Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

OBSTETRI DAN GINEKOLOGI ( MENOPAUSE )

DOSEN PEMBIMBING

Aldi Febrian Wieminaty,S.ST.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

Siti Nur Kholifah ( 2176620008 )

Syarifah Khatijah ( 2176620013 )

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “BHAKTI” AL –QODIRI JEMBER

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang sudah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyusun tugas Obstetri Dan Ginekologi ( Menopause ) ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita ketahui "pengetahuan mengenai
menopause " itu sangat berarti untuk para mahasiswa kebidanan dan bidan .

Tugas ini kami buat untuk membahas mengenai Obstetri Dan Ginekologi ( Menopause ). Mudah-
mudahan makalah yang kami buat bisa menambah wawasan kita semua menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari banyak kekukaran dari makalah yang kami susun ini.

Oleh karena itu, kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Dosen Mata Kuliah
Obstetri Dan Ginekologi, Dan semua yang sudah mendukung kami . Atas perhatiannya, kami
sampaikan terima kasih.

Jember , 27 Oktober 2022

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
1.4 Manfaat 6
BAB II PEMBAHASAN 7
2.1 Pengertian Menopause 7
2.2 Penyebab Menopause 8
2.3 Premenopause 8
2.4 Batasan Usia Menopause 9
2.5 Jenis-Jenis Menopause 9
2.6 Tanda Dan Gejala Masa Menopause 9
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Menopause 10
2.8 Perubahan Pada Saat Menopause 11
BAB III PENUTUP 17
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Menopause merupakan masa berakhirnya siklus menstruasi secara alami yang biasanya
terjadi saat wanita rata-rata memasuki usia 50-52 tahun, bisa dikatakan sudah menopause bila
tidak lagi mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Menopause tidak hanya
ditandai dengan berhentinya menstruasi, wanita yang telah menopause juga mengalami
banyak perubahan, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis hingga hasrat seksual.
Menopause menyebabkan lebih dari 80% wanita mengalami keluhan fisik dan psikologis
dengan berbagai tekanan dan gangguan penurunan kualitas hidup. Setiap perempuan akan
mengalami menopause dalam siklus kehidupannya dan akan menghadapi berbagai risiko
kesehatan.
Sebagian perempuan menganggap bahwa menopause adalah sesuatu yang
mengkhawatirkan meskipun hal yang alami. Kesehatan perempuan patut mendapatkan
perhatian, sehingga akan meningkatkan angka harapan hidup dan tercapainya kebahagiaan
serta kesejahteraan secara psikologis. Fenomena yang terjadi sebagian masyarakat
menganggap keluhan saat menopause adalah sesuatu yang dianggap fisiologis sehingga tidak
diperlukan penanganan, padahal apabila ibu memiliki pengetahuan cukup, hal tersebut dapat
diatasi penyebabnya. Sebagian wanita juga tidak tahu bahwa dirinya berada dalam masa
menopause, sehingga mereka sering ketakutan menghadapi keluhan yang muncul.
Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi seorang wanita telah
berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur mengalami penuaan.Penuaan ovarium ini
menyebabkan produksi hormon estrogen menurun sehingga terjadi kenaikan hormon FSH
dan LH. Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular dari siklus menstruasi
memendek sampai menstruasi tidak terjadi lagi. Menopause menurut WHO berarti
berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami
menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus
meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir mengalami
amenorea, dan bukan disebabkan oleh keadaan patologis.

4
Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan fisik maupun
psikologis bagi wanita. Pada masa ini sangat kompleks bagi wanita karena berkaitan dengan
keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain wanita mengalami stress fisik dapat juga mengalami
stress psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal normal
sebagaimana yang dialami semua wanita. Perubahan fisik ini dapat berupa hot flushes,
insomnia, vagina menjadi kering, gangguan pada tulang, linu dan nyeri sendi, kulit keriput
dan tipis, ketidaknyamanan pada jantung. Sedangkan perubahan psikis yang terjadi adalah
sikap mudah tersinggung, suasana hati yang tidak menentu, mudah lupa dan sulit
berkonsentrasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut

1. Apa Pengertian Menopause ?


2. Apa Penyebab Menopause ?
3. Berapa batasan usia menopause ?
4. Apa Premenopause ?
5. Apa saja Jenis-Jenis Menopause ?
6. Apa Tanda dan Gejala Masa Menopause ?
7. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Menopause ?
8. Apa saja perubahan pada saat menopause ?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum

Makalah ini ditujukan agar mahasiswa mampu memahami mengenai Obstetri Dan
Ginekologi mengenai Menopause

B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Menopause
2. Untuk mengetahui Penyebab Menopause
3. Untuk mengetahui Premenopause
4. Untuk mengetahui batasan usia menopause

5
5. Untuk mengetahui saja Jenis-Jenis Menopause
6. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Masa Menopause
7. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Menopause
8. Untuk mengetahui perubahan pada saat menopause

1.4 Manfaat
A. Manfaat Teoritis
Makalah ini berguna untuk memperkuat teori mengenai Obstetri Dan Ginekologi
mengenai Menopause

B. Manfaat Praktis
1. Bagi institusi

diharapkan dapat menjadi bahan bacaan mahasiswi dan menjadi tolak ukur mahasiswi
dalam pembelajaran mengenai Obstetri Dan Ginekologi

2. Bagi mahasiswa

Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan sehingga dapat


memahami mengenai Obstetri Dan Ginekologi mengenai Menopause

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menopause

Menopause adalah istilah dari bahasa yunani yang diambil dari dari kata menos, yang
berarti “bulan” dan pause yang berarti “berhenti”, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai
berhentinya siklus datang bulan. Dalam pengertian sehari-hari, kata menopause lebih merujuk
pada proses darimana momen khusus dalam siklus menstruasi. Secara medis menopause
mengacu pada satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi terakhir. World Health Organization
(WHO) memperkirakan pada tahun 2030 ada sekitar 1,2 miliar perempuan yang berusia di atas
50 tahun dan setiap tahunnya populasi perempuan menopause meningkat sekitar 3%
(Ratnaningsih & Sari, 2018). Penyebab utama kekhawatiran yang dialami perempuan menopause
dikarenakan berhentinya produksi hormon estrogen dalam tubuh sehingga menyebabkan
terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh.

Menurut World Health Organization (WHO) menopause di artikan sebagai tidak


mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut yang diakibatkan ovarium secara progresif
telah gagal dalam memproduksi hormon estrogen, folikel dalam ovarium menagalami penurunan
aktivitas yang dapat menyebabkan menstruasi berhenti sehingga wanita tidak mengalami
menstruasi selamanya. Menopause merupakan berakhirnya masa subur atau masa reproduksi
wanita dan dapat diartikan sebagai masa berakhirnya seorang wanita mendapatkan menstruasi
bulannya. Menurut ilmu kedokteran seseorang dikatakan menopause apabila tidak mendapatkan
perdarahan selama 12 bulan.

Menopause merupakan hal yang normal terjadi pada wanita, menstruasi berhenti karena
secara fisologis ovarium tidak lagi memberikan respon terhadap sinyal hormon di dalam tubuh.
Faktor yang mempengaruhi kesiapan wanita dalam menghadapi menopause adalah pendidikan,
umur, pekerjaan, sosial ekonomi dan pengetahuan (Meilan & Huda, 2022). Hubungan
pengetahuan dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause dalam memersepsikan masalah
mengenai menopause persepsi wanita akan dipengaruhi oleh pengetahuan mereka mengenai
menopause, pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan terhadap objek tertentu, dalam hal ini terhadap masalah menopause.

7
2.2 Penyebab Menopause

Siklus menstruasi dikontrol dua hormon yang di produksi di kelenjar hipofisis yang ada di otak
(FSH dan LH) dan dua hormon yang dihasilkan oleh ovarium (estrogen dan progesterone). Saat
menjelang menopause FSH dan LH akan terus diproduksi oleh kelenjar hipofisis secara normal.
Tetapi, karena ovarium semakin tua tidak dapat merespons FSH dan LH sebagaimana yang
seharusnya, sehingga menyebabkan estrogen dan progesterone yang di produksi semakin
berkurang. Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak dapat menghasilkan hormon estrogen
dan progesterone dalam jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan siklus menstruasi.

2.3 Premenopause

Wanita premenopause harus menyesuaikan kembali kehidupannya dari kehidupan yang


secara fisiologis dirangsang oleh produksi estrogen dan progesteron menjadi kehidupan tanpa
hormon tersebut. Menurunnya kadar estrogen sering menimbulkan gejala yang mengganggu
aktivitas seperti panas di wajah, berkeringat pada malam hari, kekeringan vagina, penurunan
daya ingat, insomnia, depresi, mudah lelah, penurunan libido, rasa sakit ketika berhubungan
seksual (Wardani, 2019). Wanita premenopause sebagian besar di Indonesia tidak mengetahui
dampak yang bisa ditimbulkan saat memasuki menopause. Ketidaktahuan itu didasari pandangan
bahwa menopause adalah gejala alami, padahal saat memasuki masa tidak menstruasi, wanita
menjadi rentan terhadap penyakit fisik yang dapat berdampak pada segi biologis wanita yang
tergantung dari gejala fisik yang dialami.

Menopause juga berdampak pada segi psikologis karena kebanyakan wanita menganggap
menopause sebagai gerbang selamat datang usia lanjut, pudarnya daya pikat fisik dan seksual,
bahkan pikiran yang menganggap bahwa usia lanjut adalah anggota masyarakat yang tidak
produktif yang menambah beban dalam hidup. Hal ini menyebabkan wanita merasa murung,
merasa tidak disayangi, mudah tersinggung dan marah. Dampak psikologis juga berdampak pada
kehidupan sosial dimana akan mengakibatkan kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
karena curiga yang berlebihan, kurang konsentrasi, tidak mampu memberikan keputusan
sehingga diperlukan kesiapan pada wanita untuk menghadapi menopause. Dampak tersebut
dapat diminimalkan apabila wanita mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menopause.

8
2.4 Batasan Usia Menopause

Usia menopause setiap wanita bervariasi, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor
keturunan, apabila ibu kandung mengalami menopause di usia 40 tahun kemungkinan si anak
juga akan mengalami menopause di usia tersebut. Menopause adalah berhentinya menstruasi
secara alami yang terjadi pada wanita antara 45-55 tahun. Pendapat lain mengatakan, usia
menopause biasanya berkisar antara 45-55 tahun. Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun
disebut menopause premature, sedangkan menopause yang terjadi pada usia 45 tahun disebut
menopause dini.

2.5 Jenis-Jenis Menopause

Menopause pada wanita terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya :

a. Menopause Premature

Menopause premature terjadi pada usia dibawah 40 tahun ditandai dengan terjadinya
penghentian masa menstruasi sebelum tepat pada waktunya, disertai dengan tanda hot
flushes serta peningkatan kadar hormon gonadotropin.

b. Menopause Normal

Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau diawal 50
tahun.

c. Menopause Terlambat

Usia menopause pada umumnya adalah 52 tahun. Seorang wanita yang masih memiliki
siklus menstruasi pada usia 52 tahun diakibatkan karena adanya faktor konstitusional,
fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan
karsinoma endometrium sering disebut dengan menopause terlambat.

2.6 Tanda dan Gejala Masa Menopause


Secara medis, masa menopause di tandai dengan menurunnya kadar estrogen yang
mengakibatkan jadwal menstruasi menjadi kacau, semburan rasa panas, dan rasa kering pada
vagina. Tanda dan gejala lain dapat diakibatkan karena meningkatnya kadar follicle stimulating

9
hormon (FSH, hormon perangsang folikel) sehingga terjadi perubahan pada emosional seperti
mudah tersinggung, rasa sedih, dan suasana hati berubah-ubah.

Menurut Brown mengidentifikasikan tanda dan gejala menopause dalam 3 gejala yaitu, gejala
fisik, psikologis, dan seksual. Gejala fisiknya seperti hot flushes/rasa panas (pada wajah,
leher, dan dada yang berlangsung selama beberapa menit; merasakan pusing, lemah, sakit),
berkeringat di malam hari, berdebar-debar (detak jantung meningkat/mengencang), susah tidur,
keinginan buang air kecil menjadi lebih sering, tidak nyaman ketika buang air kecil,
ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil (inkontinensia). Gejala psikologis yang
dirasakan seperti mudah tersinggung, depresi, cemas, suasana hati (mood) yang tidak menentu,
sering lupa, susah berkonsentrasi. Sedangkan gejala seksual yang dirasakan dapat berupa
kekeringan vagina mengakibatkan rasa tidak nyaman selama berhubungan seksual, dan
menurunnya libido .Depresi atau stres menjadi salah satu tanda dan gejala yang sering terjadi
pada wanita menopause. Hal ini terkait dengan adanya penurunan kadar hormon estrogen yang
berpengaruh terhadap neurotransmiter dalam otak sehingga menimbulkan perasaan cemas yang
merupakan penyebab terjadinya depresi atau stress.

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Menopause

Adapun faktor yang mempengaruhi menopause sebagai berikut :

a. Faktor Psikis

Keadaan psikis sangat mempengaruhi terjadinya menopause pada wanita, keadaan wanita
yang tidak menikah dan bekerja akan mempengaruhi perkembangan psikis. Menurut
beberapa penelitian, mereka akan mengalami waktu menopause yang lebih mudah atau
cepat di bandingkan yang menikah dan tidak bekerja atau bekerja dan tidak menikah.

b. Cemas

Seorang perempuan lebih cenderung mengalami kecemasan dalam hidupnya, maka bisa
di perkirakan bahwa dirinya akan mengalami menopause lebih dini. Sebaliknya, apabila
seorang wanita yang lebih santai dan rileks dalam menjalani hidup biasanya masa-masa
menopausenya akan lebih lambat.

10
c. Usia pada saat pertama haid (menarche)

Wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17 tahun akan mengalami
menopause lebih dini, sedangkan wanita yang menstruasi lebih dini seringkali akan
mengalami menopause sampai pada usia mencapai 50 tahun.

d. Usia Melahirkan

Menurut penelitian Beth Israel Deaconess Medcal Center in Boston, ketika seorang
wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause
yang lebih tua atau lama. Hal ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan akan
memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan memperlambat sistem penuaan
tubuh.

e. Merokok

Menurut beberapa studi yang pernah dilakukan, wanita perokok akan mengalami masa
menopause pada usia yang lebih muda yaitu 43 hingga 50 tahun. Merokok akan
mempengaruhi cara tubuh dalam memproduksi atau membuang hormon estrogen.
Penelitian meyakini bahwa komponen tertentu dari rokok berpotensi membunuh sel telur.

2.8 perubahan pada saat menopause

A. Perubahan Organ Reproduksi

Saat berhentinya menstruasi mengakibatkan berbagai organ reproduksi akan


mengalami perubahan karena sel telur tidak lagi di produksi, sehingga berpengaruh
terhadap komposisi hormon dalam organ reproduksi. Adapun perubahan organ
reproduksi pada wanita, antara lain :

1) Tuba Fallopi

Saluran tuba mengalami penipisan dan mengkerut, lipatan tuba menjadi lebih
pendek, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang

2) Uterus (Rahim)

11
Uterus mengecil disebabkan karena atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya
cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstisal.

3) Vagina

Terjadinya atrofi pada epitel vagina hingga hanya tinggal lapisan sel basal, vagina
menjadi kering, dan hal ini yang menyebabkan rasa sakit ketika berhubungan
seksual.

4) Serviks

Serviks (mulut rahim) mengkerut terselubung dinding vagina, saluran memendek


dan menyempit.

5) Dasar Panggul

Kekuatan serta elastisitas dasar panggul berkurang karena atrofi dan lemahnya daya
sokong.

6) Perenium dan Anus

Lemak subcutan menghilang, atrofi, dan otot sekitarnya menghilang sehingga


menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang.

7) Kelenjar Payudara

Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara


menjadi mengendor dan mendatar. Disaat wanita memasuki menopause, turunnya
kadar esterogen ini akan menyebabkan bentuk payudara yang kurang menarik lagi.

8) Kandung Kencing

Aktivitas kendali spinkter dandestrussor menghilang sehingga menyebabkan sering


kencing tanpa disadari.

12
B. Perubahan Mental

Hormon berperan dalam mengendalikan pertumbuhan, perkembangan ciri-ciri


seksual dan penyimpanan energi serta mengendalikan volume cairan, kadar air, dan gula
dalam darah. Hormon mempunyai peranan penting bagi kesehatan tubuh terutama pada
laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang kekurangan hormon testoteron dapat berakibat
terjadinya disfungsi ereksi, sedangkan pada wanita ketika ada peningkatan sinyal hormon
dari pituitari ke ovarium membantu dalam produksi hormon progesterone dan estrogen
yang dapat meningkatkan terjadinya kehamilan, premenstrual syndrome (PMS)
perimenopause syndrome, siklus menstruasi yang kadang tidak teratur, dan lain
sebagainya. Kadar hormon akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.

Hormon estrogen terdiri dari tiga jenis yaitu estradiol, estron, dan estriol. Estradiol,
estron, dan estriol memiliki fungsi yang sama yaitu menjaga kesehatan jantung, tulang,
kehalusan kulit, serta kelembapan vagina. Pada masa remaja, ketika sudah mengalami
menstruasi dan ovarium sudah aktif, produksi estradiol menjadi meningkat dua belas kali
lebih tinggi dibandingkan ketika masa kanak-kanak. Setelah wanita mendekati masa
menopause produksi estradiol mulai menurun dan pada masa menopause akan berhenti.

Selain itu, kadar hormon tiroid berpengaruh pada kadar hormon estrogen dalam tubuh.
Wanita yang memiliki kadar hormon tiroid terlalu banyak maka metabolisme estrogen
akan semakin cepat sehingga terjadinya penurunan estrogen bebas dalam sirkulasi darah.
Sebaliknya jika seorang wanita memiliki kadar hormon tiroid yang rendah, kadar
estrogen dalam darah akan meningkat. Terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar hormon
tiroid dapat berpengaruh pada penurunan tingkat ovulasi. Keluhan yang dapat dialami
ketika masa menopause dapat diakibatkan oleh abnormal produksi hormon tiroid.

Perubahan hormon pada menopause tidak hanya hormon estrogen, tetapi ada perubahan
pada hormon progesteron namun hormon ini tidak mempengaruhi langsung pada
perubahan wanita. Produksi hormon estrogen yang mengalami penurunan akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada menstruasi menjadi jarang, sedikit, bahkan
siklusnya menjadi terganggu. Produksi hormon estrogen yang menurun akan
mempengaruhi langsung pada kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi wanita.

13
C. Perubahan Fisik

1) Berat Badan Bertambah

Sebagian besar wanita mengalami pertambahan berat badan, hal ini di duga ada
hubungannya dengan gangguan pertukaran zat dasar metabolik lemak dan turunnya kadar
hormon estrogen dalam darah menyebabkan lemak yang biasa digunakan untuk
membentuk pantat dan paha menjadi berkurang dan hilang. Akibatnya lemak akan
menumpuk di perut dan pinggul.

2) Perut Kembung

Wanita biasanya mengalami perut kembung sebelum periode menstruasi disebabkan


karena retensi gas dan cairan, dapat juga disebabkan oleh terapi hormon pengganti atau
yang disebut terapu sulih hormon.

3) Mudah Lelah

Kondisi ini disebabkan karena berat badan yang berlebih atau karena menopause itu
sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot persendian, dan kelelahan yang terjadi setelah
makan merupakan kondisi terkait dengan fluktasi hormon.

4) Insomnia dan Gangguan Tidur

Gejala menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh, sehingga dapat menyebabkan
insomnia maupun gangguan tidur.

5) Kerontokan Rambut

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-laki karena pengaruh usia dan stres tetapi juga
dapat terjadi pada perempuan menopause.

6) Pusing

Kondisi ini bisa terjadi dari tekanan darah rendah, fluktuasi kadar gula darah, dan
hipoglikemia yang semuanya merupakan gejala menopause.

7) Denyut Jantung Tidak Teratur

14
Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause yang disebabkan karena
penurunan hormon sehingga mempengaruhi sistem kardiovaskuler.

8) Inkontinensia Urin

Masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi selama menopause. Kadar
hormon estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan
saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudah
terjadinya kebocoran air seni akibat lemahnya otot di sekitar kandun kemih.

9) Perubahan Kulit

Perubahan kulit saat menopause dipengaruhi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
menjaga elastisitas kulit. Ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis,
kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan kulit.

10) Alergi

Pada kondisi menopause tingkat sensitivitas akan meningkat sampai pasca menopause.
Biasanya ditandai kulit yang gatal, merah-merah, ataupun berawarna biru.

11) Osteoporosis

Kondisi ini merupakan salah satu dampak yang paling merusak dari menopause, tulang
yang lemah atau rapuh lebih beresiko untuk mengalami patah tulang kecil (small
bonefractures).

Tidak semua wanita mengalami perubahan emosi ketika menghadapi menopause adapula
wanita yang merasa tidak ada perubahan psikis yang dialaminya. Bagi wanita yang
menganggap dan menilai bahwa menopause itu hal yang menakutkan maka perubahan
emosi yang menjurus pada arah negatif sulit untuk dihindari dan akan membuat dirinya
merasa menderita. Semua tergantung penilaian setiap individu terhadap menopause.

15
16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menopause adalah istilah dari bahasa yunani yang diambil dari dari kata menos, yang
berarti “bulan” dan pause yang berarti “berhenti”, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai
berhentinya siklus datang bulan. Dalam pengertian sehari-hari, kata menopause lebih merujuk
pada proses darimana momen khusus dalam siklus menstruasi. Secara medis menopause
mengacu pada satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi terakhir.

Siklus menstruasi dikontrol dua hormon yang di produksi di kelenjar hipofisis yang ada
di otak (FSH dan LH) dan dua hormon yang dihasilkan oleh ovarium (estrogen dan
progesterone). Saat menjelang menopause FSH dan LH akan terus diproduksi oleh kelenjar
hipofisis secara normal. Tetapi, karena ovarium semakin tua tidak dapat merespons FSH dan LH
sebagaimana yang seharusnya, sehingga menyebabkan estrogen dan progesterone yang di
produksi semakin berkurang. Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak dapat menghasilkan
hormon estrogen dan progesterone dalam jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan siklus
menstruasi.

Menopause juga berdampak pada segi psikologis karena kebanyakan wanita menganggap
menopause sebagai gerbang selamat datang usia lanjut, pudarnya daya pikat fisik dan seksual,
bahkan pikiran yang menganggap bahwa usia lanjut adalah anggota masyarakat yang tidak
produktif yang menambah beban dalam hidup. Hal ini menyebabkan wanita merasa murung,
merasa tidak disayangi, mudah tersinggung dan marah. Dampak psikologis juga berdampak pada
kehidupan sosial dimana akan mengakibatkan kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
karena curiga yang berlebihan, kurang konsentrasi, tidak mampu memberikan keputusan
sehingga diperlukan kesiapan pada wanita untuk menghadapi menopause. Dampak tersebut
dapat diminimalkan apabila wanita mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menopause.

17
3.2 Saran
a. mahasiswi dapat mengerti dan memahami mengenai Obstetri Dan Ginekologi ( Menopause )
sehingga mahasiswi mampu menerapkannya dengan tepat dan benar

b. Tugas ini kami buat untuk membahas mengenai Obstetri Dan Ginekologi ( Menopause ).
Mudah-mudahan makalah yang kami buat bisa menambah wawasan kita semua menjadi lebih
luas lagi. Kami menyadari banyak kekukaran dari makalah yang kami susun ini. Oleh karena itu,
kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah
ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ratnaningsih, D., & Sari, D. N. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Menopause
dengan Persiapan Menghadapi Menopause di Kelurahan Jiwo Wetan Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten. Jurnal Permata Indonesia.

Meilan, N., & Huda, N. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Perempuan dalam
Menghadapi Masa Menopause. Jurnal Fisioterapi Dan Kesehatan Indonesia.

Wardani, D. A. (2019). Hubungan Dukungan Suami dengan Kualitas Hidup Perempuan


Menopause. Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan.

Evy Tri Susanti, Utami Indrajati (2022). Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause dengan
Kesiapan Menghadapi Menopause pada Ibu Premenopause. Akademi Keperawatan Karya
Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai