong udara kecil pada paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya sesak
atau sulit bernapas.
5. Pleuritis peradangan pada selaput pembungkus organ paru-paru atau pleura. Kondisi ini
menyebabkan penderitanya merasakan nyeri dada yang menusuk, terutama ketika
bernapas.
KULIT
1. Xerosis biasa disebut dengan kulit kering kondisi ketika lapisan terluar kulit (epidermis)
kekurangan kadar air secara berlebihan. Hal ini menyebabkan kulit kehilangan
kelembapan yang cukup untuk mempertahankan kelembutan dan elastisitasnya.
2. Kanker kulit jenis kanker yang tumbuh di jaringan kulit. Kondisi ini ditandai dengan
perubahan pada kulit.
3. Eksim penyakit kulit yang ditandai dengan kulit mengering, kemerahan, dan gatal
bersisik.
4. Kusta atau lepra penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf
tepi, serta saluran pernapasan. Kusta atau lepra dikenal juga dengan nama penyakit
Hansen atau Morbus Hansen.
5. Jerawat gangguan kronis pada kelenjar keringat. Jerawat disebabkan oleh
penyumbatan pada pori-pori kulit. Penyumbatan ini dapat terjadi akibat produksi
berlebih oleh kelenjar minyak, penumpukan kulit mati, atau penumpukan bakteri.

Anda mungkin juga menyukai