Anda di halaman 1dari 27

TAHAPAN DAN DIAGNOSA MENOPOUSE

Oleh :

ASTIROH P25202110001
ENNY RUSLIKAWATI P25202110002
GEVI FEBRIANTIKA P25202110003
MARTHA ADE ERMAYANI P25202110004
FIKY NOFIKA RISMAYANTY P25202110005
ASHFERINE MARBAH ABDULLAH P25202110006
LELI RATNA KARIN W P25202110007
NURUL AFIDAH P25202110008
MALINA SETIYANI P25202110009
NUR MASILLAH P25202110010
ERNI SURYAWATI P25202110011
SRI RAHAYU P25202110012
SITI MUSHOFFAH P252021100013

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

hal

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3


1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 4
1.2.1 Tujuan Umum ............................................................................................................ 4
1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 5
2.1 Menopause ....................................................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Menopause ............................................................................................... 5
2.1.2 Patofisiologi Menopause ........................................................................................... 5
2.1.3 Macam-macam Menopause ....................................................................................... 6
2.1.4 Periode Menopause.................................................................................................... 6
2.1.5 Tanda dan Gejala Menopause.................................................................................... 7
2.1.6 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Menopause ..................................................... 7
2.1.7 Tahapan Menopause .................................................................................................. 8
2.1.8 Hormon- hormone yang Ada di dalam Tubuh Wanita ............................................ 13
2.1.9 Perubahan yang Dialami Saat Perimenopause ........................................................ 14
2.1.10 Gejala Perimenopause ........................................................................................... 15
2.1.11 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Gejala Perimenopause ............................... 16
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................................. 18
3.1 Data Subjektif ................................................................................................................. 18
3.2 Data Objektif .................................................................................................................. 21
3.3 Analisa Data ................................................................................................................... 22
3.4 Penatalaksanaan ............................................................................................................ 23
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................ 25
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 25
4.2 Saran ............................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menopause merupakan tahap yang normal dalam kehidupan. Menopause
didefinisikan sebagai kondisi berhentinya menstruasi secara permanen yang diakibatkan
oleh hilangnya aktivitas folikuler ovarium. Dikatakan menopause jika seorang wanita
selama 12 bulan berturut-turut tidak mengalami menstruasi dan tidak ada penyebab
patologi atau fisiologi lain yang nyata (WHO, 2014). Saat menopause, terjadi kondisi
fungsi ovarium mulai berhenti dalam memproduksi hormon estrogen dan progesteron
sehingga dapat diartikan sebagai akhir proses biologis dari siklus menstruasi (Mulyani &
Rinawati, 2013).
Menopause dipersepsikan sebagai suatu kehilangan dan menimbulkan perasaan tidak
berharga. Wanita memiliki keyakinan dalam diri bahwa sebagai wanita sudah merasa
tidak sempurna dengan berakhirnya proses menstruasi, dan merasa tidak subur lagi.
Pandangan budaya dan individual memengaruhi persepsi wanita berhubungan dengan
proses menopause dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari menopause (Kusmiran,2011).
Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan fisik maupun
psikologis bagi wanita. Pada masa ini sangat kompleks bagi wanita karena berkaitan
dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain wanita mengalami stress fisik dapat juga
mengalami stress psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal
normal sebagaimana yang dialami semua wanita. Perubahan fisik ini dapat berupa hot
flushes, insomnia, vagina menjadi kering, gangguan pada tulang, linu dan nyeri sendi,
kulit keriput dan tipis, ketidaknyamanan pada jantung (Kusmiran, 2011). Sedangkan
perubahan psikis yang terjadi adalah sikap mudah tersinggung, suasana hati yang tidak
menentu, mudah lupa dan sulit berkonsentrasi. Hasil penelitian Sugiyanto (2014)
perubahan fisik pada wanita menopause dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi
seperti mudah tersinggung, kecemasan, stress , daya ingat menurun dan depresi.
Pada tahun 2030, jumlah perempuan di seluruh dunia yang memasuki masa
menopause diperkirakan mencapai 1,2 miliar orang (WHO:2014). Di Indonesia, pada
tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta perempuan menopause. Pada tahun 2016 saat
ini di Indonesia baru mencapai 14 juta perempuan menopause atau 7,4 % dari total
populasi yang ada. Angka harapan hidup perempuan melonjak dari 40 tahun pada tahun
1930 menjadi 67 tahun pada tahun 1998. Sementara perkiraan umur rata-rata usia
menopause di Indonesia adalah 48 tahun. Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan
jumlah perempuan yang mengalami menopause semakin banyak.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu menopause

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui pengertian menopause
b. Untuk mengetahui patofisiologi menopause
c. Untuk mengetahui macam-,macam menapouse
d. Untuk mengetahui tahapan-tahapan menopause.
e. Untuk mengetahui periode menopause
f. Untuk mengetahui tanda gejala menopause
g. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab menopause
h. Untuk mengetahui diagnose menopause dalam bentuk SOAP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menopause

2.1.1 Pengertian Menopause


Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti bulan dan
peuseis yang berarti penghentian sementara. Sebenarnya, secara linguistik kata yang
lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya menstruasi. Dalam
pandangan medis, menopause didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk
selamanya. Menopause merupakan saat terjadinya haid atau menstruasi terakhir
(Prawirohardjo, 2007).
Menopause dikatakan terjadi apabila selama 12 bulan haid tidak datang lagi,
maka ditetapkan menopause sebenarnya. Sebelum menghadapi masa menopause
secara alamiah, seseorang akan dihadapkan pada masa premenopause yang terjadi 3–5
tahun sebelum menopause sebenarnya. Pada tahap ini keluhan klimakterium mulai
berkembang. Selanjutnya diikuti pada tahap menopause sampai akhirnya post
menopause yaitu tahap awal setelah 12 bulan tidak haid. Tahap post menopause akan
dihadapi semua wanita menopause baik yang alamiah maupun menopause dini karena
insidensi tertentu. Gabungan premenopause dan postmenopause disebut masa
perimenopause. Pada masa inilah terjadi keluhan yang memuncak (Reid, 2014).

2.1.2 Patofisiologi Menopause


Menopause terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang diikuti dengan
penurunan produksi hormon reproduksi, ini terjadi secara alamiah. Seorang wanita
memiliki folikel atau indung telur dari sejak lahir, folikel–folikel matang ini bekerja
untuk menghasilkan sel telur pada saat memasuki usia pubertas yang ditandai dengan
proses menstruasi. Granulose secara otomatis menghasilkan estrogen yang merupakan
salah satu hormon reproduksi wanita. Estrogen tadi akan memaksa folikel untuk
mengeluarkan sel telur, keluarnya sel telur dari korpus luteum ini akan meningkatkan
produksi estrogen dan progesteron. Progesteron sendiri menyiapkan tempat
pembuahan dengan menebalkan dinding endometrium. Jika setiap bulan sel telur tidak
terjadi pembuahan, maka membuat dinding endometrium yang menebal tadi luruh.
Luruhnya dinding endometrium dibuktikan dengan keluarnya darah melalui lubang
vagina dan inilah yang disebut menstruasi. Ketika ovarium tidak lagi produktif,
folikel yang dihasilkan berkurang maka rangsangan produksi hormon estrogen dan
progesteron berangsur– angsur menurun. Kondisi ini yang semakin lama mencapai
titik pada masa klimakterium dengan keadaan menopause (Reid, 2014).

2.1.3 Macam-macam Menopause


a) Menopause Dini
Usia rata-rata menopause alami atau berhentinya menstruasi adalah 50 tahun,
meskipun begitu ada beberapa yang mengalami menopause dalam usia 20 tahun
hingga 30 sampai 40 tahun. Pada menopause dini 75% wanita telah mengalami
keluhan vasomotorik dan 50% terjadi osteoporosis. Penyebab terjadinya
menopause dini yaitu penggunaan obat-obatan diet yang bekera sentral dapat
meningkatkan kadar hormon prolaktin. Kadar prolaktin yang tinggi dapat
menekan sekresi FSH dan LH, sehingga folikel tidak dapat tumbuh dan dengan
sendirinya akan terjadi menopause. Pengaruh pemberian kemoterapi dapat juga
menyebabkan menopause dini. penyakit autoimun seperti miastenia,
trombositopenia idiopatik, glomerulonefritis, arthritis rheumatoid (Nirmala,
2003).
b) Menopause Normal
Menopause yang alami umumnya terjadi pada usia 50 tahun, menopause
normal teradi karena folikel yang mengalami atresia meningkat, sampai tidak
tersedia lagi folikel yang cukup, produksi estrogen berkurang tidak terjadi haid
dan berakhir menopause (Andrews, 2010).
c) Menopause Terlambat
Menopause terlambat terjadi pada usia diatas 52 tahun, penyebab terjadinya
menopause terlambat yaitu kelebihan berat badan. Estrogen dibuat didalam
endometrium, tetapi sejumlah kecil estrogen dibuat di sel-sel lemak, sehingga
wanita obesitas akan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi (Prawirohardjo,
2006).

2.1.4 Periode Menopause


1. Klimakterium (Pramenopause)
Merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium (antara usia 40
tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dengan perdarahan haid yang
memanjang dan relatif banyak).
2. Menopause
Merupakan masa saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi. Umumnya terjadi
pada usia 50 tahun.
3. Senium (Pascamenopause)
Merupakan masa sesudah menopause. Kondisi ini dapat diidentifikasi bila telah
mengalami menopause selama 12 bulan sampai menuju ke senium dan umumnya
terjadi pada usia 50 tahun.

2.1.5 Tanda dan Gejala Menopause


Saat memasuki masa menopause terjadi penurunan kapasitas reproduksi dari
seorang wanita, yaitu ovarium yang menjadi tidak responsif lagi terhadap
gonadotropin, sehingga menyebabkan perubahan pada sistem hormonal. Sejumlah
perubahan hormonal memberikan dampak pada perubahan fisik dan perubahan psikis
pada wanita. Perubahan fisik yang terjadi disebabkan penurunan fungsi dari ovarium,
sebagian lagi disebabkan karena proses penuaan. Beberapa perubahan fisik yang
dialami masa menopause adalah menstruasi yang tidak lancar dan tidak teratur,
keringat yang berlebihan, darah haid yang keluar lebih banyak atau sangat sedikit dan
perubahan bentuk tubuh. Perubahan bentuk tubuh bisa dilihat pada payudara yang
kian mengecil akibat atrofi pada kelenjar payudara. Puting susu juga mengecil dan
pigmentasi semakin berkurang. Gejolak panas atau hot flushes biasanya timbul ketika
darah haid mulai berkurang dan itu berlangsung sampai haid berhenti. Munculnya hot
flusesh biasanya diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa
daerah tubuh yang lain, (Musfira,Siti.2018)

2.1.6 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Menopause


a. Usia saat haid pertama kali (menarche)
Semakin muda seseorang mengalami haidnya untuk pertama kali, maka akan
semakin lama atau tua ia memasuki masa menopause.
b. Jumlah anak
Beberapa penelitian menyatakan bahwa semakin sering seorang wanita
melahirkan, semakin lama ia memasuki masa menopause.
c. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin lama juga ia akan memasuki
masa menopause. Hal ini dikaitkan dengan keterlambatan sistem kerja organ
reproduksi disebabkan oleh kehamilan dan persalinan, bahkan dapat
memperlambat prose penuaan tubuh.
d. Faktor psikis
Perubahan psikis ini tergantung pada kemampuan wanita untuk menyesuaikan
diri. Perubahan psikologis maupun fisik berhubungan dengan kadar estrogen.
Gejala yang menonjol seperti berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya
konsentrasi dan kemampuan akademik, timbul perubahan emosi seperti mudah
tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan
dan tidak sabar lagi.
e. Sosial ekonomi
Hal ini memengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor
tersebut cukup baik, maka akan mengurangi beban fisologis dan psikologis.
f. Budaya dan lingkungan
Budaya dan lingkungan sangat memengaruhi kemampuan wanita untuk dapat atau
tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimaterium dini.

2.1.7 Tahapan Menopause


A. Pramenopause
Premenopause merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa
senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause dimulai dari 2-5
tahun sebelum menopause antara usia 46-50 tahun yang ditandai dengan siklus
haid yang tidak teratur, dengan pendarahan haid yang memanjang dan relative
banyak. Premenopause merupakan bagian dari masa klimakterium yang terjadi
sebelum premenopause (kusmiran, 2011 ).
Premeopause adalah masa sekitar usia 46-50 thn dengan dimulainya dengan
siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit atau banyak, yang kadan
kadang disertai dengan rasa nyeri. Pada beberapa wanita telah muncul keluhan
vasomotorik atau keluhan sindrom prahaid. Dari hasil analisa hormonal dapat
ditemukan kadar FSH dan estrogen yang tinggi atau normal. Kadar FSH yang
tinggi dapat menyebabkan terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan (
hiperstimulasi ), sehingga kadangkadang dijumpai kadar estrogen yang tinggi.
Keluhan yang muncul dapat disebabka karena hormon yang normal maupun
tinggi. Sedangkan keluhan yang muncul pada masa pascamenopause disebabkan
karena kadar hormon yang rendah.
Premenopause; adalah istilah yang digunakan untuk masa reproduktif sampai
dengan terjadinya FMP. Meskipun WHO telah membuat definisi yang telah
diterima luas, namun untuk mempermudah kepentingan klinis dan riset maka pada
tahun 2011 Stage of Reproductive Aging Workshop (STRAW) mengadakan
workshop dan membagi masa transisi menopause ke dalam beberapa fase.
• Fisologis premenopause
Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika sorang wanita
memasuki usia 40 tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita memiliki
jumlah folikel sebanyak ± 750.000 buah dan jumlah ini akan terus
berkurang seiring berjalannya usia hingga akhirnya tinggal beberapa
ribu buah saja ketika mengalami menopause. Semakin bertambah usia,
khususnya ketika memasuki masa perimenopause, folikel-folikel itu akan
mengalami peningkatan resistensi terhadap rangsangan gonadotropin. Hal
ini mengakibatkan pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus
luteum dalam siklus ovarium berhenti secara perlahan-lahan. Pada wanita
diatas 40 tahun, 25% diantaranya mengalami siklus haid yang
anovulatoar. Resistensi folikel terhadap gonadotropin ini mengakibatkan
penurunan peroduksi estrogen dan peningkatan kadar hormon
gonadotropin. Tingginya kadar gonadotropin ini menyebabkan rendahnya
estrogen sehingga tidak ada umpan balik negatif dalam poros hipotalamus
dan hipofisis. Walaupun secara endrokinologi terjadi perubahan hormonal,
namun tidak ada kriteria khusus pengukuran kadar hormon untuk
menentukan fase awalatau akhir dari masa transisi menopause.
Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium.
Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita, kira-kira 400 folikel
primordial tumbuh menjadi folikel matang dan berovulasi, dan
beratusratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun,
hanya tinggal beberapa folikel-folikel primordial yang akan dirangsang
oleh FSH dan LH, dan produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu
jumlah folikel primordial mencapai nol. Ketika produksi estrogen turun di
bawah nilai kritis, estrogen tidak lagi menghambat produksi gonadotropin
FSH dan LH. Sebaliknya, gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH)
diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi
ketika folikel primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen
oleh ovariumturun secara nyata menjadi nol (Guyton, 2011).
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan
sering relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pramenopause. Kadar
itu tidak berkurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode
menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang
dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama masa
premenopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen
dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam
indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar testosteron biasanya tidak
turun secara nyata selama pramenopause. Kenyataannya, indung telur
pascamenopause dari kebanyakan wanita mengeluarkan testosterone lebih
banyak daripada indung telur pramenopause. (Wijayanti, 2009)
Menurut Fritz (2010), kadar estradiol serum pada wanita pasca
menopause sekitar 10-20pg/mL dan sebagian besar merupakan hasil
konversi estron, yang diperoleh dari konversi perifer androstenedion.
Kadar estrogen pada wanita menopause sangat bergantung dari konversi
androstenedion dan testosteron menjadi estrogen. Sebuah penelitian di
Australia menemukan bahwa kadar testosteron dalam sirkulasi tidak
berubah sejak 5 tahun sebelum menopause hingga 7 tahun setelah
menopause. Androstenedion adalah androgen utama yang dikeluarkan oleh
folikel yang sedang berkembang. Dengan terhentinya perkembangan
folikuler pada wanita pascamenopause, kadar androstenedion turun 50%.
Setelah menopause, hanya 20% androstenedion yang disekresi oleh
ovarium. Dehidroepiandrosteron (DHEA) dan dehidroepiandrosteron
sulfat (DHEAS) terutama dihasilkan oleh kelenjar adrenal (<25% oleh
varium).

B. Perimenopause
Perimenopause adalah masa sebelum, selama dan sesudah menopause.
Perimenopause terjadi karena menyesuaikan diri menuju menopause. Biasanya
terjadi sekitar 2-8 tahun sebelum menopause dan 1 tahun setelah periode
berakhirnya menstruasi. Perimenopause terjadi karena turunnya jumlah folikel
pada indung telur sehingga estrogen mengalami penurunan jumlah produksi.
Akibat dari penurunan estrogen terjadi gejala- gejala seperti timbul misalnya rasa
panas membakar di wajah yang sering timbul pada malam hari, kekeringan pada
vagina, siklus menstruasi tidak teratur dan tanda perubahan lainnya. Usia
perimenopause wanita biasanya 45 tahun sampai terjadinya menopause. Atau 5
tahun sebelum terjadinya menopause.
• Patofisiologi Sindroma Perimenopause

Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada
masa perimenopause. Kurang lebih 70% wanita usia peri dan pascamenopause
mengalami keluhan vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan keluhan lainnya
dengan derajat berat-ringan yang berbeda- beda pada setiap individu. Keluhan
tersebut akan mencapai puncaknya pada saat menjelang dan setelah menopause
kemuadian berangsur-angsur berkurang seiring dengan bartambahnya usia dan
tecapainya keseimbangan hormon pada masa senium.
C. Menopause
Menopause merupakan waktu penghentian menstruasi secara permanen yang
terjadi setelah hilangnya aktivitas ovarium. Pada tahun sebelum menopause
yang mencakup perubahan dari siklus ovulasi normal penghentian menstruasi
dikenal sebagai tahun transisi perimenopause yang ditandai dengan
ketidakteraturan siklus menstruasi (William, 2008). Morbiditas dan mortalitas
wanita menopause lebih tinggi dibandingkan wanita premenopause. Risiko
penyakit jantung koroner pada wanita menopause sebesar 50% dan 31%
diantaranya akan mengakibatkan kematian. Wanita menopause juga memiliki
risiko tinggi mengalami osteoporosis. Pada wanita usia ≥ 50 tahun terdapat 30%
yang mengalami osteoporosis.
Terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan usia terjadinya menopause.
Salah satunya adalah paritas. Paritas merupakan keadaan seorang wanita
sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat hidup. Dalam sebuah penelitian
kohort, pengaruh paritas terhadap usia menopause dikaitkan dgn aktivitas
progesteron dan pengaruhnya terhadap reseptor Anti-Mullerian Hormone (AMH).
Seiring dengan perubahan hormonal saat hamil, kadar progesteron yang sangat
tinggi terbukti meningkatkan ekspresi reseptor AMH tersebut di jaringan.
Tingginya jumlah reseptor AMH ini pada akhirnya akan memperkuat efek inhibisi
proses initial recruitment dari folikel perimordial sehingga memperlambat
kejadian menopause. Seorang wanita yang sering melahirkan akan semakin
banyak terjadi peningkatan progesteron yang signifikan sehingga akan semakin
sering terjadi inhibisi pelepasan folikel. Semakin sering wanita melahirkan maka
makin lama (lambat) ia mengalami menopause, sebuah studi kohort lainnya
menyatakan bahwa perbedaan usia menopause yang terjadi antara nullipara
dengan multipara berkisar 0,4 – 4,8 tahun lebih cepat untuk perempuan nullipara
(Goarga, 2016).
• Patofisiologi Menopause

Menopause terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang diikuti dengan


penurunan produksi hormon reproduksi, ini terjadi secara alamiah. Seorang
wanita memiliki folikel atau indung telur dari sejak lahir, folikel-folikel matang
ini bekerja untuk menghasilkan sel telur pada saat memasuki usia pubertas yang
ditandai dengan proses menstruasi. Granulose secara otomatis menghasilkan
estrogen yang merupakan salah satu hormon reproduksi wanita. Estrogen tadi
akan memaksa folikel untuk mengeluarkan sel telur, keluarnya sel telur dari
korpus luteum ini akan meningkatkan produksi estrogen dan progesteron.
Progesteron sendiri menyiapkan tempat pembuahan dengan menebalkan dinding
endometrium. Jika setiap bulan sel telur tidak terjadi pembuahan, maka membuat
dinding endometrium yang menebal tadi luruh. Luruhnya dinding endometrium
dibuktikan dengan keluarnya darah melalui lubang vagina dan inilah yang disebut
menstruasi. Ketika ovarium tidak lagi produktif, folikel yang dihasilkan
berkurang maka rangsangan produksi hormon estrogen dan progesteron
berangsur– angsur menurun. Kondisi ini yang semakin lama mencapai titik pada
masa klimakterium dengan keadaan menopause (Reid, 2014).

D. Pascamenopause atau postmenopause


Pasca menopause adalah waktu dalam kehidupan wanita setelah periode
berhenti paling tidak satu tahun. Pascamenopause Yaitu masa 3-5 tahun setelah
menopause. Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senium
yang dimulai setelah 12 bulan amenore. Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35
mlU/ml) dan kadar estrodiol yang rendah mengakibatkan endometrium menjadi
atropi sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi. Namun, pada wanita yang gemuk
masih dapat ditemukan kadar estradiol yang tinggi. Hampir semua wanita
pascamenopause umumnya mengalami berbagai macam keluhan yang diakibatkan
oleh rendahnya kadar estrogen.
➢ Tahap paskamenopause
• Pada tahap ini, sudah terjadi adaptasi perubahan psikologis dan fisik,
ovarium sudah tidak berfungsi dan mengalami atrofi, hormon
gonadotropin meningkat. Usia rata-rata perempuan paskamenopause
adalah 50-55 tahun. Menurut WHO, terminologi paskamenopause
ditentukan sebagai tanggal dari menstruasi terakhir, tidak tergantung
apakah menopause diinduksi atau spontan. Normalnya, paskamenopause
berlangsung kira-kira 10-15 tahun dan diikuti oleh masa senium (uzur)
sekitar usia 65 tahun sampai akhir kehidupan.
• Tahap paskamenopause dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena
penyakit jantung, terjadinya osteoporosis, depresi, gangguan daya ingat,
menopausal gingivitis (senile atrophic gingivitis), gangguan penglihatan,
inkontinensia urin, infeksi saluran kemih, dan terjadinya perubahan
tekstur kulit menjadi keriput dan berjerawat.
• Pada paskamenopause ada berbagai perubahan yang terjadi pada seorang
perempuan. Perubahan tersebut secara garis besar meliputi perubahan
hormonal, perubahan psikososial, dan perubahan fungsional. Perubahan
yang terjadi akan berpengaruh pada keadaan fisik, salah satunya adalah
pada rongga mulut, khususnya dalam pembentukan plak gigi, kalkulus
gigi, dan bila kebersihan mulut tidak dipertahankan maka plak gigi dan
kalkulus gigi dapat berkembang menjadi penyakit periodontal seperti
gingivitis dan periodontitis.

2.1.8 Hormon- hormone yang Ada di dalam Tubuh Wanita


Hormon hormone yang berpengaruh pada system reproduksi wanita yaitu:
a. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Estrogen menyebabkan proliferasi
(pertumbuhan) sel di jaringan labium, vagina, uterus, tuba valopi dan payudara,
pembentukan ciri ciri perkembangan seksualpada wanita yaitu: payudara, lekuk
tubuh, rambut kemaluan. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasidengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan
serviks dan vagina sehingga sesai dengan penetrasi sperma. Ada tiga jenis
estrogen di dalam tubuh yaitu estradiol, estron dan estriol, tetapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estradiol adalah estrogen paling kuat
yang diproduksi oleh ovarium dan bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang
payudara. Estron adalah estrogen yang lemah diabndiangkan estradiol. Estron
diproduksi oleh ovarium dan jaringan lemak. Estron merupakan estrogen yang
paling lemah.
b. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Progesteron dihasilkan oleh plasenta
saat wanita dalam keadaan hamil. Pembentukan dan sekresi progesterone
dirangsang oleh Luteinizing Hormone (LH). Fungsinya menyiapkan dinding
uterus agar dapat menerima hasil konsepsi. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat
membentuk Hormon Chorionic Gonadotrophine (HCG).
c. Gonadotrophine Releasing Hormone (GnRH)
Merupakan hormone yang diproduksi oleh hipotalamus di otak. GnRH akan
merangsang pelepasan Follicel Stimulating Hormone (FSH) di hipofisis. Bila
kadar estrogen tinggi maka estrogen akanmemberikan umpan balik ke
hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah begitu sebaliknya .
d. FSH dan LH
FSH dan LH dinamakan gonadotrophine hormone yang diproduksi oleh hipofisis
anterior akibat rangsangan dari GnRH, FSH menyebabkan pematangan folikel,
sedangkan LH menyebabkan folikel yang matang pecah dan ovum keluar.
Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu
tertentu oleh LH.

2.1.9 Perubahan yang Dialami Saat Perimenopause


• Perubahan Hormon
Memasuki masa perimenopause aktivitas folikel dalam ovarium mulai berkurang.
Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan berhenti memproduksi estradiol,
kelenjar hipofise berusaha merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen
sehingga terjadi peningkatan produksi FSH dan LH. Meskipun perubahan ini
mulai terjadi 3 tahun sebelum menopause, penurunan produksi estrogen oleh
ovarium baru tampak sekitar 6 bulan sebelum menopause. Terdapat pula
penurunan kadar hormone androgen seperti androstenedion dan testosterone yang
sulit dideteksi pada masa perimenopause.

2.1.10 Gejala Perimenopause


1. Gangguan vasomotor
Hot flush atau perasaan panas dari dada hingga wajah sehingga wajah dan leher
menjadi kemerahan dan berkeringat. Perasaan panas terjadi akibat peningkatan
aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan pengeluaran hormone adrenalin dan neurotensin
oleh tubuh wanita tersebut. Selain itu terjadi penurunan sekresi hormone
noradrenalin sehingga terjadi vasidilatasi pembuluh darah kulit menjadikan
temperatur kulit meningkat dan timbul perasaan panas.
Beberapa kali semburan panas muncul per harinya dan intensitasnya berbeda
setiap individu. Pada keadaan berat semburan panas dapat muncul sampai 20 kali
per harinya. Jika semburan panas muncul pada malam hari akan menyebabkan
wanita tersebut terganggu saat beristirahat.
2. Drynes vaginal (kekeringan pada vagina)
Dengan meningkatknya usia maka makin sering dijumpai gangguan seksual. Hal
itu dapat terjadi karena adanya perubahan pada vagina seperti kekeringan, sel
epitel vagina menjadi tipis dan mudah cidera yang akan membuat daerah vagina
sakit saat berhubungan. Libido atau gairah seskaula wanita menurun dikarenakan
perubahan hormonal, kegelisahan, atau citra tubuh yang tidak baik.
3. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
Penururnan kadar estrogen berpengaruh terhadap neurotransmitor yang ada di
otak. Neurotransmiter yang dapat di otak antara lain: dopamine, serotonin dan
endrofin. Neurotransmiter ini berfungsi dalam menunjang kehidupan. Dopamin
mempunyai fungsi untuk mempengaruhi emosi, system kekebalan tubuh dan
kadar seksual. Kadar dopamine dipengaruhi oleh estrogen, selain itu endofrin
dapat merangsang terbentuknya dopamine. Serotonin berfungsi mempengaruhi
suasana hati dan aktifitas istirahat. Sedangkan endofrin menjalankan fungsi yang
berhubungan dengan ingatan dan perasaan seperti nyeri atau sakit. Produksi
endrofin pada premenopause mengalami penurunan hal ini terjadi kadar estrogen
dalam darah juga mengalami penurunan. Penurunan kadar endrofin, dopamine dan
serotonin mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat dan
suasana hati yang sering berupa menurunnya daya ingat dan suasana hati yang
sering berubah atau mudah tersinggung.
4. Inkontinensia urin
Kadar estrogen yang rendah akan menyebabkan penipisan pada jaringan kandung
kemih dan saluran kemih. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan control dari
kandung kemih sehingga sulit untuk menahan buang air kecil.
5. Ketidakaturan siklus haid
Perdarahan yaitu keluarnya darah dari vagina. Gejala ini biasanya akan terlihat
pada awal permulaan masa menopause. Perdarahan akan terlihat beberapa kali
dalam rentang beberapa bulan dan akhirnyaakan berhenti sama sekali. Gejala ini
sering kali disebut dengan gejala peralihan. Apabila perdarahan bertambah berat
sebaiknya melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada.
6. Perubahan Kulit
Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa menopause
adalah kerusakan karena terkena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit
kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubhan fungsi pelindung dan kulit
menjadi tipis. Lemak di bawah kulit juga berkurang sehingga kulit juga menjadi
kendur dan mudah terbakar sinar matahari. Kulit yang terbakar sinar matahri akan
berpigmentasi serta menjadi hitam atau timbul bintik bintik hitam.

2.1.11 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Gejala Perimenopause


1. Faktor Psikis
Keadaan psikis seorang wanita akan mempengauhi terjadinya menopause.
Keadaan seseorang wanita yang tidak menikah dan bekerja akan mempengaruhi
perkembangan psikis seorang wanita
2. Faktor Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi keadaan fisik, kesehatan dan pendidikan
seseorang. Apabila faktor- faktor tersebut cukup baik, akan mengurangi beban
fisiologis dan psikologis.
3. Faktor Budaya dan Lingkungan
Faktor lingkungan juga memiliki peran terhadap kesehatan, beban, pola pikir dan
pendidikan seseorang. Lingkungan juga mempengaruhi wanita dalam
menyesuaikan diri terhadap dirinya.
4. Usia Menarch
Wanita yang mudah mengalami menarch maka akan semakin tua atau lama untuk
memasuki usia menopause.
5. Usia Melahirkan
Penelitian yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconness Medcal Center in Boston
mengungkapakan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas 40 tahun akan
mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Menopause yang terlambat
itu disebabkan oleh kehamilan dan persalinan akan memperlambat system kerja
organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat system penuaan tubuh.

6. Pemakaian Kontrasepsi
Kontrasepsi yang mempengaruhi menopause seseorang adalah kontrasepsi
hormonal karena cara kerja kontrasepsi hormonal yang menekan kerja ovarium
atau indung telur. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal akan
lebih lama atau tua memasuki masa menopause.
7. Status Gizi
Faktor yang mempengaruhi menopause lebih awal biasanya dikarenakan konsumsi
yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan
dengan menerapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok, serta mengkonsumsi
makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengkonsumsi makanan
sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang atau papaya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal : Selasa, 29 Juni 2021


Tempat pengkajian : Patemon
Waktu : 08.00 WIB

I. Pengkajian

3.1 Data Subjektif

a. Identitas

Nama Istri : Ny.S Nama Suami : Tn.H

Umur : 50 Th Umur : 42 Th
Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa : Jawa/Indo


Pendidikan : PTN Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Guru TK Pekerjaan : Wirausahawan


Alamat : Patemon Alamat : Patemon

b. Keluhan Utama

Ibu mengeluh akhir- akhir ini dirinya sering merasakan rasa panas disekitar
wajah dan leher sejak 5 hari yang lalu. Ibu menyatakan bahwa sudah tidak haid
selama 1 tahun terakhir.
c. Riwayat Perkawinan
Status perinakahan : Menikah
Nikah ke 1
Umur saat menikah : 26 tahun
Lama menikah : 24 tahun
d. Riwayat Haid
Menarche umur : 14 tahun

Siklus :-
Teratur/tidak : tidak haid selama 1 tahun terakhir

Lamanya :-
Banyaknya :-
Dismenorhoe : Pernah sebelum menikah

Flour Albus : Tidak Ada

e. Riwayat KB
Ibu tidak menggunakan KB sejak sekitar 8 bulan yang lalu. Sebelumnya ibu
menggunakan kb Implant.

f. Riwayat Kesehatan

• Riwayat kesehatan ibu

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi,


DM, asma, dan penyakit kronis seperti jantung, serta penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, HIV dan AIDS.
• Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak menderita penyakit
menurun seperti hipertensi, DM, asma, dan penyakit kronis seperti
jantung, serta penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV, dan AIDS.
g. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan hamil 2 kali dan melahirkan sebanyak 2 kali, tidak pernah
keguguran, hamil di luar kandungan atau hamil anggur. Selama hamil ibu
mengalami keluhan seperti mual muntah di awal kehamilan, punggung linu-linu
di pertengahan dan akhir kehamilan. Selama masa hamil ibu tidak pernah di
rawat di rumah sakit atau pelayanan kesehtan yang lain. Selama masa
melahirkan sebanyak 2 kali, ibu tidak ada masalah, proses melahirkan berjalan
dengan normal. Masa nifas ibu berlangsung secara normal, tidak ada keluhan
atau tanda bahaya.
h. Pola Kebutuhan Sehari-Hari

• Nutrisi
Jenis yang dikonsumsi : Nasi, tahu, tempe, ikan, telur, daun
kangkung, wortel, hati ayam

Frekuensi : 3 x sehari

Porsi makan : 1 piringPantangan : Tidak ada

• Eliminasi

BAB

Frekuensi : 1-2 x / hari

Konsistensi : Lembek

Warna : Kuning kecoklatan

BAK

Frekuensi : 4-5 kali sehari

Warna : Kuning jernih

Bau : Pesing

• Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2 x sehari
Frekuensi gosok gigi : 2 x sehari
Frekuensi ganti pakaian/jenis : 2 x sehari
• Aktifitas
Masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mencuci piring, mencuci pakaian, mengurus anak, memasak
dan mengajar di TK.
• Tidur dan Istirahat
Siang hari : Jarang, terkadang 1-2 jam
Malam hari : 6-7 jam
Masalah : Tidak ada

• Pola Seksual

Frekuensi : 1 x / bulan
Masalah : Sedikit terasa sakit saat berhubungan dan sering kali
tidak ingin melakukan hubungan seksual.

i. Data Psikososial dan Spiritual

• Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Khawatir

• Ketaatan ibu beribadah : Shalat

• Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita : Tidak mengetahui

• Hubungan sosial ibu dengan keluarga : Baik

• Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami

3.2 Data Objektif

j. Status emosional : Khawatir

k. Keadaan : Composmentis

l. Keadaan umum
Tanda tanda vital
• Tekanan darah: 130/80 mmHg

• Suhu : 36,0C

• Nadi : 80x/m

• Respirasi : 20x/m BB
: 56kg
TB : 160cm

m. Pemeriksaan fisik

− Kepala : Warna rambut hitam,Tidak ada benjolan abnormal,


tidak ada ketombe, Tidak ada rambut rontok, Tidak ada nyeri tekan
− Leher : Tidak ada pembesaran tyroid, kelenjar limfe, dan vena
jugularis
− Muka : Simetris, Tidak pucat,Nampak kerut kerut tipis, tidak
odema

− Mata :Simetris,Tidak odema, Skelera tidak nampak ikterus,


konjungtiva merah muda dan tidak pucat
− Hidung : Tidak nampak pernafasan cuping hidug dan tidak
terlihat ada polip
− Mulut : Gigi tidak ada cariaes, dan bagian gigi belakang
berlubang
− Bibir : Tidak nampak pucat

− Telinga : Nampak simetris, tidak Nampak adanya keluar cairan


abnormal
− Dada : Tidak nampak benjolan abnormal

− Payudara : Tidak nampak adanya benjolan abnormal

− Ekstremitas : Tidak nampak adanya odeme dan varises

− Genetalia : tidak dilakukan

n. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

II. Interprestasi Data

3.3 Analisa Data


Ny. S P2002 Ab000 usia 50 tahun pada masa menopause dengan Hot Flushes

III. Antisipasi Diagnosa Masalah


Gangguan Psikologis

IV. Tindakan Segera / Kolaborasi


Tidak ada

V. Perencanaan

1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu

2. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup

3. Anjurkan ibu untuk makan – makanan yang bergizi rendah lemak dan
rendah gula

4. Beritahu ibu tentang gejala menopause

5. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya


6. Anjurkan ibu untuk melakukan olahraga teratur

VI. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini kesehatannya


baik, namun ibu mengalami tanda dan gejala memasuki masa
pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai
merasakan gejala menopause (berhentinya masa menstruasi secara alami
terjadi pada wanita yang memasuki usia 45 tahun hingga 55 tahun. Atau
bisa dikatakan tidak mengalami menstruasi lagi).
e/ Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup kurang lebih 8- 9 jam/ hari dan
jangan terlalu banyak bekerja yang menyebabkan kelelahan dan tensi
meningkat.

3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan


yang bergizi,berlemak rendah dan berkadar gula rendah, seperti: sayuran
yang masak dengan cara di rebus, perbanyak makan buah- buahan,
terlebih yang banyak mengandung vitamin E untuk mengurangi hot
flushes misalnya gandung, kacang, belut, minyak ikan, kuning telur,
buncis, brokoli dan ubi jalar.
4. Menganjurkan ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri seperti menjaga
kebersihan vulva dengan membersihkan saat mandi setelah BAK dan
BAB, rajin mengganti pakaian dalam saat lembab agar kebersihan vulva
selalu terjaga dari perkembangan bakteri yang merugikan yang bisa
menyebabkan gangguan kewanitaan.

5. Memberitahukan ibu tentang gejala menopause, yaitu :

❖ Ketidakteraturan siklus haid sampai berhenti haid.

❖ Perubahan seksual (vagina menjadi kering, penurunan libido)

❖ Gejolak rasa panas (hot flush)

❖ Perubahan kulit (kulit kemerahan)

❖ Keringat dimalam hari


❖ Gejala gangguan somatik (detak jantung akan berdebar lebih sering
disaat merasakan kegelisahan, cemas, takut, khawatir, dan gerogi.
Selain itu merasa kesemutan di tangan dan kaki.

❖ Gejala gangguan sistem perkemihan

❖ Sulit tidur

❖ Pusing

❖ Kelelahan

❖ Kerapuhan tulang

❖ Penuaan
6. Menganjurkan ibu untuk balneoterapi (pengaturan diet) dengan cara
sering berolah raga ringan terlebih dahulu atau step by step, misalnya
berjalan kaki, jogging atau lari kecil, bersepeda. Kemudian untuk
makanan yaitu makanan yang kaya akan lignan dan isoflavon, seperti :
kacang kedelai, serta kacang – kacangan. Lignan dapat ditemukan dalam
biji – bijian, serat, buah – buahan, dan berbagai sayuran.

VII. Evaluasi
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu bersedia istirahat cukup
3. Ibu bersedia untuk makan – makanan yang bergizi, rendah lemak dan
rendah gulaserta yang banyak mengandung vitamin E
4. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya
5. Ibu telah mengetahui dan mengerti tentang gejala menopause
6. Ibu bersedia untuk melakukan olahraga ringan
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kesimpulan
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti bulan dan
peuseis yang berarti penghentian sementara. Sebenarnya, secara linguistik kata yang
lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya menstruasi. Dalam
pandangan medis, menopause didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk
selamanya. Tahapan-tahapan menopause terdiri dari pramenopause, perimenopause,
menopause dan pascamenopause. Tanda dan gejala menopause terdiri dari rasa panas
disekitar wajah atau leher, nyeri pada persendian, haid mulai tidak teratur sampai haid
berhenti keluar, pengeluaran keringat berlebih, perubahan warna kulit, dan terjadinya
penuaan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menopause bukanlah suatu
yang menakutkan. Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa
mensikapinya dengan bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah nakes
untuk mendapatkan terapinya.
Pada tinjauan kasus di atas dapat disimpulkan bahwa Ny.S telah mengalami
menopause, Ny.S merasakan rasa panas di sekitar wajah dan leher sehingga sulit tidur
dan tidak mengalami haid kurang lebih 1 tahun. Untuk mengurangi gejala menopause
dapat dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E, melakukan
olahraga secara teratur istirahat cukup, menjaga kebersihan tubuh, menghindari
makanan berlemak dan mengandung caffein. Untuk menghilangkan rasa khawatir atau
cemas yang dialami ibu menopouse dengan gangguan menopouse, dapat dilakukan
dengan memberikan edukasi terkait tanda gejala, cara penanganan masalah pada
menopouse. Pada kasus di atas, dapat dilihat bahwa ibu telah melakukan hal yang
tepat dengan melakukan kunjungan atau berkonsultasi dengan petugas kesehatan
sehingga hal tersebut dapat juga mengurasi risiko-risiko terjadinya gangguan pada
masa menopause.

4.2 Saran
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita.
Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru
seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa menopause memulai fase
kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidakdapat
dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause akan terjadi perubahan fisik dan
emosi. Oleh karena itu, masa menopause merupakan masa yang membutuhkan
penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga. Selain hal
tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi
gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Ibu yang mengalami menopause harus
senantiasa enerima keadaan tersebut sebagai proses daur hidup seorang wanita. Jikahal
tersebut terjadi, maka akan mengurangi risiko-risiko gangguan psikologis pada masa
menopause.

DAFTAR PUSTAKA

Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF, Nygaard I, Danforth's obstetrics and gynecology, Edisi ke-
10. Lippincott Williams & Wilkins.2008. hlm. 967-88.

Ismiyati,A. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopouse Dengan Kesiapan


Menghadapi Menopouse Pada Ibu Premenopouse Di Perumahan Sewon Asri Yogyakarta.
Skripsi.Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kusmiran, E (2011). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba


Medika

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bagus Gde Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita, Edisi 2. Jakarta : EGC

Marettih, A.K.E., 2012. Kualitas Hidup Perempuan Menopause. Marwah: Jurnal Perempuan,
Agama dan Gender, 11(2), pp.1-17.

Mulyani S. 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia


Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nirmala. 2003. Hidup Sehat Dengan Menopause. Jakarta: Buku Populer Nirmala.

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Profil Kesehatan Indonesia. 2014 : DEPKES RI.


Robert, Reid.2014. Managing Menopause. Volume 36, Number 9. Journal of
Obstetrics and gynaecology Canada.ON.ISSN 1701- 2163.http://www.jogc.com

Robert, Reid.2014. Managing Menopause. Volume 36, Number 9. Journal of Obstetrics and
gynaecology Canada.ON.ISSN 1701- 2163.http://www.jogc.com

Sastrawinata, S .2014. Klimakterium dan Menopause. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka


Prawiroharjo.

Varney, Helen; Kriebs J.M; Gegor C.L. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 4.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai