Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN BERDASARKAN EVIDANCE BASED


MEDICINE PADA IBU HAMIL Ny. D
USIA 30 TAHUN G2P1A0 DENGAN KECEMASAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KANDANGAN TEMANGGUNG
TAHUN 2022

Oleh :

EVA ZULI OKTAVIA


NIM. P1337424721003

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER TERAPAN


PROGRAM PASCASARJANA
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN BERDASARKAN EVIDANCE BASED
MEDICINE PADA IBU HAMIL IBU HAMIL Ny. D
USIA 30 TAHUN G2P1A0 DENGAN KECEMASAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDANGAN TEMANGGUNG
TAHUN 2022

DI SUSUN OLEH :

EVA ZULI OKTAVIA


NIM. P1337424721003

Telah Disetujui Pembimbing Lahan Praktik dan Institusi


Pada Tanggal…………….……………………..

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan,

Sri Rahayu,S.Kp,Ns,S.Tr.Keb,.M.Kes Suprihatin,S.Tr.Keb,SKM,Bdn.


NIP. 197408181998032001 NIP. 197302101992032005
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada akhir tahun 2019, muncul penyakit menular COVID-19 yang
disebabkan oleh jenis coronavirus dan ditetapkan sebagai pademi oleh
World Health Organization (WHO) pada 9 Maret 2020 (Susilo A et al., 2020).
Ibu hamil termasuk ke dalam kelompok risiko dan rentan terkena COVID-19
mulai dari gejala ringan hingga berat yang perlu penatalaksanaan lebih
kusus karena dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin yang
dikandung (Hidayani WR, 2020).
Pademi COVID-19 berpotensi signifikan menimbulkan rasa cemas, rasa
sulit, serta rasa takut yang nantinya memberikan dampak negative pada
emosi ibu hamuil dan dapat menyebabkan pengaruh negative pada
Kesehatan pada ibu dan bayi dalam kandungan (Mizrak Sahin B, 2021).
Pembatasan kegiatan di luar rumah selama pademi COVID-19
mempengaruhi frekuensi aktivitas fisik pada ibu hamil, dimana terdapat
penelitian yang mendapatkan hasil jumlah pasien ibu hamil yang mengaami
stress dan tidak melakukan aktivitas fisik selama pademi lebih banyak
dibandingkan sebelum pademi.(Gildner TE, 2020).
Pada kehamilan TM 3 banyak terjadi ketidaknyamanan, ketidaknyamanan
TM 3 terbagi menjadi dua yakni ketidaknyamanan secara fisiologis maupun
non fisiologi. Menurut (Sulistyawati, 2012) Perubahan non fisiologis pada
masa kehamilan Trimester III , yaitu rasa tidak nyaman timbul kembali,
merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik, merasa tidak menyenangkan
ketika bayi tidak lahir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya, khawatir
bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya, merasa sedih karena akan
terpisah dari bayinya, merasa kehilangan perhatian, perasaan mudah terluka
(sensitif) & Libido menurun. Sedangkan Menurut (Romauli, 2012)
Ketidaknyamanan secara fisiologis ibu hamil pada TM 3, antarlaian
peningkatan frekuensi berkemih, sakit punggung bagian bawah,
hiperventilasi dan sesak nafas, edema dependen, nyeri ulu hati, kram
tungkai, konstipasi, kesemutan dan baal pada jari dan insomnia.
Pada kehamilan TM 3 sejumlah ketakutan muncul, saat hamil wanita
cenderung merasa cemas terhadap kehidupan bayi maupun kehidupannya
sendiri. Perasaan takut dan cemas yang dialami ibu hamil, jika berlebihan,
maka dapat menyebabkan stress (Jenny, 2013). Kecemasan meningkatkan
kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis.
Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM
dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih
sering terbangun. Gangguan psikis seperti kecemasan membuat ibu
semakin susah untuk tidur. Terutama ditrimester akhir cemas menghadapi
persalinan nantinya, dan apakah bayinya lahir normal atau cacat (Janiwarty,
2013).
Pada umumnya ibu hamil TM 3 yang mengalami ketidaknyamanan
fisiologis maupun non fisiologis salah satunya yaitu kecemasan pada ibu
hamil pada TM 3. Kebanyakan ibu hamil merasa tidak nyaman dan ingin
segera melewati masa ini, selama ini masyarakat memandang kecemasan
dan yang dialami oleh ibu hamil TM 3 sebagai hal yang wajar, padahal
apabila kecemasan pada ibu hamil jika tidak tertangani dengan baik akan
mengakibatkan depresi, kurang konsentrasi dalam beraktivitas, gangguan
pembelajaran verbal, gangguan memori, menggangu artikulasi bicara,
gangguan penginderaan, kondisi emosi yang gampang meledak, stress,
gangguan motorik, peningkatan denyut jantung dan hipertensi pada ibu
hamil TM 3. Salahsatu terapi non farmakologis untuk mengatasi tingkat
kecemasan adalah rileksasi otot progresif.
Teknik relaksasi otot progresif yaitu relaksasi yang memusatkan perhatian
pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang
kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi
untuk mendapatkan perasaan relaks (Setyoadi, 2011) (Smeltzer, 2010).
Menurut (Soewondo Dr, 2016) yang pertama kali mengembangkan metode
relaksasi progresif untuk melawan rasa cemas, stres dan tegang. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa apabila seseorang mengalami
ketegangan dapat menyebabkan serabut-serabut otot kontraksi, mengecil
dan menciut. Ketegangan timbul bila seseorang cemas dan stres bisa hilang
dengan menghilangkan ketegangan. Ibu hamil banyak yang mengalami
perasaan ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi proses persalinan,
kecemasan dan perubahan fisik merupakan salah satu faktor yang paling
mempengaruhi kualitas tidur sehingga ibu hamil akan sulit dalam memenuhi
kebutuhan dan kualitas tidur menjadi buruk(Sukarni, 2013).
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi komplementer yang
dapat diberikan perawat atau bidan dalam proses memberikan asuhan dapat
diberikan kepada klien yang mengalami gangguan tidur (insomnia), stress,
kecemasan, nyeri otot leher maupun punggung bagian atas dan bawah, dan
depresi sehingga dapat memberikan efek rileks untuk memperlancar aliran
darah, menurunkan ketegangan otot. Prinsip yang mendasari relaksasi otot
dalam pendekatan pikiran tubuh adalah apa saja yang membuat otot dan
pikiran kita menjadi rileks. Meregangkan dan mengendurkan setiap
kumpulan otot sekaligus akan menghasilkan relaksasi progresif terhadap
seluruh tubuh, sekaligus menenangkan pikiran dengan melakukan
peregangan pada setiap kelompok otot selama lima detik dan memusatkan
perhatian. Hal ini diikuti dengan bernapas dalam-dalam lalu melepaskan
tegangan sehingga otot menjadi benar-benar lemas dan ibu hamil menjadi
rileks dan mampu menurunkan kecemasan pada ibu hamil (Setyoadi, 2011;
Soewondo Dr, 2016).
Rasa nyaman yang dirasakan responden dikarenakan oleh produksi dari
hormon endorphin dalam darah yang meningkat, dimana akan menghambat
dari ujung-ujung saraf nyeri yang ada di uterus sehingga mencegah stimulus
nyeri untuk masuk ke medula spinalis hingga akhirnya sampai ke kortek
serebri dan menginterpretasikan kualitas nyeri sehingga ibu hamil menjadi
rileks dan mampu menurunkan kecemasan pada ibu hamil (Soewondo Dr,
2016).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulya Astuti (2015) dengan
judul “Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pinang Kecamatan
Mandau Talawang Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah” disimpulkan
bahwa relaksasi otot progresif dapat memberikan efek tingkat kecemasan
pada ibu hamil trimester III.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
memberikan asuhan kebidanan berdasarkan evidance based medicine pada
ibu hamil l Ny. D Usia 30 Tahun G2P1A0 Dengan Kecemasan di wilayah
kerja Puskesmas Kandangan Temanggung.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan berdasarkan evidance based medicine
pada ibu hamil pada ibu hamil Ny. D Usia 30 Tahun G2P1A0 Dengan
Kecemasan di wilayah kerja Puskesmas Kandangan Temanggung tahun
2022 dengan pemberian terapi relaksasi otot progresif menggunakan
management varney dengan pendokumentasian SOAP
b. Tujuan Khusus
1) Mampu mengumpulkan data dasar berupa data subjektif dan objektif
asuhan kebidanan ibu hamil.
2) Mampu menginterpretasi data dasar asuhan kebidanan pada ibu
hamil.
3) Mampu mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial pada
asuhan kebidanan ibu hamil.
4) Mampu menentukan kebutuhan tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi atau rujukan pada asuhan kebidanan ibu hamil.
5) Mampu menyusun rencana pada asuhan kebidanan ibu hamil
berdasarkan analisa yang di dapat.
6) Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil.
7) Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

1.3 Ruang Lingkup


a. Tempat
Wilayah Kerja Puskesmas Kandangan Temanggung
b. Sasaran
Asuhan Kebidanan Berdasarkan Evidance Based pada ibu hamil l Ny. D
Usia 30 Tahun G2P1A0 Dengan Kecemasan di wilayah kerja Puskesmas
Kandangan Temanggung
c. Waktu
16-17 Agustus 2022

1.4 Manfaat
a. Pemerintah Kabupaten Temanggung
Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi bidan yang ada
di wilayah kerja puskesmas kandangan kabupaten temanggung
mengenai asuhan kebidanan berdasarkan evidence based pada ibu hamil
yaitu memberikan terapi relaksasi otot progresif.
b. Institusi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
mengenai asuhan kebidanan berdasarkan evidence based dan menjadi
referensi dalam memberikan terapi relaksasi otot progresif..
c. Klien/ Pasien
Bagi pasien dan juga keluarga pasien diharapkan dapat mempraktikkan
atau memanfaatkan terapi relaksasi otot progresif. di rumah untuk
menurunkan kecemasan yang dialami ibu hamil TM 3.
BAB II
TEMPAT PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF

2.1 Gambaran Umum Lahan Praktik


1. Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung
a. Keadaan Geografi
Kabupaten Temanggung memiliki luas wilayah 870,65 Km² dan
merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah yang terbagi dalam
20 kecamatan dan 266 desa serta 23 kelurahan. Dengan kondisi
wilayah berhawa sejuk, sangat cocok untuk usaha pertanian
sehingga mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya dalam
sektor pertanian. Kabupaten Temanggung terutama terkenal
sebagai penghasil tembakau dengan area penanaman tersebar
hamper di semua kecamatan, namun yang menjadi sentra
tembakau adalah Kecamatan : Bulu, Kledung, Ngadirejo dan Kedu.
Secara astronomis, Kabupaten Temanggung terletak antara
110º 23’ - 110º 40’ 30” Bujur Timur dan 7º 14’ – 7º 32’ 35” Lintang
Selatan, dengan batas wilayah :
- Sebelah Utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang
- Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten
Magelang
- Sebelah Selatan Kabupaten Magelang
- Sebelah Barat Kabupaten Wonosobo
Topografi Kabupaten Temanggung yang berupa dataran tinggi
berbukit-bukit dan dataran landai mirip cekungan raksasa yang
terbuka di bagian tenggara, terletak di ketinggian 500 – 1450 m di
atas permukaan air laut dengan curah hujan berkisar antara 1000 –
3100 mm per tahun. Curah hujan pada dataran rendah lebih kecil
dibandingkan pada dataran tinggi. Kepadatan tanah 50% dataran
tinggi dan 50% dataran rendah.
Gunung-gunung tinggi adalah gunung Sumbing (± 3260 m) dan
Gunung Sindoro (± 3151 m). Sungai-sungai yang tergolong besar
antara lain : Waringin, Elo, Progo, Kuas, Galeh dan Tingal.
a. Keadaan Penduduk
Penduduk sebagai salah satu sumber daya pendukung dalam
pembangunan menjadi aspek yang penting untuk diuraikan.
Gambaran kependudukan di Kabupaten Temanggung pada tahun
2020 dapat dilihat pada lampiran grafik 1 sampai dengan 2.
1) Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten temanggung 2021 sebesar
800.276 jiwa (pencatatan Disdukcapil Kabupaten Temanggung
Semester 2 Tahun 2021), dengan luas wilayah sebesar 871
kilometer persegi (km²), rata-rata kepadatan penduduk 913
jiwa untuk setiap km².
b. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan penduduk laki-laki
dengan penduduk perempuan per 100 perempuan. Dengan
jumlah penduduk Kabupaten Temanggung tahun 2021 sebesar
800.276 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 402.957
jiwa dan penduduk perempuan 397.319 jiwa sehingga diperoleh
rasio jenis kelamin penduduk di Kabupaten temanggung tahun
2021 sebesar 101,28 per 100 penduduk perempuan dengan kata
lain bahwa terdapat 101 jiwa penduduk laki-laki diantara 100
penduduk perempuan.
c. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah penduduk tahun 2021 Kabupaten Temanggung sebesar
800.276 jiwa dengan komposisi menurut kelompok umur dan jenis
kelamin.

2.2 Permasalahan
Implementasi relaksasi otot progesif perlu diterapkan kepada ibu hamil
TM 3, memberikan relaksasi otot progresif terhadap ibu hamil TM 3
diharapkan dapat diimplementasikan dan membantu dalam upaya
pencegahan terhadap terjadinya diagnose potensial dari kecemasan pada ibu
hamil TM 3.
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandangan Temanggung Jawa Tengah
belum diterapkannya asuhan kebidanan evidance based pada Ibu hamil
dengan memberikan terapi relaksasi otot progresif terhadap pengetahuan,
sikap dan tindakan dalam pencegahan terjadinya kecemasan pada ibu hamil
TM 3. Padahal asuhan kebidanan evidance based perlu dioptimalkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan klien. Bidan merupakan
ujung tombak yang dapat memberikan pelayanan berkualitas dan sebagai
tenaga kesehatan yang profesional, bekerja sebagai mitra masyarakat
khususnya keluarga sebagai unit terkecil, yang artinya bidan memiliki posisi
strategis untuk memberikan pelayanan kebidanan yang bersifat evidance
based.
BAB III
KAJIAN KASUS DAN TEORI

3.1 Kajian Masalah Kasus


Asuhan Kebidanan Evidance Based Medicine Pada Ibu Hamil Ny. D Usia
30 Tahun G2P1A0 Dengan Kecemasan di wilayah kerja Puskesmas
Kandangan Temanggung Tahun 2022.
1. Pengkajian
Hari / Tanggal : Selasa, 16 Agustus 2022
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Temanggung
a. Anamnesa
1) Biodata
Pasien Suami
Nama : Ny. D Nama : Tn. A
Umur : 30 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pacelukan 4/6 Wadas Kandangan Temanggung
No.Telepon/HP: 0895333294317

DATA OBJEKTIF
1. Alasan Datang :
Mahasiswa melakukan observasi dan kunjungan pasien dimana ibu
hamil TM 3 mengatakan bahwa ia sering cemas dalam menghadapi
persalinan.
2. Keluhan Utama :
Ibu hamil TM 3 mengatakan bahwa ia selalu cemas dalam menghadapi
trimester 3 karena mendekati detik-detik persalinan. Sehingga, ibu
hamil TM 3 berkeinginan untuk mencari informasi dan dilakukan terapi
bagaimana cara menurunkan tingkat kecemasan yang dirasakan ibu
hamil TM 3.
3. Riwayat Kesehatan:
A. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1) Jantung : Tidak ada riwayat penyakit jantung
2) Asma : Tidak ada riwayat penyakit asma
3) Tubercolosis : Tidak ada riwayat penyakit tubercolosis
4) Ginjal : Tidak ada riwayat penyakit ginjal
5) Diabetes Militus : Tidak ada riwayat penyakit DM
6) Malaria : Tidak ada riwayat penyakit malaria
7) HIV/AIDS : Tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Jantung : Tidak ada riwayat penyakit jantung
2) Asma : Tidak ada riwayat penyakit asma
3) Hypertensi : Tidak ada riwayat hypertensi
4) Tubercolousis : Tidak ada riwayat penyakit tubercolosis
5) Ginjal : Tidak ada riwayat penyakit ginjal
6) Diabetes Militus : Tidak ada riwayat penyakit DM
7) Malaria : Tidak ada riwayat penyakit malaria
8) HIV/AIDS : Tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
9) Kembar : Tidak ada riwayat kembar
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Jantung : Tidak ada riwayat penyakit jantung
2) Asma : Tidak ada riwayat penyakit asma
3) Hypertensi : Tidak ada riwayat hypertensi
4) Tubercolousis : Tidak ada riwayat penyakit tubercolosis
5) Ginjal : Tidak ada riwayat penyakit ginjal
6) Diabetes Militus : Tidak ada riwayat penyakit DM
7) Malaria : Tidak ada riwayat penyakit malaria
8) HIV/AIDS : Tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
9) Kembar : Tidak ada riwayat kembar
D. Riwayat Perkawinan
Nikah 1 kali umur 25 tahun, dengan suami umur 30 tahun. Lama
pernikahan ± 5 Tahun.
E. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi
Manarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya darah : ±30-40 cc/hari
Bau : Amis
Warna : Merah tua
Konsistensi : Cair
Flour Albus : Tidak ada
HPHT : 15-11-2021
HPL : 20-08-2022
2) Riwayat Kehamilan Lalu
No Persalinan Nifas

Tgl UK JP Penolong Kom JK Lakt Kompl


lhr plika asi ikasi
si
1 06- 40 Spontan Bidan - Laki- Ya -
04- mgg laki
2019
3) Riwayat Kehamilan Sekarang
G2P1A0
HPHT tanggal 15 November 2021
HPL tanggal 20 Agustus 2022
Ibu periksa di puskesmas, bidan dan dokter secara rutin yaitu:
 TM 1 : 2 kali, 1 kali di bidan dan 1 kali di dokter
 TM 2 : 3 kali, 2 kali di bidan, 1 kali di dokter
 TM 3 : 5 kali, 4 kali dibidan, 1 kali di dokter
Keluhan pada trimester 3: Cemas menghadapi persalinan
Suntik TT: 5 kali
Tidak ada kebiasaan ibu/keluarga yang berpengaruh negative
terhadap kehamilan
F. Riwayat KB
Ibu pernah KB 3 bulan selama 1 tahun.
G. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Pola Sebelum Hamil Setelah Hamil
Kebutuhan
Pola Nutrisi  Pola makan : Nasi, Ikan,  Pola makan : Nasi,
sayur dengan frekuensi Ikan, sayur dengan
3 kali sehari frekuensi 3 kali
 Minum 6-8 gelas sehari sehari
 Minum 6-8 gelas
sehari
Pola  BAK  BAK
Eliminasi Frekuensi : 6-7 kali/hari Frekuensi : 12-15
Warna : kuning jernih kali/hari
Bau : amoniak Warna : kuning
 BAB jernih
Frekuensi : 1-2 kali/hari Bau : amoniak
Warna : kuning  BAB
kecokelatan Frekuensi : 1-2
Konsistensi : lunak kali/hari
Warna : kuning
kecokelatan
Konsistensi : padat
Pola Tidur siang 2 jam Tidur siang 2 jam
Istirahat Tidur malam 8 jam Tidur malam 6 jam
Pola  Ibu mengurus rumah  Ibu mengurus
Aktivitas sendiri dengan baik rumah sendiri
Pekerjaan  Ibu melayani anak dan dengan baik
suami dengan baik  Ibu melayani anak
dan suami dengan
baik
Personal Mandi : 2 kali sehari Mandi : 2 kali sehari
Hygiene Kramas : 3 kali seminggu Kramas : 3 kali seminggu
Sikat gigi : 2 kali sehari Sikat gigi : 2 kali sehari
Ganti pakaian : setiap kali Ganti pakaian : setiap kali
keringat keringat
Pola Frekuensi hubungan seksual Frekuensi hubungan
Seksual sering seksual kurang
Psikososio  Ibu hamil mengatakan
Spiritual ingin mencari informasi
tentang cara
menurunkan rasa cemas
yang dialaminya selama
kehamilan ini.
 Pengetahuan ibu hamil
tentang cara mengatasi
kecemasan masih cukup
dan belum mengerti
penyebab dan cara
mengatasi keluhan yang
dialaminya.
 Tanggapan keluarga
terhadap kecemasan
yang dialami ibu
memberikan dukungan
agar mencari cara untuk
menurunkan kecemasan
yang dirasakan ibu.
 Tanggapan suami dan
keluarga terhadap
kehamilannya baik
 Pengambilan keputusan
dalam keluarga adalah
suami
 Ketaatan beribadah baik

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 92 x/menit
S : 36,7ºc
RR: 22x/menit
c. Berat badan
Sebelum hamil : 70 kg
Sekarang : 75 kg
d. TB : 150 cm
e. LILA : 31 cm
2. Pemeriksaan Fisik/Status Present
a. Kepala
Inspeksi : rambut bersih, tidak rontok, hitam, panjang dan lurus
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
b. Wajah
Inspeksi : tidak ada cloasma gravidarum
Palpasi : tidak ada oedama saat ditekan
c. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, tidak ada
secret.
d. Hidung
Inspeksi :cuping hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret.
Palpasi : tidak ada polip.
e. Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
f. Mulut
Inspeksi : Tidak ada caries,tidak ada stometitis,bibir kering
g. Leher
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tyroid dan
kelenjar limfe
h. Dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tampak hyperpigmentasi pada
aroela mamae
Palpasi : tidak ada benjolan tidak ada nyeri tekan
i. Abdomen
Inspeksi : TFU 30 cm, terdapat linea nigra dan striae gravidarum
tidak ada bekas operasi,
Palpasi :leopold I teraba bagian bulat lunak TFU 30 cm, leopold II
sisi kanan teraba keras seperti papan sisi kiri teraba bagian kecil-
kecil seperti ekstremitas, leopold III teraba bulat keras mlenting,
leopold IV konvergen.
Auskultasi : DJJ 140 x/menit
j. Genetalia
Inspeksi : tidak ada varices
Palpasi : tidak ada pembengkakan
k. Ekstremikas atas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada oedema saat ditekan
l. Eksremikas bawah
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada oedema saat ditekan
Perkusi : reflex patella (+)
m. Anus
Inspeksi : tidak ada hemoroid
n. Kulit : Tampak kering
ANALISA
Evidance Based Medicine Pada Ibu Hamil Ny. D Usia 30 Tahun G2P1A0 Usia
Kehamilan 39 minggu 4 hari Dengan Kecemasan
Masalah : Kecemasan dalam menghadapi detik-detik menjelang persalinan
Kebutuhan :
- Memberikan Terapi Relaksasi Otot Progresif
PENATALAKSANAN
Hari/Tanggal : Selasa, 16 Agustus 2022
a. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Ibu Hamil bahwa ia dalam keadaan
baik, yang ditunjukkan hasil pemeriksaan yaitu tekanan darah 110/80 mmHg,
nadi 92x/menit, frekuensi pernapasan 22 x/ menit, suhu 36,7 C, Hasil : Ibu
hamil mengatakan paham dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan
b. Mendengarkan keluh kesah Ibu hamil yang ia rasakan selama dalam
menghadapi TM 3 di rumah ibu dan memberikan support kepada ibu untuk
tetap semangat dan mengatakan bahwa hal itu sering terjadi diakhir
kehamilan.
Hasil : ibu hamil merasa senang karena ada yang mau mendengarkan keluh
kesahnya.
c. Melakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif Untuk Kecemasan Ibu Hamil TM
3
Hasil : Ibu hamil mengatakan merasa nyaman setelah dilakukan terapi
tersebut.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tanggal : Rabu, 17 Agustus 2022
Intervensi :
Ibu hamil mengatakan bahwa ia mengalami penurunan kecamasan kearah
S
yang lebih nyaman dan baik dibandingkan hari kemarin
O Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis
Ny. D Usia 30 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 39 minggu 4 hari Dengan
Kecemasan
Masalah :
A Kecemasan sehingga menganggu aktivitas fisik
Kebutuhan :
Terapi Rileksasi Otot Progresif dengan keluhan kecemasan untuk
membantu menurunkan tingkat kecemasan
Menjelaskan kepada ibu hamil bahwa dirinya masih dalam kondisi cemas
namun sudah berkurang ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan
kuesioner HARS
Hasil : Ibu hamil mengatakan mengerti kondisi dan merasa senang
P dengan perkembangan pada dirinya.
Melakukan intervensi dengan terapi Relaksasi Otot Progresif.
Hasil : Ibu hamil terlihat nyaman, bahagia setelah diberi Rileksasi Otot
Progresif serta keluarga sangat mendukung akan melakukannya
secara mandiri di rumah.

3.2 kajian Teori


1. Kehamilan
A. Pengertian Kehamilan TM 3
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada
kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode
penantian (Nanny, 2011)
B. Perubahan Fisiologis TM 3
Menurut (Nanny, 2011) Perubahan fisiologi pada masa kehamilan
Trimester III adalah:
a) Minggu ke-28/bulan ke-7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoudeus.
Hemoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan
pernapasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa
panas perut mungkin terasa.
b) Minggu ke-32/ bulan ke-8
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan
nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu,
mungkin juga terjadi dispnea.
c) Minggu ke-38/ bulan ke-9
Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightening).
Plasenta setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18
minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. Sakit punggung dan sering
BAK meningkat. Braxton Hicks meningkat karena serviks dan
segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.

C. Ketidaknyamanan TM 3
a) Ketidaknyamanan non fisiologis
Menurut (Sulistyawati, 2012) Perubahan non fisiologis pada
masa kehamilan Trimester III, yaitu:
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,
aneh, dan tidak menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat
waktu
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada
saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak
normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan
kekhawatirannya.
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6) Merasa kehilangan perhatian
7) Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun
b) Ketidaknyamanan fisiologis
Menurut (Romauli, 2012) Ketidaknyamanan ibu hamil pada
Trimester III, adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan Frekuensi berkemih
2) Sakit punggung Atas dan Bawah
3) Hiperventilasi dan sesak nafas
4) Edema Dependen
5) Nyeri ulu hati
6) Kram tungkai
7) Konstipasi
8) Kesemutan dan baal pada jari
9) Insomnia

2. Kecemasan
A. Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa
tidak nyaman atau takut, namun tidak mengetahui alasan kondisi
tersebut terjadi. Kecemasan tidak memiliki stimulus yang jelas yang
dapat diidentifikasi (Videbeck, 2012) . Cemas (ansietas) merupakan
sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang dialami sesorang
dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak
berdaya (Kusumawati, 2012) .
B. Rentan Respon Kecemasan
Adapun rentan respon dalam kecemasan sebagai berikut
(Azizah & dkk, 2016)
:
a) Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu
dengan lingkungan.
b) Cemas ringan
Ketegangan ringan, penginderaan lebih tajam dan menyiapkan
diri untuk bertindak.
c) Cemas sedang
Keadaan lebih waspada dan lebih tegang, lapangan persepsi
menyempit dan tidak mampu memusatkan pada factor/peristiwa
yang penting baginya.
d) Cemas berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang
kecil, tidak memikirkan yang luas, tidak mampu membuat kaitan
dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
e) Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol,
berfikir tidak teratur, perilaku tidak tepat dan agitasi/hiperatif

C. Kecemasan pada Kehamilan TM 3


Kecemasan pada trimester III karena akan menghadapi proses
persalinan yang merupakan faktualisasi sikap skeptis terhadap
kondisi kesehatan yang diinginkan dan kurang berdasar pada
pemahaman.Persalinan bisa dikatakan sebagai ancaman nyata
berupa rasa takut terhadap bahaya yang datang dari dari dalam
dan luar ibu. Ketakutan yang berlebihan terhadap rasa sakit,
kematian, dan responsibilitas destruktif terhadap keluarga
merupakan hal yang selalu terjadi pada ibu setiap mengahadapi
persalinan. Kecemasan ibu semakin meningkat jika terjadi
kegagalan fisiologis atau penurunan kapasitas psikologis
memanfaatkan kooping konstruktif dan pada dasarnya, kecemasan
terjadi karena ketidakmampuan ibu beradaptasi pada kondisi aktual
(kehamilan) dan potensial (menghadapi proses persalinan)
(Hidayat, 2014).
3. Relaksasi Otot Progresif
A. Definisi
Teknik relaksasi otot progresif yaitu relaksasi yang memusatkan
perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot
yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks
(Setyoadi, 2011) (Smeltzer, 2010) , teknik relaksasi otot progresif
adalah suatu latihan dan olah pernafasan yang dilakukan untuk
menghasilkan respon yang tidak hanya dapat memerangi respon
stress, namun juga dapat menurunkan kerja jantung dan dapat
menurunkan tekanan darah sehingga dapat meningkatkan kualitas
tidur.
Menurut (Soewondo Dr, 2016) yang pertama kali mengembangkan
metode relaksasi progresif untuk melawan rasa cemas, stres dan
tegang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa apabila
seseorang mengalami ketegangan dapat menyebabkan serabut-
serabut otot kontraksi, mengecil dan menciut. Ketegangan timbul
bila seseorang cemas dan stres bisa hilang dengan menghilangkan
ketegangan. Ibu hamil banyak yang mengalami perasaan
ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi proses persalinan,
kecemasan dan perubahan fisik merupakan salah satu faktor yang
paling mempengaruhi kualitas tidur sehingga ibu hamil akan sulit
dalam memenuhi kebutuhan dan kualitas tidur menjadi
buruk (Sukarni, 2013) .

B. Tujuan
Menurut (Setyoadi, 2011) teknik relaksasi otot progresif ini
mempunyai beberapa tujuan yakni:
a) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan
punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, dan
metabolisme.
b) Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
c) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien
sadar dan memfokuskan perhatian saat rileks.
d) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi ketegangan,
kecemasan, dan stres.
f) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot,
fobia ringan, dan gagap ringan

C. Kontraindikasi
Beberapa hal yang dapat menjadi kontraindikasi relaksasi otot
progresif antara lain: cedera akut atau ketidaknyamanan
muskuloskeletal, infeksi atau inflamasi, dan penyakit jantung berat
atau akut23. Latihan relaksasi otot progresif juga tidak dilakukan
pada sisi otot yang sakit. Melakukan latihan relaksasi otot progresif
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain jika pasien
mengalami distress emosional selama melakukan relaksasi otot
progresif maka dianjurkan untuk menghentikan dan
mengkonsultasikannya kepada tenaga kesehatan. Selain itu
pemberian terapi pada klien harus memperhatikan tingkat
kelelahan klien.
D. Langkah-langkah Relaksasi Otot Progresif
E.
4. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kecemasan
Pada kehamilan TM 3 banyak terjadi ketidaknyamanan, ketidaknyamanan
TM 3 terbagi menjadi dua yakni ketidaknyamanan secara fisiologis
maupun non fisiologi. Menurut (Sulistyawati, 2012) Perubahan non
fisiologis pada masa kehamilan Trimester III , yaitu rasa tidak nyaman
timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik, merasa
tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu, takut akan rasa
sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan
keselamatannya, khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak
normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya,
merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya, merasa kehilangan
perhatian, perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun.
Sedangkan Menurut (Romauli, 2012) Ketidaknyamanan ibu hamil\] pada
TM 3, antarlaian peningkatan frekuensi berkemih, sakit punggung bagian
bawah, hiperventilasi dan sesak nafas, edema dependen, nyeri ulu hati,
kram tungkai, konstipasi, kesemutan dan baal pada jari dan insomnia.
Pada kehamilan TM 3 sejumlah ketakutan muncul, saat hamil wanita
cenderung merasa cemas terhadap kehidupan bayi maupun
kehidupannya sendiri. Perasaan takut dan cemas yang dialami ibu hamil,
jika berlebihan, maka dapat menyebabkan stress (Jenny, 2013) .
Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui
stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan
kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak
perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Gangguan
psikis seperti kecemasan membuat ibu semakin susah untuk tidur.
Terutama ditrimester akhir cemas menghadapi persalinan nantinya, dan
apakah bayinya lahir normal atau cacat (Janiwarty, 2013) .
Pada umumnya ibu hamil TM 3 yang mengalami ketidaknyamanan
fisiologis maupun non fisiologis salah satunya yaitu kecemasan pada ibu
hamil pada TM 3. Kebanyakan ibu hamil merasa tidak nyaman dan ingin
segera melewati masa ini, selama ini masyarakat memandang
kecemasan dan yang dialami oleh ibu hamil TM 3 sebagai hal yang wajar,
padahal apabila kecemasan pada ibu hamil jika tidak tertangani dengan
baik akan mengakibatkan depresi, kurang konsentrasi dalam beraktivitas,
gangguan pembelajaran verbal, gangguan memori, menggangu artikulasi
bicara, gangguan penginderaan, kondisi emosi yang gampang meledak,
stress, gangguan motorik, peningkatan denyut jantung dan hipertensi
pada ibu hamil TM 3. Salahsatu terapi non farmakologis untuk mengatasi
tingkat kecemasan adalah rileksasi otot progresif.
Teknik relaksasi otot progresif yaitu relaksasi yang memusatkan perhatian
pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang
kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi
untuk mendapatkan perasaan relaks (Setyoadi, 2011) (Smeltzer, 2010).
Menurut (Soewondo Dr, 2016) yang pertama kali mengembangkan
metode relaksasi progresif untuk melawan rasa cemas, stres dan
tegang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa apabila
seseorang mengalami ketegangan dapat menyebabkan serabut-serabut
otot kontraksi, mengecil dan menciut. Ketegangan timbul bila seseorang
cemas dan stres bisa hilang dengan menghilangkan ketegangan. Ibu
hamil banyak yang mengalami perasaan ketakutan dan kecemasan
dalam menghadapi proses persalinan, kecemasan dan perubahan fisik
merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi kualitas tidur
sehingga ibu hamil akan sulit dalam memenuhi kebutuhan dan kualitas
tidur menjadi buruk(Sukarni, 2013).
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi komplementer yang
dapat diberikan perawat atau bidan dalam proses memberikan asuhan
dapat diberikan kepada klien yang mengalami gangguan tidur (insomnia),
stress, kecemasan, nyeri otot leher maupun punggung bagian atas dan
bawah, dan depresi sehingga dapat memberikan efek rileks untuk
memperlancar aliran darah, menurunkan ketegangan otot. Prinsip yang
mendasari relaksasi otot dalam pendekatan pikiran tubuh adalah apa saja
yang membuat otot dan pikiran kita menjadi rileks. Meregangkan dan
mengendurkan setiap kumpulan otot sekaligus akan menghasilkan
relaksasi progresif terhadap seluruh tubuh, sekaligus menenangkan
pikiran dengan melakukan peregangan pada setiap kelompok otot selama
lima detik dan memusatkan perhatian. Hal ini diikuti dengan bernapas
dalam-dalam lalu melepaskan tegangan sehingga otot menjadi benar-
benar lemas dan ibu hamil menjadi rileks dan mampu menurunkan
kecemasan pada ibu hamil (Setyoadi, 2011; Soewondo Dr, 2016).
Rasa nyaman yang dirasakan responden dikarenakan oleh produksi dari
hormon endorphin dalam darah yang meningkat, dimana akan
menghambat dari ujung-ujung saraf nyeri yang ada di uterus sehingga
mencegah stimulus nyeri untuk masuk ke medula spinalis hingga
akhirnya sampai ke kortek serebri dan menginterpretasikan kualitas nyeri
sehingga ibu hamil menjadi rileks dan mampu menurunkan kecemasan
pada ibu hamil (Soewondo Dr, 2016).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulya Astuti (2015) dengan
judul “Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan
Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pinang
Kecamatan Mandau Talawang Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah”
disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif dapat memberikan efek tingkat
kecemasan pada ibu hamil trimester III.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Pada kasus ini hasil analisa dan observasi mahasiswa melakukan pada
ibu hamil di Wilayah Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung
dikarenakan adanya kecemasan pada ibu hamil TM 3.
Hal ini yang membuat mahasiswa tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan berdasarkan evidance based yang berfokus kepada keutuhan dan
keseimbangan 6 aspek dimensi kesejahteraan manusia seperti aspek
emosional, psikis, sosial, spiritual, lingkungan dan intelektual. Perawatan
holistik yang mahasiswa berikan menggunakan pendekatan dan intervensi
yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual
pasien. Selain berfokus kepada penambahan wawasan tentang pencegahan
kecemasan pasien yaitu ibu hamil N.y D usia 30 tahun G 2P1A0 dengan usia
kehamilan 39 minggu 4 hari. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu ibu hamil tetap semangat untuk mengimplementasikan
terapi apa yang telah didapat yaitu terapi relaksasi otot progresif.
Program ini selaras dengan program yang direkomendsikan oleh WHO
dalam traditional medicine strategy pada tahun 2014-2023. Hal ini lah yang
membuat mahasiswa memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil N.y D
usia 30 tahun G2P1A0 dengan usia kehamilan 39 minggu 4 hari dengan
menggunakan konsep evidance based. Asuhan komplementer yang
mahasiswa berikan kepada ibu hamil adalah memberikan terapi relaksasi otot
progresif untuk mengimplementasikan penurunan kecemasan pada ibu hamil
TM 3.
Prinsip dasar yang mahasiswa berikan asuhan kebidanan evidance
based sebelum pemberian relaksasi otot progresif pada ibu hamil TM 3 yaitu
melakukan permission atau mohon izin pada ibu hamil dan keluarga,
melakukan pemberian terapi rileksasi otot progresif. Selama memberikan
penyuluhan mahasiswa :
1. Mendengarkan keluh kesah Ibu hamil yang ia rasakan selama dalam
menghadapi TM 3 di rumah ibu dan memberikan support kepada ibu
untuk tetap semangat dan mengatakan bahwa hal itu sering terjadi diakhir
kehamilan.
2. Melakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif Untuk Kecemasan Ibu Hamil
TM 3
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Ibu Hamil Ny. D Usia 30 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 39 minggu 4
hari dengan keluhan kecemasan dalam menghadapi TM 3 dan detik-detik
persalinan. Sehingga, Ibu hamil berkeinginan untuk mencari informasi dan
terapi bagaimana cara menurunkan kecemasan yang dirasakannya. Pada ibu
hamil telah dilakukan asuhan kebidanan berdasarkan evidance based yaitu
memberikan terapi relaksasi otot progresif. Saat diberikan penyuluhan
selama 3 hari. Keadaan ibu hamil menjadi lebih baik dimana ibu hamil
bersedia diberikan terapi rileksasi otot progresif dan ibu hamil bersedia
melakukan rileksasi otot progresif secara mandiri dirumah hal ini ditunjukkan
dengan ekspresi rileks dan Bahagia dari wajah ibu hamil TM 3.
5.2 Saran
Saran Bidan sebagai pelaksana dan tenaga kesehatan yang
berhubungan langsung dengan pasien di wilayah kerjanya hendaknya dapat
memberikan asuhan kebidanan evidance based yaitu pemberian terapi
rileksasi otot progresif terhadap penurunan kecemasan yang dirasakan oleh
ibu hamil TM 3. Bidan juga dapat memberdayakan para kader kesehatan
sebagai perpanjangan tangan bidan yang dekat dengan ibu hamil yang ada
di Wilayah Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai