TINJAUAN PUSTAKA
9
10
dibuat dari tepung terigu. Karena sebagian besar energi berasal dari
karbohidrat. (Dedeh dkk , 2010:35)
2.1.2.2 Protein
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolik,
terutama pertumbuhan, perkembangan, dan mainteen/merawat
jaringan tubuh. Asam amino merupakan elemen struktur otot,
jaringan ikat, tulang, enzim, hormone, antibody, protein juga
mensuplai sekitar 12%-14% asupan energi selama masa remaja.
Bila asupan energi terbatas diet protein lebih banyak dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan energi, dan tidak bisa dipakai untuk
mensintesis jaringan baru. Pertumbuhan mengalami kegagalan
atau terjadi, kurang energi protein (KEP). Sumber diet protein yang
baik adalah : daging, unggas, ikan, telur, susu, dan keju.
2.1.2.3 Lemak
Saat ini kebutuhan lemak konsumsi lemak sebanyak 15-30% dari
kebutuhan energi total dianggap baik. Lemak juga sebagai sumber
asam lemak esensial yang diperlukan oleh pertumbuhan, sebagai
sumber suplai energi yang berkadar tinggi, dan sebagai pengangkut
vitamin yang larut dalam lemak. Asupan lemak yang kurang, akan
terjadi gambaran klinis defesiensi asam lemak esensial dan nutrisi
yang larut dalam lemak, serta pertumbuhan yang buruk. Sumber
berbagai lemak tertentu misalnya : lemak jenuh (mentega, lemak
babi), asam lemak tek jenuh tunggal (minyak olive), asam lemak
14
2.1.2.4 Serat
Serat pada diet jumlahnya berlimpah, fungsinya pada tubuh adalah
untuk melancarkan proses pengeluaran tubuh. Sumber yang baik
dari diet, misalnya ; seluruh produk padi-padian, beberapa jenis
buah dan sayur, kacang-kacangan kering, dan biji-bijian. Bila
kekurangan asupan mungkin menimbulkan absorpsi mineral
berkurang. Meskipun serat bukan zat gizi tetapi keberadaan serat
diperlukan sekali. Serat tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi
dapat dicerna oleh bakteri dan organism.
2.1.2.6 Mineral
Kebutuhan mineral seluruhnya meningkatnya pada masa kejar
tumbuh remaja. Mineral berperan penting pada kesehatan, kalsium,
zat besi dan seng, penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut: memelihara
keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan mineral
pembentuk asam (klorin, fosfor, belerang) dan mineral
pembentukan basa (kapur, besi, magnesium, kalium dan natrium),
mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan
karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan
protein tubuh, sebagai bagian dari cairan usus. Mineral berperan
pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama dengan protein dan
itamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan tubuh lain
2.1.2.7 Kalsium
Pertumbuhan tinggi pada masa remaja mencapai 20 %
pertumbuhan tingginya dewasa dan 40 % masa dewasa. Kebutuhan
kalsium pararel dengan pertumbuhan, dan meningkat dari 800
mg/hari menjadi 1200 mg/hari pada kedua jenis kelamin pada umur
11-19tahun. Retensi kalsium pada remaja mencapai 200 mg/hari
2.1.2.8 Seng
Seng merupakan mineral mikro esensial. Seng diperlukan untuk
sistem reproduksi, pertumbuhan janin, system pusat syaraf, dan
fungsi kekebalan tubuh. Seng didapatkan sebagai komponen
16
2.2.2.5 Lingkungan
Dalam lingkungan pola makan ialah berpengaruh terhadap
pembentuk perilaku makan berupa lingkungan keluarga melalui
adanya promosi, media elektroni, dan media cetak.
2.2.2.6 Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ialah suatu cara seseorang yang mempunyai
keterbiasaan makan dalam jumlah tiga kali makan dengan
frekuensi dan jenis makanan yang dimakan. Masyarakat atau suatu
penduduk mempunyai kebiasaan makan dalam tiga kali sehari
adalah kebiasaan makan dalam setiap waktu
2.3.2 Etiologi
Terjadinya Kekurangan Energi Kronik (KEK) didukung oleh kekurangan
asupan zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh sehingga simpanan zat gizi pada
tubuh digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan aktifitas, sehingga
apabila keadaan ini berlangsung cukup lama atau kronik maka simpanan zat
gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan.
Keadaan Kekurangan Energi Kronik (KEK) juga terjadi karena tubuh
mengalami kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang diperlukan
oleh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi dalam
jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau kombinasi
keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan
digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
Kategori Kekurangan Energi Kronik adalah apabila LiLA kurang dari 23,5
cm atau berada pada bagian merah pita LiLA saat dilakukan pengukuran.
LiLA umumnya dijadikan indikator antropometris untuk menilai kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK).
2.3.4.1 Pengetahuan
Pengetahuan tentang gizi dan pemilihan makanan, kebiasaan diet
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap terhadap makanan.
Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai
asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi
makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika
tingkat pendidikan dari ibu meningkat, maka pengetahuan terkait
gizi juga akan bartambah baik.
2.3.4.2 Faktor biologis
Selama masa pertumbuhan, perubahan fisik yang pesat akan
meningkatkan kebutuhan energi dan nutrisi. Dengan demikian
akan muncul keadaan cepat lapar. Ketika lapar, seseorang
menginginkan sesuatu yang cepat yang dapat memenuhi kebutuhan
energi mereka.
2.3.4.3 Faktor psikologis
Pilihan makanan terbentuk sebagai hasil interaksi kompleks dari
banyak faktor di lingkungan seseorang, termasuk pengalaman
masa kecil terhadap makanan. Cita rasa dan penyajian makanan
merupakan salah satu pengaruh utama dalam pemilihan makanan.
2.3.4.4 Konsep diri
Kepercayaan diri (self efficacy) terhadap makanan sehat telah
terbukti menjadi variabel yang baik untuk memprediksikan
23
Keterangan :
X : independen
Y :dependen
2.6 Hipotesis
H0: Tidak Terdapat Hubungan Pola Makan Dengan KEK Pada Remaja Putri
Ha: Terdapat Hubungan Pola Makan Dengan KEK Pada Remaja Putri.
27