Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PJOK

“PERGAULAN SEHAT REMAJA”

Nama Kelompok : Evelyn Kusumo Leliga


Henson Nugroho Tam
Jeremy Christopher Gunawan
Joyce Sunarko
Richard Cannavaro
Sherwinny Felicia Wong
Kelas : X-MIPA (sepuluh)
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Proses pergaulan merupakan cara individu untuk berinteraksi satu sama lain, dan
sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian individu. Pergaulan yang
dilakukan akan mencerminkan kepribadian individu tersebut, baik pergaulan positif maupun
pergaulan negatif. Pergaulan positif dapat ditemukan dalam bentuk kerjasama antar individu
atau kelompok untuk melakukan hal-hal yang positif, sedangkan pergaulan negatif dapat
ditemukan dalam bentuk pergaulan yang tidak diarahkan pada sesuatu yang konstruktif,
melainkan terfokus pada perilaku yang menyimpang.

Pergaulan bebas merupakan bentuk penyimpangan yang sering terlihat di lingkungan


dan dari media massa, dan itu berarti proses bergaul tanpa ada batasan. Sikap konformitas
negatif akan mempengaruhi perilaku remaja ketika mereka menjadi bagian dari kelompok
yang berperilaku negatif. Kita perlu mendidik generasi muda kita tentang bahaya pergaulan
bebas untuk mencegah mereka melakukan perilaku tersebut. Melakukan hal itu akan
membantu melindungi mereka, keluarga mereka, masyarakat, dan mereka yang lebih
terpengaruh oleh perilaku ini.

Sarwono (2007) menyatakan bahwa perkembangan pada remaja tidak hanya bersifat
fisik, tetapi juga psikologis. Dalam perkembangan psikologis yaitu pembentukan harga diri,
konsep diri, perkembangan kecerdasan, peran sosial, peran gender, agama, moral, dan norma
sosial, remaja membentuk kelompok sosial berdasarkan rasa saling ketergantungan dan
konformitas teman.

Menurut Sears (1999), konformitas adalah ketika seseorang mengikuti aturan, gaya,
dan kebiasaan kelompoknya agar dapat diterima oleh kelompok tersebut. Ini berarti remaja
akan menyesuaikan diri dengan aturan, gaya, dan kebiasaan lingkungan sekolahnya agar dapat
menyesuaikan diri. Lingkungan fisik juga dapat berkontribusi pada konformitas, karena
membantu membentuk sikap positif terhadap perilaku kelompok.

Kami mengangkat topik mengenai pergaulan bebas pada remaja untuk membantu
mereka menghindari pergaulan bebas yang berdampak buruk bagi identitas dan mentalitas
remaja.
B. Permasalahan
Pengertian, prinsip, ciri, dampak, pencegahan, dan penanggulangan dari pergaulan bebas bagi
anak remaja.

C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan makalah ini dibuat antara lain :
1. Mengetahui arti pergaulan bebas
2. Mengetahui dampak pergaulan bebas
3. Mengetahui cara penanggulangan pergaulan bebas
4. Mengerti ciri-ciri pergaulan yang baik dan buruk
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian
1. Pergaulan
a) Pergaulan Remaja
Pergaulan adalah sebuah kontak sosial antara manusia dengan manusia
yang lainnya. Yang pada dasarnya untuk menjalin suatu keakraban atau tali
persaudaraan antara sesama manusia sehingga terjadilah kontak.
Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik.
Pergaulan remaja adalah sebuah kontak sosial antara remaja satu
dengan remaja yang lainnya yang bertujuan para remaja ingin memiliki
keakraban atau tali persaudaraan terhadap lingkungan sekitarnya.

b) Pergaulan Sehat
Pergaulan adalah jalinan hubungan sosial antar individu yang
berlangsung relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi. Maka,
pengertian pergaulan sehat adalah proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu, atau individu dengan kelompok dengan normal baik
tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya.

c) Pergaulan Tidak Sehat


Menurut KBBI, pergaulan tidak sehat berasal dari kata dasar gaul yang
artinya hidup berteman atau bersahabat dengan identitk pada bentuk prilaku
penyimpang.
Pergaulan tidak sehat adalah proses bergaul dengan orang lain terlepas
dari ikatan yang mengatur pergaulan, sehingga mengarah pada hal-hal yang
negatif bagi kehidupan individu yang terlibat di dalamnya. Pergaulan tidak
sehat itu sendiri bisa diartikan sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang
yang telah melampaui batas dari aturan yang umum berlaku di masayarakat.
2. Sehat
Definisi sehat menurut “World Health Organization” (WHO) merumuskan
dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”.
Sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
(Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan)

3. Remaja
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual.
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun.
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang
usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai rasa
keingintahuan yang besar dan sedang mengalami proses perkembangan sebagai
persiapan memasuki masa dewasa.

B. Hakikat
1. Hakikat Pergaulan
Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang
lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi
satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi sosial yang
terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya.

2. Hakikat Sehat
Sehat adalah keadaan seimbang yang sempurna baik fisik, mental, maupun
sosial. Merupakan suatu keadaan/ kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya
terbebas dari sakit. Hakikat sehat adalah kerja sama untuk melakukan hal-hal yang
positif yang tidak merugikan orang lain.
3. Hakikat Remaja
Istilah remaja berasal dari bahasa Latin “adolescence” yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence juga mempunyai arti yang lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini
diungkapkan oleh Piaget ( Hurlock, 1980: 206)
Hakikat remaja adalah masa yang dimana seseorang tumbuh / tumbuh dewasa
yang mencangkup kematangan mental, emosional, sosual, dan fisik.

C. Ciri-Ciri Remaja
Ciri- ciri remaja pada umumnya sebagai berikut:
a) Suka membantah/ menentang/ menolak/ memberontak
b) Suka berimajinasi
c) Cenderung pendapatnya merasa benar
d) Rasa ingin tahunya besar
e) Banyak kemauannya
f) Suka diperhatikan dan diakui perannya
g) Masa mencari jati diri
h) Selalu ingin dituruti keinginannya
i) Cenderung sulit diatur
j) Suka mengritik
k) Penuh semangat

D. Karakteristis Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja


a) Mengalami tanda seksual sekunder hingga kematangan reproduksi.
b) Mengalami perubahan fisik dan perilaku sesuai dengan jenis kelamin.
c) Mulai merasakan, mengendalikan, dan juga mengarahkan dorongan seksual.
d) Perubahan nilai yang dianggap penting dan tidak penting.
e) Kerap berpikiran abstrak, namun dapat kembali berpikiran konkret ketika berada di
bawah tekanan.
f) Mengalami perkambangan otak akan keterampilan sosial dan juga pemecahan
masalah.
g) Memiliki keinginan untuk mandiri dan merasakan kebebasan.
h) Memiliki keinginan untuk mencoba hal baru dan cenderung lebih mengambil risiko.
i) Perubahan emosional atau mood yang berlangsung dengan cepat.
j) Mulai mengalami kegelisahan dalam hidupnya.
k) Mulai merasakan kekurangan diri, namun belajar untuk menerimanya.
l) Mengembangkan hubungan sosial yang lebih luas dan lebih kuat.
m) Mulai memahami bagaimana tindakan dan keputusan yang diambil memberikan
pengaruh pada masa depan.

E. Karakteristis Perilaku dan Pribadi Remaja


a) Karakteristik Pribadi dan Emosional
Masa remaja adalah masa ketika emosi mulai meninggi. Orang tua dan guru
mungkin mulai memperhatikan perilaku argumentatif dan agresif karena emosi yang
tiba-tiba dan intens. Remaja juga memiliki sifat mementingkan diri sendiri.
Mereka sibuk dengan diri mereka sendiri karena mereka mulai
mengembangkan rasa diri, tetapi mereka juga meneliti proses pemikiran dan
kepribadian mereka sendiri. Kemungkinan mulai terlihat tak berujung selama remaja,
membuat beberapa remaja menjadi terlalu idealis.
Mereka juga percaya bahwa pikiran dan perasaan mereka unik, meragukan
bahwa orang lain mungkin dapat memahami apa yang mereka alami.

b) Independen, Emosional dan Pemberontak


Pemberontakan remaja yang khas dapat bertahan hingga enam tahun dan dapat
mencakup perilaku menantang dan suasana hati yang berubah dengan cepat, menurut
Dr. Barton D. Schmitt melaporkan dalam sebuah artikel "Remaja: Berurusan dengan
Pemberontakan Normal," di situs web Children's Physician Network dilansir dari How
to Adult.
Meskipun tidak semua remaja menjadi pemberontak, banyak yang menjadi
lebih menentang otoritas, seringkali memiliki dampak besar pada dinamika keluarga
dan hubungan pribadi.

c) Sikap egois
Seringkali sulit bagi remaja untuk melihat keadaan dari sudut pandang orang
lain. Ini sebagian disebabkan oleh struktur otak mereka yang masih
berkembang. Dengan demikian, remaja mungkin menjadi egois dan fokus pada
kebutuhan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan bagaimana kebutuhan itu
mempengaruhi orang lain.
Kurangnya empati yang tampak ini adalah normal dan biasanya hilang dengan
sendirinya begitu seorang remaja mencapai akhir masa remaja. Namun, kurangnya
empati pada remaja dapat berarti ada masalah kesehatan mental mendasar yang lebih
signifikan. Jika itu masalahnya, berkonsultasilah dengan petugas kesehatan mental.

F. Fase Remaja
Fase remaja tidak berlangsung satu atau dua tahun. Biasanya, fase ini berlangsung
sedikitnya 10 tahun bahkan sampai belasan tahun. Setiap individu yang memasuki masa
remaja akan melewati beberapa tahap. Misalnya, mulai pubertas sampai menuju dewasa.
Klasifikasi remaja dapat dilakukan beradasarkan fase atau tahapannya.
1) Fase Remaja Awal
Selama fase remaja awal, anak-anak mencapai usia 10 tahun. Ini adalah saat
ketika mereka mengalami tahap awal pubertas, dan tubuh mereka tumbuh dengan
sangat cepat. Untuk anak laki-laki dan perempuan, ini adalah saat minat dan hasrat
seksual mereka mulai melonjak.
Perubahan tidak hanya terjadi pada tubuh pada masa remaja, tetapi perubahan
ini juga dapat terjadi pada remaja. Misalnya, pertumbuhan rambut di bawah lengan
dan di sekitar alat kelamin, perkembangan payudara pada anak perempuan, dan
pembesaran buah zakar pada anak laki-laki.
Beberapa remaja mungkin mempertanyakan identitas gender mereka pada
tahap ini. Sementara itu, perkembangan kognitif mereka memungkinkan peningkatan
minat intelektual dan kemampuan untuk memiliki pemikiran yang konkret.
Mulailah mencari kebenaran tentang sesuatu dari berbagai sumber, apalagi
pada masa ini remaja lebih fokus pada dirinya sendiri. Selama fase remaja awal,
remaja seringkali membutuhkan lebih banyak privasi. Mereka mungkin mulai mencari
cara untuk mandiri dari keluarga mereka, dan mungkin bereaksi dengan marah jika
orang tua terlalu membatasi kebebasan pribadi mereka.

2) Fase Remaja Pertengahan


Pada fase pertengahan remaja, remaja usia 14-17 tahun mengalami perubahan
pada tubuhnya, seperti pembesaran panggul, pinggang, dan bokong. Mereka juga
mulai menstruasi secara teratur dan menghasilkan lebih banyak keringat. Sementara
itu, organ reproduksi mereka sedang berkembang.
Pada usia ini, remaja masih dapat berpikir secara logis, tetapi mereka mungkin
tidak pandai menggunakan pemikiran tersebut ketika sedang merasa emosional. Orang
tersebut cenderung lebih tertarik untuk menjalin hubungan romantis dengan orang
lain, seperti berkencan. Mereka mungkin juga lebih cenderung menghabiskan lebih
banyak waktu dengan teman daripada anggota keluarga mereka, yang seringkali dapat
menyebabkan ketidaksepakatan dan bahkan pertengkaran. Namun, ini tidak selalu
terjadi, karena orang tersebut bisa sangat sensitif dan tidak stabil dalam hal emosinya.

3) Fase Remaja Akhir atau Dewasa Muda


Saat remaja memasuki masa remaja akhir atau dewasa muda, terlihat jelas
bahwa pertumbuhan fisik mereka telah mencapai puncaknya. Keterampilan berpikir
mereka juga jauh lebih matang dibandingkan saat masa remaja awal mereka.
Mereka juga lebih fokus untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Pada saat
yang sama, ia mampu mengambil keputusan berdasarkan harapan dan cita-cita.
Misalnya, remaja melakukan hal-hal yang diprioritaskan dalam hidupnya seperti tugas
sekolah, atau hal-hal yang mendukung tercapainya cita-citanya.
Persahabatan, romansa, dan ikatan keluarga seringkali lebih stabil ketika orang
dapat membuat pilihan untuk berbicara tentang sesuatu atau berbagi cerita dengan
orang yang dipercaya.

G. Pergaulan Sehat Pada Remaja


1. Ciri-ciri Pergaulan Sehat
• Memiliki akhlak yang baik.
• Sopan dan ramah kepada orang lain, terutama orang yang lebih tua.
• Saling menghargai perbedaan yang ada.
• Saling memahami satu sama lain.
• Saling memberi nasihat yang baik pada orang lain.
• Tidak saling berprasangka buruk.
• Menyadari bahwa satu sama lain saling membutuhkan.
• Tidak suka membicarakan aib orang lain.
• Tidak mudah iri dan dengki kepada orang lain.
• Senang membantu orang lain.

2. Prinsip Pergaulan Sehat pada Remaja


• Menyadari adanya perkembangan diri bertambah, sehingga melahirkan
kebutuhan untuk berelasi dengan teman sejenis maupun dengan lawan jenis.
• Relasi yang dibangun hendaknya memberi nilai positif pada kedua belah pihak.
Relasi yang dibangun hendaknya sama-sama menyenangkan, menciptakan
rasa aman, mengatasi masalah yang mungkin muncul, dan membangun simpati
sehingga memberi makna bagi remaja dalam bergaul tetap di tingkatan yang
wajar.
• Mau belajar untuk mengerti, menghargai, serta bersikap dengan tepat terhadap
sahabat, khususnya lawan jenis. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan.
• Tidak berprasangka bahwa bersahabat dengan lawan jenis pasti akan
memunculkan masalah “perasaan suka”.
• Persahabatan antara laki-laki dan perempuan tidak harus menjadikan mereka
“saling suka”. Mereka tetap dapat berteman dengan baik dan wajar. Apabila
dalam persahabatan antar lawan jenis timbul “perasaan suka”, hal itu wajar saja
dan seharusnya tidak mengurangi arti persahabatan.

3. Dampak Pergaulan Sehat pada Remaja


• Meningkatkan tujuan yang positif
• Meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri
• Mengurangi stress
• Semakin bahagia
• Membantu mengatasi trauma, seperti penyakit serius, kematian orang yang
dicintai, atau kehilangan pekerjaan

4. Pengaruh Positif Pergaulan Sehat


• Lebih mengenal nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku sehingga mampu
membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan
sesuatu.
• Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa
manusia memiliki keunikan yang perlu dihargai.
• Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga
mampu meningkatkan rasa percaya diri.
• Mampu membentuk kepribadian yang baik sehingga bisa diterima di berbagai
lapisan masyarakat.
5. Tips Bergaul secara Sehat
• Saling Percaya, Jujur, dan Menghargai
Dalam suatu hubungan pertemanan akan membentuk pergaulan yang sehat jika
satu sama lain saling percaya, jujur, dan menghargai. Pertemanan atau
persahabatan terbentuk karena adanya mutualisme atau timbal balik, yaitu
saling membutuhkan satu sama lain.
• Berusaha untuk Tidak Menghakimi
Teman atau sahabat yang baik dapat menghargai bahwa setiap pilihan hidup
seseorang berbeda dan bahwa teman tidak menghakimi pilihan satu sama lain.
Teman tidak harus selalu menyukai atau menyetujui pilihannya, tetapi teman
baik akan menerima pilihan terebut apa pun yang terjadi. Meski begitu,
ingatkan dengan cara yang baik jika itu pilihan yang salah dan merugikan orang
lain.
• Jangan membicarakan teman di belakang
Meskipun merasa tidak suka dengan apa yang teman lakukan, sebaiknya tidak
membicarakan keburukannya dengan orang lain. Alih-alih dapat merusak nama
baik teman dalam pergaulan Anda sendiri, sebaiknya bicarakan secara
langsung dengan cara yang baik.
• Saling Memaafkan
Bersedia menerima dan memaafkan kekurangan orang lain membuat dapat
menjalin persahabatan yang bertahan lama. Penting pula untuk mengakui
kesalahan yang Anda perbuat. Dengan cara ini kemungkinan besar teman akan
memaafkan dan membuat pertemanan menjadi lebih baik lagi.

H. Pergaulan Tidak Sehat Pada Remaja


1. Ciri-ciri Pergaulan Tidak Sehat
• Munafik ( berkata dusta; berjanji ingkar ; berkhianat; bersumpah palsu)
• Rasa ingin mencoba dan merasakan hal negatif
• Perubahan tanggung jawab, emosi, keinginan, serta pikiran yang mengarah
pada hal-hal negatif
• Perubahan lingkungan sehat dan tidak sehat dalam pergaulan dengan
kelompok-kelompok yang tidak memperdulikan nilai dan norma dalam
masyarakat
• Rasa malas, ingin melawan, serta tidak sabaran
• Ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri
• Selalu ingin mencoba hal negatif
• Suka menghambur-hamburkan uang untuk hal- hal yang tidak berfaedah
• Sering menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji
• Mudah mengalami kegelisahan, yang mendorong seseorang untuk
menggunakan obat-obat terlarang atau alkohol untuk menenangkan diri.

2. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang/ Pergaulan Tidak Sehat


• Penyimpangan seksual. Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang
tidak seharusnya dilakukan. Misalnya, perzinahan, suka sesama jenis, kumpul
kebo, pemerkosaan.
• Penyalahgunaan narkotika. Zat yang seharusnya diberikan kepada orang sakit
untuk mengurangi rasa sakit justru dikonsumsi orang sehat. Obat penenang
yang seharusnya untuk pasien jiwa, justru digunakan orang sehat.
• Perkelahian pelajar. Perkelahian menjadi suatu masalah yang serius karena
peserta tawuran cenderung mengabaikan norma yang ada dan merusak apa saja
yang ada di sekitarnya.
• Alkohol. Minuman alkohol memiliki efek negatif terhadap saraf. Selain
membuatmabuk, juga berdampak pada otak tidak bisa berpikir secara normal.
Akibatnya tidak bisa mengendalikan fisik, sosial, maupun psikologis.
• Tindakan kriminal. Suatu bentuk pelanggaran norma hukum yang menyangkut
pidana dan perdata, serta merugikan orang lain.
• Penyimpangan dalam gaya hidup. Sikap arogansi merupakan kesombongan
terhadap sesuatu yang dimiliki. Sikap ini masuk dalam penyimpangan sosial.
Sikap arogansi biasanya dilakukan untuk menutupi kekurangan yang dimiliki.
• Sikap eksentrik merupakan perbuatan yang menyimpang dari biasanya
sehingga dianggap aneh.

3. Prinsip Pergaulan Tidak Sehat pada Remaja


• Tidak adanya perkembangan diri bertambah
• Relasi yang dibangun hendaknya memberi nilai negatif pada salah satu pihak
atau kedua belah pihak.
• Tidak adanya rasa saling menghormati, saling menghargai, dan toleransi.
Pihak yang berelasi sering memaksakan kehendak.
• Berprasangka buruk
4. Penyebab Pergaulan Tidak Sehat pada Remaja
• Agama dan Iman
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa
agama, hidup mereka akan kacau karena mereka tidak mempunyai landasan
hidup. Agama dan keimanan dapat membentuk kepribadian individu. Dengan
agama, individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Remaja yang ikut ke dalam pergaulan tidak sehat ini biasanya tidak
mengetahui mana yang baik dan tidak baik.
• Media Massa Yang Banyak Menyebar Konten Tidak Sehat
Kecanggihan teknologi menyebabkan penyebaran informasi dapat dilakukan
sengan mudah dan sangat cepat, termasuk konten-konten tidak sehat, sehingga
dengan mudah akan memengaruhi seseorang agar terjerumus kedalam jurang
pergaulan yang tidak sehat pula. Konten-konten tidak sehat tersebut misalnya
konten yang memiliki unsur pornografi dan SARA.
• Kurangnya Pendidikan Nilai-Nilai dan Norma
Kurangnya pendidikan nilai sosial dan norma sosial bisa menyebabkan
seseorang tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah atau hal yang
baik dan buruk. Akibatnya, ketika seseorang berada dalam masalah dia akan
gelap mata dan melakukan tindakan yang tidak sesuai nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat.
• Perubahan zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau
yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik
untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita,
sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
• Lingkungan Yang Berpengaruh Negatif
Lingkungan juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pergaulan
seseorang, karena lingkungan sangat mendukung tumbuh kembang dan pola
pikir seseorang. Apabila seseorang tumbuh di lingkungan yang baik, maka itu
akan berpengaruh positif terhadap kepribadiannya. Akan tetapi, jika
seseoarang tumbuh di lingkungan yang negatif atau tidak sehat, misalnya di
lingkungan yang banyak preman, maka besar kemungkinan dia akan tumbuh
dengan kepribadian yang tak jauh beda dengan orang-orang yang ada di
sekitarnya.
• Kesenjangan
Kesenjangan ekonomi dan pertunjukan kemewahan di media masa
memungkinkan seseorang terpicu untuk ikut bermewah mewahan tanpa
melihat kemampuan ekonominya. Akibatnya, tidak jarang yang menempuh
jalan sesat guna memenuhi kehidupan mewahnya. Kesenjangan pendapat
antara orang tua dan remaja mengandung arti bahwa sebagian remaja Indonesia
masih memiliki pandangan bahwa orang tua mereka ketinggalan zaman dalam
urusan orang muda. Remaja cenderung meninggalkan orang tua dalam
menentukan bagaimana mereka akan bergaul.
• Kurang Kontrol
Berkurangnya kontrol terhadap remaja dapat mengakibatkan lepas kontrol
sehingga tidak jarang sesuatu sudah terlambat. Remaja menganggap bahwa
masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan
campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal, ketika sesuatu itu telah
terjadi, segala sesuatu sudah terlambat

5. Dampak Pergaulan Tidak Sehat pada Remaja


• Terhadap diri pribadi
a) Pergaulan bebas
b) Bentuk perbuatan dosa yang dapat mencelakakan dirinya sendiri
c) Merusak akal sehat
d) Ketergantungan obat
e) Meningkatkan resiko terkena HIV/AIDS
f) Menurunnya derajat kesehatan
g) Menyebarkan penyakit
h) Menurunnya prestasi
• Terhadap keluarga
a) Menghancurkan masa depannya sendiri dan keluarga
b) Merenggangkan hubungan keluarga
c) Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi keluarga
• Terhadap masyarakat
a) Dikucilkan dalam kehidupan masyarakat serta dijauhi oleh pergaulan
b) Mengganggu keamanan dan ketertiban lingkungan sosial
c) Meningkatkan kriminalitas
d) Merusak tatanan nilai, norma, dan moral masyarakat bangsa
6. Pencegahan Pergaulan Tidak Sehat pada Remaja
• Selektif dalam memilih teman
Lingkungan pertemanan cukup berpengaruh dalam membentuk karakter
seseorang. Bagi remaja, teman merupakan pihak yang paling sering menjalin
relasi. Oleh karena itu, Sobat SMP haruslah selektif dalam memilih teman.
Hindari menjalin pergaulan dengan teman-teman yang dirasa bisa membawa
dampak buruk.
• Berpendirian kokoh
Memiliki pendirian yang kokoh membuat remaja tidak mudah terbawa arus
pergaulan bebas. Remaja juga lebih berani mengatakan tidak pada perbuatan
perilaku menyimpang. Jadi, jika ada teman yang mengajakmu melakukan hal-
hal menyimpang tolaklah dengan tegas.
• Perbanyak kegiatan positif
Untuk menghindari pergaulan yang tidak baik maka hal yang penting untuk
dilakukan adalah sibukan diri dengan perbuatan yang positif. Misalnya banyak
beraktivitas dalam organisasi yang baik dan melakukan hal-hal yang bersifat
positif. Dengan menyibukan diri oleh hal-hal yang positif, tentunya akan dapat
membuat diri terhindar dari perbuatan yang tidak baik, seperti pergaulan bebas.
• Ingat akan orang tua
Agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas maka penting untuk Sobat SMP
selalu mengingat orang tua. Mereka telah bersusah payah memperjuangkan
Sobat SMP untuk bersekolah agar menjadi orang yang baik dan juga sukses.
Jadi, jangan sampai pergaulan bebas menghancurkan harapan orang tua kalian.
• Mendekatkan diri dengan agama
Semua agama tentunya mengajarkan umatnya untuk melakukan kebaikan dan
menghindari perbuatan terlarang. Mendekatkan diri dengan agama akan
membuat kita semua menjauhi perbuatan-perbuatan buruk yang dilarang oleh
agama.

I. Hambatan-Hambatan yang dialami Remaja


a) Kesalahan orang tua mendidik
Cara orang tua dalam mendidik anak akan besar pengaruhnya pada perkembangan
anak remaja sehingga keluarga yang sehat juga akan menentukan keberhasilan dari
perkembangan anak.
b) Teman Bergaul
Pengaruh yang didapat dari teman bergaul juga sangat berpengaruh pada
perkembangan psikologi remaja. Teman bergaul yang baik akan mendukung tahap
perkembangan anak remaja semakin baik. Sedangkan teman bergaul yang buruk juga
akan memberikan hambatan dalam perkembangan anak remaja.
c) Fisik dan motorik
Saat seorang remaja memiliki perkembangan fisik atau ciri ciri pubertas tidak seperti
seharusnya, maka bisa menyebabkan rasa tidak percaya diri dan tidak puas begitu pun
dengan perkembangan fisik yang tidak proporsional seperti kematangan organ
reproduksi di masa remaja yang bisa menyebabkan penyimpangan perilaku seksual di
usia remaja.
d) Kurangnya pengalaman hidup
Pengalaman sangat penting dalam perkembangan kognitif usia remaja. Semakin
banyak pengalaman yang dimiliki seorang remaja, maka semakin bagus juga
kemampuan kognitif yang dimiliki.
e) Lingkungan masyarakat luas
Kehidupan masyarakat yang terjadi di sekeliling anak remaja juga berdampak pada
perkembangan mereka. Jika masyarakat yang ada di sekeliling adalah kumpulan orang
tidak terpelajar, senang berjudi, mabuk mabukan, mencuri dan berbagai kebiasaan
buruk lainnya, maka akan menghambat perkembangan dari seorang remaja.
f) Kurang motivasi
Saat seorang anak remaja kurang termotivasi baik dari diri sendiri atau faktor
lingkungan atau orang lain, hal yang terjadi adalah semakin malas dalam
mengusahakan sesuatu yang akhirnya bisa menghambat cita cita dan juga
perkembangan anak remaja.
g) Emosi tidak stabil
Perubahan fisik yang dialami remaja akan berpengaruh pada perubahan psikologis
dimana emosi akan lebih tinggi dan lebih intens dibandingkan biasanya dan akhirnya
timbul gangguan psikologis remaja.
h) Ekonomi keluarga
Ekonomi keluarga juga memiliki peran penting dalam proses perkembangan anak
remaja. untuk anak remaja yang berasal dari keluarga kurang mampu, mengakibatkan
anak selalu mengalami kesedihan dan macam macam sifat manusia tidak baik lainnya.
i) Gelisah
Dalam mencapai sebuah eksistensi, mencari perhatian, mendapat kepopuleran,
prestasi dan hal lain, anak remaja akan menjadi gelisah yang terlihat dari sifat
pemberontak dalam diri remaja dan akhirnya terlihat dalam perilaku sebab keinginan
diri sendiri bertentangan dengan keinginan orang di sekitarnya.
j) Canggung dan kaku
Hambatan terakhir dalam perkembangan remaja adalah canggung saat bergaul dimana
sebagian anak remaja yang sedang beranjak dewasa memiliki perasaan ini.

J. Tantangan Dunia Modern Terhadap Remaja


a) Penampilan
Di masa di mana mereka sudah mulai memperhatikan penampilannya dan mulai
tertarik dengan lawan jenis, membuat mereka ingin selalu tampil sempurna.
b) Akademis
Sering kali kasus anak remaja mengalami kesulitan untuk mengikuti pelajaran
sehingga sering mendapat nilai jelek, prestasi menurun, tidak betah di sekolah, hingga
melakukan bolos sekolah.
c) Depresi
Masalah anak muda yang menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi remaja
adalah depresi. Sumber dari depresi pada remaja biasanya bersumber pada tekanan
untuk mendapat nilai bagus, masalah dalam keluarga, atau ketidakbahagiaan dengan
kehidupan yang dimiliki.
d) Bullying
Masalah pada remaja yang satu ini sedang marak terjadi. Bentuk perundungan yang
dialami anak remaja antara lain ejekan, intimidasi, ancaman, hingga kekerasan dari
para pelaku bullying.
e) Percintaan
Ditolak cintanya atau dilarang untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis adalah
contoh masalah yang mungkin dihadapi remaja sehingga dapat mengganggu aspek
kehidupan lainnya seperti pendidikan dan sosial.
f) Kecanduan gadgets
Kecanduan gawai atau gadget dapat mengurangi aktivitas fisik anak, interaksi dengan
lingkungan sekitar, atau bahkan dapat menurunkan prestasi akademik di sekolahnya.
g) Rokok, Minuman Keras, dan Obat-Obatan Terlarang
Masa remaja, saat anak melakukan pencarian jati diri membuat anak mudah sekali
terpengaruh dan mencoba hal-hal baru. Apa yang dilihat dari lingkungan pergaulannya
dan menurut mereka keren tentu saja ingin dicobanya.

K. Kiat-Kiat Sukses Menjadi Remaja


a) Menetapkan tujuan hidup
Menetapkan tujuan hidup merupakan sebuah langkah awal untuk membangun
kesadaran tentang menyiapkan masa depan.
b) Pantang menyerah
Anak muda harus selalu memiliki sikap pantang menyerah dalam mewujudkan tujuan
hidupnya. Kegagalan pada dasarnya selalu ada. Oleh karena itu, tindakan yang perlu
dilakukan adalah mempersiapkan kegagalan tersebut.
c) Keluar dari zona nyaman
Anak muda yang selalu berada di zona nyaman cenderung susah untuk melakukan
tindakan yang memungkinkan dapat memberikan risiko dalam hidupnya.
d) Jangan Terlalu Fokus Pada Hasil
Salah satu tips menjadi sukses di masa muda adalah tidak terlalu memikirkan hasil
yang akan didapatkan, melainkan fokus kepada sistem yang dibangun untuk menuju
kesuksesan yang diimpikan
e) Menabung dan Berinvestasi Agar Sukses di Usia Muda
Salah satu cara yang biasa digunakan menabung adalah menyisihkan 25% pendapatan
untuk tabungan atau dana darurat atau bahkan investasi jangka panjang.
BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Tujuan dari kontak sosial adalah untuk membangun hubungan keakraban antar manusia,
sehingga dapat terjadi kontak. Asosiasi adalah jaringan hubungan sosial antar individu yang
berlangsung relatif lama, sehingga terjadi saling pengaruh. Remaja yang baik adalah mereka
yang menjauhi pergaulan bebas dengan cara menjaga hidupnya dari hal-hal negatif.
Pentingnya remaja memilih lingkungan sosial yang tepat untuk mewujudkan masa remaja
yang sesuai dengan norma dan nilai masyarakat serta agama menjadi sorotan. Jika kita adalah
orang yang percaya, jujur, dan menghormati teman, maka menjadi remaja bisa menjadi
pengalaman yang sehat. Namun, jika remaja terlalu dekat dengan lingkungan yang kecanduan
seks, pornografi, mereka bisa tersesat. Penting untuk menghindari pergaulan bebas dan
mencari pergaulan yang sehat agar remaja tidak tersesat dalam arus pergaulan yang buruk.

B. Saran
Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah
maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang
tua agar dapat terhindar dari pergaulan bebas di lingkungan. Remaja perlu menjadi seseorang
yang bijak sesuai dengan pertumbuhan mereka. Meski ada emosi yang menggebu-gebu yang
tidak terhindarkan tetap saja remaja harus menjadi remaja yang sabar dan tekun. Remaja perlu
mendekati lingkungan yang positif agar dapat terhindar dari pergaulan bebas yang merusak
identitas dan mentalitas remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Dodi Hidayat. http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/11/pergaulan-remaja.html . 24 November
2013.

https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-pergaulan-sehat-dan-contohnya-1z9ttL2fuja/1.
1 November 2022.

https://dosensosiologi.com/pergaulan-tidak-
sehat/#:~:text=Pergaulan%20tidak%20sehat%20adalah%20proses,individu%20yang%20terlibat%2
0di%20dalamnya. 11 Desember 2022.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pergaulan#:~:text=Pergaulan%20merupakan%20jalinan%20hubungan
%20sosial,antara%20individu%20dalam%20lingkungan%20sosialnya. 28 September 2021.

Tikha Novita Sari. https://www.kompasiana.com/tikha/5d5356ac0d82300daa539f02/yuk-pahami-


hakikat-sehat-yang-sederhana?page=all&page_images=1 14 Agustus 2019.

Silmi Nurul Utami. https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/21/111057269/perkembangan-


remaja-definisi-ciri-ciri-dan-tugasnya . 21 April 2022.

https://an-nur.ac.id/pengertian-dan-ciri-ciri-remaja/ . 16 November 2022.

Ani Mardatila. https://www.merdeka.com/sumut/10-ciri-ciri-remaja-dan-karakter-khasnya-yang-


perlu-dipahami-orang-tua-kln.html?page=2 . 3 Juli 2020.
https://www.gramedia.com/literasi/klasifikasi-remaja/ . 2021.
Mochamammad Windarto, M.Pd. 2020. Modul Pergaulan Sehat Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan Kelas X. Jakarta. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Maria Ulfa. https://tirto.id/gmo4 . 18 Desember 2021.
Muhamad Nuramdani. https://doktersehat.com/informasi/kesehatan-umum/pergaulan-sehat/ . 15 Juni
2021.
https://kumitir.desa.id/artikel/2023/1/3/kiat-pencegahan-pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja .
3 Januari 2023.
https://dosenpsikologi.com/hambatan-dalam-perkembangan-remaja .
Nita Oktifa. https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/permasalahan-remaja-dan-cara-penanganannya .
Juli 2022.
Emka Umam. https://www.gramedia.com/best-seller/tips-menjadi-sukses-di-usia-muda/ . 2022.

Anda mungkin juga menyukai