Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI

PENANGANAN DISMENOREA DI KELURAHAN


KEDUNGWINONG

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
GHOZALI BINTANG SANDRA
J 2 10 1000 27

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jln. A. Yani, Tromol pos 1 Pabelan, Kartasura Telp.(0271) 717417 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertandatangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir :
Pembimbing I
Nama : Winarsih N. A, S.Kep.,Ns, ETN, M.Kep
Pembimbing II
Nama : Sri Enawati S.Kp., M.Kes
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Ghozali Bintang Sandra
NIM : J 210 100027
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Skripsi : GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA
PUTRI MENGENAI PENANGANAN
DISMENOREA DI KELURAHAN
KEDUNGWINONG

Naskah artikel tersebut layak dan dapat di setujui untuk di publikasikan. Demikian
persetujuan ini dibuat, semoga dapat di pergunakan seperlunya.

Surakarta, 7 Januari 2015


Pembimbing I Pembimbing II

Winarsih N. A, S.Kep.,Ns, ETN, M.Kep Sri Enawati S.Kp., M.Kes

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI
PENANGANAN DISMENOREA DI KELURAHAN KEDUNGWINONG

Ghozali Bintang Sandra*, Sri Enawati**, Winarsih Nur Ambarwati**


*: Mahasiswa S1 Kesehatan FIK UMS
**: Dosen FIK UMS

Abstrak
Disminorea adalah nyeri yang timbul saat haid pada remaja putri yang dapat
menggangu aktiitas sehari-hari, bahkan tidak dapat mengikuti kegiatan sekolah
akibat dismenorea. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan
tentang dismenorea dapat berdampak bagaiman tindakan yang seharusnya dilakukan
remaja putri saat dismenorea. Hasil studi pendahuluan diketahui masih banyak
remaja putri yang kurang baik dalam penanganan dismenorea. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri mengenai penanganan
dismenorea di kelurahan kedungwinong. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif analitik. Sampel penelitian adalah 62 remaja putri di kelurahan
kedungwinong dengan usia 10-19 tahun, mempunyai riwayat menstruasi dan tinggal
di kelurahan kedungwinong. Teknik pengambilan sampel menggunakan
proportional sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner yang telah
diuji validitas dan reliabilitas. Alat analisis data menggunakan deskriptif dari nilai
kuesioner berupa nilai presentase. Hasil penelitian diketahui 10 responden (16,1%)
dengen pengetahuan yang baik, 34 responden (54,8%) dengan pengetahuan yang
cukup, dan 18 responden (29%) dengan pengetahuan kurang. Tindakan dalam
mengurangi nyeri dismenorea sebanyak 74,2% responden minum air hangat.

Kata kunci: remaja putri, pengetahuan, penanganan dismenorea


2

ABSTRACT

Dysmenorrhoea is pain arising during menstruation in young women that can


interfere with daily activites, include they could not go to school. Knowledge is the
result of “know” and this happened after people perform sensing on a particular
object. Knowledge about dysmenorrhoea could influence how they should do when
they were dismenorea. The preliminary study results many girls still know yet about
dismenorea and dysmenorrhoea handling. The purpose of this study was to know
descriptive of knowledge adolescent girls about dysmenorrhoea handling at
Kedungwinong village. Research method was descriptive analytic. Sample are 62
adolescent girls in Kedungwinong village with 10 up to 19 year old, has had of
menstruation and live in Kedungwinong village. Taking sample was using
proportional sampling technique. Instrument research was using questionnaire after
do validity and reliability test. Data analysis was using descriptive of questionnaire
and using percentage. The results study was 10 respondents (16,1%) with good
knowledge, 34 of respondents ( 54,8 %) with fair knowledge, and 18 respondents (
29 %) with less knowledge. Reducing pain of dysmenorrhoea of respondents they
were 74,2% were drinking warm water.

keyword: adolescent girls , knowledge, dysmenorrhoea handling

PENDAHULUAN pada menurunnya kinerja dan


Hasil Sensus Badan Pusat Statistik berkurangnya aktifitas sehari-hari.
Jawa Tengah Tahun 2010, 11,78% Angka kejadian nyeri menstruasi
adalah remaja dari jumlah penduduk (dismenore) di dunia sangat besar. Rata-
32.548.687 jiwa. Indonesia menempati rata lebih dari 50% perempuan di setiap
urutan nomor 5 di dunia dalam hal negara mengalami dismenorea.
jumlah penduduk, dengan remaja Sementara di Indonesia angkanya
sebagai bagian dari penduduk yang ada. diperkirakan 55% perempuan produktif
Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 yang tersiksa oleh dismenorea. Angka
berpenduduk32.548.687 jiwa dengan kejadian (prevalensi) dismenorhea
jumlah remaja putri usia 10-19 tahun berkisar 45-95% di kalangan wanita
sebanyak 2.761.577 jiwa. Sedangkan usia produktif.
yang mengalami dismenorea di propinsi Berdasarkan data survei dan
jawa tengah mencapai 1.518.867 jiwa wawancara pada tanggal 28 Oktober
(Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2013 di Poli Klinik Desa (PKD)
2010). Kedungwinong jumlah seluruh remaja
Menurut Proverawati, et al, putri yaitu 163 dan didapat 7 dari 10
(2009), saat menstruasi biasanya remaja putri yang mengalami dismenore
mengalami nyeri perut, yang biasa tidak tahu tentang penanganan
disebut dengan dismenorea. dismenorea. Kemudian di dapat data
Dismenorea ini adalah kekakuan atau angka kejadian dismenorhea dari bulan
kejang di bagian bawah perut yang Januari- Desember 2012 rata-rata adalah
terjadi pada waktu menjelang atau 117 remaja putri dari jumlah remaja
selama menstruasi, yang memaksa putri sebanyak 163 (72%) untuk
wanita untuk beristirahat atau berakibat

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


3

mendapatkan penanganan secara atau kejang di bagian bawah perut yang


farmakologi. terjadi pada waktu menjelang atau
Tujuan Penelitian adalah mengetahui selama menstruasi, yang memaksa
gambaran pengetahuan remaja putri wanita untuk beristirahat atau berakibat
mengenai penanganan dismenorhea. pada menurunnya kinerja dan
berkurangnya aktifitas sehari-hari).
TINJAUAN PUSTAKA Dismenorhea adalah rasa nyeri saat
menstruasi yang mengganggu
Pengetahuan tentang Dismenorea kehidupan sehari-hari wanita (Manuaba,
Pengetahuan merupakan hasil 2009).
dari “tahu”, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu Faktor Penyebab Dismenorea
objek tertentu. Pengindraan terjadi Menurut Laila (2011), Proverawati,
melalui pancaindra manusia, yakni indra et al. (2009) & Sarwono (2008), faktor
penglihatan, pendengaran, penciuman, penyebab dismenorea antara lain :
rasa, dan raba. Sebagian besar 1) Faktor Kejiwaan
pengetahuan manusia diperoleh melalui Pada remaja yang secara omosional
mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). tidak stabil (seperti mudah marah
Dismenorea adalah nyeri pada dan cepat tersinggung), apalagi bila
daerah panggul akibat menstruasi dan remaja itu tidak mempunyai
produksi prostaglandin (Proverawati & pengetahuan tentang proses
Misaroh, 2009). Dismenorea adalah menstruasi. Pada gadis-gadis yang
nyeri perut yang berasal dari kontraksi secara emosional tidak stabil,
uterus berlebih dan terjadi selama apalagi jika mereka tidak mendapat
menstruasi (Laila, 2010). Dismenorea penerangan yang baik tentang proses
adalah rasa nyeri menyertai menstruasi, haid, mudah timbul dismenorea.
yang dapat mengganggu aktifitas 2) Faktor Endokrin atau Hormon
kehidupan sehari-hari (Manuaba, 2010). Faktor ini dikarenakan endometrium
Berdasarkan beberapa definisi memproduksi hormone
pengetahuan dan dismenorea tersebut prostaglandin yang menyebabkan
maka dapat disimpulkan bahwa pergerakan otot-otot polos. Faktor
pengetahuan tentang dismenorea adalah ini mempunyai hubungan dengan
suatu pemahaman yang dimiliki oleh tonus dan kontraksi otot usus.
seorang wanita yang diperoleh melalui 3) Faktor Alergi
penginderaan dari penglihatan, Faktor ini merupakan toeri yang di
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba kemukakan setelah di lakukan
yang berkaitan dengan nyeri perut yang poenelitian tentang adanya
berasal dari kontraksi uterus berlebih hubungan antara dismenore dan
dan terjadi selama menstruasi. migran atau asma. Bahwa teori ini
dikemukakan setelah
Dismenorea memperhatikan adanya asosiasi
Menurut Laila (2011), disminore antara dismenore dengan urtikaria,
adalah keluhan yang sering di alami migraine atau asma bronkhiale
perempuan pada bagian bawah perut, bahwa sebab alergi ialah toksin haid.
sedangkan menurut Proverawati, at al,
(2009), dismenore adalah kekakuan

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


4

4) Faktor Konstitusi Remaja


Faktor ini erat hubungannya dengan Remaja atau adolescence berasal
faktor kejiwaan yang dapat pula dari bahasa latin “adolescere” yang
menurunkan ketahanan turbuh berarti” tumbuh “ atau “ tumbuh
terhadap nyeri. Faktor – faktor menjadi dewasa”. Istilah adolescence
seperti anemia, penyakit menahun yang berasal dari bahasa inggris
dan sebagainya dapat (Hurlock, 1992; dikutip dari Proveranti,
mempengaruhitimbulnya 2009). Remaja adalah individu yang
dismenorea. belum mencapai usia 21 tahun dan
belum menikah. Menurut WHO disebut
Penanganan Dismenorea remaja apabila anak telah mencapai usia
a. Terapi Non Farmakologi 10-18 tahun.
Menurut Deasylawati (2010), Laila
(2011), Kelly (2007), Olivia (2013) dan Metodologi Penelitian
Proverawati (2009), bahwa penanganan
dismenore dapat dilakukan terapi non Jenis penelitian yang digunakan
farmakologi, hal ini dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
dengan Mengompres hangat, Minum yang bersifat deskriptif analitik dengan
Minuman Hangat, Minum Air Putih, pendekatan cross sectional. Populasi
Mandi dengan Air Hangat, Istirahat penelitian yang digunakan dalam
yang Cukup, Tidur dengan Baik, penelitian ini adalah semua remaja putri
Berolahraga secara teratur, Melakukan di kelurahan Kedungwinong sebanyak
Pemijatan 163 remaja. Jumlah sampel sebanyak 62
b. Terapi Farmakologi remaja putri.
1) Analgetik, Obat analgetik adalah
obat penghilang nyeri yang banyak Kriteria sampel
digunakan untuk mengatasi sakit Kriterian inklusi : Remaja
kepala, demam, dan nyeri ringan. berstatus pelajar atau mahasiswa,
Obat-obat ini mudah diperoleh tanpa Remaja tinggal di wilayah kelurahan
resep (Deglin, et al, 2005). Kedungwinong, Remaja yang
2) Terapi Hormonal. Untuk mempunyai riwayat menstruasi, Remaja
meredaakn rasa nyeri saat yang berusia 10 sampai 19 tahun,
menstruasi terapi hormonal bisa Kriteria eksklusi : Remaja yang tidak
menjadi salah satu solusi.. (Laila, bersedia menjadi responden. Teknik
2009) Samplingpenelitian ini menggunakan
3) Terapi Obat Nonsteroid Anti- proportional sampling
prostaglandin Instrumen dan Tehnik Pengumpulan
Terapi dengan memberikan Data
obat nonsteroid anti-prostaglandin Instrumen penelitian adalah alat-
dapat dikatakan berperan penting alat yang akan digunakan untuk
dalam penyembuhan dismonorea pengumpulan data. Instrumen penelitian
primer. Obat yang sering dipakai dapat berupa kuesioner. Analisis data
adalah indometasin, ibuprofen dan mengunakan Analisis deskriptif untuk
naproksen. menentukan penyebaran tingkat
pengetahuan responden atau subyek
penelitian tentang dismenorhea. Bentuk

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


5

presentase untuk melihat derajat Tabel 2. Pengetahuan responden tentang


pengetahuan dapat digunakan rumus : penanganan dismenorea di Kelurahan
X Kedungwinong
P= x 100% Pengetahuan
N Jumlah %
Baik 10 16.1
HASIL PENELITIAN Cukup 34 54.8
kurang 18 29.0
Deskriptif Responden
Total 62 100.0
Tabel 1.. Distribusi responden berdasarkan
umur dan tingkat pendidikan di Kelurahan Berdasarkan tabel 2. diketahui
Kedungwinong sebagaian besar tingkat pengetahuan
responden tentang penanganan
Deskripsitif dismenorea dalam kategori cukup
Responden Jumlah % sebesar 54,8%. Pengetahuan responden
Umur : banyak dalam kategori cukup ini dapat
10-12 tahun 9 14.5 dilihat dari distribusi jawaban dari tiap-
13-15 tahun 14 22.6
tiap item pertanyaan yang dijawab
16-19 tahun 39 62.9
secara benar.
Pendidikan :
SD 9 14,5 Hasil pengumpulan data tentang
SLTP 16 25,8 penanganan dismenorea remaja putri di
SLTA 37 59,7 Kelurahan Kedungwinong , hal ini dapat
Jumlah 62 100,0 dilihat pada gambar 1. berikut:

Berdasarkan tabel 1.
diketahui sebagian besar responden
berumur antara 16-19 tahun (62,9%).
responden banyak berpendidikan
SLTA sebesar 59,7%.

Pengetahuan Remaja Putri Mengenai


Penanganan Dismenorea
Tingkat pengetahuan responden
diperoleh dari hasil jawaban atas 26
item pertanyaan yang dijawab secara Sumber: Data yang diolah, 2015.
benar. Tingkat Pengetahuan responden
dikategorikan dalam 3, dimana Gambar 1 Diagram batang data penanganan
pengetahuan baik apabila nilai Dismenorea Remaja Putri di Kelurahan
responden > 20,93, pengetahuan cukup Kedungwinong
dengan nilai 12,04 - 20,93 dan Gambar 1 menjelaskan
pengetahuan kurang apabilan nilai penanganan dismenorea yang dilakukan
responden < 12,04. Hasil penelitian remaja putri di Kelurahan
tingkat pengetahuan responden tentang Kedungwinong dalam menghilangkan
penanganan dismenorea ditampilkan nyeri saat haid seperti minum air hangat
dalam tabel 2 yaitu sebanyak 46 responden (74,2%),
mengkompres dengan air hangat

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


6

(66,10%), olah raga ringan (61,30%), sikap penanganan dismenore


dan pijatan (58,10%), sementara menyebutkan bahwa responden
responden tidak minum obat, minum air penelitian dilakukan di SMAN 1
putih dan istirahat kurang dari 50%. Petanahan Tresnorejo Gombong
diketahui bahwa pengambilan sampel di
PEMBAHASAN SMA adalah remaja putri masih banyak
Karakteristik Responden yang belum mengerti tentang dismenore
Berdasarkan hasil penelitian secara baik.
diketahui sebagian besar responden
berumur antara 16-19 tahun sebesar Gambaran tingkat pengetahuan
62,9%. Banyaknya usia responden pada responden tentang penanganan
penelitian ini tidak terlepas dari dismenorea
kesediaan responden untuk mengikuti Hasil penelitian diketahui bahwa
jalannya penelitian. Faktor lain yang 54,8% pengetahuan responden tentang
menyebabkan banyaknya responden penanganan dismenorea dalam kategori
usia 16-19 tahun adalah data demografi cukup. Arti cukup dapat diterjemahkan
di Kelurahan Kedungwinong adalah bahwa lebih dari 50% responden
usia remaja usia antara 15-20 tahun mempunyai pengetahuan yang cukup
sebanyak 94 remaja putri, sementara sebelum melakukan penanganan
usia 10-15 tahun sebanya 79 orang dismenorea. Hal ini dapat dikaitkan
orang. Hasil penelitian Gui-zhou, dengan usia responden yang banyak
(2010) di China tahun 2010 antara 15-19 tahun. Proverawati &
menunjukkan sekitar 41,9% - 79,4% Misaroh (2009) menyatakan responden
remaja wanita mengalami dismenore remaja putri mengalami menarche atau
primer. 31,5% - 41,9 % terjadi pada usia menstruasi pertama kali yang bisa
9 – 13 tahun dan 57,1% - 79,4% pada terjadi dalam rentang usia 10 – 16
usia 14 – 18 tahun. tahun, oleh karena itu tentunya
Hasil penelitian tingkat responden telah mempunyai
pendidikan diketahui sebagian besar pengalaman didalam penanganan
responden berpendidikan SLTA sebesar dismenorea dikaikan dengan waktu
59.7%. banyaknya responden pertama kali responden mengalami
berpendidikan SLTA juga berkaitan menarche.
dengan kemapuan responden untuk Dengan adanya pengalaman
dapat mengikuti jalannya penelitian. mengalami dismenorea, maka
Ditinjau dari demografi kelurahan responden dapat melakukan upaya
Kedungwinong bahwa terdapat sekolah penurunkan intensitas nyeri pada saat
SLTA di daerah Nguter dan wilayah dismenorea. Hasil penelitian ini
Sukoharjo yang mudah ditempuh oleh memperkuat peneltiaan Metri (2009)
warga Kedungwinong. Akses jalan yang menyimpulkan ada hubungan
yang sudah baik dan mudahnya yang signifikan antara tingkat
trasnportasi menjadikan penduduk pengetahuan remaja putri dengan
kelurahan Kedungwinong khususnya perilaku penanganan dismenorea.
perempuan banyak berpendidikan Berdasarkan hasil analisis data,
SLTA. Hasil penelitian Purwani (2010) diketahui bahwa responden dengan
mengenai hubungan tingkat pengetahuan yang cukup dapat dilihat
pengetahuan tentang dismenore dengan dari hasil jawaban benar dari tiap-tiap

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


7

item pertanyaan. Pertanyaanya di SMA N 3 Padang pada kelompok


mengenai efektivitas minum air hangat yang mendapatkan kompres hangat.
dapat menurunkan intensitas nyeri Dalam jawaban mengenai
akibat haid dijawab 46 responden penanganan secara farmakologi
(74,2%). diketahui bahwa sebagian besar
Empat puluh enam responden menjawab dengan benar, dan 39
menggunakan air hangat untuk responden (62,9%) menggunakan obat
diminum agar rasa nyeri menjadi analgesic. Responden mimun obat
berkurang. Frekuensi nyeri saat analgetik sebanyak 3x1 sehari, hal ini
dismenora responden berusaha minum karena nyeri saat dismenore sering
air hangat seperti air putih hangat terjadi selama 2-3 hari. Obat analgesic
ataupun dengan membuat teh hangat. ini diperoleh dengan membeli obat di
Menurut responden tersebut bahwa apotek. Namun apabila responden
dengan menum air hangat rasa nyeri merasa nyeri sudah menurun, maka
semakin menurun. Menurut Misaroh responden tidak minum obat analgesic.
(2009) minum minuman hangat yang Penurunan nyeri saat haid dapat
mengandung kalsium tinggi dapat dilakukan secara farmakologi. Menurut
menurunkan intensitas nyeri. Hanifah (2009) wanita dengan
Pertanyaan penelitian tentang dismenore primer banyak yang dibantu
upaya menurunkan nyeri saat haid dengan mengkonsumsi obat anti
dilakukan dengan kompres air hangat peradangan bukan steroid (NSAID)
diketahui dari 62 responden, 41 yang menghambat produksi dan kerja
responden (66,1%). Menurut Price & prostaglandin. Obat seperti aspirin,
Wilson 2006) penggunaan kompres formula respondenprofen yang dijual
hangat diharapkan dapat meningkatkan bebas, naproksen, naproksen dan asam
relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri mefenamat). Obat ini akan sangat
akibat spasme atau kekakuan serta efektif jika mulai diminum 2 hari
memberikan rasa hangat lokal. Pada sebelum menstruasi dan dilanjutkan
umumnya panas cukup berguna untuk sampai hari 1-2 menstruasi. Untuk kram
pengobatan. Panas meredakan iskemia yang berat, pemberian NSAID seperti
dengan menurunkan kontraksi dan naproksen atau piroksikan dapat
meningkatkan sirkulasi. Kompres membantu. Tidak ada satu pun NSAID
hangat dapat menyebabkan pelepasan yang superior tiap orang menanggapi
endorfin tubuh sehingga memblok setiap obat dengan berbeda sehingga
transmisi stimulasi nyeri. Menurut teori perlu dicoba beberapa jenis obat sampai
gate-control kompres hangat dapat menemukan satu obat yang dapat
mengaktifkan (merangsang) serat-serat bekerja dengan baik. Dismenore
non-nosiseptif yang berdiameter besar sekunder ditangani dengan
(A-α dan A-β) untuk ‘’menutup mengidentifikasi dan mengobati sebab
gerbang’' bagi serat-serat yang dasarnya. Hal itu memerlukan konsumsi
berdiameter kecil ( A-δ dan C) yang antibiotik atau obat lain tergantung pada
berperan dalam menghantarkan nyeri, kondisi tertentu.
sehingga nyeri dapat dikurangi. Hasil Pertanyaan mengenai manfaat
penelitian Rahayuningrum (2012) senam haid dapat menurunkan nyeri saat
menyimpulkan bahwa terdapat haid dijawab 38 responden (61,3%).
penurunan skala dismenore pada remaja Senam dilakukan saat responden

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


8

merasakan nyeri saat dismenorea. sebuah sel saraf mengeluarkan hormon


Responden melakukan senam norepinefrin yang menjadikan tubuh
setidaknya 10 menit setiap sesi senam. menjadi rileks (Ginsberg, 2007).
Pengetahuan dan pratik senam pada Teknik relaksasi merupakan
responden ini diperoleh dari latihan intervensi keperawatan secara mandiri
yang diajarkan oleh kakak perempuan untuk menurunkan intensitas nyeri,
responden serta memperoleh informasi meningkatkan ventilasi paru dan
dari media internet yang berisikan meningkatkan oksigenasi darah.
tutorial cara senam dismenorea. Harry Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat
(2007) menyatakan senam merupakan menurunkan nyeri dengan merilekskan
salah satu teknik relaksasi dalam tegangan otot yang menunjang nyeri,
mengurangi nyeri dimana saat ada banyak bukti yang menunjukkan
melakukan olahraga/senam tubuh akan bahwa relaksasi efektif dalam
menghasilkan hormon endorphin. meredakan nyeri (Smeltzer, 2002).
Endorphin adalah neuropeptide yang Berdarsakan penjabaran jawaban
dihasilkan tubuh pada saat responden tentang penanganan
relaks/tenang. Endorphin dihasilkan di dismenorea diketahui bahwa nilai
otak dan susunan syaraf tulang persentase adalah 48,3% hingga 90,3%.
belakang. Hormon ini dapat berfungsi Gambaran tersebut menunjukkan bahwa
sebagai obat penenang alami yang pengetahuan responden secara
diproduksi otak yang melahirkan rasa keseluruhan sudah cukup baik.
nyaman dan meningkatkan kadar Pengetahuan yang diperoleh dari
endorphin dalam tubuh untuk berbagai sumber baik dari anggota
mengurangi rasa nyeri pada saat keluarga seperti responden ataupun
kontraksi Penelitian Hasil penelitian saudara perempuan atau dari petugas
Ernawati (2010) menyimpulkan bahwa kesehatan dapat meningkatkan
dengan melakukan terapi relaksasi dapat pengetahuan. Menurut Notoatmojo
menurunkan nyeri dismenore pada (2005) bahwa dasar dari seseorang akan
mahasiswi Universitas Muhammadiyah bertindak adalah pengetahuan.
Semarang. Pengetahuan merupakan hasil dari
Pertanyaan mengenai manfaat “tahu”, dan ini terjadi setelah orang
pijatan ringan dapat mengurangi rasa melakukan penginderaan terhadap suatu
nyeri saat haid dijawab sebanyak 36 objek tertentu. Arti tahu dalam
responden (58,1%). Teknik relaksasi penelitian ini adalah bahwa responden
dini menggunakan nafas dalam juga mengetahui bahwa saat mengalami haid
dilakukan oleh responden. Sama seperti dapat mengakibatkan rasa nyeri. Untuk
senam dismenore. mengatasi rasa nyeri tersebut responden
Respon relaksasi progresif dengan akan mencari tahu cara untuk
terjadi melalui penurunan bermakna dari mengatasi yang dapat diperoleh dari
kebutuhan zat oksigen oleh tubuh, yang bertanya kepada anggota keluarga
selanjutnya aliran darah akan lancar, ataupun orang yang dianggap lebih
neurotransmiter penenang akan memahami masalah dismenorea.
dilepaskan, sistem saraf akan bekerja Dengan mengingat informasi yang
secara baik otot-otot tubuh yang relaks diperoleh maka responden berusaha
menimbulkan perasaan tenang dan memahami bagaimana saat haid dapat
nyaman. Pada saat merelaksasikan otot, menyebabkan rasa nyeri. Dengan

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


9

memahami maka responden akan tentang tindakan dismenorea seperti


berusaha untuk melakukan upaya agar membaca buku kesehatan, bertanya
saat haid tidak mengalami nyeri. kepada petugas kesehatan ataupun
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan fasilitas seperti
mengenai tindakan responden saat internet dan mencari informasi
mengalami nyeri haid diketahui tentang tindakan yang baik dalam
sebanyak 46 responden (72,2%) menangani dismenorea.
melakukan meminum air hangat untuk 2. Bagi Petugas Kesehatan
mengurangi rasa nyeri dibanding Perlu dilakukan upaya-upaya
tindakan lain seperti kompres hangat, peningkatan pengetahuan remaja
melakukan pijat ringan, senam terhadap pencegahan timbulnya
dismenorea. Tindakan responden dismenorea. Upaya tersebut dengan
tersebut dilakukan untuk mendapatkan menggalakkan penyuluhan tentang
hasil yang lebih cepat dirasakan yaitu dismenorea kepada remaja baik
rasa nyeri yang menurun. melalui masyarakat maupun
Meskipun hasil penelitian ini menggunakan fasilitator institusi-
menunjukkan bahwa sebagian besar institusi pendidikan.
responden mempunyai pengetahuan 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
yang cukup, namun masih dapat Hasil penelitian dapat
pengetahuan responden dalam kategori dijadikan sebagai landasan dalam
kurang sebesar 29% dan yang upaya menindaklanjuti hasil
pengetahuan baik sebesar 16%. Hal ini penelitian yang ada kearah
mencerminkan perlu adanya tindakan penelitian yang lebih luas, yaitu
lebih lanjut baik dari responden sendiri dengan menambah faktor-faktor lain
maupun instansi terkait untuk dapat yang mempengaruhi pengetahuan
meingkatkan pengetahuan remaja misalnya faktor intelektual,
tentang tindakan dismenorea. motivasi, sumber informasi, dan
lain-lain.
Simpulan 4. Bagi profesi perawat
1. Sebagian besar responden Diharapkan adanya peran aktif
mempunyai pengetahuan tentang dari perawat untuk memberikan
penanganan dismenorea dalam pendidikan kesehatan secara
kategori cukup sebesar 54,8%. berkesinambungan kepada remaja
2. Tindakan responden dalam putri, terutama bagi remaja yang
mengurangi nyeri dismenorea pada mengalami menarche pertama kali,
remaja putri di desa Kedungwinong sehingga remaja saat mengalami
kecamatan Nguter kabupaten dismenore setidaknya mempunyai
Sukoharjo dengan minum air pengetahuan dan tindakan untuk
hangat sebesar 72,2%. menurunkan rasa nyeri yang
Saran dialami.
1. Bagi Remaja
Diharapkan responden untuk tetap
mau meningkatkan pengetahuan

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


10

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2010. Demografi remaja putri.

Deasylawati P 2010. Tetap Happy Saat Menstruasi. Surakarta: Afra

Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC

Ernawati (2010) Terapi Relaksasi Dapat Menurunkan Nyeri Dismenore Pada


Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Prosiding seminar nasional
Unimus. Isbn: 978.979.704.883.9. diakses:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4294&val=426.

Hanifah. , 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Harry (2007). Mekanisme endorphin dalam tubuh. Diakses.

Hong-Gui Zhou1 , Zheng-Wei Yang, Students Group. 2010 Prevalence of


dysmenorrhea in female students in a Chinese university: a prospective study .
journal Vol.2, No.4, 311-314 (2010) Health doi:10.4236/health.2010.
http://www.scirp.org/journal/HEALTH/.

Kelly, T. 2007. Rahasia Alami Meringanan Sindrom Pramenstruasi. Jakarta:


Erlangga.

Laila, N. 2011. Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta Buku biru:

Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga


Berencana. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo,S. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo,S. 2007. Promosi kesehatan. Jakarta: Rhineka cipta.

Notoatmodjo,S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Nugroho.2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn) untuk


Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Olivia F. (2013). Mengatasi Gangguan Haid. Jakarta: gramedia

Price, S.A & Wilson. L.M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit ( Alih bahasa oleh Anugrah P) Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra


11

Proverawati, & Misaroh. (2009). Menarche; Pertama Penuh Makna. Bandung: Nuha
Medika.
Purwani S. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenore Dengansikap
Penanganan Dismenore Pada Remaja Putrikelas X Di SMAN 1 Petanahan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 1, Februari 2010
ttps://www.academia.edu/6961192/

Rahayuningrum (2012) Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan


Kompres Hangat Dalam Menurunkan Dismenore Pada Remaja SMA Negeri 3
Padang. Jurnal kesehatan. http: //repository.
unand.ac.id/17834/1/DWI%20CHRISTINA.pdf

Riyanto A. 2009 Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Sarwono, 2008 Gangguan Haid dan Siklusnya. Jakarta : Bina Pustaka

Yuniarti (2012) Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester I Tentang


Menstruasi dengan Penanganan Dismenore Di Akper Mamba’ul’ulum
Surakarta. Jurnal Kesehatan. JK eM-U, Volume IV, No.12, 2012: 18 – 25
ISSN: 2085.2754. diakses file:///C:/Users/qwert/Downloads/9-17-1-
SM%20(3).pdf

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri …… Ghozali Bintang Sandra

Anda mungkin juga menyukai