Proposal
Oleh:
i
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR SINGKATAN
LH : Lutenizing Hormone
PGE2 : Prostaglandin E2
A. Latar Belakang
Data pada tahun 2012 dari World Health Organization (WHO) didapatkan
kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami Dismenore. Rata-
rata di negara Eropa Dismenore terjadi pada 45-97% wanita Dengan prevalensi
Nyeri haid terjadi pada lebih dari setengah wanita usia reproduksi dengan
dunia cukup tinggi. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara
Dysmenorhae mengacu pada nyeri haid dan itu adalah umum di kalangan remaja
dan wanita muda. Menstruasi datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak
dilakukan Klein dan Litt pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika
mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang dan 49% ringan. Studi ini juga
melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk
primer dengan kualitas nyeri sedang sampai berat, diantaranya 51% aktivitas
mereka menjadi terbatas dan 17% dari mereka tidak hadir di sekolah yang
pada wanita usia produktif (Anisa, 2015). Jumlah lebih besar umumnya ditemukan
dengan perkiraan mulai dari 67% sampai 90% pada wanita muda dengan usia 17 –
24 tahun dibandingkan dengan usia lebih tua (Ju dkk, 2013). Prevalensi meningkat
selama remaja usia 15 – 17 tahun dan prevalensi tertinggi ditemukan dalam usia
– 15% wanita mengalami nyeri berat dan terbatas dalam aktivitas sehari-hari, dan
41% wanita yang mengalami Dysmenorrhea terganggu dalam aktivitas (Ju dkk,
2013).
sebanyak 42.061,2 juta jiwa (16,5% dari total penduduk Indonesia). Sedangkan
menurut BKKBN berdasarkan pada Sensus 2010 proporsi kelompok remaja
usia produktif (Depkes RI, 2010 ; Azizah, 2014). Rata-rata nyeri haid di Amerika
Serikat memiliki prevalensi sekitar 90% wanita yang mengalami disminore, dan
72%, Malaysia sebanyak 74,5% dan India 65% remaja mengalami dismenore
kegiatan atau aktivitas apapun. Angka kejadian disminorea 64,25% terdiri dari
mengalami Dismenorea mengalami keluhan seperti kram, sakit, dan tidak dapat
Indonesia mengalami masalah kewanitaan, dan 62% diantaranya adalah nyeri haid.
Angka kejadian nyeri haid di kalangan wanita usia produktif berkisar 45-95%
Proyeksi Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin terdapat di daerah
3
perkotaan sebanyak 1.473.952 jiwa dan diantaranya adalah remaja perempuan,
sedangkan untuk wilayah Kota Palu terdapat 191.772 jiwa dan 21.689 jiwa adalah
remaja perempuan.
antara usia sebelas tahun sampai empat belas tahun hingga dua puluh tahun. Masa
individu. Masa dimana terjadi transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa,
serta sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan Menurut
(Manurung, 2015). Dampak negatif yang didapat antara lain pekerjaan tertunda,
2013).
gizi, kedokteran gigi, farmasi dan psikologi sebanyak 64% diantaranya mengalami
Dismenorea dengan usia rata-rata menarche 12,3 tahun. Studi epidemiologi yang
dilakukan oleh (Mohamed, 2012) di Mesir, sebanyak 845 remaja putri yang
responden yang lebih tua, menarche dini, siklus yang panjang dan lama
menstruasi.
Dysmenorhae merupakan rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi, dimana
hal ini disebabkan karena adanya kontraksi otot uterus sewaktu pengeluaran darah
normal dalam proses menstruasi, dengan derajat nyeri yang berbeda-beda. Pada
menstruasi normal) dimana kejadian ini dapat berkurang intensitas nyerinya disaat
2017).
menstruasi atau bahasa medisnya Dismenorea (Sukarni & Wahyu, 2013). Nyeri
menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar hingga
ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga betis. Nyeri juga
bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi otot
rahim yang sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim
ketidakhadiran berulang jangka pendek pada sekolah dan kerja bagi para wanita.
Hal ini memiliki dampak negatif untuk kegiatan akademik, olahraga, pekerjaan,
5
dan kegiatan sosial perempuan (Maruf dkk, 2013). Akibatnya Dysmenorhae dapat
yang mengalami Dismenorea atau nyeri haid yaitu dengan relaksasi (Solehati &
meningkatkan mood dan mengurangi rasa marah. Melalui sistem sirkulasi tubuh
dan indera penciuman, dimana bau merupakan suatu molekul yang mudah
asetat, netrol, terpine 6-14%, α pinene 1-4% dan mrcyne (Young, 2011 dalam
Suwanti, 2018). Limeone adalah komponen utama dalam senyawa kimia jeruk
nyeri (Namazi dkk, 2014). Setiap 100 gram yang setara dengan dua buah jeruk
lemon ukuran sedang terdapat 29 kalori ; 1,1 gram protein ; 0.3 gram lemak ; 2,9
gram gula alami ; dan 2,8 gram serat. Jeruk lemon memiliki kandungan utama gula
dan asam sitrat. Kandungan jeruk antara lain flavonoid (flavones), limonen, asam
folat, tanin, vitamin (C, A, B1, dan P), dan mineral (kalium, magnesium). Kulit
jeruk lemon terdiri dari dua lapis. Bagian luar mengandung minyak esensial (6%)
dengan komposisi limonen (90%), citral (5%), dan sejumlah kecil citronelall, alfa-
terpineol, linalyl, dan geranyl acetate. Kulit jeruk lapisan dalam tidak mengandung
koumarin, dan pektin (Nurlaely, 2016). Efek lainnya adalah menurunkan nyeri dan
Menurut penelitian yang dilakukkan oleh Sefty Rompas dan Lenny Ganika
terbanyak pada skala nyeri ringan dengan jumlah 23 orang atau 88,5% dan yang
tidak ada perubahan 3 orang atau 11,5% dengan nilai standar deviasi 0,796. Hasil
Gannika, 2019).
7
Berdasarkan data dari beberapa penelitian di atas, peneliti tertarik untuk
Remaja Putri di MAN Palu. SMA X Kota Palu merupakan salah satu sekolah
menengah atas milik Kementerian Agama yang terletak di Kecamatan Palu dan
memiliki jumlah remaja putri sebanyak 523 jiwa dengan rentang usia 15-18 tahun.
Berdasarkan data awal yang peneliti dapat hasil wawancar 7 siswi, bahwa
mereka mengalami Dysmenorrhea Primer pada saat menstruasi dan masih banyak
teman-teman siswi lainnya di SMA X Kota Palu yang tidak masuk sekolah dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui diidentifikasi Dysmenorrhea Primer sebelum pemberian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dysmenorrhea Primer.
2. Manfaat Aplikatif
a. Untuk Institusi
E. Keaslian Penelitian
9
Tabel 1.1 pengaruh aroma terapi lemon (citrus) terhadap penurunan nyeri
menstruasi pada Mahasiswa program studi ilmu keperawatan fakultas
kedokteran Universitas Samratulangi Manado
No Nama Tahun Sumber Ringkasan dan Hasil Temuan
. Peneliti (Textbook/jurn
al)
Penelitian ini dilakukan di Program
1 Rompas, 2019 (2) Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Sefty dan Kedokteran Universitas Sam
Gannika, Ratulangi Manado. Penelitian ini
Lenny dilaksanakan pada September-
Desember 2018. Populasi dari
penelitian ini berjumlah 264. Metode
penelitian yaitu Pra-eksperimental
(one-group pra-post test design).
Teknik pengambilan sampel
menggunakan pendekatan non
probability sampling (sampling
jenuh).Penentuan jumlah sampel
dalam peneliti ini memakai
perhitungan dari Arikunto.
Dengan jumlah sampel 26. Sesudah
dilakukan tindakan pemberian
aromaterapi kepada 26 responden
terdapat perubahan skala nyeri
terbanyak pada skala nyeri ringan
dengan jumlah 23 orang atau 88,5%
dan yang tidak ada perubahan 3
orang atau 11,5% dengan nilai
standar deviasi 0,796. Perbedaan:
Tempat penelitian dan jumlah
sampel yang digunakan lebih
banyak. Persamaan : Metode, teknik
pengambilan sampel dan analisa
data
Sumber : Sefti Rompas dan Lenny Gannika. eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Menstruasi
1. Pengertian Menstruasi
oleh wanita sebelum memasuki masa reproduksi, biasanya terjadi pada rentang
periodik dan siklik karena terjadi pengelupasan dari dinding rahim atau
perdarahannya sekitar 3-5 hari, dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang
11
hilang sekitar 30-40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau 3 dengan jumlah pemakaian
2. Fisiologi Menstruasi
membawa ovum yang matur dan memperbarui jaringan uterus untuk persiapan
terjadi pembuahan maka lapisan dalam dinding rahim luruh dan terjadi
menstruasi. Panjang siklus menstruasi rata-rata 25-28 hari dan durasi rata-rata
3. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terdiri atas tiga yaitu fase menstruasi, fase poliferasi
a. Fase menstruasi yaitu terjadi apabila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga
c. Fase pasca ovulasi atau fase sekresi yaitu berlangsung selama 14 hari
pembuahn jika tidak maka, korpus luteum berubah menjadi korpus albikan
13
Gambar 2.1 Siklus Menstruasi
Sumber : Ernawati Sinaga dkk.Manajemen Kesehatan Menstruasi.2017.
3-4 hari.
2) Fase pascahaid atau fase regenerasi yaitu luka endometrium yang
ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel
endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium + 0,5 mm. Fase ini
dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat
4) Fase prahaid atau fase sekresi Fase ini mulai sesudah ovulasi dan
berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase sekresi dibagi atas:
a) Fase sekresi dini yaitu dalam fase ini endometrium lebih tipis
b) Fase sekresi lanjut yaitu endometrium dalam fase ini tebalnya 5-6
mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi dini,
15
yang berkeluk-keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat
4. Siklus Hipofisis-Hipotalamus
progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah
puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak
terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut.
Oleh karena itu, kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi
a. Factor Enzim
b. Factor Vaskular
vena.
c. Factor Prostaglandin
B. Konsep Dismenorea
1. Pengertian Dismenorea
oleh wanita (Omidvar dkk, 2016). Dysmenorrhea berasal dari bahasa Yunani
dengan arti kata ‘dys’ yang berarti sulit, ‘meno’ yang berarti bulan dan ‘rrhea’
yang artinya aliran. Dengan kata lain dysmenorrhea dapat diartikan menjadi
berlangsung selama menstruasi (Madhubala dkk, 2012 & Trivedi dkk, 2016).
17
Berdasarkan patofisiologinya Dysmenorrhea diklasifikasikan menjadi primary
dimana hal ini disebabkan karena adanya kontraksi otot uterus sewaktu
Kejadian ini dianggap normal dalam proses menstruasi, dengan derajat nyeri
menstruasi dan berkurang apabila sudah terjadi, akan tetapi tidak sedikit
Dismenorea menjadi salah satu alasan yang paling sering remaja putri jadikan
2. Patofisologi Dismenorea
oleh kontraksi dari otot perut yang berlangsung secara terus menerus saat
darah keluar. Kontraksi yang berjalan berkelanjutan sehingga menyebabkan
ketegangan dari otot, ketegangan ini tidak hanya terjadi di perut tetapi terjadi
19
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dismenorea
a. Factor psikis
Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, dismenorea primer mudah
terjadi. Kondisi tubuh erat kaitannya dengan faktor psikis, faktor ini dapat
b. Vasopressin
nyeri.
c. Prostaglandin
dalam peredaran darah, maka selain Dismenorea timbul pula diare, mual,
dan muntah.
d. Factor Hormonal
20, massa tubuh (BMI), merokok, menarche dini, paritas, memiliki gangguan
aliran menstruasi, diet, gangguan psikologi, genetik, dan olahraga (Unsal dkk,
karena pada usia remaja lebih banyak ditemukan dibandingkan pada usia
21
b. Rokok, merupakan tembakau yang di dalamnya terkandung nikotin yang
2013).
5. Gejala Dysmenorrhea
pertama yaitu ketika ovulasi mulai teratur (Gamit dkk, 2014 & Omidvar dkk,
mulai dirasakan hanya beberapa jam sebelum atau pada saat terjadinya aliran
Gejala umum pada pada Dysmenorrhea primer adalah nyeri kram pada supra
pubik yang dapat menyebar ke punggung bawah belakang sampai ke paha.
Nyeri kram sering disertai dengan gejala sistemik seperti mual, muntah, diare,
kelelahan, lekas marah, pusing, dan pingsan. Seringkali puncak rasa nyeri
6. Klasifikasi Dismenorea
Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya
(2013), jenis nyeri haid dibagi menjadi, nyeri spasmodik dan nyeri kongestif.
a. Nyeri Spasmodik
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa
haid atau segera setelah masa haid mulai. Ada diantara mereka yang
pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang benar- benar muntah.
Nyeri spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya
bayi pertama walaupun banyak pula perempuan yang tidak mengalami hal
seperti itu.
b. Nyeri kongestif
sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Dia mungkin akan
mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak menentu,
sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah atau sulit
23
ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas
a. Dysmenorrhea Primer
1) Definisi
dan dirasakan sebagai nyeri kram parah dan rasa tidak nyaman,
umumnya pada perut bagian bawah dan punggung (Renuka dkk, 2014).
jam kemudian. Rasa sakit yang paling dalam dirasakan pada hari
keluhan nyeri haid keluhan yang terjadi mual, muntah, nyeri kepala
atau bahkan diare yang sering terjadi pada wanita yang Dismenorea di
(Prawirohardjo, 2014).
intermittent, dan nyeri kram pada bagian perut bawah atau supra pubis
kasus yang berat ditemukan ada beberapa yang mengalami demam dan
bahkan pingsan. Nyeri paling berat dirasakan pada hari pertama atau
25
a) Derajat 0 nyeri sangat ringan dan aktivitas sehari-hari tidak
terpengaruh.
pekerjaan.
b. Dysmenorrhea Sekunder
1) Definisi
dan radang panggul (Gray, 2013; Gupta dkk, 2014 & Madhubala dkk,
lebih tua (30-40 tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain
7. Penyebab Dysmenorrhea
lama pada dinding rahim, hormone prostaglandin yang cenderung tinggi dan
pelebaran leher rahim saat mengeluarkan darah haid dan terjadinya kontraksi
miometrium yang terlalu kuat saat mengeluarkan darah haid dan terjadinya
(peluruhan lapisan endometrium uteri, bekuan darah (stolsel), sel-sel epitel dan
stoma dari dinding uterus dan vagina serta cairan dan lendir dari dinding
berkontraksi dan terjadilah nyeri saat menstruasi (Wong dkk, 2009: Bobak,
2005).
8. Derajat Dysmenorrhea
Scale (NRS) klien dapat menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10
27
a. Dismenorea Ringan
Dismenorea ringan biasanya dapat hilang dengan istrahat yang cukup atau
nyeri tidak menyebar tetapi tetap berlokasi di daerah perut bagian bawah.
b. Dismenorea Sedang
c. Dismenorea Berat
Gejala pada Dismenorea berat seperti adanya nyeri di perub bagian bawah
obat. Nyeri haid berat membuat wanita tidak mampu melakukkan aktivitas
pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien
sedang atau berat. Skala penilaian numerik Numerical Rating Scale, Dalam
hal ini klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Adapun skala
intensitas nyeri menurut Potter and perry (2005) adalah sebagai berikut :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TN NR NS NB NTT
Gambar 2.2 Skala Intensitas Numeric 0-10
Sumber : Journal.Potter & Perry.2005.
Keterangan :
0 = Tidak Nyeri
a. Secara Farmakologis
untuk mengatasi nyeri haid sekaligus membuat siklus haid menjadi teratur.
Selain itu progestin dapat juga digunakan untuk pengobatan nyeri haid,
2x10 mg mulai haid hari ke-5 sampai 25. Apabila peemberian obat-obatan
29
tersebut telah diberikan dan tidak mengatasi Dismenorea sebaiknya
dismenorea atau nyeri haid yaitu dengan relaksasi Salah satunya adalah
digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas. Zat yang terkandung dalam
lemon salah satunya adalah linalool yang berguna untuk menstabilkan system
ketegangan otot yang akan menurangi tingat nyeri. Sebagian besar obat
penghilang rasa sakit dan obat antiinflamasi mengurangi rasa sakit dan
Aromaterapi secara inhalasi adalah salah satu cara yang paling sederhana dan
cepat. Inhalasi juga merupakan metode yang paling tua. Aromaterapi masuk
dari luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap yang mudah, yaitu lewat
31
dengan metode penciuman bau, dimana dapat dengan mudah merangsang
Olfactory pada setiap kali bernafas dan tidak akan berbeda dari minyak
esensial. Aroma bau wangi yang tercium akan memberikan efek terhadap fisik
Minyak atsiri jeruk juga mengandung linalool, linalil, dan terpineol yang
nyeri. Sebagian besar obat penghilang rasa sakit dan obat anti inflamasi
mengurangi rasa sakit dan peradangan dengan mengendalikan enzim ini. Bisa
prostagladin dan mengurangi rasa nyeri (Namazi dkk, 2014). Wong juga
mengatakan zat yang terdapat dalam lemon adalah salah satunya zat linalool
efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya (Kozier & Berman, 2010).
dengan berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar
sebagai pesan ke pusat penciuman yang terletak di bagian belakang hidung. Sel
puncak hirup. Rambut getar yang terdapat didalam akan berfungsi sebagai
akan masuk ke paru, kemudian molekul aromatik akan diserap oleh lapisan
mukosa pada saluran pernafasan baik pada bronkus atau pada cabang halus
(Bronchiole) dan terjadi pertukaran gas didalam alveoli. Molekul tersebut akan
diangkut oleh sistem sirkulasi darah didalam paru. Pernafasan yang dalam
akan meningkatkan jumlah bahan aromatik yang ada ke dalam tubuh (Young,
2011).
D. Kerangka Teoritis
33
Kerangka teoritis merupakan mode konseptual tentang bagaimana teori
Dysmenorhae
sekunder
Pengaruh Aromtheraphy
Lemon terhadap penuruan
Intensitas Dysmenorhae
Primer
2013)
F. Hipotesis Penelitian
pengujian yang diperoleh dapat disimpulkan benar atau salah, berhubungan atau
melalui uji statistik (Masturah, 2018). Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
35
BAB III
METODE PENELITIAN
rancangan penelitian Pre-Eksperimental design, dengan one group pre test dan
post test design. Penelitian ini dilakukan pada satu kelompok subjek yang
Group Pre-Posttest
O1 X O2
Keterangan:
Penelitian ini akan dilakukkan di sekolah SMA X Kota Palu. Peneltian ini
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswi kelas XI di sekolah SMA X kota Palu
sebanyak 193 remaja putri. Akan tetapi, Kelas X tidak di ambil karena
bulan atau lebih setelah mengalami menarche dan kelas XII tidak di ambil
sebagai populasi populasi karena kelas XII merupakan kelas Ujian yang tidak
bisa diganggu.
2. Sampel
sebagai berikut:
37
N .{Z 1−α / 2 . P ( 1−P ) }
n= 2
d ( N −1 )+ Z 1−α / 2 . P (1−P)
n : Besarnya sampel
N : Jumlah Populasi (193 siswi)
Z1-α /2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (1,96)
P (Proporsi) : Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi,
ditetapkan (50% = 0,50)
d (Presisi) : Derajat penyimpangan terhadap populasi yang
diinginkan 10% = 0,1
Maka sampel didapatkan :
94,57
n = 2,41
n = 38 Sampel
b. Teknik Sampling
purposive sampling yaitu suatu teknik penepatan sampel dengan cara memilih
3) Remaja yang tidak meenggunakan obat penurunan nyeri seperti jamu dan
obat-obatan lainnya.
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
menstruasi ( Dysmenorrhea ).
39
b. Variabel Dependent (Terikat)
2. Definisi Operasional
a. Aromatheraphy Lemon
dan mengurangi rasa sakit (Namazi dkk, 2014). Pada penelitian ini
Post-test.
b. Dysmenorrhea
pada saat menstruasi. Dismenorea merupakan rasa nyeri yang terjadi saat
bagian bawah, paha atas hingga betis (Shanty, 2005). Nyeri diukur
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TN NR NS NB NTT
Gambar 3.1 Skala IntensitasNnumeric 0-10
Sumber : Journal.Potter & Perry.2005.
a. Data Primer
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer
41
pengukuran pretest dan posttest untuk mengetahui pengaruh
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu
melalui pihak lain yang didapatkan oleh peneliti. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari yaitu dinas pendidikan kota Palu, Badan
Pusat Statistika Kota Palu, SMA X Kota Palu, Jurnal, buku dan artikel.
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah
F. Pengelolahan Data
3. Entry Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke
ketelitian orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka akan
4. Cleaning Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
5. Tabulating
yang akan ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang sesuai dengan
kebutuhan analisis. Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual
43
menginterpretasikan data yang telah diolah. Tujuan dilakukan analisa data
G. Analisis Data
1. Analisis univariat
Rumus : p = f X 100%
keterangan
P : Persentase
diterima.
45
DAFTAR PUSTAKA
Ju, H., Mark J., dan Gita M. (2013). The Prevalence and Risk Factors of
Dysmenorrhea. Oxford University Press on behalf of the Johns Hopkins School
of Public Health
Kozier. E., & Berman. S,. (2010). Buku Ajar Fondamenal Keperawatan. Konsep,
Proses & Praktik,Volume : 1, Edisi : 7. Jakarata: EGC
Namazi, M., Akbari, A.S., Mojab, F., Talebi, A., Majd, H.A. & Jannesari, S.(2014).
Effect Of Citrus Aurantium (Bitter Orange) On The Severity of First-Stage
Labour Pain. Iranian Journal of Pharmaceutical Research.
47