DISUSUN OLEH :
KELOMPOK XII
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca,
Penyusun
Kjytrewq
BAB 1
PENDAHULUAN
Dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada
24jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24-36
jammeskipun beratnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama. Kram
tersebutterutama dirasakan didaerah perut bagian bawah tetapi dapat
menjalarkepunggung atau permukaan dalam paha, yang terkadang
menyebabkanpenderita tidak berdaya dalam menahan nyerinya tersebut (Hendrik,
2008)Jadi dapat disimpulkan definisi dari dismenore adalah nyeri
yangdirasakan wanita saat haid.
1.3. Etiologi Dismenore
Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah
banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebabnya.
1.4 Klasifikasi
Smeltzer (2010) menyebutkan bahwa dismenore ada dua yaitu primer
dansekunder.
1.4.1 Dismenore primer
Dismenore primer adalah mentruasi yang sangat nyeri, tanpapatologi
pelvis yang dapat diidentifikasi, dapat terjadi pada waktumenarche atau
segala setelahnya. Dismenore ditandai oleh nyeri kramyang dimulai
sebelumatau segala setelah awitan aliran menstrual danberlanjut selama 48
jam hingga 72 jam. Pemeriksaan pelvis menunjukantemuan yang normal.
Dismenore diduga sebagai akibat dari pembentukanprostadglanding yang
berlebih, yang menyebabkan uterus untukberkontraksi secara berlebih dan juga
mengakibatkan vasopasme arteriolar.Dengan bertambahnya usia wanita, nyeri
cenderung untuk menurun danakhirnya hilang sama sekali setalah melahirkan
anak (Smeltzer, 2010)
1.4.2 Dismenore sekunder
1.4.2.1 Endometriosis
1.4.2.2 Pelvic inflammatory disease
1.4.2.3 Tumor dan kista ovarium
1.4.2.4 Oklusi atau stenosis servikal
1.4.2.5 Adenomyosis
1.4.2.6 Fibroids
1.4.2.7 Uterine polyps
1.4.2.8 Intrauterine adhesions
1.4.2.9 Congenital malformations (misalnya: bicornate uterus, subseptate uterus)
1.4.2.10 Intrauterine contraceptive device
1.4.2.11 Transverse vaginal septum
1.4.2.12 Pelvic congestion syndrome
1.4.2.13 Allen-Masters syndrome
1.5 Pathofisiologi
1.6 Epidemiologi
Menurut Arif Mansjoer (2000 : 373) tanda dan gejala dari dismenore adalah :
1.9 Komplikasi
1.9.1 Kehamilan dini, penyebabnya Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan
dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari
dismenore sekunder adalah: endometriosis, fibroid, adenomiosis,
peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut,
dan pemakaian IUD.
1.9.2 Shok, penyebabnya timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang
menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai
berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial
paha.
1.10 Penatalaksanaan
1.10.1 Keperawatan
1.10.2 Kompres bagian bawah abdomen dengan botol berisi air panasatau bantal
pemanas khusus untuk meredakan nyeri
1.10.3 Minum banyak air, hindari konsumsi garam dan minuman yangberkafein
untuk mencegah pembengkakan dan retensi air
1.10.4 Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu mengurasidismenore
karena akan memicu keluarnya hormon endorfin yangdinilai sebagai
pembunuh alamiah untuk rasa nyeri
1.10.5 Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat besi, kalsium, danvitamin B
kompleks. Jangan mengurangi jadwal makan
1.10.6 Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri
1.10.7 Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stres, misalnyapijat,yoga,
ataumeditasi, untuk membantu meminimalkan rasa nyeri
1.10.8 Pada saat berbaring terlentang, tinggikan posisi pinggul melebihiposisi
bahu untuk membantu meredakan gejala dismenore
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
prosesyang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untukmengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam,
2001:17) Potterdan Perry (1997), pengkajian adalah proses sistematis berupa
pengumpulan,verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase dari pengkajian
meliputi :pengumpulan data dan analisa data.
No Intervensi Rasional
1 Monitor tanda- tanda vital Merupakan indikator secara dini
tentang hipovolemia
No Intervensi Rasional
1 Pantau tanda – tanda vital Deteksi dini terhadap potensial
terhadap bukti infeksi masalah dengan intervensi
segera dapat dicegah
2.1.8 Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik.Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.Tujuan dari implementasi
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah titetapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan.
(Erb, Olivieri, Kozier, 1991 : 169).
2.1.9 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada
akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap
proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah
informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang
diobservasi sudah sesuai.Diagnosa juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan
kelengkapannya.Tujuan dan intervensi dievaluasi untuk menentukan apakah
tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif atau tidak. (Erb, Olivieri, Kozier,
1991:169).