Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMINORHEA NN “W”


DIPUSKEMAS MUARA DELANG

Disusun oleh:

Fadzilatul Rahmawati 2115901112

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTASKESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMINORHEA NN “W”
DIPUSKEMAS MUARA DELANG

Disusun oleh:

Fadzilatul Rahmawati 2115901112

Telah diseminarkan di depan penguji

Pada tanggal……….2022

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(……………………………) (………………………………)

Ketua Prodi Kebidanan


Universitas Fort De KocK

(.................................................)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat

di abdomen bawah (Prawirohardjo,2011). Dismenorea dapat dibagi menjadi dua

kelompok yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea primer

adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada panggul atau alat

kandungan dan organ lainnya, sedangkan dismenorea sekunder adalah nyeri haid

yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologi di organ genitalia. Derajat

dismenorea atau nyeri menstruasi ini dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan

sampai berat (Manuaba, 2009).

Hampir semua perempuan mengalami nyeri pada saat haid, nyeri haid yang

dialami biasanya terbatas pada bagian perut bagian bawah, tetapi dapat pula

menyebar ke bagian pinggang, paha atau kaki. Rasa nyeri tersebut dapat disertai

dengan mual, muntah, diare, sakit kepala, sembelit, sering kencing bahkan pingsan

(Anuroogo,2011). Permasalahan nyeri haid merupakan permasalahan yang sering

terjadi pada seorang perempuan, nyeri haid atau dismenore ini digunakan apabila

nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa seorang perempuan datang ke

klinik atau dokter untuk memeriksakan dirinya bahkan memaksa seorang

perempuan meninggalkan semua aktivitas sehari-hari dan istirahat untuk beberapa

jam atau beberapa hari (Anurogo,2011 ). Remaja yang mengalami dismenore pada

saat menstruasi mempunyai lebih banyak hari libur dan prestasinya kurang begitu

baik di sekolah dibandingkan remaja yang tidak terkena dismenore.


Dampak yang terjadi jika dismenore tidak ditangani maka patologi (kelainan

atau gangguan) yang mendasari dapat memicu kenaikan angka kematian, termasuk

kemandulan. Selain itu konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan dapat

memainkan peranan serta menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan asing

(Anurogo dan Wulandari, 2011). Remaja putri yang mengalami gangguan nyeri

menstruasi sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar. Hal ini

menyebabkan remaja putri sulit berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang

dirasakan ketika nyeri haid. Oleh karena itu pada usia remaja dismenore harus

ditangani agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk (Nirwana, 2011).

Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia lebih dari 50 % perempuan di

setiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Sedangkan angka kejadian dismenore di

Indonesia mencapai 55 % (Proverawati dan Misroh,2009). Persentase dismenorea

diseluruh dunia lebih dari 50 % perempuan disetiap dunia mengalaminya,

diantaranya 15,8 - 89,5% dengan tingkat prevelensi yang lebih tinggi dilaporkan

pada tingkat remaja. Dari remaja yang mengeluh nyeri, nyeri berat 12 %, nyeri

sedang 37 %, dan nyeri ringan 49 % (Lidya dan Retnoningrum,2013). 3 Angka

kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,52% yang terdiri dari 54,89%

dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Angka kejadian dismenore pada

remaja di provinsi Jawa Tengah mencapai 56%. Dari Tanya jawab yang saya

lakukan Nn. W tidak mengetahui nyeri pada saat haid yang disebut dengan

dismenore, mereka tidak mengetahui gejala dan cara penanganannya. Biasanya

paling sering menangani nyeri haid dengan di diamkan saja. Oleh karena itu maka
saya tertarik untuk mengambil kasus kelolaan pada remaja dengan disminorhea

karena tingkat pengetahuan Nn. W tentang dimenore masih kurang

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut didapatkan rumusan masalah bagaimana

asuhan kebidanan pada remaja yang menderita disminorhea Nn.W diPuskesmas

Muara Delang.

C. Tujuan umum dan khusus

1. Tujuan umum

Untuk memberikan asuhan kebidanan pada remaja yang menderita

disminorhea pada Nn. W diPuskesmas Muara Delang.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada remaja yang menderita

disminorhea pada Nn. W di Puskesmas Muara Delang.

b. Mampu menginterpretasi data dasar pada remaja yang menderita

disminorhea pada Nn. W diPuskesmas Muara Delang.

c. Mampu mengidentifikasikan diagnosa pada pada remaja yang menderita

disminorhea pada Nn. W diPuskesmas Muara Delang.

d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada remaja yang menderita

disminorhea pada Nn. W diPuskesmas Muara Delang.

e. Mampu melakukan evaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada

remaja yang menderita disminorhea pada Nn. W diPuskesmas Muara

Delang.
D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil Laporan Tugas ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi ilmu pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan Disminorhea pada remaja.

2. Manfaat Praktis

a. institusi

Diharapkan sebagai bahan kajian, masukan dan dasar pemikiran bagi

mahasiswa khususnya untuk studi kasus lebih lanjut guna meningkatkan

kualitas pendidikan.

b. Lahan praktek

Dapat menjadi bahan masukan dalam pelayanan asuhan kebidanan terhadap

pasien dengan Disminorhea pada remaja

c. Bagi Pasien

Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan dengan Disminorhea

sehingga dapat mengatasi dengan Karies gigi pada remaja yang dapat

merugikan kesehatan reproduksinya.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Pengertian

1. Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa.Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian,

menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah

adolescence. Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untukk

menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi

dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat

reproduksi sedangkan istilah adolescence lebih ditekankan pada perubahan

psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas (Poltekes DepKes,

2012).

Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi kesehatan

reproduksi adalah sebagai berikut :

a. Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan penting

karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan

sering disebut masa pubertas.

b. Masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologis) secara cepat yang

tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional).

Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang

mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan, dan dukungan


lingkungan di sekitarnya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang

menjadi dewasa yang sehat, baik jasmani, sosial, maupun psikososial.

c. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan

terhadap remaja laki-laki dan wanita. Bagi laki-laki, masa remaja dulu

gadis mulai dipingit ketika merka mulai mengalami menstruasi.Walaupun

dewasa ini praktik seperti itu telah jarang dilakukan, namun perbedaan

perlakuan terhadap remaja laki-laki merupakan saat diperolehnya

kebebasan, sedangkan untuk wanita merupakan saat dimulainya segala

bentuk pembatasan (pada zaman remaja laki-laki dan wanita ini dapat

menempatkan remaja wanita dalam posisi dirugikan).

2. Disminorhea

Dismenorea berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti sulit atau

menyakitkan atau tidak normal. “Meno” berarti bulan dan “rrhea” yang berarti

aliran. Dismenorea adalah rasa sakit atau nyeri pada bagian bawah perut yang

terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi (Ratnawati, 2017). Biasanya

nyeri yang dirasakan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2

hari akan menghilang. Dismenorea juga sering disertai dengan pegal-pegal,

lemas, mual, diare dan kadang sampai muntah (Nugroho dan Indra, 2014).

Dismenorea disebabkan oleh hormon prostaglandin yang meningkat,

peningkatan hormon prostaglandin disebabkan oleh menurunnya hormon-

hormon estrogen dan progesteron menyebabkan endometrium yang

membengkak dan mati karena tidak dibuahi. Peningkatan hormon prostaglandin


menyebabkan otot-otot kandungan berkontraksi dan menghasilkan rasa nyeri

(Sukarni dan Wahyu, 2013).

B. Klasifikasi Dismenorhea

a. Dismenorea primer

Dismenorea primer yaitu nyeri saat menstruasi yang dialami perempuan

usia subur dan tidak berhubungan dengan kelainan organ reproduksi.

Dismenorea primer memiliki ciri khas yaitu rasa nyeri timbul sejak 1-2 hari

menstruasi datang dan keluhan sakitnya agar berkurang setelah wanita

bersangkutan menikah dan hamil. Penyebabnya berkaitan dengan pelepasan sel-

sel telur (ovulasi) dari ovarium sehingga dianggap berhubungan dengan

gangguan keseimbangan hormon (Devi, 2012).

b. Dismenorea sekunder

Dismenore sekunder biasanya baru muncul, jika ada penyakit atau

kelainan organ reproduksi yang menetap seperti infeksi rahim, kista, polip, atau

tumor, serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di

sekitarnya (Kusmiran, 2013).

C. Derajat Dismenorhea

Dismenorea dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan derajatnya (Ratnawati, 2017) yaitu :

a. Derajat I Nyeri perut bagian bawah yang dialami saat menstruasi dan

berlangsung hanya beberapa saat, nyeri masih dapat ditahan dan penderita masih

bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari.

b. Derajat II Rasa nyeri yang timbul pada perut bagian bawah saat menstruasi yang

dialami cukup mengganggu, sehingga penderita memerlukan obat penghilang rasa


nyeri seperti paracetamol, ibuprofen atau lainnya. Penderita akan merasa baikan

jika sudah meminum obat dan bisa kembali melakukan pekerjaannya.

c. Derajat III Penderita mengalami rasa nyeri saat menstruasi pada bagian bawah

perut yang luar biasa, tidak kuat untuk beraktivitas hingga membuatnya butuh

waktu untuk beristirahat beberapa hari.

D. Faktor- factor penyebab disminorhea primer

Penyebab adanya dismenorea pada remaja putri meliputi :

a. Usia menarche Menarche adalah suatu keadaan ketika seorang wanita mengalami

menstruasi yang pertama kali. Pada remaja putri menarche yang lebih awal dari usia

normal menjadi salah satu faktor terjadinya dismenorea primer. Menarche pada usia

lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal,

sehingga belum siap mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher

rahim, maka akan timbul rasa sakit saat menstruasi (Widjanarko, 2006 dalam

Kristianingsih, 2014).

b. Status gizi Status gizi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya dismenore

primer, seseorang yang memiliki status gizi overweight berisiko untuk terkena

dismenorea karena semakin banyak lemak semakin banyak pula prostaglandin yang

dibentuk, peningkatan prostaglandin dalam sirkulasi darah diduga sebagai penyebab

dismenorea (Arisman, 2009).

c. Aktivitas olahraga Aktivitas olahraga memiliki banyak manfaat bagi tubuh, salah

satunya adalah untuk meringankan nyeri haid (dismenorea) pada wanita. Latihan

olahraga mampu meningkatkan produksi endorphin (penghilang rasa sakit alami

tubuh), dapat meningkatkan kadar serotonin. Membiasakan olahraga ringan dan


aktivitas fisik secara teratur pada saat sebelum dan selama haid dapat membuat aliran

darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau

berkurang. (Safitri, Rahman, dan Hasanah, 2015).

d. Stres Seseorang dengan keadaan stres, akan memproduksi hormon kortisol dan

prostaglandin yang berlebihan pada tubuhnya. Hormon ini dapat menyebabkan

peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan sehingga mengakibatkan rasa nyeri

saat menstruasi. Selain itu hormon adrenalin juga meningkat dan menyebabkan otot

tubuh menjadi tegang termasuk otot rahim dan menjadikan nyeri saat menstruasi

(Sari dan Nurdin, 2015).


BAB III
LAPORAN KASUS

Nama :Nn. W No Registrasi :

Usia : 14 tahun

HARI/TANGGAL
/WAKTU : CATATAN PERKEMBANGAN
Sabtu, 04-12-2021 S:

10.00 WIB Nona mengatakan hari ini adalah hari pertama menstruasi

Nona mengatakan sejak pagi mengalami nyeri dibagian perut


bawah

O:

1. K/U : Baik,

Kesadaran : Composmentis

Status emosional : Stabil

2. TTV :

TD : 110/70 mmHG R : 20 x/menit

N : 80 x/ menit S : 36,7oC

BB : 38 Kg TB : 144,5 Cm
LILA: 22 cm IMT : 18,2

3. IMT : Normal

4. Mata :

Kelopak Mata : Normal

Konjungtiva : Tidak Pucat

Sklera : Tidak Ikterik


5. Hidung :

Simetris : Ya

Secret : Tidak Ada

Polip : Tidak Ada

6. Mulut Dan Gigi:

Lidah : Bersih

Gusi : Tidak Epulis

Gigi : Tidak Ada

7. Telinga :

Simetris :Ya

Serumen : Tidak Ada

8. Leher :

Kelenjar Tiroid : Tidak Ada Pembengkakan

Kelenjar Getah bening : Tidak Ada Pembengkakan

9. Payudara :

Pembesaran : Normal

Simetris :Ya

11.Ekstremitas :

Atas Bawah

Simetris : Ya Simetris : Ya
Oedem :Tidak Oedema :Tidak

Varises : Tidak Varises :Tidak


12. Riwayat haid

Menarche : 13 th

Siklus haid : 30 hr

Lama haid :7 hr

Sifat darah : Merah dengan sedikit gumpalan

Ganti pembalut : 3x sehari

Disminorhea : tidak ada

Ada keputihan : Tidak ada

12.Pemeriksaan Penunjang:

Hb : - gr %

13. Pola kebutuhan sehari-hari

Pola Makan : 3x sehari, suka makan


pedas

Pola istirahat : siang 1 jam , malam 7


jam

Pola aktifitas : olahraga 1 mg 1x

Riwayat kesehatan : tidak ada

Riwayat penyakit sekarang : tidak ada penyakit

Riwayat penyakit keluarga : tidak ada

Personal higiene : mandi 2x sehari


A:

Nn.W usia 14 tahun dengan Dismenorhea

P:

 Lakukan inform concent


 Beritahukan hasil pemeriksaan bahwa nona W mengalami
Disminorhea
 Melakukan observasi dan pemeriksaan K/U, TTV,
Perdarahan
 Menganjurkan pasien untuk melakukan kompresi hangat di
area perut yang sakit
 Menganjurkan pasien untuk mengurangi makanan pedas
untuk mengurangi nyeri haid
 Menganjurkan pasien untuk istirahat
 Menjelaskan kepada pasien bahwa nyeri haid masih dikatakan
normal jika tidak lebih dari 3 hari menstruasi

 Memberikan obat penghilang nyeri

 menganjurkan pasien untuk meminum obat jika sakit


bertambah dan tidak perlu menghabiskan obat penghilang
nyeri yang diberikan
 Menganjurkan untuk berkunjung lagi jika dalm 3 hari masih
merasakn nyeri yang sama.

Evaluasi : Nona mengerti tentang penjelasan yang diberikan


dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan
Tanggal 05 S:
Desember 2021 Pasien mengatakan nyeri haid sudah berkurang
Pukul 10.00 O:
1. K/U : Baik,
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
2. TTV :
TD : 110/70 mmHG R : 20 x/menit

N : 80 x/ menit S : 37oC
BB : 38 Kg TB : 144,5 Cm
LILA: 22 cm
3. IMT : Normal
P:
 Lakukan inform concent
 Beritahukan hasil pemeriksaan bahwa nona W mengalami
Disminorhea
 Melakukan observasi dan pemeriksaan K/U, TTV,
Perdarahan
 Menganjurkan pasien untuk melakukan kompresi hangat di
area perut yang sakit
 Menganjurkan pasien unntuk meminum ramuan jamu
kunyit asam untuk mengurangi nyeri haid
 Menganjurkan pasien untuk istirahat
 Menjelaskan kepada pasien bahwa nyeri haid masih
dikatakan normal jika tidak lebih dari 3 hari menstruasi

Evaluasi : Nona mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan


mau melaksanakan anjuran yang diberikan
BAB IV
ANALISIS KASUS

Pasien adalah seorang pelajar berusia 14 tahun, berasal dari Tabir Selatan,

bertempat tinggal tetap di jl Yudistira Desa Bunga Antoi Kecamatan Tabir Selatan.

Pasien beragama Islam dan merupakan keturunan suku Jawa. Aktivitas pasien setiap

harinya merupakan pelajar di pagi hari hingga jam 2 siang. Pada saat dilakukan

pemeriksaan pasien dalam keadaan sadar. Ekspresi wajah ramah, bentuk tubuh pasien

sedang dengan tinggi badan 144,5 cm serta memiliki berat badan 38 kg. Pasien

memiliki gerak gerik yang santai, kulit pasien cenderung kering, rambut pasien hitam

dan lurus, mata simetris, telinga simetris dan tidak sedang memakai alat bantu

pendengaran, mulut pasien simetris dan kering dengan warna bibir coklat kehitaman.

Berdasarkan observasi pada menggunakan indra penciuman dan pendengaran

pada pasien, pasien memiliki keringat yang tidak berbau, suara pasien jelas. Pasien

memiliki keluhan utama nyeri haid dan keluhan tambahan mual, juga memiliki penyakit

asma yang dapat kambuh bila terlalu kelelahan

Pasien buang air besar setiap hari dengan tekstur tidak terlalu lembek dan tidak

terlalu keras. Buang air kecil pasien sehari dua sampai tiga kali dalam jumlah banyak,

warna kekuningan. Pasien adalah seseorang yang tidak mudah haus dan sedikit minum.

Pasien mudah untuk mengawali tidur, dan namun mudah terbangun ketika tidur.

Tidak ada riwayat penyakit dikeluarga. Pasien merupakan anak ke-3 dari 4

bersaudara. Pola tidur pasien teratur siang 1 jam , malam 7 jam. Pasien juga memiliki

pola makan yang teratur dan tidak suka makan sayur Suka makanan kemasan seperti
mie, minuman kemasan, minum dingin (es) dan manis. Berolahraga 1kali seminggu,

hanya bila ada jam olahraga disekolah Pengukuran tekanan darah pada pasien

menunjukkan skala 110/70 mm/Hg.

Upaya yang paling mudah untuk meredam rasa nyeri adalah mengompres air

hangat di area nyeri dan meminum obat analgesik yang dapat diperoleh dari apotek

maupun dengan pengobatan tradisional yang berupa jamu (herbal) yang tetap dianut

oleh sebagian masyarakat tertentu. Obat tradisional yang dikenal oleh masyarakat untuk

mengatasi rasa sakit pada Disminorhea adalah Kunyit asam.

Memberikan konseling berupa penerapan pola hidup sehat dan juga

pengompresan pada bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat. Penerapan pola

hidup sehat yang dimaksud adalah menghindari stres yang dapat menimbulkan

kecemasan, memiliki pola makan yang teratur, istirahat cukup, tidak merokok, tidak

meminum-minuman keras, tidak makan makanan dan minuman yang mengandung

kafein, meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging ikan dan yang mengandung vitamin

B6.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Desminore adalah gangguan nyeri perut yang terjadi pada saat menstruasi

yang sifatnya tidak berbahaya untuk kesehatan, jika tidak mengganggu aktivitas

sehari hari maka tidak perlu diberikan obat sebagai analgesic atau pengurang nyeri,

dan bisa dilakukan alternatif lain dalam mengatasi desminore. Salah satu cara

mengurangi keluhan dismenorhea pada nyeri haid adalah dengan mengompres

hangat pada bagian nyeri dan meminum kunyit asam. Menurut Larasati, 2016 untuk

mengurangi dismenorea dapat mengonsumsi minuman herbalseperti kunyit asam

dan jahe merah, kompres air hangat, olahraga ringan, istirahat tidur yang cukup.

B. Saran.

Untuk mengurangi rasa nyeri yang terjadi, memberikan konseling berupa

penerapan pola hidup sehat dan juga pengompresan pada bagian yang nyeri dengan

menggunakan air hangat. Penerapan pola hidup sehat yang dimaksud adalah

menghindari stres yang dapat menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang

teratur, istirahat cukup, tidak merokok, tidak meminum-minuman keras, tidak makan

makanan dan minuman yang mengandung kafein, meningkatkan konsumsi sayur,

buah, daging ikan dan yang mengandung vitamin B6. Menggunakan obat non

farmakologi sebelum obat kimia.


DAFTAR PUSTAKA

Asmita Dahlan, T.V.S., 2016. Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Nyeri
Haid ( Dismenorea ) Pada Siswi Smk Perbankan Simpang Haru. V10.I2 ISSN 2,
141–147.

A Winarso - Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2014 - jurnal.poltekkes-solo.ac.id

Adriani dan Wirjatmadi. (2016). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.


Cetakan ke-3. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KTD).

Larasati dan Alatas. (2016). “Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore
Primer pada Remaja”. Medical Journal Of Lampung University. 5(3): 79-84.

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/236
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2342/2/BAB%201%20PDF.pdf.pdf.
Sidi dkk. (2016). “Primary Dysmenorrhea in the Schools of Parakou:
Prevalence, Impact and Therapeutic Approach”. Gynecol Obstet (Sunnyvale).
6(5): 1-4.
Wariyah dkk. (2019). “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Dismenorea
Pada Siswi Smp Negeri 3 Karawang Barat Kabupaten Karawang Tahun 2018”.
Jurnal Kebidanan Indonesia. 10(1): 39-48.

Anda mungkin juga menyukai