Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP NYERI PUNGGUNG

BAWAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI DUSUN KRAMAT


DESA TULEHU KECAMATAN SALAHUTU

PROPOSAL

Oleh :

MARYAM MATDOAN

NPM.1420117410

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Masa kehamilan merupakan masa dimana ibu akan mengalami

perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi bahkan kadang memberikan

ketidaknyamanan bagi ibu, salah satunya adalah nyeri punggung bagian bawah.

(Firdayani, 2018)

Nyeri punggung adalah salah satu rasa yang tidak nyaman yang paling

sering dirasakan ibu hamil pada trimester III. Nyeri punggung dapat terjadi

karena adanya tekanan pada otot punggung ataupun pergeseran pada tulang

punggung sehingga menyebabkan sendi tertekan (Fraser, 2012). Nyeri punggung

mencapai puncak pada minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 28 yaitu tepat

sebelum pertumbuhan abdomen mencapai titik maksimum (Andarmoyo, 2013

dalam Purimama, 2018).

Prevalensi terjadinya nyeri tulang belakang pada ibu hamil terjadi lebih

dari 50% di Amerika Serikat, Kanada, Iceland, Turki, Korea, dan Israel.

Sementara yang terjadi di negara non-Skandinavia seperti Amerika bagian

utara, Afrika, Timur Tengah, Norwegia, Hongkong maupun Nigeria lebih

tinggi prevalensinya yang berkisar antara 21% hingga 89 %.(Hakiki,2015)

di Indonesia mencapai 60-80% ibu hamil mengalami back pain (nyeri punggung)

pada kehamilannya. (Firdayani, 2018)

2
Di Maluku, angka prevalensi nyeri punggung bawah menurut survey Dinas

Kesehatan Provinsi Maluku, sebanyak (11,11%). Keluhan nyeri punggung pada

ibu hamil trimester II dan III. (Dinas Kesehatan Maluku, 2018.)

Data di Puskesmas tulehu didapatkan jumlah kejadian Nyeri Punggung

pada ibu hamil pada tahun 2019-2021 sebanyak 123 penderita. Pada tahun 2019

sebanyak 60 penderita, pada tahun 2020 sebanyak 42 penderita dan pada tahun

2021 pada bulan januari sampai dengan bulan mei sebanyak 21 penderita Nyeri

Punggung Bawah. (Profil Puskesmas Tulehu, 2020)

Nyeri punggung bawah saat hamil terjadi karena adanya perubahan

hormone kehamilan yang meningkatkan hormone relaksan (hormone yang

membuat otot relaksasi dan lemas), hal ini mempengaruhi fleksibilitas

jaringan ligamen yang akhirnya meningkatkan mobilitas sendi di pelvis dan

akan berdampak pada ketidakstabilan spinal dan pelvis serta

menyebabkan rasa nyeri pada punggung. Faktor predisposisi lainnya yang

menyebabkan nyeri punggung berkaitan dengan penambahan berat badan,

perubahan postur tubuh karena pembesaran uterus, nyeri punggung

terdahulu dan peregangan yang berulang. Selain itu nyeri punggung juga

dirasakan akibat kesalahan postur tubuh saat duduk, berdiri, berbaring dan

bahkan pada saat melakukan aktivitas rumah (Braxshaw, 2008 dalam Firdayani

2018). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayer (2014) nyeri

punggung sering diperparah dengan terjadinya backache atau sering disebut

3
dengan “nyeri pungung yang lama”. Backache ini ditemukan pada 45% wanita

saat dicatat kehamilannya, meningkat 69% pada minggu ke-28 dan hampir

bertahan pada tingkat tersebut. Keluhan nyeri punggung yang dialami oleh ibu

hamil apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan nyeri punggung

akut dan tentunya akan mengganggu aktivitas ibu.(Purimama, 2018)

Nyeri dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan nonfarmakologis.

Endorphin Massage merupakan salah satu bagian teknik nonfarmakologi adalah

jenis massage dengan sentuhan ringan yang dapat diberikan pada ibu hamil di

waktu menjelang hingga saatnya melahirkan. Pijatan ini dapat merangsang tubuh

untuk melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa sakit alami

dan dapat menciptakan perasaan nyaman. Manfaat endorphin massage antara

lain, membantu dalam relaksasi dan menurunkan kesadaran nyeri dengan

meningkatkan aliran darah ke area yang sakit, merangsang reseptor sensori di

kulit dan otak dibawahnya, mengubah kulit, memberikan rasa sejahtera umum

yang dikaitkan dengan kedekatan manusia, meningkatkan sirkulasi lokal,

stimulasi pelepasan endorphin, penurunan katekiolamin endogen rangsangan

terhadap serat eferen yang mengakibatkan blok terhadap rangsang nyeri (Aprilia,

2010 dalam Handayani, 2020).

Dari hasil wawancara dengan 8 ibu hamil pada tanggal 5 mei 2021 di Dusun

Kramat Bawah Desa Tulehu di dapatkan 6 ibu hamil saat merasakan nyeri

punggung mereka tidak ke layanan kesehatan karena mereka mengganggap nyeri

4
punggung yang biasa terjadi adalah penyakit yang biasa di rasakan semua ibu

hamil jadi mereka hanya membiarkan saja sampai nyeri hilang dengan sendirinya

dan 2 ibu hamil lainnya merasa khawatir sampai tidak bisa tidur jika nyeri

datang. Dan biasanya keesokan harinya mereka langsung ke pelayanan

kesehatan.

Berdasarkan latar belakang data diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Penurunan

Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III Di Dusun Kramat Desa

Tulehu Kecamatan Salahutu

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena di atas maka dapat di kemukakan rumusan masalah

penelitian yaitu “Adakah Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Penurunan Nyeri

Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III Di Dusun Kramat Desa Tulehu

Kecamatan Salahutu”.?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui apakah ada Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Penurunan

Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III Di Dusun Kramat

Desa Tulehu Kecamatan Salahutu”.?

1.3.2 Tujuan Khusus

5
1. Mengidentifikasi Nyeri Punggung Bawah Sebelum Dilakukan Pijat

Endorphin Pada Ibu Hamil Trimester III Di Dusun Kramat Desa Tulehu

Kecamatan Salahutu

2. Mengidentifikasi Nyeri Punggung Bawah Sesudah Dilakukan Pijat

Endorphin Pada Ibu Hamil Trimester III Di Dusun Kramat Desa Tulehu

Kecamatan Salahutu

3. Menganalisis Pengaruh Nyeri Punggung Bawah sebelum dan Sesudah Di

Lakukan Pijat Endorphin Pada Ibu Hamil Trimester III Di Dusun Kramat

Desa Tulehu Kecamatan Salahutu

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Sebagai masukan bagi ilmu keperawatan serta meningkatkan

wawasan pengetahuan pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri punggung

bawah pada ibu hamil agar dapat menurunkan tingkat nyeri dengan

mangaplikasikan pijat endorphin secara optimal. Penelitian ini di

harapkan dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi keluarga

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan pengetahuan

terhadap pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri punggung

6
bawah pada ibu hamil di Dusun Kramat Desa Tulehu Kecamatan

Salahutu.

2. Bagi peneliti sendiri

Bagi peneliti sendiri dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan

yang telah di dapat di perkuliahan

3. Instansi pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi suatu masukan untuk

perkembangan ilmu keperawatan khususnya mata kuliah

maternitas

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 konsep kehamilan trimester III

2.1.1 definisi kehamilan trimester III

Kehamilan trimester III didefenisikan sebagai periode menunggu dan

waspada sebab ibu yang tidak sabar menunggu bayi dilahirkan

(Widatiningsih & Dewi, 2017). Kehamilan trimester III terjadi selama 13

minggu dan usia janin 2740 minggu. Masa ini ditandai dengan klimaks

kegembiraan emosi akan kelahiran bayinya dan ikatan antara orangtua

dan janin akan berkembang pada masa kehamilan ini (Silaban, 2020)

Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran

bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar

menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi

dapat lahir kapan pun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia

8
memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul

(Walyani, 2015).

2.1.1 Tanda Bahaya Dalam Trimester III

Selama kunjungan antenatal, ibu mungkin mengeluhkan

bahwa ia mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan

ini adalak ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari

9
perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Tanda – tanda

bahaya yang perlu diperhatikan :

a) sakit kepala hebat

a. Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering

kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan.

b. Sakit kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit

kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang setelah

beristirahat.

c. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

pre-eklampsi (Sulistyawati, 2009 dalam Firdayani, 2018).

b) Penglihatan kabur

a. Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu

dapat berubah selama proses kehamilan.

b. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang

mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,

misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara

mendadak

c. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit

kepala yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari

pre-eklampsi (Sulistyawati, 2009 dalam Firdayani, 2018).

c) Bengkak di wajah dan jari jari

1
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan

biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki

lebih tinggi daripada kepala. Bengkak yang menjadi masalah

serius yaitu ditandai dengan:

a) Muncul pembengkakan pada muka, tangan dan

ekstremitas lainya,

b) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat,

c) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini

merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal,

gagal jantung ataupun pre eklampsia. Gejala anemia dapat

muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan

menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia,

disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb,

sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah

yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih

tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya

(Kusumawati, 2014 dalam Sandra, 2018).

d) Keluar cairan pervagina

a. Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.

b. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan

warna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.

2
c. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan

adanya persalinan preterm dan komplikasi

infeksi intrapartum (Sulistyawati, 2009 dalam

Firdayani, 2018).

e) Gerakan janin tidak terasa

a. Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan

gerakannya.

b. Minimal adalah 10 kali dalam 24 jam.

c. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya

gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin

sampai kematian janin (Sulistyawati, 2009 dalam

Firdayani, 2018).

f) Nyeri perut hebat

Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan

dengan persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri

abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri

perut yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat,

terkadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.

Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu),

kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborstus

(keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm,

gastritis (maag), solutio placenta, penyakit menular seksual,

3
infeksi saluran kemih atau infeksi lain (Kusumawati, 2014

dalam Sandra, 2018).

2.1.2 Keperluan Ibu Hamil Dalam Trimester III

2.1.3.2 Kebutuhan ibu hamil trimester III

a. Nutrisi

Kecukupan gizi ibu hamil di ukur berdasarkan kenaikan berat

badan. Kalori ibu hamil 300-500 kalori lebih banyak dari

sebelumnya. Kenaikan berat badan juga bertambah pada trimester

ini antara 0,3-0,5 kg/minggu. Kebutuhan protein juga 30 gram

lebih banyak dari biasanya.( Sandra, 2018)

b. Seksual,

Hubungan seksual pada trimester 3 tidak berbahaya kecuali ada

beberapa riwayat berikut yaitu:

1) Pernah mengalami arbotus sebelumnya,

2) Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya,

3) Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan

disertai rasa nyeri dan panas pada jalan lahir Walaupun ada

beberapa indikasi tentang bahaya jika melakukan hubungan

seksual pada trimester III bagi ibu hamil, namun faktor lain

yang lebih dominan yaitu turunnya rangsangan libido pada

trimester ini yang membuat kebanyakan ibu hamil tidak

tertarik untuk berhubungan intim dengan pasanganya, rasa

4
nyama yang sudah jauh berkurang disertai ketidaknyamanan

seperti pegal atau nyeri di daerah punggung bahkan

terkadang ada yang merasakan adanya kembali rasa mual

seperti sebelumnya, hal inilah yang mempengaruhi psikologis

ibu di trimester III.(Sandra, 2018)

c. Istirahat Cukup

Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan

kesehatan jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu

sendiri dan tumbuh kembang janinya di dalam kandungan.

Kebutuhan tidur yang efektif yaitu 8 jam/ hari.( Sandra, 2018)

d. Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

Penting bagi ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil,

hal ini dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. kebersihan

lain yang juga penting di jagayaitu persiapan laktsi, serta

penggunaan bra yang longgar dan menyangga membantu

memberikan kenyamanan dan keamanan bagi ibu.( Sandra, 2018)

e. Mempersiapkan kelahiran dan kemingkinan darurat

Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat

untuk mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk

mengindentifikasi penolong dan tempat persalinan, serta

perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.

Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk

5
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk

Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk

mencapai tempat tersebut, Mempersiapkan donor danar,

Mengadakan persiapan financial, Mengidentifikasi pembuat

keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada

ditempat.( Sandra, 2018)

2.1.3 Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III

Menurut Nisman (2011) dalam perubahan fisiologis yang terjadi pada

tubuh ibu hamil trimester III antara lain:

a. Nafas menjadi lebih pendek.

Hal ini disebabkan ukuran bayi yang semakin membesar

sehingga menekan area diafragma.

b. Terasa panas di bagian perut bagian atas.

Hal ini disebabkan peningkatan asam lambung oleh perubahan

hormon.

c. Munculnya varises.

Hal ini disebabkan pelebaran pembuluh darah dan terjadi di

daerah kaki atau anus.

d. Munculnya stretch mark.

Stretch mark adalah garis-garis parut berwarna putih dan

terjadi di daerah perut, dada, bokong, paha, dan lengan atas.

6
e. Payudara semakin membesar.

Hal ini disebabkan kelenjar susu mulai penuh dan sesekali

akan keluar tetesan air susu.

f. Nyeri punggung.

Hal ini disebabkan bayi yang semakin membesar dan beratnya

mengarah ke depan sehingga punggung berusaha menyeimbangkan

posisi tubuh.

g. Keinginan buang air kecil secara terus menerus.

Hal ini disebabkan oleh kandung kemih yang mengalami

penekanan akibat pembesaran uterus serta penurunan kepala janin

sehingga timbul peningkatan keinginan untuk buang air kecil

kembali.

h. Muncul edema pada beberapa bagian tubuh.

Hal ini disebabkan oleh pembesaran pada pembuluh darah

pada bagian tubuh yang mengalami pembengkakan.

2.1.4 Perubahan Psikologis Trimester II dan III

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya pada fisik yang timbul

pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatanya.yang

7
mencerminkan perhatian dan kekhawatiran

d. Khawatir bayi akan di lahirkan dalam keadaan normal, bermimpi

yang mencerminkan perhatian dan khawatiran.

e. Merasa sedih karna akan terpisah dari bayinya

f. Merasa kehilangan perhatian.

g. Perasa muda terluka (Sulistiawati, 2009 dalam Firdayani, 2018)

2.1.5 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

a. Cukungan keluarga

Ibu sangan membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih sayang dar

orang-orang terdekatnya, terutama suami. Kadang ibu dihadapkan

pada situasi yang ia sendiri mengalami ketakutan dan kesendirian,

terutama pada trimester akhir (Sulistyawati, 2009 dalam Firdayani,

2018).

b. Perasaan aman dan nyaman setelah kehamilan

Selama kehamilan ibu mengalami ketidak nyamanan fisik dan

psikologis. Bidan bekerjasama dengan keluarga diharapkan berusaha

dan secara antusias memberika perhatian dan mengupayakan untuk

mengatasi ketidak nyamanan dan ketidak amanan yang dialami oleh

ibu.

c. Dukungan dari tenaga kesehatan

Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya

8
bidanmempunyai tempat tersendiri didalam dirinya. Harapan

pasien adalah bidan dapat dijadikan sebagai teman terdekat

dimana ia dapat mencurahkan isi hati dan kesulitanya dalam

menghadapi kehamilan dan persalinan (Sulistyawati, 2009 dalam

Firdayani, 2018).

2.2 Konsep Nyeri Pungung Bawah

2.2.1 Definisi

Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) adalah suatu sindroma

nyeri yang terjadi pada region punggung bagian bawah sebagai akibat

dari pengaruh gravitasi tubuh yang berpindah ke depan. Gangguan ini

ditemukan pada ibu hamil.(Lilis, 2019)

nyeri punggung bawah pada hakekatnya merupakan keluhan

atau gejala dan bukan merupakan penyakit spesifik. Masalah nyeri

punggung bawah meliputi banyak aspek, bukan hanya penderitaan

akibat nyeri yang dialami, tapi juga menimbulkan pemborosan ekonomi

dan peningkatan biaya kesehatan.

Nyeri punggung merupakan nyeri yang terjadi pada area

lumbosakral.Nyeri punggung biasanya akan meningkat intensitasnya

seiring dengan pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan

akibat pergeseran pusat gravitasi dan perubahan postur tubuhnya.

Perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar,

9
membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat

beban.(wulandari, 2017)

2.2.2 epidemiologi

nyeri punggung bawah saat kehamilan berkisar dari 25% hingga 90%,

dengan sebagian besar studi memperkirakan bahwa 50% wanita hamil

akan menderita nyeri punggung bawah. Sepertiga dari ibu hamil akan

menderita sakit parah, yang akan mengurangi kualitas hidup mereka.

Mayoritas ibu hamil terkena dampak dari kehamilan pertama mereka.

80% wanita yang menderita nyeri punggung bawah mengklaim bahwa

hal itu memengaruhi rutinitas dan harian mereka. 10% dari mereka

melaporkan bahwa mereka tidak dapat bekerja, 20% wanita hamil

mengalami nyeri pelviks. Sebuah studi tentang nyeri pelviks di

Belanda menunjukkan bahwa 38% wanita masih memiliki gejala pada

3 bulan postpartum dan 13,8% pada 12 bulan pospartum (Katopis dkk,

2011 dalam handayayny, 2020).

2.2.3 Klasifikasi

Secara umum nyeri dibedakan menjadi 2 yaitu nyeri akut dan

nyeri kronik. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera

akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang

cepat, dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) yang

berlangsung dalam waktu yang singkat (Smeltzer & Bare, 2002).

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

10
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik berlangsung lama,

intensitas yang bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari 6

bulan (Perry & Potter, 2012 dalam Firdayani, 2018).

2.2.4 Faktor penyebab nyeri punggung bawah

a. Bertambahnya berat badan

Akibat berat badan yang bertambah, maka beban tulang

belakang juga bertambah sehingga dapat menyebabkan nyeri

punggung bawah. Berat janin dan rahim yang bertambah juga

membuat tekanan pada pembuluh darah dan saraf di panggul

dan punggung.(silaban, 2020)

b. Perubahan postur tubuh

Kehamilan membuat pusat gravitasi pada ibu hamil berubah ke

arah depan, seiring dengan perut yang semakin membuncit.

Hal ini menyebabkan postur tubuh berubah. Akibatnya adalah

nyeri atau ketegangan di punggung

c. Aktivitas selama kehamilan

Banyak tugas rumah tangga seperti menyetrika atau menyiapkan

makanan yang dapat dilakukan dalam posisi duduk, bukan

berdiri tetapi dilakukan dengan berdiri dalam waktu yang lama,

termasuk jika ibu hamil harus mengangkat objek berat maka

terjadi tegangan pada otot panggul, semua gerakan berputar

sambil mengangkat.(silaban, 2020)

11
d. Perubahan ukuran payudara

Menyebabkan payudara menjadi berat dan mengakibatkan nyeri

punggung bawah.(firdayani, 2018)

e. Perubahan hormonal

Selama kehamilan, tubuh memproduksi hormon relaksin yang

memungkinkan ligamen di daerah panggul untuk bersantai dan

sendi manjadi lebih longgar. Hal ini merupakan persiapan proses

kelahiran. Hormon ini juga bisa menyebabkan ligamen yang

mendukung tulang belakang jadi lebih longgar, sehingga

menyebabkan ketidakstabilan dan munculnya rasa nyeri.

f. Stress

Kondisi emosional dapat menyebabkan ketegangan otot

punggung. Inilah yang kemudian dirasakan sebagai nyeri

punggung bawah. Bisa jadi saat ibu hamil stres, dia

merasakan peningkatan rasa sakit punggungnya (Firdayani,

2018)

2.2.5 Intensitas nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran keparahan nyeri yang

12
dirasakan oleh seseorang. Pengukuran intensitas nyeri bersifat

subjektif dan individual. Pengukuran nyeri dengan pendekatan

objektif dilakukan dengan menggunakan respon fisiologi tubuh

terhadap nyeri yang dirasakan seseorang (purnamasari, 2019)

Intensitas nyeri seseorang dapat diukur dengan menggunakan

skala nyeri (Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah, 2015), skala nyeri

tersebut adalah:

a. Visual Analog Scale (VAS

Visual Analog Scale merupakan skala nyeri yang

berbentuk garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus

menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. VAS

adalah pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena

klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari

pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka.

Gambar 2.1 Visual Analog Scale (VAS) (Potter & Perri, 2005
dalam Fauziah, 2015)

b. Numerical Rating Scale (NRS)

Suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa nyerinya

sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral dari

13
0 – 10 atau 0 – 100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau 100

berarti “severe pain” (nyeri hebat). NRS lebih digunakan

sebagai alat pendeskripsi kata. Skala paling efektif digunakan

saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

terapeutik (Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah, 2015)

Gambar 2.1 numeral rating Scale (VAS) (Potter & Perri, 2005
dalam Fauziah, 2015)

c. Verbal Rating Scale (VRS)

Alat ukur yang menggunakan kata sifat untuk

menggambarkan level intensitas nyeri yang berbeda, range dari

“no pain” sampai “nyeri hebat” (extreme pain). VRS dinilai

dengan memberikan angka pada setiap kata sifat sesuai

dengan tingkat intensitas nyerinya. Sebagai contoh, dengan

menggunakan skala 5-poin yaitu none (tidak ada nyeri)

dengan skor “0”, mild (kurang nyeri) dengan skor “1”, moderate

(nyeri yang sedang) dengan skor “2”, severe (nyeri keras) dengan

skor “3”, very severe (nyeri yang sangat keras) dengan skor “4”

(Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah, 2015). Keterbatasan VRS

adalah adanya ketidakmampuan pasien untuk menghubungkan

14
kata sifat yang cocok untuk level intensitas nyerinya, dan

ketidakmampuan pasien yang buta huruf untuk memahami

kata sifat yang digunakan (Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah,

2015)

Gambar 2.3 Verbal Rating Scale (VRS) (Potter & Perri, 2005 dalam
Fauziah)

d. Faces Pain Scale – Revised

Terdiri dari 6 gambar skala wajah kartun yang bertingkat

dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri” sampai wajah

yang nerlinang air mata untuk “nyeri paling buruk”. Kelebihan

dari skala wajah ini yaitu ibu dapat menunjukkan sendiri

rasa nyeri dialaminya sesuai dengan gambar yang telah ada

dan membuat usaha mendeskripsikan nyeri menjadi lebih

sederhana (Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah, 2015).

15
Gambar 2.4 Faces Pain Scale – Revised (FPS-R) (Potter &
Perri,2005 dalam Fauziah, 2015)

2.2.6 Patofisilogi nyeri punggung bawah.

Secara umum, nyeri punggung yang terjadi pada ibu hamil

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perubahan postur tubuh selama

kehamilan. Hal ini sejalan dengan bertambahnya berat badan secara

bertahap selama kehamilan, redistribusi pemusatan, pengaruh hormonal

pada struktur ligamen, pusat gravitasi tubuh bergeser kedepan dan jika

dikombinasikan dengan peregangan otot abdomen yang lemah

mengakibatkan lekukan pada tulang lumbal. Ada kecenderungan bagi

otot punggung untuk memendek jika otot abdomen meregang sehingga

dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar pelvis dan

tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen tersebut. Akibatnya

terjadi nyeri punggung yang biasanya berasal dari sakroiliaka atau

lumbal. Gangguan pinggang jangka panjang dapat terjadi jika

keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak dipulihkan setelah

melahirkan.

Aktivitas selama kehamilan juga menjadi faktor terjadinya nyeri

punggung selama kehamilan, banyak tugas rumah tangga seperti

menyetrika atau menyiapkan makanan yang dapat dilakukan dalam

posisi duduk, bukan berdiri tetapi dilakukan dengan berdiri dalam waktu

16
yang lama, termasuk jika ibu hamil harus mengangkat objek berat maka

terjadi tegangan pada otot panggul, semua gerakan berputar sambil

mengangkat merupakan gerakan yang berbahaya dan tidak boleh

dilakukan.

2.2.7 Dampak Nyeri Punggung

Keluhan ibu saat merasakan adanya nyeri punggung adalah fisiologis

yang normal dirasakan ibu hamil saat memasuki masa trimester III.

Keluhan ini biasanya tidak menimbulkan tanda bahaya, tetapi ada

dampak yang terjadi apabila nyeri punggung tidak diatasi dengan baik.

Menurut Bull & Archard (2009) nyeri punggung yang tidak diatasi atau

dibiarkan dapat mengakibatkan nyeri kronis. Ibu hamil akan tetap

mengalami kembali nyeri yang dirasakan bahkan tidak dalam kondisi

hamil dan berlangsung dalam jangka panjang. Nyeri punggung yang

tidak diatasi juga berakibat postur tubuh akan berubah menjadi buruk.

Pemindahan titik berat akibat perkembangan janin dapat merubah postur

tubuh menjadi condong terlalu ke depan (membungkuk) atau terlalu

kebelakang. Cara berdiri, duduk bahkan berjalan juga akan berubah jika

tidak diatasi dengan baik (Lebang, 2015 dalam silabon, 2020).

Dampak lain pada nyeri punggung adalah gangguan saat tidur,

kehilangan konsentrasi, nafsu makan berkurang dan kesulitan

melakukan aktivitas santai lainnya. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan

17
gangguan pada psikologis ibu. Ibu akan merasa stres dan tidak nyaman

akan rasa sakit yang dialaminya.(Lebang,2015 dalam silabon,202).

2.2.8 Penatalaksanaan Nyeri Punggung

Terapi nyeri dapat dilakukan secara farmakologis maupun non

farmakologis. Terapi untuk menangani rasa sakit punggung yang

dilakukan dengan farmakologis adalah lebih efektif jika dibandingkan

dengan terapi non farmakologis, akan tetapi farmakologis lebih

expensive dan mempunyai potensi menimbulkan dampak kurang baik

pada ibu maupun janin. Sedangkan metode penurunan nyeri non

farmakologis bisa dilakukan dengan cara pijatan, sentuhan terapeutik,

guide imagery, hydro terahpy, accupresure dan akupunktur. Terapi non

farmakologis mempunyai keuntungan, yaitu lebih murah, sederhana,

efektif dan tidak menimbulkan efek yang merugikan (Potter & Perry,

2010 dalam Diana 2019).

Salah satu terapi nyeri secara non farmakologis adalah dengan

endorphin massage, yaitu teknik sentuhan atau pijatan ringan yang dapat

memberikan rasa tenang dan nyaman pada ibu saat menjelang persalinan

maupun saat persalinan berlangsung. Selama ini endorphin sudah

dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya (Kuswandi, 2011 dalam

Diana, 2019).

2.3 Pijat endorphin

18
2.3.1 definisi pijat endorphin

Menurut Kuswandi (2013), teknik sentuhan dan pemijatan

ringan ini sangat penting bagi ibu hamil untuk membantu memberikan

rasa tenang dan nyaman, baik menjelang maupun saat proses

persalinan akan berlangsung.

pijat endorphin adalah sebuah teknik sentuhan dan pemijatan

ringan yang dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah,

serta meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibu hamil dengan

memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Dari hasil

penelitian, teknik ini dapat meningkatkan pelepasan zat oksitosin,

sebuah hormon yang memfasilitasi persalinan. Tidak heran jika

dikemudian teknik pijat endorphin ini penting untuk dikuasai ibu

hamil dan suami yang memasuki usia kehamilan minggu ke 36.

Teknik ini dapat juga membantu menguatkan ikatan antara ibu hamil

dan suami dalam mempersiapkan persalinan(siahaan, 2017)

2.3.2 manfaat pijat endorphin

pijat endorphin bermanfaat membantu dalam relaksasi dan

menurunkan kesadaran nyeri dengan meningkatkan aliran darah ke

area yang sakit, merangsang reseptor sensori di kulit dan otak

dibawahnya, mengubah kulit, memberikan rasa sejahtera umum yang

dikaitkan dengan kedekatan manusia, meningkatkan sirkulasi lokal,

stimulasi pelepasan endorphin, penurunan katekiolamin endogen

19
rangsangan terhadap serat eferen yang mengakibatkan blok terhadap

rangsang nyeri (Aprilia, 2010 dalam handayany, 2020).

Endorfin dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya. Beberapa

diantaranya adalah mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks,

mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap, mengendalikan

perasaan stress, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Munculnya endorfin dalam tubuh bisa dipicu melalui berbagai

kegiatan, seperti pernafasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi.

Karena diproduksi oleh tubuh manusia sendiri, endorfin dianggap zat

penghilang rasa sakit terbaik. Pijat endorphin sebaiknya dilakukan

pada ibu hamil yang usia kehamilannya sudah memasuki kehamilan 36

minggu, karena pada usia ini pijat endorphin dapat merangsang

keluarnya hormon oksitosin yang bisa memicu datangnya proses

persalinan (Kuswandi, 2013 dalam siahaan, 2017)

2.3.3 teknik pijat endorphin

Endorfin adalah polipeptida yang dihasilkan oleh tubuh untuk

menghilangkan rasa sakit. Endorfin dapat dipicu untuk dilepaskan

dengan cara melakukan aktivitas meditasi, tarik nafas dalam,

memakan makanan pedas, atau dapat juga dengan cara terapi

chiropractic, akupuntur dan massage (pijatan). Aprilia (2017) dalam

silabaan (2020) menjelaskan cara melakukan pijat endorfin adalah:

20
1. Sarankan ibu untuk memilih posisi senyaman mungkin. Posisi

dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring miring kearah

kiri atau kanan. Mintalah suami untuk ikut mendampingi istri

dengan cara duduk nyaman di samping atau belakang istri.

2. Mintalah ibu untuk menarik nafas dalam dengan kedua mata

dipejamkan untuk beberapa saat agar ibu merasa rileks.

Kemudian belai lembut permukaan luar lengan ibu, dimulai

dari lengan atas hingga lengan bawah menggunakan ujung-

ujung jari.

3. Setelah kurang lebih 5 menit, lakukan hal yang serupa pada

lengan yang lain.

4. Tindakan serupa dapat dilakukan di bagian tubuh lainnya,

seperti telapak tangan, leher, bahu dan paha karena meski

hanya sentuhan lembut yang diberikan, ibu dapat merasa lebih

rileks dan nyaman.

5. Kemudian lakukan tindakan pada bagian punggung ibu.

Sarankan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, baik duduk

ataupun berbaring miring. Selanjutnya, pijat ibu dengan lembut

dimulai dari leher membentuk huruf V terbalik dari leher

menuju sisi tulang rusuk.

21
6. Setelah itu pijatan-pijatan dilakukan turun kebawah dengan

alur bahu, punggung, pantat dan tulang ekor dan anjurkan ibu

untuk rileks.

7. Saat melakukan pijatan, ucapkan kata-kata yang dapat

menentramkan perasaan ibu. Contoh “saat kamu merasakan

belaian ini, bayangkan endorfin yang menghilangkan rasa

sakitmu dilepas dan mengalir ke tubuhmu”. Suami juga dapat

mengungkapkan kata-kata cinta pada ibu saat tindakan

dilakukan.

8. Setelah melakukan semua tindakan, mintalah suami untuk

memeluk ibu supaya ibu semakin merasa nyaman dan tercipta

suasana yang menenangkan dan mengharu biru.

2.3.4 Cara kerja Endorfin

Endorfin adalah hormon seperti morfin yang diproduksi secara alami

oleh tubuh dan berperan utama dalam mengatasi rasa nyeri atau sakit.

Oleh sebab itu hormon endorfin disebut juga sebagai hormon

kebahagiaan. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituari dan saraf

pusat pada manusia. Haruyama (2015) dalam silabaan, (2020),

menyatakan tubuh manusia bisa memproduksi 20 hormon

kebahagiaan. Dari kedua puluh hormon tersebut, hormon beta-

endorfin adalah hormon yang memiliki efek paling kuat. Endorfin

adalah singkatan dari

22
endogenous morphine yang berarti morfin yang alami berasal dari

tubuh manusi. Jika hormon ini sudah dilepas oleh tubuh maka efek

yang ditimbulkan bukan hanya di otak tetapi keseluruh tubuh.

Cara kerja endorfin berkaitan dengan kondisi pikiran dan

kejiwaan seseorang. Saat seseorang dalam keadaan yang buruk seperti

mendapat penolakan, maka tubuh akan otomatis melepaskan hormon

noradrenalin yang bersifat racun . Sebaliknya, jika seseorang dalam

keadaan baik seperti baru mendengar pujian, maka tubuh akan

otomatis mengalirkan hormon beta-endorfin (Haruyama, 2015 dalam

siahaan, 2017).

Nyeri dapat mengakibatkan seseorang berpikir buruk terhadap dirinya

sehingga menimbulkan stress (Andarmoyo & Suharti, 2013). Saat

keadaan seperti ini tubuh akan melepaskan hormon noradrenalin yang

bersifat beracun. Hormon ini jika diproduksi dalam kapasitas yang

besar akan berdampak buruk bagi tubuh. Untuk mengatasi hal tersebut,

dilakukan tindakan untuk merangsang keluarnya hormon endorfin

seperti pijatan. Pijatan yang lembut disertai kata-kata yang

menentramkan akan merangsang endorfin untuk keluar. Hormon

endorfin yang sudah keluar akan mengalir dan memblok reseptor

opioid yang terdapat dalam sel saraf manusia. Hal ini kemudian

menjadi pengganggu sinyal rasa sakit dihantarkan ke otak. (Haruyama,

2015). Umumnya terasa 5-10 menit setelah rangsangan diberikan.

23
Tanda-tanda yang dapat dirasakan seperti tubuh terasa lebih

hangat,bulu-bulu halus dipermukaan kulit berdiri, merasa rileks dan

timbul perasaan nyaman (Haruyama, 2015 dalam siahaan 2017).

1.4 keaslian penelitian

No Nama Peneliti Judul Penelitian Desain Sampel Hasil

1 Handayany, Pengaruh Metode penelitian 20 Ibu Hamil Hasil uji Wilcoxon sign rank
test dengan α=0,05 didapatkan
2020 Endorphin Massage ini adalah deskriptif Trimester III Asymp.Sig.=0,000
menunjukkan ada pengaruh
Terhadap Intensitas
endorphin massage terhadap
Nyeri Punggung intensitas nyeri punggung
bawah. Endorphin massage
Bawah Ibu Hamil dapat menghambat transmisi
nyeri melalui stimulasi kulit
Trimester Iii yang melepaskan senyawa
endorphin yang menghentikan
impuls nyeri. Maka dari itu
terdapat pengaruh endorphin
massage terhadap intensitas
nyeri punggung bawah pada
ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Putri
Ayu kota Jambi

2 Silaban, 2020 Pengaruh Pijat Metode penelitian jumlah sampel Hasil penelitian menunjukkan

Endorfin Terhadap ini adalah deskriptif 39 orang Ibu bahwa intensitas nyeri

Intensitas Nyeri Hamil Trimester punggung sebelum dilakukan

Punggung Ibu III pijat endorfin ibu hamil

Hamil Trimester III trimester III mengalami nyeri

berat sebanyak 23 orang

(59,0%) sedangkan setelah

dilakukan pijat endorfin

berkurang menjadi nyeri

sedang sebanyak 18 orang

24
(46,2%). Hasil uji paired

sample t-test diperoleh nilai p-

value 0,00 (α<0,05) yang

artinya ada pengaruh pijat

endorfin terhadap nyeri

punggung pada ibu hamil

trimester III
3 Siahaan , Pengaruh Pijat Metode Penelitian 20 orang di ada pengaruh pijat endorphin

2017 Endorphin ini adalah deskriptif Klinik Bersalin terhadap penurunan intensitas

Terhadap Intensitas Citra Medan. nyeri punggung pada ibu

Nyeri Punggung Sampel bersalin primigravida kala I

Pada Ibu Bersalin sebanyak 10 fase aktif dengan hasil uji T

Primigravida Kala I orang pada dependent didapat nilai p value

Fase Aktif Di kelompok 0,001.

Klinik Bersalin eksperimen dan

Citra Medan Tahun 10 orang pada

2017 kelompok

kontrol, diambil

secara

purposive

sampling.

25
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam perangkat ini mengacu pada teori yang dibahas

dalam tinjauan pustaka, variabel dependent (terikat) Nyeri Punggung Bawah

sedangkan variable independen (bebas) yaitu: Pijat Endorphin Kerangka konsep

sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variable Independen Variable Dependen

Pijat endorphin Nyeri punggung


bawah

Keterangan:

: variabel yang di teliti

: garis pengaruh

26
3.2 Hipotesis Penelitian

Dari gambar kerangka konsep diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

Ha : pemberian pijat endorphin tidak berpengaruh terhadap nyeri punggung

bawah pada ibu hamil di dusun kramat desa tulehu kecamatan salahutu.

Ho : Pemberian Pijat Endorphin Berpengaruh Terhadap Nyeri Punggung

Bawah Pada Ibu Hamil Di Dusun Kramat Desa Tulehu Kecamatan

Salahutu.

27
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain

pre experimental designs yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh

pijat endorfin terhadap penurunan nyeri punggung ibu hamil trimester III

dengan metode one group pre test-post test design metode ini menggunakan

satu kelompok yang menjadi subjek penelitian dengan observasi sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi atau tindakan. Hal ini dilakukan agar hasil lebih

akurat karena dapat membandingkan antara sebelum dilakukan tindakan dan

sesudah dilakukan tindakan


4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di Dusun Kramat Desa Tulehu

Kecamatan Salahutu

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus Tahun 2020

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

28
4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu trimester III yang

merasakan nyeri punggung bawah di dusun kramat desa tulehu

Sebanyak 20 responden

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang di miliki oleh populasi. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah total

sampling. Yaitu semua ibu hamil trimester II dan III yang merasakan

nyeri punggung bawah di Negeri Lisabata Timur Tahun 2020

sebanyak 19 responden.

4.3.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2014). teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Independen(Variabel Bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

variabel independen yaitu pijat endorphin

29
4.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, yang menjadi variabel

dependen dalam penelitian ini adalah nyeri punggung bawah di dusun

kramat desa tulehu kecamatan salahutu..

2.4 Definisi Operasional

No Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur skala

1. Pijat Pijat endorfin adalah


teknik sentuhan
endorphin lembut yang
dilakukan di area
seperti bahu, lengan,
telapak tangan,
paha, dan tulang
belakang (dimulai
dari leher, punggung
dan tulang ekor)
yang diberikan
kepada ibu hamil
trimester III yang
mengalami nyeri
punggung. Pijatan
ini dilakukan selama
30 menit dan
diberikan perlakuan
sama sesuai SOP
yang akan
digunakan peneliti
sebagai instrumen
penelitian.

30
2. Nyeri nyeri punggung Lembar Data skala Interval
observasi nyeri NRS
punggung bawah adalah suatu numeric hasil :

rating scale 0 = tidak


bawah trangsangan nyeri nyeri
(NRS)
1-3 = nyeri
yang biasa terjadi ringan

pada ibu hamil pada 4-6 = nyeri


sedang
bagian punggung 7-10 = sangat
nyeri
bawah

4.6 instrumen penelitian

instrument dalam penelitian ini adalah SOP dan lembar observasi. variable

independen yaitu pijat endorphin menggunakan SOP teknik pijat endorphin

sedangkan untuk variabel dependen yaitu pengukuran nyeri punggung peneliti

menggunakan lembar observasi intensitas nyeri yaitu NRS yang kemudian dicatat

dalam lembar observasi yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung kepada responden untuk mencari perubahan atau hal-hal

yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini peneliti memilih

observasi terstruktur yaitu secara spontan mengobservasi dan mencatat apa yang

dilihat untuk mengobaservasi nyeri punggung bawah yang dialami oleh ibu hamil.

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

31
Data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan data

primer dan sekunder dimana prosedur pengumpulan data dilakukan dalam dua

tahap persiapan dan pelaksanaan ini dikumpulkan dan digunakan oleh peneliti

sendiri. Dalam penilitian ini peneliti akan mengidentifikasi Pengaruh pijat

endorphin Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil trimester III Di

dusun kramat desa tulehu kecamatan salahutu.

a) Pertama peneliti membuat surat ijin di LPPM untuk dibawa ke

KESBANPOL.

b) Peneliti menunggu surat balasan dari KESBANPOL yang akan dibawa ke

pejabat negeri tulehu.

c) Menyiapkan perlengkapan pengumpulan data.

d) Menentukan sampel

e) Menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur penelitian dengan tetap

memperhatikan protokol kesehatan

f) Meminta persetujuan responden, Setelah responden memahami dan

menyetujui untuk menjadi responden maka menandatangani informan

consent.

g) Peneliti akan mengukur tingkat nyeri punggung, sebelum di lakukan pijat

endorphin kurang lebih 30 menit.

h) Setelah di lakukan penelitian pijat endorphin akan langsung di berikan

lembar observasi NRS untuk mengukur tungkat nyeri setelah di lakukan pijat

endorphin.

32
4.8 Analis Data

Analisa data di lakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data yang peroleh

dari analisa dengan mengguanakan analisa statistik kuantitatif dengan

mengguanakan analisis univariat dan analisis bivariate. Adapun analisa yang di

gunakan sebagai berikut:

4.8.1 Analis Univariat

Penelitian analisis univariat di lakukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian (Notoatmojo,

2012). Pada penelitian ini analisis data dengan metode statistik unuvariat

akan di gunakan untuk menganalis Variabel Pijat Endorphin. Akan di

analisa dan akan di tampilkan dalam distribusi frekwensi.

4.8.2 Analisa Bivariat

Analisa yang dilakukan terhadap varibel yang diduga berpengaruh atau

berkorelasi (Notoadmodjo, 2010). Analisis bivariat dilakukan untuk

menganalisis variable dependen yaitu nyeri punggung bawah pada ibu

hamil dengan menggunakan uji paired t-test. Uji paired t-test adalah

pengujian yang di gunakan untuk membandingkan selisih dua mean dari

dua sampel berpasangan dengan asumsi data berdistribusi nol.sampel

berpasangan berasal dari subjek yang sama. dengan tingkat kesalahan

0,05 atau 5% menggunakan SPSS 16.0 untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri punggung bawah yang

berskala interval. Sebelum di lakukan uji paired t-test harus di lakukan uji

33
normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui distribusi data normal atau

tidak jika hasil > 0,05 maka di katakana normal, jika nilai sebaran normal

maka dapat di gunakan uji paired t-test tetapi jika nilai distribusi < 0,05

dapat menggunakan uji alternatif lain yaitu uji Wilcoxon.

1.9 Etika Penelitian

Etika penelitian ini bertujuan untuk melindungi hak subyek antara lain

menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya ancaman

terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penilitian pada responden akan di

berikan lembaran persetujuan tentang kesediaan responden menjadi partisipan.

Dalam penelitian ini terlebih dahulu isi lembaran tersebut, apabila responden

bersedia maka responden di persilahkan untuk menandatangi surat pernyataan

persetujuan tersebut. Penelitian ini memperhatikan masalah etika meliputi :

1. Informed consent (Lembar persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang

memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.

Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan

tetap menghormati hak-hak subjek.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantum nama responden,

tetapi responden tersebut diberikan kode.

3. Confidentiality ( kerahasiaan)

34
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

35
DAFTAR PUSTAKA

Diana wulandari, 2019. Endorphin Massage Efektif Menurunkan Nyeri Punggung Ibu
Hamil Trimester III (Di BPM Lulu Surabaya). Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Artha Bodhi Iswara.
Firdayani, (2018). Pengaruh senam hamil terhadap penurunan nyeri punggung
bawah pada ibu hamil trimester ii dan iii. Program studi di bidan pendidik
Sekolah tinggi ilmu kesehatan “insan cendekia medika”jombang
Lilis, (2019). Pengaruh Senam Hamil Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu
Hamil Trimester III. Poltekkes Kemenkes Jambi
Nursalam. Metode Penelitian Kesehatan, 2014 Diunduh Dari http://
metodologipenelitiannet. com. Diakses 8 Mei 2018
Notoatmodjo Soekidjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Penerbit PT Rineka
Cipta. Jakarta.
Purimama, (2018). Pengaruh senam hamil terhadap penurunan nyeri punggung pada
kehamilan trimester iii di puskesmas wates. Naskah publikasi: fakultas ilmu
kesehatan universitas ‘aisyiyah Yogyakarta
Dinkes Maluku, (2018) Dinas kesehatan Maluku
Siahaan, (2017). Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Intensitas Nyeri Punggung
Pada Ibu Bersalin Primigravida Kala I Fase Aktif Di Klinik Bersalin Citra
Medan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Ri Medan Jurusan Kebidanan Prodi
D-Iv Kebidanan Alih Jenjang.
Handayayny A. D. (2020). Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri
Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Ilmiah Ners Indonesia
Wulandari, (2017). Penerapan Endorphine Massage Terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Bpm Ismoyowati Mirit. Karya
Tulis Ilmiah Program Studi Diploma Iii Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Silabaan O. D, (2020). Pengaruh Pijat Endorfin Terhadap Intensitas Nyeri Punggung
Ibu Hamil Trimester III. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Puskesmas Tulehu. (2021). Data Bulanan Pemegang Porogram Penyakit Kulit D esa

36
Tulehu Kecamatan Salahutu Tahun 2021

37
Lembar Observasi

No Responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri berat Nyeri sangat berat

Angka Kegiatan observasi ya tidak


1-3 (Diamati)Apakah ibu bisa
berkomunikasi dengan baik?
4-6 (Diamati) Apakah ibu mendesis,
menyeringai kemudian
apakah dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikan nyeri dan
apakah dapat mengikuti perintah
dengan baik?
7-9 Diamati) Apakah ibu tidak bisa
mengikuti perintah dengan
baik, kemudian ibu tidak dapat
mendeskripsikan nyeri dan
apakah tidak dapat diatasi dengan
alih posisi nafas panjang?
10 Diamati) Apakah ibu mulai tidak
berkomunikasi dengan baik
dan apakah si ibu mulai
memukul

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PIJAT ENDORFIN

38
SOP PIJAT ENDORPHIN

1 PENGERTIAN Endorphin Massage adalah salah satu terapi non

farmakologi untuk mengurangi atau meringankan

rasa sakit, dan sentuhan ringan untuk membantu

memberikan rasa tenang dan nyaman


2 TUJUAN

Mengendalikan rasa sakit yang persisten atau

menetap.
3 INDIKASI Bagi ibu hamil yang memasuki usia kehamilan

minggu ke 36 dan mempunyai keluhan nyeri

punggung. Dilakukan selama 2 minggu, 1 minggu

dilakukan 2 kali penelitian dan berdurasi 20 menit.

pemijatan dan dilakukan oleh peneliti.


4 KEBIJAKAN Prosedur ini dilakukan oleh peneliti dalam

pemberian terapi yang digunakan kepada ibu hamil

dengan umur kehamilan 36 atau lebih dan

memiliki

keluhan nyeri punggung.


5 PERSIAPAN PASIEN Inform consent kepada ibu
6 PERSIAPAN ALAT a. Bantal

b. Buku tulis

c. Ballpoint

39
d. Lembar skala nyeri
7 CARA KERJA 1. Kaji tingkat nyeri ibu hamil

2. Catat tingkat nyeri dan tekanan darah klien

3. Anjurkan ibu hamil untuk senyaman mungkin,

bisa sambil duduk atau berbaring miring.

4. Anjurkan ibu hamil untuk bernafas dalam.

a. Biarkan peneliti mulai memberikan

sentuhan ringan permukaan bagian lengan

ibu hamil, mulai dari tangan hingga lengan

bawah

b. Setelah kira-kira 5 menit lakukan pada

lengan yang satunya.

5. Teknik sentuhan ringan ini sangat efektif jika

dilakukan dibagian punggung, caranya yaitu:

a. Anjurkan ibu hamil untuk miring atau

duduk, dimulai dari leher pijat ringan membentuk

huruf “V” kearah luar menuju

sisi tulang rusuk ibu hamil

b. Anjurkan ibu hamil untuk rileks dan

merasakan sensasinya, saat melakukan

sentuhan tersebut anjurkan suami untuk

menyentuh perut ibu dari belakang untuk

40
beberapa menit minimal 10 menit.

6. Peneliti dapat memperkuat efek pijatan lembut

dan ringan dengan kata-kata yang menentramkan

Anda. Misalnya “Saat aku

membelai lenganmu, biarkan tubuhmu menjadi

rileks dan santai”.

7. Setelah melakukan Endorphin Massage peluk

ibu hamil agar tercipta suasana yang

menenangkan.

41

Anda mungkin juga menyukai