Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI DENGAN

KEPUTIHAN PADA NN. L USIA 15 TAHUN


DI BPM ANISA SURABAYA

Disusun Oleh :
Siti Anisa Utami P.F. 11230020033

Dosen Pengampu :

Yati Isnaini Safitri, SST., M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan ini dibuat dengan tujuan sebagai bentuk dokumentasi SOAP atas
asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn.L dangan keputihan. Dibuat sebagai
praktik klinik kebidanan 1 di prodi S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Adapun rangkaian praktik klinik kebidanan 1
dimulai pada 10 Mei – 11 Mei 2022.

Surabaya, 12 Mei 2022


Mahasiswa

SITI ANISA UTAMI

NIM :1230020033

Pembimbing Akademik

Yati Isnaini Safitri, SST., M.Kes

2
2
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Kehidupan seorang wanita terdapat beberapa keluhan penyakit, salah satu keluhan
yang amat mengganggu itu adalah keputihan. Wanita yang menderita keputihan sering
mempunyai masalah dengan reaksi kejiwaannya yang bermanifestasi sebagai rasa
kecemasan yang berlebihan, tumbuhnya rasa takut atau khawatir. Sehingga wanita berusaha
untuk menarik diri dari pergaulan dan lebih mengkhawatirkan dirinya sendiri (Sianturi,
2006).
Keputihan merupakan hal yang fisiologis. Jika terjadi pada masa dan menjelang dan
sesudah menstruasi. Akan tetapi, jika keputihan tidak ditangani baik, dapat
mengakibatkan infeksi kelamin wanita. Sedangkan menurut keputihan dapat timbul
sebagai gejala kanker leher rahim.
Keputihan dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, seperti gonococus, chlamydia,
trichomatis, gardenella, treponena pallidum, adanya infeksi jamur seperti candida dan adanya
infeksi parasit seperti trichomonas vaginalis, serta adanya infeksi virus seperti candyloma ta
acuminata danherpes. Keputihan juga dapat terjadi karena menderita sakit dalam waktu lama,
kurang terjaganya kebersihan diri sehingga timbulnya jamur atau parasit dan kanker karena
adanya benda-benda asing yang di masukkan secara sengaja atau tidak ke dalam vagina
misalnya tampon, obat atau alat kontrasepsi (Rozanah, 2003).
Tinggal didaerah tropis seperti di Indonesia membuat keadaan tubuhmenjadi lebih
lembab dan berkeringat. Akibatnya bakteri mudah berkembang dan menyebabkan bau tidak
sedap terutama pada bagian lipatan tubuh yang tertutup seperti ketiak dan lipatan organ
genetalia pada wanita. Untukmenjaga agar tubuh tetap dalam keadaan bersih harus
memperhatikankebersihan perseorangan atau personal hygiene. Kebersihan merupakan
halyang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan perilaku seseorang. Kebersihan perorangan ataupersonal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dankesehatan seseorang, untuk menjaga kesejahteraan
fisik dan psikis. Salah satu dampak dari kurangnya menjaga personal hygieneadalah
terjadinya keputihan.

B. Tujuan Umum

Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan melakukan asuhan kebidanan


gangguan reproduksi

C. Tujuan Khusus
1. Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan pengajian data subjektif dan data
objektif pada keputihan
2. Dapat mengidentifikasi dan menganalisa data pada keputihan
3. Dapat mengidentifikasi penatalaksanaan dan mengevaluasi keputihan

3
3
D. Manfaat

1. Bagi BPM

Dapat meningkatkan pelayanan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan


pelayanan pada klien remaja

2. Bagi Pendidikan

Evaluasi keberhasilan belajar praktek diklinik

3. Bagi Klien

Agar klien mendapat pelayanan kesehatan yang efisien kesehatan reproduksi

4
4
BAB II

TUJUAN TEORI

Kesehatan Reprpduksi

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi. Kesehatan
reproduksi ditujukan bagi pria maupun wanita namun dalam hal ini wanita mendapatkan
perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat reproduksi wanita. Kesehatan reproduksi
membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang, selain
itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan yang
dihadapi oleh pria. Dalam setiap fase atau masanya wanita memiliki masalah yang berbeda-
beda.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa siklus menstruasi seseorang adalah teratur.
Tapi fakta menunjukkan sebaliknya. Dari hasil penyelidikan terhadap 4 ribu wanita ternyata
hanya 3% yang memiliki siklus menstruasi yang teratur, bahkan ini merupakan suatu
kekecualian yang jarang terjadi. Pada umumnya wanita mengalami siklus menstruasi yang
kurang teratur; dari siklus yang satu dengan siklus berikutnya ada sedikit perubahan. Jangka
waktu yang normal yang berkisar antara 20 hari hingga 36 hari, atau rata-rata 28hari.Namun
hanya sekitar 30% wanita yang mempunyai siklus dengan kisaran satu atau dua hari dari
statistik rata-rata 28 hari.
Siklus menstruasi yang tidak teratur pada remaja putri adalah suatu hal yang normal.
Karena sedang berkembang menuju arah kedewasaan. Secara berangsur-angsur siklus akan
menjadi teratur menjelang usia 20 tahun (Koes Irianto. 2015)

B. Macam-macam Gangguan Reproduksi

Menurut (Varney, 2001) gangguan reproduksi terdiri dari :

1) Amenore
Amenore merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian
besar siklus menstruasi.
2) Disminore
Menstruasi yang menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung
serta biasanya terasa seperti kram.
3) Menoragi
Menoragi merupakan salah satu dari beberapa keadaan menstruasi yang pada awalnya
berada di bawah label perdarahan uterus disfungsional.
4) Metroragi
Metroragi apabila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur atau jika terdapat insiden
bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi.
5) Oligomenore
Oligomenore adalah aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya sedikit.
6) Sindrom Pramenstruasi
Perubahan siklik fisik, fisiologi dan perilaku (misalnya perut mengembung, perubahan
5
5
suasana hati, perubahan nafsu makan) yang dicerminkan saat siklus menstruasi terjadi
hampir pada semua wanita beberapa waktu antara menarche dan menopause.
7) Flour Albus
Flour Albus adalah keluarnya cairan dari vagina yang menimbulkan perasaan kurang
nyaman (Jamaan, 2013)

2. Flour Albus
a. Pengertian Flour Albus
Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah
(Sibagariang dkk, 2010).
Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan
oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina
bagian luar, kerap pula disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau
bersenggama (Shadine, 2012).

b. Kalsifikasi Flour Albus menurut Sibagariang dkk (2010) adalah


1) Flour Albus fisiologis
Flour Albus fisiologis terdiri atas cairan yang kadang – kadang berupa muskus yang
mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Flour Albus normal dapat terjadi pada
masa menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi antara hari ke 10 – 16 siklus
menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan, stres dan sedang mengkonsumsi obat – obat
hormonal seperti pil KB. Flour Albus ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak
menyebabkan rasa gatal.
Flour Albus yang fisiologis dapat disebabkan oleh :
a) Pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin sehingga bayi
baru lahir sampai umur 10 hari mengeluarkan Flour Albus.
b) Pengaruh estrogen yang meningkat pada saat menarche.
c) Rangsangan saat koitus sehingga menjelang persetubuhan seksual menghasilkan sekret,
yang merupakan akibat adanya pelebaran pembuluh darah, divagina atau vulva, sekresi
kelenjar serviks yang bertambah sehingga terjadi pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
Hal ini diperlukan untuk melancarkan persetubuhan atau koitus.
d) Adanya peningkatan produksi kelenjar – kelenjar pada mulut rahim saat masa ovulasi.
e) Mukus servik yang padat pada masa kehamilan sehingga menutup lumen serviks yang
berfungsi mencegah kuman masuk ke rongga uterus.

2) Flour Albus patologis


Flour Albus patologis terjadi karena disebabkan oleh :
a) Infeksi
Adanya jamur dan bakteri seperti Gonokokus, Klamidia Trakomatis, Grandnerella, Treponema
Pallidum, Parasit dan Virus.
b) Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan
Adanya fistel vesikovaginalis atau rektovaginalis akibat cacat bawaan. Cedera persalinan dan
radiasi kanker genetalia atau kanker itu sendiri.
c) Benda asing
Kondom yang tertinggal dan pesarium untuk penderita hernia atau prolaps uteri dapat
6
6
merangsang secret vagina berlebihan.
d) Kanker
Flour Albus ditemukan pada neoplasma jinak maupun ganas, apabila tumor itu dengan
permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat – alat genetalia.
Sel akan tumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibat dari pembusukan dan
perdarahan akibat pemecahan pembuluh darah pada hiper vaskularisasi. Gejala yang
ditimbulkan ialah cairan yang banyak, berbau busuk disertai darah tak segar.
e) Menopause
Pada menopause sel – sel dan vagina mengalami hambatan dan dalam pematangan sel akibat
tidak adanya hormon estrogen sehingga vagina kering, sering timbul gatal karena tipisnya
lapisan sel sehingga mudah luka dan timbul infeksi penyerta.

c. Gejala Flour Albus


Menurut Sibagariang dkk (2010), ada beberapa gejala Flour Albus, anatara lain :
1) Sekret yang berlebihan seperti susu dan dapat menyebabkan labia menjadi terasa gatal,
umumnya disebabkan oleh infeksi jamur kandida dan biasa terjadi pada kehamilan, penderita
diabetes dan akseptor pil KB.
2) Sekret yang berlebihan berwarna putih kehijauan atau kekuningan dan berbau tak
sedap, kemungkinan disebabkan oleh infeksi trikomonas atau ada benda asing di vagina.
3) Keputihan / Flour Albus yang disertai nyeri perut di bagian bawah atau nyeri panggul
belakang, kemungkinan terinfeksi sampai pada organ dalam rongga panggul.
4) Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat berkemih atau
terjadi saat hubungan seksual, kemungkinan disebabkan oleh infeksi gonorhoe.
5) Sekret kecoklatan (darah) terjadi saat senggama, kemungkinan disebabkan oleh erosi
pada mulut rahim.
6) Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel – sel mati, kemungkinan
adanya sel – sel kanker pada serviks.

d. Pencegahan Flour Albus


Menurut Shadine (2012), ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya Flour Albus, antara
lain :
1) Selalu menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin.

Rambut vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat sembunyi kuman.
2) Biasanya untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan gerakan dari
depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air dan mandi. Jangan lupa untuk tetap
menjaga vagina dalam keadaan kering.
3) Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan karena pemakaian celana dalam
yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat. Usahakan menggunakan celana dalam
yang terbuat dari bahan katun yang menyerap keringat. Pemakaian celana jeans terlalu ketat
juga meningkatkan kelembaban daerah vagina. Ganti tampon atau panty liner pada waktunya.

4) Hindari terlalu sering memakai bedak talk disekitar vagina, tisu harum atau tisu toilet.
7
7
Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
5) Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan / Flour Albus juga bisa muncul lewat air
yang tidak bersih. Jadi, bersih bak mandi, ember, ciduk, water torn dan bibir kloset dengan
antiseptik untuk menghindari menjamurkan kuman.
6) Setia kepada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari Keputihan / Flour
Albus yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui hubungan seks.

e. Patofisiologi Flour Albus


Sebenarnya didalam alat genital wanita terdapat mekanisme pertahanan tubuh berupa bakteri
yang menjaga kadar keasaman pH vagina. Normalnya angka keasaman pada vagina berkisar
antara 3,8 – 4,2. Sebagian besar, hingga 95% adalah bakteri laktobasilus dan selebihnya adalah
bakteri pathogen (yang menimbulkan penyakit). Biasanya ketika ekosistem didalam keadaan
seimbang bakteri patogen tidak akan mengganggu. Masalah baru ketika kondisi asam ini turun
alias lebih besar dari 4,2. Bakteri – bakteri laktobasilus gagal menandingi bakteri patogen.
Ujungnya, jamur akan berjaya dan terjadilah keputihan. Data penelitian tentang kesehatan
reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak
sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih
(Shadine, 2012).

f. Penatalaksanaan Flour Albus


Menurut Sibagariang dkk (2010) untuk menghindari komplikasi yang serius dari Flour Albus,
sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala
keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam
serta berbau busuk.
Penatalaksanaan Flour Albus tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau
parasit. Umumnya diberikan obat – obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses
infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat – obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan
biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan
metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan
oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan dan vulva yang dimasukkan langsung
ke dalam liang vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga
diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama
masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk menjaga kebersihan daerah intim
sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :

1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga ringan, istirahat cukup, hindari
rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2) Setia kepada pasangan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3) Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan
tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat,
hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasanya untuk mengganti pembalut, panty liner pada
waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4) Biasanya membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan
ke belakang.
8
8
5) Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat
mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
6) Hindari penggunaan bedak talk, tisu atau sabun dengan pewangi pada daearah vagina
karena dapat menyebabkan iritasi.
7) Hindari pemakaian barang – barang yang memudahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan
mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.

9
9
BAB III

TEORI SOAP

Tanggal : Mengetahui tanggal dilakukan asuhan kebidanan

Tempat : Mengetahui tempat dilakukan asuhan kebidanan

Waktu : Mengetahui waktu dilakukan asuhan kebidanan

Subjektif

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney


langkah pertama (pengkajian data) terutama data yang diperoleh melalui anamnesa. Data
subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Eksplorasi pasien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat langsung sebagai kutipan langsung
dengan diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan
disusun. (Hidayat, dkk. 2008)

A. Identitas

Menurut Marmi (2012) adalah sebagai berikut :

1. Nama untuk mengetahui dan mengenal pasien, sehingga dapat mencegah


kekeliruan dengan pasien lainnya
2. Umur untuk mengetahui apakah umur ibu berisiko dalam kehamilan.
Umur yang aman untuk kehamilan antara 19-34 tahun, sedangkan umur
<19 tahun dan >35 tahun berisiko dalam massa kehamilan.
3. Agama untuk mengetahui keyakinan pasien dan memudahkan
memberikan bimbingan atau arahan kepada pasien dalam berdoa.
4. Suku/bangsa untuk mengetahui asal daerah, adat istiadat dan kebiasaan
yang bersifat positif atau negatif yang memiliki pengaruh terhadap
kehamilan.
5. Pendidikan untuk mengetahui tingkat pendidikan, pengetahuan dan taraf
kemampuan berpikir ibu, sehingga memudahkan dalam menyampaikan
atau memberikan penyuluhan.
6. Pekerjaan untuk mengetahui taraf kemampuan ekonomi pasien.
7. Alamat untuk mengetahui dimana ibu menetap, mencegah kekeliruan bila
ada nama yang sama dan dapat dijadikan untuk petunjuk pada waktu
kunjungan rumah.
B. Alasan Kunjungan

Ibu melakukan kunjungan karena adanya keluhan atau hanya untuk


memeriksakan dirinya.

C. Keluhan Utama

10
10
Merupakan keluhan yang dirasakan klien pada saat pengkajian

D. Riwayat Perkawinan

Mengkaji kawin berapa kali, umur dan lama perkawinan, jarak perkawinan
dengan kehamilan. (Trisnawati, 2012)

E. Riwayat Menstruasi

Digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang dasar dari organ


reproduksi pasien. Beberapa data yang harus diperoleh dari riwayat menstruasi
antara lain menarche (usia pertama kali mengalami menstruasi), siklus
menstruasi(jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya,
biasanya sekitar 23-32 hari), volume darah data ini menjelaskan seberapa banyak
darah menstruasi yang dikeluarkan biasanya acuan yang digunakan berupa
kriteria banyak atau sedikitnya, keluhan (beberapa wanita menyampaikan keluhan
yang dirasakan ketika mengalami menstruasi dan dapat merujuk pada diagnosa
tertentu), dan hari pertama haid terakhir (HPHT).

F. Riwayat Kebidanan yang Lalu

Meliputi jumlah anak, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, prematur,
keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan, riwayat
perdarahan kehamilan, persalinan, atau nifas sebelumnya, kehamilan dengan
darah tinggi, barat badan bayi <2500 gram atau >4000 gram dan
masalah0masalah lain yang dialami ibu. (Walyani, 2014)

G. Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,
berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB.

H. Riwayat Kesehatan Keluarga

Untuk mengetahui apakah di dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit
menular (Hepatitis, TBC, HIV), menurun (DM, asma),dan menahun (jantung,
ginjal, hipertensi) serta riwayat kanker payudara.

I. Riwayat Kesehatann yang Lalu

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular (Hepatitis,


TBC, HIV), menurun (DM, asma),dan menahun (jantung, ginjal, hipertensi) serta
riwayat kanker payudara.

11
11
J. Riwayat Kesehatan Sekarang

Untuk mengetahui apakah ibu saat inisedang menderita penyakit menular


(Hepatitis, TBC, HIV), menurun (DM, asma),dan menahun (jantung, ginjal,
hipertensi) serta riwayat kanker payudara.

K. Latar Belakang Sosial Budaya

Untuk mengetahui apakah ada budaya dan adat istiadat yang mempengaruhi
penggunaan kontrasepsi baik yang berdampak positif maupun negatif.

L. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya,


jenis makan, makanan pantangan.

2. Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar


meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air
kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.

3. Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur,
kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik,
kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan
waktu luang.

4. Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh


terutama pada daerah genetalia.

5. Aktivitas

Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari

12
12
Objektif

Pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney pertama


(pengkajian data) terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang gugur dari
pemeriksaan pasien. Hasil USG/diagnostik lain. Data yang terkumpul diolah disesuaikan
dengan kebutuhan pasien, kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu menggabungkan
dan menghubungkan data satu dengan yang lainnya sehingga menunjukkan fakta
berdasarkan kumpulan data. (Hidayat, dkk. 2008)

A. Pemeriksaan Umum
1. Keaadaan Umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan.


Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya adalah baik atau lemah
(Astuti, 2012).

2. Kesadaran

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang


terhadap rangsangan dari lingkungan (Astuti, 2012).

3. Berat Badan

Untuk mengetahui berat badan pasien.

4. Tanda Tanda Vital


a) Tekanan Darah

Tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan
diastolik antara 70 sampai 90 mmHg (Astuti, 2012).

b) Nadi

Pemeriksaan nadi dilakukan dengan meraba pulsasi pada arteri,


frekuensi nadi normal 60 - 100kali/menit (Astuti, 2012).

c) Suhu

Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5-37,2o C (Astuti,


2012).

d) Pernafasan

Frekuensi pernapasan normal 16-24 kali/menit (Astuti, 2012).

13
13
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : warna rambut, kebersihan, terdapat benjolan abnormal/tidak, ada
nyeri tekan/tidak, kerontokan
2. Wajah : edema/tidak, pucat/tidak
3. Mata : konjungtiva merah muda/pucat, sklera putih/kuning, palpebra
oedem/tidak
4. Hidung : terlihat pernafasan cuping hidung/tidak, kebersihan
5. Mulut : mukosa bibir lembab/kering, pucat/tidak, terdapat caries
gigi/tidak, terdapat tonsilitis/tidak, kebersihan
6. Telinga : fungsi pendengaran, kebersihan
7. Leher : terdapat pembesaran kelenjar tiroid/tidak, terdapat bendungan
vena juglaris/tidak
8. Ketiak : terdapat pembesaran kelenjar limfe/tidak
9. Dada : terlihat tarikan intercostae/tidak, terdengar suara wheezing dan
ronkhi/tidak, suara jantung normal/tidak
10. Payudara : simetris/tidak, puting susu menonjol/datar/tenggelam, terdapat
benjolan abnormal/tidak, terdapat nyeri tekan/tidak, terdapat pengeluaran
cairan abnormal/tidak
11. Abdomen : terdapat luka bekas operasi/tidak, terdapat benjolan
abnormal/tidak, terdapat nyeri tekan/tidak, terdapat tanda kehamilan/tidak.
12. Genetalia : terdapat fluor albus/tidak, kebersihan, terdapat tanda
kehamilan/tidak.
13. Anus : terdapat hemoroid/tidak, kebersihan
14. Ekstremitas atas : oedem/tidak, terdapat sindaktil dan polidaktil tidak
15. Ekstremitas bawah : oedem/tidak di 1/3 atas os pretibia dan os maleolus,
terdapat sindaktil dan polidaktil/tidak, terdapat varises di poplitea/tidak,
refleks patella positif/negatif.
C. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1. Tes darah : golongan darah dan kadar Hb


2. Tes urine : protein urine dan glukosa urine

Analisa Data

Merupakan suatu kesimpulan atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data subjektif
dan data objektif. Diagnosa : Ny ... usia ... paritas ... akseptor (baru/lama) KB ....

Penatalaksanaan

Merupakan pendokumentasian yang berisi intervensi atau rencana, implementasi atau


pelaksanaan dan evaluasi. (Asrinah, 2010)

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, ibu mengerti

14
14
2. Memberikan semua informasi tentang KB, ibu mengerti
3. Membantu ibu untuk memilih alat kontrasepsi sesuai kebutuhan dan kondisi ibu,
ibu mengerti
4. Melakukan informed consent ketika ibu yakin dengan pilihannya, ibu bersedia
5. Menjelaskan prosedur tindakan KB yang akan dilakukan, ibu mengerti
6. Menyiapkan alat yang akan digunakan, ibu mengerti
7. Melakukan tindakan sesuai prosedur, ibu mengerti
8. Mengingatkan kembali efek samping dari alat kontrasepsi yang dipilih, ibu
mengerti
9. Memberitahukan jadwal kontrol ulang sesuai jadwal atau bisa datang sewaktu-
waktu apabila terdapat keluhan, ibu mengerti

15
15
BAB IV

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA


KEPUTIHAN PADA Nn. L
DI BPM ANISA SURABAYA

Tanggal pengkajian : 11 Mei 2022

Waktu pengkajian : 12.30 WIB

Subjektif (S)

1. Identitas

Nama : Nn. Lila

Umur : 15 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jl. Karangrejo Sawah No.17

2. Alasan / Keluhan Pasien


Nn. L mengatakan mengalami disminore saat menstruasi dan mengalami keputihan beberapa hari
yang lalu keluar lendir kental berwarna putih, tidak berbau, dan tidak merasa gatal pada alat
genetalianya.

3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Nn. L mengatakan haid pertama menstruasi umur 13 tahun

b. Siklus : Nn. L mengatakan siklus menstruasinya ±28 hari.

c. Teratur/tidak : Nn. L mengatakan menstruasinya teratur

d. Lama : Nn. L mengatakan menstruasinya 7 hari.

e. Banyaknya : Nn. L mengatakan ganti pembalut 3 – 4per hari

f. Sifat darah : Nn. L mengatakan sifat darahnya haidnya encer kadang menggumpal
warna merah.

16
16
g. Dismenorhoe : Nn. L mengatakan kadang nyeri pada saat

menstruasi

4. Riwayat Perkawinan

Nn. L mengatakan belum menikah.

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Nn. L mengatakan belum pernah hamil.

6. Riwayat Keluarga Berencana :

Nn. L mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun.

7. Riwayat Kesehatan Sekarang

Nn. L tidak pernah menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV),menurun (DM, asma)dan

menahun (jantung, ginjal, hipertensi), serta tidak memiliki riwayat kanker payudara.

8. Riwayat Kesehatan Keluarga


Di dalam keluarga Nn. L tidak ada yang menderita penyakit menular (hepatitis, TBC,
HIV),menurun (DM, asma), dan menahun (jantung, ginjal, hipertensi), serta tidak
memiliki riwayat kanker payudara.
9. Pola Kebiasaan
Nutrisi : makan 3x sehari dengan menu seimbang dan minum air putih 6x sehari
Eliminasi : BAK 6x sehari dan BAB 1x sehari
Aktivitas : Padat dikarenakan Nn. L kelas 3 smp akan mengikuti ujian nasional
Istirahat : tidur malam 6 jam dan tidak tidur siang
Personal Hygiene : mandi 2x sehari saat pagi dan sore, ganti celana dalam 2x sehari, gosok gigi 3x sehari
saat mandi dan sebelum tidur
Data Psikologis : Nn L sedang mengalami kesulitan tidur dan cemas karena memikirkan tentang ujian
nasional yang akan dihadapinya

17
17
18
18
Objektif (O)
a. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/80
N : 84x/menit
S : 36,6 oC
Rr : 21x/mnt
TB : 156 cm
BB saat ini : 50kg
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut hitam, tidak rontok, tidak ada benjolan abnormal,
simetris

Wajah : tidak pucat, tidak odem,


Mata : palpebra tidak odem, sclera tidak icterus, konjungtiva tidak
anemis
Hidung : tidak ada PCH, simetris
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, kebersihan
cukup Telinga : pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena
jugolaris
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae
Payudara : simetris, tidak ada nyeri tekan, puting menonjol, konsistensi
kenyal
Abdomen : tidak ada bekas oprasi, tidak ada pembesaran uterus, tidak
ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan bagian bawah.
Ekstremitas : Atas : tidak odema
Bawah: tidak odema
Genetalia : tidak ada luka, tidak kemerahan, tidak ada nyeri
c. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

19
19
Analisa data (A)
Ny. L usia 15 gangguan reproduksi keputihan

Perencanaan
Pukul 11.00 WIB

a. Beritahu Nn. L tentang hasil pemeriksaan.


b. Beritahu Nn.L memberi tahu tentang keputihan
c. Beritahu Nn. L perbedaan keputihan Normal atau Abnormal
d. Beritahu Nn. L hal yang bisa mempengaruhi keputihan
e. Beri KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya agar tetap bersih dan
kering
f. Anjurkan pada Nn. L untuk kontrol 3 hari lagi.

Pelaksanaan
Pukul 11.00 WIB

a. Memberitahu Nn. L tentang hasil pemeriksaan, yaitu TTV: TD : 110/80 mmHg, R: 20


x/menit, N : 80 x/menit, S : 36,50 C dan mengalami keputihan yaitu keluarnya cairan kental
yang, berwarna putih, dan tidak berbau, serta tidak gatal.
b. Memberitahu Nn.L tentang keputihan.
c.memberitahu Nn.L tentang keputihan normal itu keputihan seperti yang dialami pasien saat ini
berbau tidak busuk, warna putih bening. Keputihan yang abnormal itu keputihan yang berbau busuk
warna kuning hingga kehijauan, jumlahnya banyak.
d. memberi tahu Nn.L hal yang memepengaruhi keputihan itu sendiri adalah tentang psikis,
pola kehidupan keseharian, pola nutrisi, pola hygine dari alat kelaminnya. memberikan
dukungan moral bahwa nona harus bisa mengontrol emosinya dan yakin bahwa bisa
mengerjakan ujian hasil ujian nasionalnya baik, dan keputihan yang dialaminya akan segera
bisa sembuh.
e. memberi tahu Nn.L mengenai cara menjaga kebersihan genetalia, membersihkan bab/bak
dari arah depan kebelakang lalu keringkan sebelum menggunakan pakaian dalam. Jika
keputihan banyak saperti saat ini gantilah pakaian dalam jika sudah sangat mengganggu,
tidak dianjurkan memakai pentiliner, tidak dianjurkan juga memakai cairan pembersih
vagina.
f. Menganjurkan Nn. L untuk kontrol ulang 3 hari lagi 14 Mei 2022

EVALUASI
Pukul 11.00 WIB

a. Nn. L telah mengetahui hasil pemeriksaan


b. Nn. L mengetahui tentang keputihan
c. Nn. L sudah mengetahui keputihan normal dan abnormal
d. Nn. L mengetahu hal yg dapat mempengaruhi keputihan
e. Nn. L mengerti dan paham caramenjaga kebersihankewanitaannya.
f. Nn. L bersedia kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 14 Mei 2022

20
20
21
21
BAB IV
PEMBAHASA
N
Dalam pembahasan ini menyajikan perbandingan antara teori dengan asuhan
kebidanan yang diterapkan kepada Nn. L usia 15 tahun , maka penulis akan
membahas sebagai berikut.
Berdasarkan data subjektif dan objektif Nn.L bahwa hasil pemeriksaan Nn.L
dapat ditarik kesimpulamn bahwa Nona L mengalami keputihan fisiologis yang
disebabkan oleh faktor kebersihan dan faktor psikologis
penyebab dari keputihan yaitu kurangnya menjaga kebersihan genetalia yang
menimbulkan keputihan. dari faktor psikologis juga dapat mempengaruhi strees,
menyebabkan semua kinerja organ tubuh yang dikontrol oleh otak dapat merubah
keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh.

22
22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
pendokumentasian secara SOAP kepada Nn.L Usia 15 tahun dengan disminore
dan keputihan bulan. Asuhan Kebidanan yang diberikan Nn.L menunjukkan
bahwa Nn. L paham hal hal yang harus dilakukan untuk menghindari keputihan
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan bagi klien dapat menerapkan konseling yang dilakukan oleh bidan
dan kembali untuk melakukan suntik ulang dibulan berikutnya sesuai dengan
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan, khususnya bidan dapat melakukan dan
memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar oprasional prosedur
dan kode etik yang berlaku dalam

23
23
DAFTAR PUSTAKA
Ayuningtyas, Donatilla Novrinta. 2011.Hubungan Antara Pengetahuan dan

Perilaku Menjaga Kebersihan GenetaliaEksterna dengan Kejadian Keputihanpada Siswi

SMA Negeri 4 Semarang.Program Pendidikan Sarjana Kedokteran : Universitas

Diponegoro.Artikel Karya Tulis Ilmiah

Budi mulyono, 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang

PersonalHygiene Dengan Tindakan Pencegahan Keputihan. Media Litbang Kesehatan

Volume 12 Nomor 2,September 2012

Donatila Novrinta Ayuningtyas, 2010. Penelitian tentang Hubungan Antara

Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genetalia Eksterna Dengan Kejadian

Keputihan Pada Siswi SMA Negeri 4 Semarang.

24
24

Anda mungkin juga menyukai