DISUSUN OLEH :
DWI AGNASARI
R024201026
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Clinical Educator
Hamizah, S.ft.,Physio.,M.Kes.
Clinical Intructor
Herdin, S.Ft.,Physio.,M.Pd.,M.Kes.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
ANATOMI DAN FISIOLOGI...........................................................................................4
A. Anatomi Uterus Dan Tube-Ovary...........................................................................4
B. Fisiologi Uterus Dan Tube-Ovary........................................................................13
BAB III............................................................................................................................18
DYSMENORRHEA........................................................................................................18
A. Definisi Dysmenorrhea.........................................................................................18
B. Epidemologi Dysmenorrhea.................................................................................18
C. Jenis Jenis Dysmenorrhea.....................................................................................19
D. Etiologi Dysmenorrhea.........................................................................................19
E. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Dysmenorrhea..............................................21
F. Patofisiologi Dysmenorrhea.................................................................................21
G. Manifestasi Klinis Dysmenorrhea........................................................................24
BAB IV............................................................................................................................26
MANAJEMEN FISIOTERAPI........................................................................................26
A. Pengukuran dan Pemeriksaan Fisioterapi.............................................................26
B. Diagnosa Fisioterapi.............................................................................................35
C. Problem Fisioterapi, Planning dan Program Fisioterapi.......................................35
D. Home Program.....................................................................................................39
i
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim yang
terjadi karena luruhnya dinding rahim bagian dalam yang banyak mengandung
pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi.Menstruasi datang setiap
bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan
fisik saat menjelang atau selama menstruasi berlangsung yaitu dismenore.
Dismenore adalah nyeri yang berlangsung selama satu sampai beberapa hari
selama menstruasi. Dismenore merupakan masalah ginekologi yang
mempengaruhi 50% wanita dan menyebabkan ketidakmampuan melakukan
aktivitas selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya pada 10% dari wanita
tersebut. Dismenore merupakan menstruasi yang disertai rasa sakit dan kram,
kekakuan dibawah perut yang terjadi menjelang atau selama menstruasi, yang
berakibat pada menurunnya kinerja atau kurangnya aktivitas sehari-hari
(Husna, 2018).
Wanita yang mengalami dismenore diseluruh dunia menurut data
World Health Organization (WHO) tahun 2013,didapatkan kejadian
dismenore sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenore
dengan 10-15% mengalami dismenore berat. Angka kejadian dismenore di
dunia adalah 50% wanita mangalaminya. Angka dismenore primer yang
dialami wanita usia 12–17 tahun di Amerika Serikat pada tahun 2012 adalah
59,7%, dengan derajat kesakitan 49% dismenore ringan, 37%
dismenoresedang, dan 12% dismenore berat sehingga mengakibatkan 23,6%
dari penderitanya tidak masuk sekolah (Umi &Homsiantur, 2017).Angka
dismenore di Asia adalah 84,2%. Berdasarkan spesifikasi kejadian di Asia
Timur sebanyak 68,7%, di Asia Barat sebanyak 50.0%. Angka dismenore di
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membandingkan anatomi, fisiologi, dan patofisiologi disfungsi
Uterus dan tube-ovary (dysmenorrhea)
2. Bagaimana menguraikan tanda dan gejala akibat disfungsi Uterus dan
tube-ovary (dysmenorrhea)
3
C. Tujuan
1. Mampu membandingkan anatomi, fisiologi, dan patofisiologi disfungsi
Uterus dan tube-ovary (dysmenorrhea)
2. Mampu menguraikan tanda dan gejala akibat disfungsi Uterus dan tube-
ovary (dysmenorrhea)
3. Mampu menentukan jenis pemeriksaan fisioterapi dan menganalisis hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan,
4. Mampu menganalisis problematik dan mendesain intervensi fisioterapi,
5. Terampil melakukan jenis pemeriksaan dan mengaplikasikan jenis
intervensi yang ditentukan sesuai dengan problematik yang ada.
BAB II
kandung kencing dan rektum. Uterus adalah jaringan otot yang kuat,
berdinding tebal, muskular, pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu /
buah peer terbalik yang terletak di 10 pelvis minor di antara kandung kemih
dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian
corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri
4
5
ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm
(Nabella, 2017)
Uterus terdiri atas dua bagian utama yaitu serviks dan korpus uteri .
1) Serviks uteri
uteri adalah otot polos, jalianan jaringan ikat kolagen dan glikosamin)
dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
2) Korpus uteri
lapisan muskular / miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke
antar korpus dan serviks uteri, yang diliputi oleh peritoneum viserale.
rahim.
1) Perimetrium
7
2) Miometrium/lapisan otot
otot polos yang tebal didaerah fundus dan menipis didaerah serviks,
2017)
3) Endometrium
2017).
b. Ligamentum Uterus
1) Ligamentum latum
2) Ligamentum rotundum
4) Ligamentum kardinale
2018).
9
1) Arteri
2) Vena
2. Anatomi Ovarium
mendominasi pada paruh kedua siklus menstruasi saat korpus luteum telah
2017).
11
secara horizontal dari SIAS kemudian tarik garis vertikal dari Symphysis
pubis. Pada pertemuan garis tersebut, ovarium berada di bagian medial garis
Ovarium disirkulasi oleh pembuluh darah arteri dan vena (Hebgen, 2014):
1) Arteri : arteri uterus (dari arteri iliac internal) dan arteri ovarium
(aorta)
sebelah kiri mengalir ke vena ginjal kiri), vena cava inferior, dan vena
Saluran telur ini adalah saluran yang merupakan hasil konsepsi hasil dari
bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama
konseptus.
2. Fungsi Ovarium
3. Siklus Menstruasi
Gambar : https://www.kibrispdr.org/
1) Fase Mentruasi
Fase ini berawal dari oosit yang telah diovulasi tidak dibuahi
2016).
preovulasi dari siklus ini lebih panjang dan bervariasi dari fase lainnya,
yakni berkisar antara 6-13 hari untuk siklus 28 hari. Didalam uterus,
kelenjar uterina yang lurus akan mengembang dan arteri spiralis akan
16
3) Fase Ovulasi
Pada fase ovulasi ini, terjadi ruptur dari folikel de graff dan terjadi
(Nurhendi, 2016) :
hari dari hari ke-15 sampai hari ke-28 dalam siklus 28 hari. 11 Di
uterus, progesteron dan estrogen akan diproduksi oleh sel lutein dari
sekresi dari siklus uterus. Persiapan ini terjadi pada saat perubahan
DYSMENORRHEA
A. Definisi Dysmenorrhea
Dismenorea didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau
nyeri haid. Dismenorea merupakan gangguan menstruasi yang umum
dialami oleh remaja dengan gejala utama termasuk nyeri dan
mempengaruhi kehidupan dan kinerja sehari-hari. Dismenorea ditandai
dengan nyeri panggul kram dimulai sesaat sebelum atau pada awal
menstruasi dan berlangsung 1-3 hari. Sekitar 2-4 hari sebelum menstruasi
dimulai, prostaglandin melanjutkan ke otot rahim di mana prostaglandin
diproses dengan cepat di awal menstruasi dan bertindak sebagai kontraktor
otot halus yang membantu dalam peluruhan endometrium. Terapi yang
optimal dari gejala ini tergantung pada penyebab yang mendasari.
Dismenorea dapat dibagi menjadi 2 kategori: Primer (spasmodik) dan
sekunder (kongestif) (Hakim, 2016)
B. Epidemologi Dysmenorrhea
18
19
D. Etiologi Dysmenorrhea
Secara umum nyeri haid muncul akibat kontraksi distritmik
miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang
ringan sampai berat di perut bagian bawah ,bokong, dan nyeri spasmodic di sisi
medial paha. Riset biologi molekuler terbaru berhasil menemukan kerentanan
gen (susceptibility genes), yaitu genotype CYP1A1 Mspl dan Hincll
memodifikasi hubungan antara merokok pasif (passive smiking) dan nyeri
haid. Berikut adalah penyebab nyeri haid:
1. Dismenorea Primer
a. Faktor endokrin, pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang
terjadi pada Dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang
berlebihan. Factor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan
kontraktilitas otot usus.
20
F. Patofisiologi Dysmenorrhea
1. Dysmenorrhea Primer
Patogenesis dismenorea primer adalah karena kelebihan atau
ketidakseimbangan dalam jumlah sekresi prostaglandin (PG) dari
endometrium saat menstruasi, prostaglandin F2α (PGF2α) merupakan
stimulan miometrium yang kuat dan vasokonstriktor pada endometrium.
Selama peluruhan endometrium, sel-sel endometrium melepaskan PGF2α
saat menstruasi dimulai. PGF2α merangsang kontraksi miometrium,
iskemia dan sensitisasi ujung saraf. Dismenorea terjadi karena kontraksi
uterus yang berkepanjangan dan penurunan aliran darah ke myometrium
(Hakim, 2016).
Kadar prostaglandin meningkat ditemukan di cairan endometrium
wanita dengan dismenorea dan berhubungan lurus dengan derajat nyeri.
Peningkatan prostaglandin endometrium sebanyak 3 kali lipat terjadi dari
22
fase folikuler ke fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi
selama menstruasi. Peningkatan prostaglandin di endometrium setelah
penurunan progesterone pada akhir fase luteal berakibat peningkatan tonus
miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan (Hakim, 2016).
Leukotrien diketahui dapat meningkatkan sensitivitas serat nyeri
di rahim. Sejumlah besar leukotrien telah ditemukan dalam endometrium
wanita dengan dismenorea primer yang tidak merespon baik dengan
pengobatan antagonis prostaglandin. Hormon hipofisis posterior
vasopressin dapat terlibat dalam hipersensitivitas miometrium,
berkurangnya aliran darah uterus, dan nyeri pada dismenorea primer
(Hakim, 2016).
Peran Vasopresin dalam endometrium mungkin terkait dengan
sintesis dan pelepasan prostaglandin. Vasokonstriksi menyebabkan iskemia
dan telah diteliti bahwa neuron nyeri tipe C dirangsang oleh metabolit
anaerob yang dihasilkan oleh endometrium iskemik dan dapat
meningkatkan sensitivitas nyeri. Telah diketahui bahwa dismenorea primer
sering berdampingan dengan kondisi sakit lainnya, seperti dispareunia,
sindrom iritasi usus dan fibromyalgia (Hakim, 2016).
2. Dysmenorrhea Sekunder
Prostaglandin yang tinggi juga mungkin memainkan peran dalam
patogenesis dismenorea sekunder, tetapi pada dismenorea sekunder harus
terdapat patologi panggul. Sejumlah faktor yang terlibat dalam patogenesis
dismenorea sekunder, seperti:
a. Leiomyoma (fibroid)
Leiomyoma adalah tumor jinak otot rahim yang merupakan penyebab
umum dari dismenorea. Selain rasa sakit saat menstruasi, pasien
mungkin mengalami menorrhagia dan distensi abdomen. Wanita
dengan fibroid rahim biasanya memiliki dismenorea tipe spasmodik.
Rasa sakit biasanya dimulai dengan pendarahan dan berakhir tiba-tiba
dengan akhir pendarahan. Ini harus dibedakan dari dismenorea
kongestif yang terjadi 14 dengan pada endometriosis dimana rasa sakit
23
d. Torsi ovarium
Torsi ovarium merupakan proses terpelintirnya struktur adneksa, yang
mengakibatkan iskemia dan akhirnya nekrosis jika proses ini tidak
segera ditangani. Dismenorea yang terjadi siklik progresif dan nyeri
panggul kronis yang tidak berkurang dengan analgesia selama beberapa
kali. Pada wanita hamil, hal ini hampir selalu disebabkan oleh kelainan
di ovarium, seperti kista atau tumor. Torsi dapat terjadi pada kehamilan
tanpa adanya kelainan adneks. Pasien sering datang dengan nyeri
panggul unilateral atau nyeri perut bagian bawah yang bersifat berat,
intermiten, dan kolik (Hakim, 2016).
e. Endometriosis
Endometriosis adalah adanya jaringan seperti endometrium yang
ditemukan di luar rahim, seperti pada ovarium. Wanita sering datang
dengan dispareunia, nyeri panggul dan nyeri punggung (Brawn,
Morotti, Zondervan, Becker, & Vincent, 2014). Endometriosis
merupakan salah satu penyebab utama dismenorea sekunder, dapat
menyebabkan nyeri panggul dan kemandulan, sehingga ditandai
pengurangan kualitas hidup selama usia reproduksi. Meskipun
endometriosis adalah diagnosis eksklusi, pasien dapat memberikan
riwayat dismenorea yang siklik dengan menstruasi. Perlu diingat bahwa
endometriosis dapat terjadi bersamaan dengan proses penyakit lain
yang menyebabkan dismenorea, sehingga membuat diagnosis menjadi
lebih sulit (Hakim, 2016).
MANAJEMEN FISIOTERAPI
26
27
4) PFGD
1) Regio Lumbal
Gerakan Aktif Pasif TIMT
Fleksi Mampu, full Mampu, hard Mampu
ROM endfeel
Ekstensi Mampu, full Mampu, hard Mampu
ROM endfeel
Rotasi Sinistra Mampu, tidak Mampu, hard Mampu
full ROM endfeel
Rotasi Dextra Mampu, tidak Mampu, hard Mampu
full ROM endfeel
2) Regio Hip
Tabel 1. PFG ekstremitas inferior
Gerakan Aktif Pasif TIMT
Fleksi Mampu, full Mampu, Mampu
ROM sisi sedikit nyeri
sinistra elastic endfeel
Ekstensi Mampu, tidak Mampu, hard Mampu
full ROM endfeel
Abduksi Mampu, tidak Mampu, Mampu
full ROM sis elastic endfeel
sinistra
Adduksi Mampu, full Mampu, Mampu
ROM elastic endfeel
Endorotasi Mampu, full Mampu, Mampu
ROM elastic endfeel
Eksorotasi Mampu, full Mampu, Mampu
ROM elastic endfeel
3) Regio Knee
29
4) Regio Ankle
Gerakan Aktif Pasif TIMT
Plantar Fleksi Mampu, full Mampu, soft Mampu
ROM endfeel
Dorso Fleksi Mampu, full Mampu, soft Mampu
ROM endfeel
Inversi Mampu, full Mampu, soft Mampu
ROM endfeel
Eversi Mampu, full Mampu, soft Mampu
ROM endfeel
5. Restrictive
1) Limitasi ROM
Tidak terjadi limitasi ROM
2) Limitasi ADL
Toiletting, Walking, Praying
3) Limitasi Pekerjaan
Terganggu dalam melaksanakan pekerjaannya
4) Limitasi Rekreasi
Terganggu
6. Tissue Impairtment dan Psikogenic
1) Komponen Muskulotendinogen : Spasme Pada M. Piiriformis, M.
Iliopsoas, M. Quadratus Lumborum, M. Diafragma. M. Adduktor Hip.
Kelemahan Otot Transversus Abdominis Dan Gluteus
2) Komponen Osteoarthrogen : -
30
3) Komponen neurogen :-
4) Psikogen : Kecemasan
7. Pemeriksaan Spesifik
a. Vital Sign
Suhu : 35° C
Denyut Nadi : 82 kali/menit
Frekuensi Pernapasan : 24 kali / menit
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
BB : 51 kg
TB : 158 cm
IP: Normal
b. Tes Palpasi
Hasil : Tenderness pada m. piriformis,m. quadratus lumborum
dan iliopsoas, dan m. adductor hip. Terdapat Adhesif tuba fallopi
IP : Spasme pada m. piriformis ,m. quadratus lumborum, dan
m. iliopsoas dan Adhesif pada tuba fallopi
c. Visual Analog Scale (VAS)
Hasil : Nyeri Tekan : 6, Nyeri Gerak: 5, Nyeri Diam : 2
IP : Terdapat Nyeri
d. Tes Sensorik
Hasil : pasien mampu merasakan baik disisi dextra maupun
sinistra
IP : Tidak ada gangguan sensorik
Hasil : 22
IP : Kecemasan sedang
g. SLR
Hasil : (Negatif)
IP : Tidak terdapatt gangguan pada lumbal
h. Tes Patrik
Hasil : (Negatif)
IP : Tidak terdapat gangguan pada SIJ anterior
i. Tes Antipetrik
Hasil : Nyeri
IP : Terdapat joint block pada SIJ posterior
j. Test Kompresi
Hasil : (Negatif)
IP : Tidak terdapat gangguan pada discus intervetebralis
k. Keterbatasan ADL
Tabel 2. Skala Indeks Barthel
FEEDING
0 = unable
5 = needs help cutting, spreading
butter, etc., or requires
modified diet
10 = independent
BATHING
0 = unable
5 = independent (or in shower)
GROOMING
0 = unable
5 = independent face/hair/teeth/shaving
(implements provovided)
32
DRESSING
0 = unable
5 = needs hel but can do about half unaided
10 = independent
BOWELS
0 = incontinent
5 = occasional accident
10 = continent
BLADDER
0 = incontinent
5 = occasional accident
10 = continent
TOILET USE
0 = dependent
5 = needs some help
10 = independent
TRANSFER (BED TO CHAIR AND BACK)
0 = unable
5 = major help
10 = minor help
15 = independent
MOBILITY (ON LEVEL SURFACES)
0 = immobile or <50 years
5 = wheelchair independent, incuding comers
10 = walks with help of one person
15 = independent
STAIRS
0 = unable
5 = needs help
10 = independent
33
100 Mandiri
T : 10 menit
3 Muscle Rileksasi Electro Therapy F : 1x/hari
(Infra Red) I : 30 cm
T : Lokal
T : 10 menit
SWT F : 1 x sehari
I : 90 mj/16 hz
T : lokal
T : 10 menit
4 Nyeri (Adhesif) MVT F= 1x setiap pertemuan
I= 5xrepetisi
T= direct teknik
T=5-10 meni
5 Spasme m. Manual Therapy F: 1 x sehari
piriformis, m. I : 30-60% pressure
iliopsoas dan m. T: NMT
Quadratus /friction(Transversal)
lumborum,m. T: 1 menit
adductor hip, m.
diafragma
D. Home Program
Paien diberikan edukasi untuk melakukan latihan-latihan di rumah
dengan pendampingan anggota keluarga berupa latihan pernafasan, latihan
berdiri dan berjalan, latihan keseimbangan yang baik, bridging, pengelurun
otot-otot yang mengalami tegang, melakukan gerakan –gerakan aktif pasif
region ekstremitas superior dan inferior untuk menghindari kekakuan pada
sendi dan menjaga kekuatan otot. Pasien di harapkan mampu mengelolah
pikiran positif agar terhindar oleh rasa cemas (kelola cemas). Perlu dukungan
dan bantuan dari pihak keluarga dalam proses penyembuhan kondisi pasien.
F. Kemitraan
Pengembangan kemitraan Fisioterapi dapat dilakukan dengan profesi
kesehatan lainnya dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan sepenuhnya
terhadap kondisi klien. Hal ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien dan
38
DAFTAR PUSTAKA
Brawn, J., Morotti, M., Zondervan, K. T., Becker, C. M., & Vincent, K. (2014).
Central changes associated with chronic pelvic pain and
endometriosis. Human Reproduction Update, 20(5), 737–747.
https://doi.org/10.1093/humupd/dmu025
Kaniewska, M., Gołofit, P., Heubner, M., Maake, C., & Kubik-Huch, R. A.
(2018). Suspensory ligaments of the female genital organs: MRI
evaluation with intraoperative correlation. Radiographics, 38(7),
2195–2211. https://doi.org/10.1148/rg.2018180089
39
40
Petraglia, F., Bernardi, M., Lazzeri, L., Perelli, F., & Reis, F. M. (2017).
Dysmenorrhea and related disorders. F1000Research, 6(0), 1–7.
https://doi.org/10.12688/f1000research.11682.1
Sophia, F., Sori, M., & Jemadi. (2013). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan
Dismenore pada Siswi SMK Negeri 10 Medan. Universitas Sumatera
Utara, 2, 5.