Disusun Oleh :
Siti Anisa Utami P.F. 11230020033
Dosen Pengampu :
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan kebidanan ini dibuat dengan tujuan sebagai bentuk dokumentasi SOAP atas
asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn.L dangan keputihan. Dibuat sebagai
praktik klinik kebidanan 1 di prodi S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Adapun rangkaian praktik klinik kebidanan 1
dimulai pada 10 Mei – 11 Mei 2022.
NIM :1230020033
Pembimbing Akademik
2
2
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Kehidupan seorang wanita terdapat beberapa keluhan penyakit, salah satu keluhan
yang amat mengganggu itu adalah keputihan. Wanita yang menderita keputihan sering
mempunyai masalah dengan reaksi kejiwaannya yang bermanifestasi sebagai rasa
kecemasan yang berlebihan, tumbuhnya rasa takut atau khawatir. Sehingga wanita berusaha
untuk menarik diri dari pergaulan dan lebih mengkhawatirkan dirinya sendiri (Sianturi,
2006).
Keputihan merupakan hal yang fisiologis. Jika terjadi pada masa dan menjelang dan
sesudah menstruasi. Akan tetapi, jika keputihan tidak ditangani baik, dapat
mengakibatkan infeksi kelamin wanita. Sedangkan menurut keputihan dapat timbul
sebagai gejala kanker leher rahim.
Keputihan dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, seperti gonococus, chlamydia,
trichomatis, gardenella, treponena pallidum, adanya infeksi jamur seperti candida dan adanya
infeksi parasit seperti trichomonas vaginalis, serta adanya infeksi virus seperti candyloma ta
acuminata danherpes. Keputihan juga dapat terjadi karena menderita sakit dalam waktu lama,
kurang terjaganya kebersihan diri sehingga timbulnya jamur atau parasit dan kanker karena
adanya benda-benda asing yang di masukkan secara sengaja atau tidak ke dalam vagina
misalnya tampon, obat atau alat kontrasepsi (Rozanah, 2003).
Tinggal didaerah tropis seperti di Indonesia membuat keadaan tubuhmenjadi lebih
lembab dan berkeringat. Akibatnya bakteri mudah berkembang dan menyebabkan bau tidak
sedap terutama pada bagian lipatan tubuh yang tertutup seperti ketiak dan lipatan organ
genetalia pada wanita. Untukmenjaga agar tubuh tetap dalam keadaan bersih harus
memperhatikankebersihan perseorangan atau personal hygiene. Kebersihan merupakan
halyang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan perilaku seseorang. Kebersihan perorangan ataupersonal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dankesehatan seseorang, untuk menjaga kesejahteraan
fisik dan psikis. Salah satu dampak dari kurangnya menjaga personal hygieneadalah
terjadinya keputihan.
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
1. Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan pengajian data subjektif dan data
objektif pada keputihan
2. Dapat mengidentifikasi dan menganalisa data pada keputihan
3. Dapat mengidentifikasi penatalaksanaan dan mengevaluasi keputihan
3
3
D. Manfaat
1. Bagi BPM
2. Bagi Pendidikan
3. Bagi Klien
4
4
BAB II
TUJUAN TEORI
Kesehatan Reprpduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi. Kesehatan
reproduksi ditujukan bagi pria maupun wanita namun dalam hal ini wanita mendapatkan
perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat reproduksi wanita. Kesehatan reproduksi
membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang, selain
itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan yang
dihadapi oleh pria. Dalam setiap fase atau masanya wanita memiliki masalah yang berbeda-
beda.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa siklus menstruasi seseorang adalah teratur.
Tapi fakta menunjukkan sebaliknya. Dari hasil penyelidikan terhadap 4 ribu wanita ternyata
hanya 3% yang memiliki siklus menstruasi yang teratur, bahkan ini merupakan suatu
kekecualian yang jarang terjadi. Pada umumnya wanita mengalami siklus menstruasi yang
kurang teratur; dari siklus yang satu dengan siklus berikutnya ada sedikit perubahan. Jangka
waktu yang normal yang berkisar antara 20 hari hingga 36 hari, atau rata-rata 28hari.Namun
hanya sekitar 30% wanita yang mempunyai siklus dengan kisaran satu atau dua hari dari
statistik rata-rata 28 hari.
Siklus menstruasi yang tidak teratur pada remaja putri adalah suatu hal yang normal.
Karena sedang berkembang menuju arah kedewasaan. Secara berangsur-angsur siklus akan
menjadi teratur menjelang usia 20 tahun (Koes Irianto. 2015)
1) Amenore
Amenore merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian
besar siklus menstruasi.
2) Disminore
Menstruasi yang menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung
serta biasanya terasa seperti kram.
3) Menoragi
Menoragi merupakan salah satu dari beberapa keadaan menstruasi yang pada awalnya
berada di bawah label perdarahan uterus disfungsional.
4) Metroragi
Metroragi apabila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur atau jika terdapat insiden
bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi.
5) Oligomenore
Oligomenore adalah aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya sedikit.
6) Sindrom Pramenstruasi
Perubahan siklik fisik, fisiologi dan perilaku (misalnya perut mengembung, perubahan
5
5
suasana hati, perubahan nafsu makan) yang dicerminkan saat siklus menstruasi terjadi
hampir pada semua wanita beberapa waktu antara menarche dan menopause.
7) Flour Albus
Flour Albus adalah keluarnya cairan dari vagina yang menimbulkan perasaan kurang
nyaman (Jamaan, 2013)
2. Flour Albus
a. Pengertian Flour Albus
Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah
(Sibagariang dkk, 2010).
Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan
oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina
bagian luar, kerap pula disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau
bersenggama (Shadine, 2012).
Rambut vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat sembunyi kuman.
2) Biasanya untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan gerakan dari
depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air dan mandi. Jangan lupa untuk tetap
menjaga vagina dalam keadaan kering.
3) Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan karena pemakaian celana dalam
yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat. Usahakan menggunakan celana dalam
yang terbuat dari bahan katun yang menyerap keringat. Pemakaian celana jeans terlalu ketat
juga meningkatkan kelembaban daerah vagina. Ganti tampon atau panty liner pada waktunya.
4) Hindari terlalu sering memakai bedak talk disekitar vagina, tisu harum atau tisu toilet.
7
7
Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
5) Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan / Flour Albus juga bisa muncul lewat air
yang tidak bersih. Jadi, bersih bak mandi, ember, ciduk, water torn dan bibir kloset dengan
antiseptik untuk menghindari menjamurkan kuman.
6) Setia kepada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari Keputihan / Flour
Albus yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui hubungan seks.
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga ringan, istirahat cukup, hindari
rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2) Setia kepada pasangan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3) Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan
tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat,
hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasanya untuk mengganti pembalut, panty liner pada
waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4) Biasanya membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan
ke belakang.
8
8
5) Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat
mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
6) Hindari penggunaan bedak talk, tisu atau sabun dengan pewangi pada daearah vagina
karena dapat menyebabkan iritasi.
7) Hindari pemakaian barang – barang yang memudahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan
mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
9
9
BAB III
TEORI SOAP
Subjektif
A. Identitas
C. Keluhan Utama
10
10
Merupakan keluhan yang dirasakan klien pada saat pengkajian
D. Riwayat Perkawinan
Mengkaji kawin berapa kali, umur dan lama perkawinan, jarak perkawinan
dengan kehamilan. (Trisnawati, 2012)
E. Riwayat Menstruasi
Meliputi jumlah anak, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, prematur,
keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan, riwayat
perdarahan kehamilan, persalinan, atau nifas sebelumnya, kehamilan dengan
darah tinggi, barat badan bayi <2500 gram atau >4000 gram dan
masalah0masalah lain yang dialami ibu. (Walyani, 2014)
G. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,
berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB.
Untuk mengetahui apakah di dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit
menular (Hepatitis, TBC, HIV), menurun (DM, asma),dan menahun (jantung,
ginjal, hipertensi) serta riwayat kanker payudara.
11
11
J. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah ada budaya dan adat istiadat yang mempengaruhi
penggunaan kontrasepsi baik yang berdampak positif maupun negatif.
2. Eliminasi
3. Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur,
kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik,
kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan
waktu luang.
4. Personal hygiene
5. Aktivitas
12
12
Objektif
A. Pemeriksaan Umum
1. Keaadaan Umum
2. Kesadaran
3. Berat Badan
Tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan
diastolik antara 70 sampai 90 mmHg (Astuti, 2012).
b) Nadi
c) Suhu
d) Pernafasan
13
13
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : warna rambut, kebersihan, terdapat benjolan abnormal/tidak, ada
nyeri tekan/tidak, kerontokan
2. Wajah : edema/tidak, pucat/tidak
3. Mata : konjungtiva merah muda/pucat, sklera putih/kuning, palpebra
oedem/tidak
4. Hidung : terlihat pernafasan cuping hidung/tidak, kebersihan
5. Mulut : mukosa bibir lembab/kering, pucat/tidak, terdapat caries
gigi/tidak, terdapat tonsilitis/tidak, kebersihan
6. Telinga : fungsi pendengaran, kebersihan
7. Leher : terdapat pembesaran kelenjar tiroid/tidak, terdapat bendungan
vena juglaris/tidak
8. Ketiak : terdapat pembesaran kelenjar limfe/tidak
9. Dada : terlihat tarikan intercostae/tidak, terdengar suara wheezing dan
ronkhi/tidak, suara jantung normal/tidak
10. Payudara : simetris/tidak, puting susu menonjol/datar/tenggelam, terdapat
benjolan abnormal/tidak, terdapat nyeri tekan/tidak, terdapat pengeluaran
cairan abnormal/tidak
11. Abdomen : terdapat luka bekas operasi/tidak, terdapat benjolan
abnormal/tidak, terdapat nyeri tekan/tidak, terdapat tanda kehamilan/tidak.
12. Genetalia : terdapat fluor albus/tidak, kebersihan, terdapat tanda
kehamilan/tidak.
13. Anus : terdapat hemoroid/tidak, kebersihan
14. Ekstremitas atas : oedem/tidak, terdapat sindaktil dan polidaktil tidak
15. Ekstremitas bawah : oedem/tidak di 1/3 atas os pretibia dan os maleolus,
terdapat sindaktil dan polidaktil/tidak, terdapat varises di poplitea/tidak,
refleks patella positif/negatif.
C. Pemeriksaan Penunjang
Analisa Data
Merupakan suatu kesimpulan atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data subjektif
dan data objektif. Diagnosa : Ny ... usia ... paritas ... akseptor (baru/lama) KB ....
Penatalaksanaan
14
14
2. Memberikan semua informasi tentang KB, ibu mengerti
3. Membantu ibu untuk memilih alat kontrasepsi sesuai kebutuhan dan kondisi ibu,
ibu mengerti
4. Melakukan informed consent ketika ibu yakin dengan pilihannya, ibu bersedia
5. Menjelaskan prosedur tindakan KB yang akan dilakukan, ibu mengerti
6. Menyiapkan alat yang akan digunakan, ibu mengerti
7. Melakukan tindakan sesuai prosedur, ibu mengerti
8. Mengingatkan kembali efek samping dari alat kontrasepsi yang dipilih, ibu
mengerti
9. Memberitahukan jadwal kontrol ulang sesuai jadwal atau bisa datang sewaktu-
waktu apabila terdapat keluhan, ibu mengerti
15
15
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Subjektif (S)
1. Identitas
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Nn. L mengatakan haid pertama menstruasi umur 13 tahun
f. Sifat darah : Nn. L mengatakan sifat darahnya haidnya encer kadang menggumpal
warna merah.
16
16
g. Dismenorhoe : Nn. L mengatakan kadang nyeri pada saat
menstruasi
4. Riwayat Perkawinan
Nn. L tidak pernah menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV),menurun (DM, asma)dan
menahun (jantung, ginjal, hipertensi), serta tidak memiliki riwayat kanker payudara.
17
17
18
18
Objektif (O)
a. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/80
N : 84x/menit
S : 36,6 oC
Rr : 21x/mnt
TB : 156 cm
BB saat ini : 50kg
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut hitam, tidak rontok, tidak ada benjolan abnormal,
simetris
19
19
Analisa data (A)
Ny. L usia 15 gangguan reproduksi keputihan
Perencanaan
Pukul 11.00 WIB
Pelaksanaan
Pukul 11.00 WIB
EVALUASI
Pukul 11.00 WIB
20
20
21
21
BAB IV
PEMBAHASA
N
Dalam pembahasan ini menyajikan perbandingan antara teori dengan asuhan
kebidanan yang diterapkan kepada Nn. L usia 15 tahun , maka penulis akan
membahas sebagai berikut.
Berdasarkan data subjektif dan objektif Nn.L bahwa hasil pemeriksaan Nn.L
dapat ditarik kesimpulamn bahwa Nona L mengalami keputihan fisiologis yang
disebabkan oleh faktor kebersihan dan faktor psikologis
penyebab dari keputihan yaitu kurangnya menjaga kebersihan genetalia yang
menimbulkan keputihan. dari faktor psikologis juga dapat mempengaruhi strees,
menyebabkan semua kinerja organ tubuh yang dikontrol oleh otak dapat merubah
keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh.
22
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
pendokumentasian secara SOAP kepada Nn.L Usia 15 tahun dengan disminore
dan keputihan bulan. Asuhan Kebidanan yang diberikan Nn.L menunjukkan
bahwa Nn. L paham hal hal yang harus dilakukan untuk menghindari keputihan
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan bagi klien dapat menerapkan konseling yang dilakukan oleh bidan
dan kembali untuk melakukan suntik ulang dibulan berikutnya sesuai dengan
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan, khususnya bidan dapat melakukan dan
memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar oprasional prosedur
dan kode etik yang berlaku dalam
23
23
DAFTAR PUSTAKA
Ayuningtyas, Donatilla Novrinta. 2011.Hubungan Antara Pengetahuan dan
24
24