NIM : PO7124322006 PRODI : SARJANA TERAPAN (AJENG)
OUTLINE
1. Judul Edukasi Pemanfaatan Pijat Oksitosin Pada Ibu Hamil
Trimester III Sebagai Upaya Relaksasi Saat Masa Nifas
2. Masalah Kurangnya pemahaman ibu hamil dan suami tentang
pemanfaatan pijat oksitosin sebagai upaya relaksasi serta meningkatkan produksi ASI 3. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Astuti,dkk. 2015). Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar setiap bayi abru lahir mendapatkan ASI ekslusif karena alasan ASInya tidak keluar atau hanya keluar sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayinya. Pemberian ASI sangat penting di masa periode emas anak, WHO/UNICEF bahkan telah menetapkan capaian pemberian ASI eksluis sampai 50% pada tahun 2025 sebagai sebuah target global (Mavalankar,2021). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021, 52,5% atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari enam bulan yang mendapatkan ASI ekslusif di Indonesia, atau menurun 12% dari angka di tahun 2019. Angka inisiasi menyusui dini (IMD) juga turun dari 58,2% pada tahun 2019 menjadi 48,6% pada tahun 2021 (UNICEF, 2022). Data Asi Ekslusif untuk Sulawesi tengah 49,7%. Bila meninjau data profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2017 dan 2018 menujukkan bahwa rata-rata cakupan ASI Ekslusif pada 11 kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah adalah <50% dan khusus Kota Palu Asi Ekslusif hanya 49,6% pada tahun 2017 dan kemudian turun mejadi 49,3% di tahun 2018. Penurunan pencapaian ASI ekslusif dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain produksi ASI berkurang yang disebabkan oleh hormone dan persepsi ibu tentang ASI yang tidak cukup. Factor produksi dan pengeluaran ASI dalam tubuh dipengaruhi oleh dua hormone, yaitu prolactin dan oksitosin. Upaya untuk memperlancar ASI pada ibu menyusui terdapat banyak cara salah satunya yaitu dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrata) sampai tulang costae kelima keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormone prolactin dan oksitosin setelah melahirkan (Yusari Asih, 2017) dalam (Arniyanti & Angraeni, 2020). Pada masa nifas sebagian ibu postpartum tidak langsung mengeluarkan ASI, karena pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam- macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin. Pengeluaran hormon oksitosin selain dipengaruh oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem duktus, bila duktus melebar atau menjadi lunak maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk memeras air susu dari alveoli, oleh karena itu perlu adanya upaya mengeluarkan ASI pada masa nifas dengan cara pijat oksitosin. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa postpartum dini dan masa postpartum lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering mengeluhkan bayinya sering menangis atau menolak menyusu. Sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup atau ASI nya tidak enak, sehingga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui.