Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN

REMAJA DAN PRANIKAH PADA NN. K UMUR 17


DI PUSKESMAS KECAMATAN PANCORAN
PERIODE 24 SEPTEMBER 2023

PENUJI 1/CI : AAM AMALIA


PENUJI 2/PEMBIMBIN : Bdn. WIWIN NUR FITRIANI, SST.,MKM

OLEH :YULINDA PUTRI GISELAWATI

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


POLITEKNIK KARYA HUSADA
JAKARTA 2023/2024
BAB I
Latar Belakang
• Menurut WHO Masa remaja merupakan bagian dari proses tumbuh kembang, yaitu masa peralihan dari anak
menuju dewasa.. Sementara itu menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, dan masa pubertas remaja perempuan ditandai dengan datangnya
menstruasi (Kusmiran. 2013). Sebagian wanita mengalami nyeri saat menstruasi yang disebut dismenorea,
Angka kejadian disminorea (nyeri menstruasi) di dunia rata-rata lebih 50% di setiap negara. Menurut French
dalam Wedoanika (2010)
• Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh data kejadian dismenorea pada tahun 2021 di Puskesmas Kec
Pancoran sebanyak 20 orang yang terdiri dari 12 remaja menderita dismenorea primer dan 8 remaja dengan
dismenorea sekunder. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil asuhan kebidanan pada Nn. K umur
17 tahun dengan dengan Dismenorea Primer di Puskesmas Kecamatan Pancoran periode 24 september 2023.
Ruang Lingkup

• Ruang lingkup penulisan makalah ini yaitu asuhan kebidanan pada Nn. K umur 17 tahun dengan
dengan dismenorea primer di Puskesmas Kecamatan Pancoran periode 24 september 2023 dengan
menggunakan pendokumentasian SOAP.
Tujuan

1. Tujuan Umum

• Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada Nn. K umur 17 tahun dengan dengan Dismenorea Primer di
Puskesmas Kecamatan Pancoran periode 24 September 2023 dengan menggunakan pendokumentasian SOAP

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif pada Nn. K Umur 17 Tahun Di Puskesmas Kecamatan Pancoran periode 23
September 2023

b. Melakukan pengkajian data objektif pada Nn. K Umur 17 Tahun Di Puskesmas Kecamatan Pancoran periode 24
September 2023

c. Menentukan analisis data pada Nn. K Umur 17 Tahun Di Puskesmas Kecamatan Pancoran periode 24 September
2023

d. Melakukan penatalaksanaan Nn. K Umur 17 Tahun Di Puskesmas Kecamatan Pancoran periode 24 September 2023
MANFAAT
1. Manfaat Praktis

• Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program di Puskesmas
Kec. Pancoran dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program KIA.

2. Manfaat Insitusi

• Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswi Pendidikan Profesi Bidan
Politeknik Karya Husada dalam pelaksanaan Asuhan kebidanan Holistik pada Remaja dan Pranikah.

3. Manfaat bagi Penulis

• Penulisan ini merupakan pengalaman ilmiah yang sangat berharga bagi penulis karena meningkatkan
pengetahuan dan menambah wawasan baru tentang Asuhan kebidanan Holistik pada Remaja dan
Pranikah.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1) Dysmenorrhea

Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Nugroho dan Utama, 2014). Biasanya nyeri
mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang Pada saat
menstruasi, Dysmenorrhea dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri
abdomen, kram, dan sakit punggung. Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala menstruasi (Kusmiran, 2013).

Menurut Kusmiran (2013), berdasarkan jenisnya dismenorea terdiri dari:

a) Dismenore Primer

Dismenore primer adalah nyeri yang timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah

stabilnya hormone tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan (Kusmiran, 2012). Nyeri haid itu normal tetapi dapat

berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stress, kurang darah, syok dan kondisi tubuh yang menurun

Pada dasarnya disminorea primer tidak ada penyebab yang pasti walaupun kadang tidak berbahaya, nyeri pada disminorea primer

diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan

jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim) (Nugroho dan Utama, 2014).
DISMENOREA PRIMER

• Pengobatan terhadap Dismenore Primer Menurut Nugroho dan Utama (2014), Kusmiran (2013) adalah :

(1) Anjurkan klien untuk istirahat cukup

(2) Kompres hangat didaerah perut

(3) Mengkonsumsi minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi

(4) Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit

(5) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan

(6) Obat-obatan yang digunakan harus berdasarkan pengawasan bidan atau dokter. Boleh minum alangesik
(penghilang rasa sakit) yang banyak dijual ditoko obat, tetapi dosisnya tidak lebih dari tiga kali sehari.

(7) Perbanyak mengkonsumsi protein dan sayuran hijau


b) Dismenore sekunder

Disminorea sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang
menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan rahim yang
mengganggu organ dan jaringan disekitarnya (Kusmiran, 2013).

Penanganan Dysmenorrhea dapat dilakukan dengan memberikan terapi sebagai berikut :

1. Penerangan dan nasihat

2. Kompres hangat pada perut bawah.

3. NSAID
PERBEDAAN DISMENORHEA PRIMER DAN SKUNDER
Dysmenorrhea Primer Dysmenorrhea Sekunder
Onset singkat setelah menarche Onset dapat terjadi kapan saja setelah menarche
(khasnya setelah 25 tahun)

Nyeri sebelum menstruasi dimulai dan berakhir Waktunya berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi
beberapa jam sampai 2 hari stelah menstruasi
dimulai

Pola nyeri sama setiap siklus Pola nyeri memburuk setiap waktu

Nyeri pada paha dan pinggang, sakit kepala, diare, Dijumpai gejala ginekologi, dyspareunia dan
mual dan muntah dapat dijumpai menorrhagia

Tidak dijumpai kelainan patologis pelvis Dijumpai abnormalitas patologis pelvis


Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja
•Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses
reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial-kultural.

•Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode yang dikenal sebagai
pubertas serta diiringi dengan perkembangan seksual. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi rentan terhadap
masalah-masalah perilaku berisiko, seperti melakukan hubungan seks sebelum menikah dan penyalahgunaan
napza, yang keduanya dapat membawa risiko terhadap penularan HIV dan AIDS

•Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses
reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja
memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
1. Permasalahan reproduksi pada Remaja
a) Seks pranikah
b) KTD (kehamilan tidak diinginkan ) berpeluang melakukan
Aborsi tidak aman
c) Hamil usia muda Resiko tinggi
d) Sek bebas Penularan PMS, HIV/AIDS
e) Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya)
f) Anemia remaja. (Rahayu.A,2017)
2. Upaya penceahan masalah kesehatan reproduksi pada remaja

a) Gizi seimbang

b) Informasi terkait kesehatan reproduksi

c) Pencegahan kekerasan termasuk kekerasan seksual

d) Pencegahan ketergantungan terhadap NAPZA

e) Pernikahan pada usia yan matang

f) Pemberian pendidikan dan keterampilan

g) Peninkatan terhadap penghargaan diri sendiri

h) Peningkatan kewaspadaan terhadap godaan dan ancamaman.(Rahayu.A,2017)


Pendokumentasian SOAP

”Documen” dalam bahasa Inggris adalah satu atau lebih lembar kertas resmi dengan tulisan diatasnya
Dalam pelayanan kebidanan, semua kegiatan didokumentasikan dengan menggunakan konsep SOAP yang
terdiri dari:

1. S (Subjektif)

Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi klien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
berhubungan langsung dengan diagnosis

2. O (Objektif )

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang
3. A (Assesment)
Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Analisis data adalah melakukan intrepretasi
data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.

4. P (Planing)
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan
seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Asuhan kebidanan pada remaja dan pranikah pada Nn. K Umur 17 Tahun Di Puskesmas Kecamatan Pancoran periode 24 September 2023.

Nn. K berusia 17 tahun, kebangsaan Indonesia, agama Islam, dengan pendidikan terakhir SMA, bertempat tinggal di
Pancoran.

Anamnesa dilakukan pada tanggal 24 September 2023 pukul 15.30 WIB oleh Yulinda Putri mahasiswi Politeknik
Karya Husada

Keluhan utama : Klien mengatakan sedang haid hari ke 1 dan mengeluh sakit pada perut kanan bawah sejak hari
pertama haid dan mengatakan bahwa setiap haid merasakan sakit sampai 3 hari haid tapi masih bisa melakukan
aktivitas sehari-hari. Klien mengatakan merasa tidak nyaman dan khawatir dengan keadaannya

Riwayat menstruasi: Nn. K pertama kali menarche yaitu pada usia 11 tahun, menstruasi sebelumnya tanggal 20
oktober 2023, lamanya 7 hari, banyaknya 3-4 kali ganti pembalut perhari sejak hari ke 1 sampai hari ke 4 haid, dan 2
kali ganti pembalut perhari dari hari ke 5 samapi hari ke 7 haid, siklus 28 hari, warna merah dengan konsistensi cair
sedikit bergumpal serta berbau khas.
Pengkajian Data Obyektif
• Dalam pemeriksaan tanggal 24 September 2023 pada pukul 15.30 WIB yang telah dilakukan
didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil yaitu klien
dapat berinteraksi dengan baik dan dapat menanggapi pertanyaan yang diajukan. Pada
pemerikasaan fisik diperoleh hasil sebagai berikut : BB : 48 kg, TB 157 cm, IMT : 19,5, TTV : TD
100/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh 36,5ºC
• pemeriksaan fisik dalambatas normal
• tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Assesment

• Nn. K usia 17 tahun menstruasi hari ke 1 dengan dismenorea primer

• Masalah : merasa tidak nyaman dan khawatir dengan keadaannya

• Kebutuhan : penjelasan mengenai keluhan yang dirasakan


Penatalaksanaan
• Tanggal 24 September 2023 pada pukul 15.30 WIB

1. Memberitahukan kepada klien mengenai hasil pemeriksaan bahwa keadaan tanda vitalnya baik namun ada nyeri tekan di perut kanan bawah,
dan memberitahu klien bahwa mengalami dismenore primer yaitu nyeri perut bagian bawah atau kram pada saat menstruasi. Klien mengerti
dan memahami kondisinya saat ini.

2. Memberikan konseling tentang gaangguan menstrusi yang dijelaskan mulai dari pengertian menstruasi, fase menstruasi, faktor yang
mempengaruhi menstruasi, macam-macam gangguan menstruasi, pengertian dismenorea, klasifikasi dismenorea, tanda dan gejala dismenorea
dan cara mengatasi dismenorea. Klien mengerti dan memahami kondisinya saat ini.

3. Memberikan motivasi pada klien bahwa kondisinya sekarang baik-baik saja jadi tidak perlu cemas dan khawatir karena nyeri menstruasi ini
normal timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Klien mengerti dengan kondisinya dan tidak
khawatir lagi.

4. Menanjurkan klien untuk mengompresan pada bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat. Klien menerta dan akan mencoba
mempraktikanya dirumah

5. Menanjurkan klien untuk menerapan pola hidup sehat seperti menghindari stres yang dapat menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan
yang teratur, istirahat cukup, tidak merokok, tidak meminum-minuman keras, tidak makan makanan dan minuman yang mengandung kafein,
meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging ikan dan yang mengandung vitamin B6. Klien memahaminya dan akan berusaha melakukan
polahidup yang sehat.
Penatalaksanaan
7. Memberikan konseling terkait kesehatan reproduksi pada remaja, klien mengerti tentang kesehatan reproduksi
remaja,masalah yan dapat terjadi pada kespro dan cara melakukan pencegahanya.

8. Memberikan terapi obat peroral untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi yaitu asam mefenamat 500 mg 2 x 1 tablet per hari
jika nyeri tidak berkurang dan sangat mengganggu. Kilen bersedia meminum sesuai dengan dosis yan diberikan apabila
nyeri tidak berkurang dan sangat mengganggu.

9. Meberikan tablet tambah darah (Fe 60 mg, 0,4 mg asam folat) 1x1 tablet per hari untuk pencegahan anemia dan vitamin C
500 mg 1x1 perhari untuk mempercepat penyerapan zat besi. Klien bersedia meminumnya sesuai dengan dosis yang
diberikan.

10. Menganjurkan klien untuk datang kembali jika ada keluhan dan nyeri semakin hebat. Klien bersedia melakukan kunjungan
ulang


Bab IV PEMBAHASAN

• DATA SUBYEKTIF
Data subyektif yang dikaji sesuai dengan teori, penyusun mengumpulkan data subyektif yang didapatkan dari
hasil anamnesa kepada klien. Data yang dikaji seperti identitas klien, alasan kedatangan, keluhan yang dirasakan sakit
dibagian perut sebelah kanan bawah, riwayat menstruasi. Menurut teori data subjektif ini berhubungan dengan masalah
dari sudut pandang klien

• Data obyektif
Data obyektif yang dikaji berupa pemeriksaan fisik dan tanda vital sesuai dengan teori yaitu Data obyektif yang dikaji
oleh penyusun adalah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan klien. Menurut Kemenkes (2019)

• Assesment
Asessment yang dilakukan penulis sesuai dengan teori Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah
dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan (Kemenkes RI, 2019). Yaitu Nn. N umur 17
tahun menstruasi hari ke 1 dengan dismenorea primer”, masalah kebidanan “merasa tidak nyaman dan khawatir dengan
keadaannya” dan kebutuhan “penjelasan mengenai keluhan yang dirasakan” Hal tersebut juga sesuai dengan teori
Kusmiran (2013) dan Nugroho dan Utama (2014) yang menyatakan bahwa diagnosis dismenorrea primer yaitu ditandai
dengan nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke punggung bagian bawah, nyeri sebelum menstruasi dimulai dan
bebera jam sampai 2 hari setelah menstruasi dimulai, pola nyeri sama setiap siklus, tidak dijumpai kelainan patologis
pelvis.
Penatalaksanaan

Penatalaksaan tersebut sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penatalaksanaan adalah mencatat
seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

• Memberitahukan kepada klien mengenai hasil pemeriksaan, Memberikan konseling tentang gaangguan
menstrusi dan memberikan motivasi bahwa kodisinya akan baik baik saja sesuai dengan teori Kusmiran
(2013) yang menyebutkan bahwa penanganan dismenorrea primer adalah dengan pemberian penerangan
dan nasihat terkait dismenorrea primer dengan menerapkan gaya hidup sehat, olahraga, makanan sehat

• Menanjurkan klien untuk mengompresan pada bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat. Dan
Menanjurkan klien untuk menerapan pola hidup sehat seperti menghindari stres sesuai dengan kusmiyati
dkk(2018) yang mengatan bahwa Untuk mengurangi rasa nyeri yang terjadi bidan selain memberikan
obat dapat juga memberikan konseling berupa penerapan pola hidup sehat dan juga pengompresan pada
bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat.
• Memberikan konseling terkait kesehatan reproduksi pada remaja tidak ada dalam penanganan
dismenorea menurut kusmiati dkk(2018), tetapi hal ini sesuai dengan Rahayu.A, (2017) dimana
salah satu Upaya pencegahan masalah kesehatan reproduksi pada remaja adalah memberikan
konseling atau Informasi terkait kesehatan reproduksi hal ini dikarenakan masa remaja sangat erat
kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode yang dikenal sebagai pubertas

• Memberikan terapi obat peroral untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi yaitu asam mefenamat 500
mg dan Meberikan tablet tambah darah untuk pencegahan anemia dan vitamin C 500 mg untuk
mempercepat penyerapan zat besi..sesuai menurut Kusmiran (2013) yang menyatakan bahwa penanganan
dismenorrea primer juga dapat diberikan terapi pereda nyeri dan juga diberikan terapi untuk mencegah anemia
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pengkajian data subyektif sudah dilakukan dengan benar dan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.

2. Pengkajian data obyektif sudah dilakukan dengan benar dan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik

3. Assesmen sudah ditentukaan dengan benar sesuai data subyektif dan obyektif dan tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik.

4. Penatalaksanaan asuhan sudah dilakukan sesuai diagnosa kebidanan dan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik
Saran
1. Untuk Klien

• Mampu mendeteksi dini tanda-tanda dismenorea sehingga bisa ditangani secara dini

• Mampu memberikan penangan segera apabila menderita dismenorea

2. Untuk Bidan

• Mengutamakan upaya promotive dalam penanganan dismenorea

• Meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan kebidanan khusunya dalam konseling,


informasi dan edukasi.

3. Untuk Institusi

• Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan manajemen kebidanan dalam
pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat
dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan professional.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai