Disusun Oleh :
Keperawatan Semester
Kelompok IV :
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat-Nya Saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan disminore
Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami juga menyadari bahwa Makalah ini belum sempurna dan seperti
yang diharapkan. oleh Karena itu kami sangat mengharapkan saran dan Kritik dari
Dosen Pengampuh yang akan membaca dan menilai makalah ini.
Demikian Makalah ini kami buat, semoga makalah ini memberikan
informasi bagi mahasiswa yang lain dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Atas perhatiannya kami
mengucapkan Terimakasih. Tuhan Memberkati.
Penyusun
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................
Daftar Isi........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................
C. Tujuan Penulisan ...............................................................
BAB II PEMBAHASAN
C. Etiologi Dismenorea.............................................................
D. Manifestasi Klinis..................................................................
E. Patofisiologi...........................................................................
F. Pathway................................................................................
G. Pemeriksaan penunjang........................................................
H. Penatalaksanaan....................................................................
A. Pengkajian............................................................................
B. Diagnosa..............................................................................
BAB IV
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran .................................................................................
DAFTAR PUSTAK
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut
bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari
yang paling sering ditemui pada wanita muda dan reproduktif. Dismenore adalah
keluhan yang paling sering menyebabkan wanita muda pergi ke dokter untuk
konsultasi dan mendapatkan pengobatan (Winknjosastro, 2007).
Menstruasi atau haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Winkjosastro, 2009). Dan
pada masa remaja ini tak jarang mengalami gangguan menstruai seperti
dismenorea. Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang
sering menyebabkan wanita -wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan
pengobatan (Winkjosastro, 2009). Dismenorea atau nyeri haid merupakan suatu
gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi distrimik
miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan
sampai berat (Baziad, 2003).
4
% - 1,31 % dari jumlah penderita dismenorea datang kebagian kebidanan
(Harunriyanto, 2008).
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mendeskripsikan kasus mengenai masalah pada menstruasi(disminore).
2. Membuat Asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien
disminore.
C. Rumusan masalah
1. Apa pengertian disminore itu?
5
4. Apa saja tanda dan gejala disminore?
5. Bagaimana patofisiologi disminore?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien
disminore?
7. Bagaimana pelaksanaan pada pasien disminore khususnya untuk
menangani nyeri?
8. Apa asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien disminore?
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Dismenorea
Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang
paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir
semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak
enak di perut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan
pingsan (Dito dan Ari, 2011). Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan
(berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari),
sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi
masih dapat meneruskan pekerjaannya), dan berat (rasa nyerinya demikian
beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan
nyerinya) (Manuaba, 2008).
Dismenore adalah rasa nyeri pada perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi selama menstruasi. Dismonere biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan
prostaglandin tertentu, prostaglandin F2 alfa, dari sel-sel endometrium
uterus.Dismenore juga dapat diartikan sebagai haid yang nyeri yang terjadi tanpa
tanda-tanda infeksi atau penyakit panggul. Selain itu, Dismenore juga memiliki
arti sebagai nyeri uteri pada saat menstruasi. Dismenore primer tidak dikaitkan
dengan patologi pelvis dan bisa timbul tanpa penyakit organik. Intensitas
dismonerea bisa berkurang setelah hamil atau pada umur sekitar 30 tahun. Jadi
dapat disimpulkan definisi dari disminore adalah nyeri yang dirasakan wanita saat
haid.
Indriastuti (2008) dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram
rahim di bagian bawah perut, punggung bawah dan paha yang timbul sebelum,
bersamaan, atau segera setelah haid. Dila (2010) menambahkan dismenore adalah
rasa nyeri yang dirasakan pada saat menjelang haid, pada waktu haid atau
7
beberapa saat setelah haid. Sedangkan penyebab dismenore yang diungkapkan
oleh semua partisipan bermacam-macam antara lain karena proses peluruhan
dinding endometrium, psikologis, hormon, kurangnya olahraga, kontraksi uterus,
kista ovarium, pola makan, dan keturunan. Sebagaimana dikemukakan oleh
Handrawan (2008) bahwa saat stres, tubuh akan memproduksi hormone adrenalin,
estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebih. Hormon estrogen dapat
menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan hormon
progesteron bersifat menghambatnya.
8
Disminore menurut manuaba (2008) adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi
sehingga dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-sehari. Derajat rasa
nyerinya bervariasi,diantaranya:
1. Ringan:berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas
sehari-hari.
2. Sedang:sakit yang dirasakan memerlukan obat untuk meurunkan derajat
sakitnya,tetapi masih bisa dilakukan untuk meneruskan aktivitas sehari-hari.
3. Berat:rasa nyeri yang dirasakan demikian berat,sehingga memerlukan
istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyerinya.
B. Klasifikasi dismenorea
9
itu. Etiologi patogenesis adalah teori prostaglandin terutama prostaglandin F2
alfa. Pada akhir daur haid, kadar progesteron menurun, kadar prostaglandin
dalam endometrium (dan darah haid) bertambah. Peninggian kadar
prostaglandin ini menyebabkan bertambahnya kontraksi otot uterus,
menyebabkan timbulnya iskemi yang menimbulkan rasa sakit
10
5. Peradangan selaput lendir rahim. Hal itu biasanya hanya terjadi-dan
jarang terjadi-sesudah persalinan atau keguguran. Peradangan dapat
pula terjadi akibat penyakit kelamin yang dilalaikan
6. Pemakaian spiral
7. Endometriosis. Pertumbuhan jaringan lapisan rahim di tempat lain di
dalam ruang panggul
8. Fibroid atau tumor
9. Infeksi pelvis
C. Etiologi Dismenorea
1. Dismenorea Primer
Menurut Dito dan Ari (2011), penyebab yang saat ini dipakai untuk
menjelaskan dismenorea primer, yaitu :
a. Faktor kejiwaan
Hal ini juga dapat Terjadi karena gangguan psikis, seperti rasa
bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh,
konflik dengan masalah jenis kelaminnya dan imaturitas (belum
mencapai kematangan).
b. Faktor konstitusional
11
Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan sebagi
penyebab timbulnya disminore primer yang dapat menurunkan
ketahanan seseorang nyeri. Faktor-faktor yang termasuk dalam hal ini
adalah anemia, dan penyakit menahun.
1) Anemia
Pada penderita anemia,kemampuan darah untuk
mengangkut oksigen berkurang. Hal ini akan menyebabkan
gangguan pada pertumbuhan sel. Hal ini menyebabkan kerusakan
jaringan atau disfungsi jaringan
2) Penyakit menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang perempuan atau
menyebabkan tubuh kehilangan terhadap suatu penyakit atau
terhadap rasa nyeri.penyakit yang termasuk penyakit menahun
dalam hal ini adalah asma dan migrain.
c. Faktor endokrin
d. Faktor alergi
12
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi
antara dismenorea dengan urtikaria (biduran), migraine, atau asma
bronkhiale.smith menduga bahwa sebab alergi adalah toksin haid.
2. Dismenorea sekunder
a. Endometriosis
e. Prolaps uterus
D. Manifestasi Klinis
Nyeri timbul tidak lama sebelum atau bersamaan dengan mulainya haid
dan berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Sifatnya beruba mules,
ngilu atau rasa ditusuk-tusuk. Nyeri biasanya terbatas pada perut bagian bawah,
tatapi kadang meyebar kedaerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan nyeri
tersebut, dapat dijumpai mual, muntah, dan sakit kepala.
1. Dismenore primer
13
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual, muntah,
diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga disertai
vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh pingsan
(Anurogo, 2011). Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan
dengan awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri
yang berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram,
tumpul dan sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau
sensasi mulas yang menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis.
Beberapa wanita mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing,
pingsan, dan diare, serta kelabilan emosi selama menstruasi (Reeder, 2013).
Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-ciri atau gejala dismenore primer, yaitu
c. Nyeri pinggang;
d. Pada beberapa orang dapat disertai mual, muntah, nyeri kepala, dan
diare.
2. Dismenore Sekunder
14
e. Ditemukan adanya cairan yang keluar dari vagina; 6)Teraba adanya
benjolan pada rahim atau rongga panggul.
E. Patofisiologi
Sampai saat ini patofisiologi terjadinya dismenorea masih belum jelas karena
banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Riset terbaru menunjukkan bahwa
patogenesis dismenorea primer adalah karena prostaglandin F2alpha (PGF2alpha),
suatu stimulan miometrium yang kuat dan vasocontrictor (penyempitan pembuluh
darah) yang ada di endometrium sekretori (Dito dan Ari, 2011). Selain itu
prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah
intensitas nyeri. Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan
mengapa ada gejala-gejala yang menyertai menstruasi (Atikah dan Siti,
2009).gejala utamanya adalah nyeri,dimulai saat awitan menstruasi.nyeri dapat
tajam,tumpul,siklik,atau menetap,dapat berlangsung beberapa jam sampai 1
hari.kadang-kadang gejala tersebut dapatlebih lama dari 1 hari tapi jarang
melebihi 72 jam.Sedangkan untuk mekanisme patologik pada dismenorea
sekunder adalah disebabkan oleh beberapa penyakit yang berhubungan dalam hal
reproduksi wanita. Dismenorea sekunder sering terjadi akibat fibrosis uterus,
endometriosis, adenomiosis, dan penyakit tulang panggul (pelvis) lainnya (Atikah
dan Siti, 2009).
1. Dismenorea Primer
15
(PGF2alpha), suatu stimulan miometrium yang kuat dan vasoconstrictor
(penyempit pembuluh darah) yang ada di endometrium sekretori. Hormon
pituitary posterior,vasopressin terlibat pada hipersensitivitas miometrium,
mengurangi aliran darah uterus dan nyeri pada penderita dismenorea primer
(Elizabeth, 2009).
2. Dismenorea Sekunder
16
f. pathway
17
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pemeriksaan labolatorium dapat dilakukan untuk
menunjang penegakkan diagnosa bagi penderita disminore atau mengatasi gejala
yang timbul.
Pemeriksaan berikut ini dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik
disminore:
1. Cervikal cultur untuk menyingkirkan seksualitransmitted disease
2. Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi
3. Kadar Human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan kehamilan
extopik
4. Sedimentation rate
5. Cancer antigen 125(CA-125)assay:ini memiliki titik klinis yang terbatas
dalam mengevaluasi wanita dengan disminore karena nilai prediktif
negatifnya yang relatif rendah.
6. Laparoscopy
7. Histeroscopy
8. Dilatation
9. Curretage
10. Biopsi endometrium
h. Penatalaksanaan
1. Penanganan Nyeri
18
menstruasi, diantaranya : analgesik golongan Non Steroid Anti Inflamasi
(NSAI), misalnya parasetamol atau asetamonofen, asam mefenamat,
ibuprofen, metamizol atau metampiron dan obat-obatan pereda nyeri lainnya.
19
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah
gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan
penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan
lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau
adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-
nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga
mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.
2. Pemberian obat analgetik.
Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat diberikan
sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat
di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi
penderitaan. Obat analgesic yang sering di berikan adalah preparat
kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di
pasaran ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen.
Berdasarkan penelitian, pada saat dismenore, para wanita dapat
mengunakan obat analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut
yang berasal dari gejala fisik, namun selain gejala fisik mungkin juga ada
hal lain yang berhubungan dengan gejala psikologis. Penyembuhan
secara psikologis sangat individual tergantung sikap dan mental dalam
menghadapinya. Dengan seimbangnya kondisi fisik dan psikologis
seseorang pada saat menstruasi, itu akan meningkatkan aktivitas dan
dengan meningkatnya aktivitas maka akan meningkat pula produktivitas
seseorang. Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu pada variabel
perancu menoragia dan penggunaan obat analgetik, dimana variabel
tersebut tidak dikendalikan. (Kurniawati, 2011)
3. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini
bersifat sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan benar-
benar dismenore primer, atau untuk memungkinkan penderita
melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan.
20
Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi
kontasepsi.
4. Terapi alternative
Sebagai tambahan pemakaian obat penawar sakit tanpa resep, ada
banyak yang dapat anda lakukan sendiri untuk membantu mengurangi
kram menstruasi, dan dengan sedikit percobaan, anda pasti dapat
menemukan cara untuk membawa kelegaan. Suhu panas merupakan
ramuan tua yaitu dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau
botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga
bisa membantu.
Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak
hanya mengurangi stress dan orgasme juga dapat membantu dengan
mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa
kekenduran dan rasa nyaman. Beberapa posisi yoga dipercaya dapat
menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan
kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara
perlahan menaikkan punggung anda keatas setinggi-tingginya.
21
sehat dapat mengurangi nyeri menstruasi.Karena beberapa dari
makanan yang kita konsumsi sehari-
2. Pencegahan
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri
menstruasi, salah satu caranya dengan memperhatikan pola dan siklus
menstruasinya kemudian melakukan antisipasi agar tidak mengalami nyeri
menstruasi. Berikut ini adalah
langkah-langkah pencegahannya:
a. Hindari stress, tidak terlalu banyak fikiran terutama fikiran negative yang
menimbulkan kecemasan.
22
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
DISMENORE
A. Pengkajian
Dalam langkah pertama ini kita mencari dan menggali data maupun fakta
baik yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah
dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat sendiri (Varney, 2007).
Proses pengumpulan data dasar ini mencakup data subyektif dan obyektif.
1. Data subyektif
Adalah data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu data kejadian.
a. Biodata pasien
Menurut Varney (2004), pengkajian biodata antara lain :
23
b. Alasan datang
Alasan datang yaitu mananyakan keluhan yang di sarankan saat
pemeriksaan serta berhubungan dengan gangguan dismenorea. Pada pasien
dismenorea biasanya mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, pegal pada
punggung dan paha, adakalanya di sertai mual,muntah,pusing,diare saat
menstruasi (manuaba,2009)
c. Riwayat menstruasi
Meliputi :
1) Menarche, perlu ditanyakan karena dismenorea biasanya terjadi
beberapa waktu setelah menarche, biasanya 6–12 bulan pertama
setelah menarche (Dito dan Ari, 2011).
2) Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah siklus haid
teratur atau normal (21–40 hari), karena siklus haid setiap wanita
berbeda-beda, berkaitan dengan usia klien (Dito dan Ari, 2011).
3) Lama haid pelu ditanyakan untuk mengetahui apakah lama haid dari
klien normal (3–7 hari), karena lama haid setiap wanita berbeda-beda
(Dito dan Ari, 2011).
4) Banyaknya haid dapat diketahui dengan menanyakan jumlah pembalut
yang digunakan tiap harinya. Apabila penggunaan pembalut kurang
dari 2 perhari berarti jumlah darah sedikit, 2–4 perhari berarti normal
dan lebih dari 5 perharinya banyak normalnya yaitu 30 ml perhari
(Wiknjosastro, 2007).
5) Keluhan yang dirasakan klien ditanyakan untuk mengetahui apakah
ada nyeri perut bagian bawah, pegal pada pinggang dan paha serta
gejala yang menyertai dismenorea seperti pusing, mual, muntah
maupun diare saat menstruasi (Manuaba, 2009).
d. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan (Varney, 2004). Dismenorea primer
sering terjadi pada usia remaja (Atikah dan Siti, 2009).
24
e. Riwayat KB
Untuk mengetahui pasien pernah menggunakan KB jenis apa (Varney,
2004). Dalam kasus dismenorea primer sering terjadi pada usia remaja dan
belum menikah (Atikah dan Siti, 2009).
f. Riwayat kesehatan
2. Data Obyektif
Adalah data yang didapat dari observasi dan pemeriksaan dengan
menggunakan standar yang diakui (Varney, 2004).
25
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi dan
palpasi.
1) Inspeksi
Melakukan pemeriksaan pandang terhadap pasien mulai dari kepala
sampai kaki.
26
c) Mata : Anemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah
segar atau merah pucat, sklera putih atau kuning, (Varney,
2007).
k) Abdomen : Simetris atau tidak, ada luka bekas operasi atau tidak
(Varney, 2007).
27
2) Palpasi
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan rabaan, pada pemeriksaan
ini hanya diperiksa pada perut adakah massa, adakah nyeri tekan,
bagaimana keadaan umum (Varney, 2007).
c. Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan bila diperlukan untuk mendukung penegakan diagnosa
mengetahui kondisi klien sebagai data penunjang seperti pemeriksaan HB.
B. Diagnosa
28
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWA KRITERIA
TAN HASIL
29
nyeri. melancarkan
3. Mampu peredaran
mengenali darah, sehigga
nyeri(skala,i kebutuhan
ntensitas,frek oksigen oleh
uensi dan jaringan akan
tanda nyeri) terpenuhi,
sehiggan akan
menguragi
nyerinya
4. Mengurangi
nyeri dengan
relaksasi otot
verterbra dan
meningakatkan
suplai darah.
Banyak
perempuan
yang
mendapatkan
hal positif
dengan yoga ,
biofeetback,
meditasi dan
relaksasi terapi
.
2 Defenisi:ketid Setelah 1. Hindari seringnya 1. istirahat yang cukup dapat
. akcukupan diberikan askep melakukan menurunkan stres dan
energi selama 1x24 intervensi yang meningkatkan
30
psikologis atau jam diharapkan tidak penting yang kenyamanan.
fisiologis Pasien dapat membuat 2. istirahat cukup dan tidur
untuk menunjukan lelah, berikan cukup menurunkan
melanjutkan perbaikan istirahat yang kelelahan dan
atau toleransi cukup meningkatkan resistensi
menyelesaikan aktifitas dengan 2. Berikan istirahat terhadap infeksi
aktivitas kriteria hasil yang cukup dan
kehidupan tidur 8-10 jam tiap
1. Pasien dapat 3. Rasional:Pengkajian yang
sehari-hari malam
melakukan optimal akan memberikan
yang harus 3. Observasi ulang
aktifitas perawat data yang
atau yang tingkat nyeri, dan
sehari- obyektif untuk mencegah
ingin respon motorik
hari(ADLs)s kemungkinan komplikasi
dilakukan klien, 30 menit
ecara dan melakukan intervensi
setelah pemberian
mandiri yang tepat.
Dx. Intolerasi oba analgetik
aktivitas untuk mengkaji
berhubungan efektivitasnya.
dengan Serta setiap 1 - 2
kelemahan jam setelah
umum tindakan perawatan
selama 1 - 2 hari.
31
disertai respon menurun dengan berikan kebutuhan aktivitas sehari-
autonom(sumb kriteria hasil: kesempatan pada hari
er seringkali 1. Pasien pasien untuk 3. membantu mengatasi
tidak spesifik tenang dan mengajukan masalah pada pasien yang
atau tidak dapat pertanyaan dan kronis dan koping
diketahui oleh mengekspres menyatakan maladaftif
individu)peras ikan masalah 4. pengalihan perhatian
aan takut yang perasaannya. 3. Kolaborasi dengan selama episode asma
disebabkan psikiatri dapat menurunkan
2. Postur tubuh
oleh antisipasi 4. Ajarkan teknik ketakutan dan kecemasan
ekspresi
terhadap relaksasi; latihan 5. Pengetahuan apa yang
wajah,bahasa
bahaya napas dalam, diharapkan dapat
tubuh dan
imajinasi mengembangkan
tingkat
Dx.Cemas terbimbing kepatuhan klien terhadap
aktivitas
berhubungan rencana teraupetik
menunjukkan
dengan dengan
berkurangny 5. Jelaskan pada klien
perubahan
a kecemasan tentang
status
etiologi/faktor
kesehatan
dismenore.
32
terapeutik pengajaran, perawatan di rumah.
Dx.Kurang dengan kriteria sediakan materi 3. Mengajarkan pasien
pengetahuan hasil pengajaran/instruk tentang kondisinya adalah
berhubungan si tertulis. salah satu aspek yang
1. Pasien
dengan kurang 3. Ajarkan pasien paling penting dari
mengerti
informasi tentang penyakit perawatannya
tentang
dan perawatannya.
penyakitnya
dan apa yang
mempengaru
hinya
2. Pasien dan
keluarga
mampu
menjelaskan
kembali apa
yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan
lainnya.
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dismenore merupakan rasa nyeri yang timbul saat menstruasi. Nyeri ini sering
kali mengganggu kehidupan sehari-hari dan mendorong wanita untuk melakukan
pengobatan, maupun konsultasi ke dokter. Dismenore bisa diatasi dengan pengobatan
baik menggunakan obat maupun non-obat. Obat yang sering digunakan yaitu obat
yang memiliki efek analgetik. Pengobatan non-obat yang sering dilakukan yaitu
dengan mengalihkan perhatian, menggunakan minyak kayu putih, maupun kompres
air hangat.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Pasien
2. Bagi perawat/dokter
Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif dalam kasus dismenorea,
misalnya KIE tentang dismenorea, pemberikan pendidikan kesehatan tentang
34
kesehatan reproduksi sehingga remaja berprilaku hidup sehat dan memahami
tentang organ reproduksi.
3. Bagi institusi
a. Rumah Sakit
Pelayanan yang diberikan oleh RS sudah baik diharapkan untuk lebih
meningkatkan kualitas pelayanan dalam pengelolaan asuhan keperawatan
pada remaja dengan dismenorea.
b. Pendidikan
Referensi bacaan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi masih kurang
lengkap, diharapkan karya tulis ilmiah ini bisa menjadi referensi yang baik
untuk bahan bacaan.
35
DAFTAR PUSTAKA
36