LP Kasus
LP Kasus
MUTIARA ZUMARTI
NPM F0H021108
1
HALAMAN PENGESAHAN
MUTIARA ZUMARTI
NIM F0H021108
Telah disetujui, diuji dan disahkan umtuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu
Mengetahui
Koordinator Program Studi D3 Keperawatan
2
KATA PENGANTAR
2. Bapak Dr. Jarulis, S.Si, M.Si selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu.
3. Bapak Ns. Yusran Hasymi. S.Kep, M.Kep, SP.KMB selaku koordintor prodi
DIII Keperawatan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Bengkulu.
4. Ibu Ns. Esti Sorena S.Kep, SKM, M.Kes selaku pembimbing 1 yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan
Proposal Laporan Tugas Akhir ini.
3
5. Ibu Ns. Rina Delfina S.Kep, M.Kep selaku pembimbing 2 yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan
Proposal Laporan Tugas Akhir ini.
6. Kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi ibu Sisma dewi dan bapak
Abdul hamid ALM yang selalu memberikan semangat, mendukung, arahan dan
masukkan serta selalu mendoakan saya dalam pencapai keberhasilan.
8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penilis sampaikan satu persatu. Atas Bantuan
yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.
Mutiara zumarti
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
menghilangkan rasa khawatir dan takut dalam menghadapi proses
persalinan tersebut. Rasa takut dan cemas berlebihan dengan sendirinya
menyebabkan ibu sakit. Selain itu, perasaan cemas yang berkepanjangan
dapat membuat ibu hamil tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan
hilangnya rasa kepercayaan diri. Bahkan untuk beberapa ibu penderita
cemas berat menghabiskan waktunya dengan merasakan kecemasan
sehingga mengganggu aktivitasnya.(Arikalang et al., 2023)
6
menimbulkan efek vasokontriksi. Mekanisme ini yang mengakibatkan
terhambatnya proses partumbuhan dan perkembangan janin intra uterin
karena kurangnya oksigen dan nutrisi sehingga terjadi kejadian berat
badan lahir rendah (BBLR). Selain itu, kondisi stres dan cemas dapat
berdampak pada ibu hamil yang dapat mengakibat kan tekanan darah
meningkat, susah tidur, dan dapat merangsang peningkatan hormon
kortikotropin yang diketahui berinteraksi dengan hormon oksitoksin dan
progstaglandin. Hormon oksitoksin memediasi kontraksi uterus sehingga
terjadi kelahiran sebelum waktunya.(Maki et al., 2018)
7
risiko kejadian depresi atau kecemasan dalam menghadapi persalinan
pervagina sebesar 10-25% dan kecemasan dalam menghadapi persalinan
secara operasi seksio sesarea sebesar 15-25% . (Setiawati et al., 2023)
8
Kecemasan pada ibu bersalin bisa berdampak meningkatnya
sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah konstriksi pembuluh
darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. Penurunan aliran darah
juga menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat
memanjangnya proses persalinan. Tidak hanya sekresi adrenalin yang
meningkat tetapi sekresi ACTH (Adrenocorticotropichormone) juga
meningkat, menyebabkan peningkatan kadar kortisol serum dan gula
darah. Kecemasan dapat timbul dari reaksi seseorang terhadap nyeri. Hal
ini akan meningkatkan aktifitas saraf simpatik dan meningkatkan sekresi
katekolamin (Syafrie, 2018)
9
direncanakan membantu mengurangi kecemasan ibu primigravida dan
menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara pengetahuan dan
penurunan kecemasan menghadapi persalinan pada ibu primigravida.
Selain edukasi mengenai kondisi klinis dan psikologi ibu berbagai hal lain
juga perlu diperhatikan seperti kebersihan diri, istirahat yang cukup,
latihan atau olahraga khususnya pada bagian otot perut, asupan gizi, dan
juga cara menyusui serta merawat payudara selama masa nifas. (Guarango,
2022)
10
dan dapat dijaikan pedoman dalam penelitian berikutnya dan
memperluas wawasan mahasiswa program studi D III keperawatan.
b. Bagi penolong
Mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan ibu hamil primigravida dalam menjelang kehamilan.
c. Ibu hamil
Diharapkan penelitian ini dapat membantu ibu hamil untuk mengatasi
ketidaktahuan dengan meningkatkan pengetahuan tentang persiapan
persalinan untuk menggurngi kecemasan dalam menghadapi
persalinan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
lebih dari 300 hari (43 minggu) dihitung dari hari pertama haid.
Kehamilan merupakan suatu perjalanan baru yang ditandai dengan
perubahan fisik dan psikis sehingga timbul berbagai masalah
psikologis. Salah satu aspek psikologis yang berpengaruh pada
kehamilan adalah kecemasan. Rasa cemas selama kehamilan dapat
timbul akibat kekhawatiran akan proses persalinan yang aman untuk
ibu dan bayinya.(Susanto, 2019)
b. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis yang dialami ibu hamil melalui tiga tahap
yaitu:
1) Tahap Trimester I
Krisis awal yang disebabkan oleh kebenaran terjadinya
kehamilan, sebagian wanita mengalami kegembiraan tertentu
karena mereka telah dapat menyesuaikan diri dengan
membentuk hidup baru. Karena tubuh dan emosi seluruhnya
berhubungan, perubahan fisik dapat mempengaruhi emosi.
Segera setelah konsepsi, progesteron dan estrogen dalam tubuh
mulai meningkat. Terjadi keletihan, kelemahan, dan perasaan
mual. Calon ibu merasa tidak sehat benar dan umumnya
mengalami depresi.
2) Tahap Trimester II
Trimester II biasanya ibu sudah mulai merasa cemas Fruktuasi
emosional sudah mulai meningkat, perhatian ibu hamil telah
terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama
kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan batiniah
dengan bayi yang dikandungnya.
3) Tahap Trimester II
Trimester III biasanya kecemasan semakin bertambah dimana
sudah mulai mendekati persalinan. Sekitar akhir bulan ke-8
mungkin mengalami periode tidak semangat dan depresi,
ketidaknyamanan bertambah karena janin bertambah besar dan
menunggunya terlalu lama, sehingga ibu hamil sangat emosional
13
dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu
yang mungkin akan terjadi dan harus dihadapi.(Susanto, 2019)
14
Gangguan emosi yang dialami pada trimester I akan berpengaruh
kepada janin karena pada saat itu janin masih dalam masa
pembentukan dan akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat,
pertumbuhan anak nantinya akan mengalami sulit belajar, sering
ketakutan hingga tidak jarang hiperaktif. Ibu merasa gelisah selama
kehamilan akibat terjadi perubahan neurotransmiter diotaknya dan
mempengaruhi sistem neurotransmiter janin melalui plasenta.Selain
itu dapat meningkatkan produksi 27 neural adrenalin, serotonin dan
gotanin yang bisa masuk ke peredaran darah janin sehingga
mempengaruhi sistem sarafnya.
Stressor internal dan eksternal ini biasanya dilihat dari
kesiapan seorang wanita akan kehamilannya. Ibu hamil sering tidak
menyadari adanya perubahan psikologis, adanya kekecewaan, putus
asa, membutuhkan perhatian, atau perubahan citra tubuh yang
berpengaruh terhadap perubahan psikologi wanita tersebut.
Stressor yang berlebihan dapat meningkatan denyut jantung
dan tekanan darah, kelambatan pencernaan makanan, pengeluaran
extra hormone, neurotransmiter, dan pelemahan sistem imunitas
yang secara tidak langsung mempengaruhi outcome kehamilan.
(Guarango, 2022)
2) Dukungan suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya
akna menjadi seorang ayah bersumber dari perasaan bangga atas
kemampuannya memiliki keturunan bercampur dengan keprihatinan
akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah
untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan
memperhatikan kondisi ibu yang hamil dan menghindari hubungan
seks karena takut akan mencederai bayi, sebagian besar pria
memiliki hasrat seks yang lebih tinggi disaat isterinya sedang hamil.
Bentuk dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri yang hamil
lebih mengedepankan sikap untuk saling berkomunikasi yang jujur
15
dan terbuka, dan ini menempatkan nilai-nilai penting dalam keluarga
untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua. (Guarango, 2022)
3) Dukungan keluarga
Wanita hamil sering merasakan ketergantungan terhadap
orang lain, tetapi sifat ketergantugan akan lebih besar ketika bersalin.
Sifat ketergantungan itu lebih banyak dipengaruhi kebutuhan rasa
aman, terutama menyangkut keamanan dan keselamatan saat
melahirkan. Hal ini sangat dibutuhkan adanya dukungan anggota
keluarga besar baik dari istri maupun suami (Guarango, 2022).
4) Substansi atau drug abuse
Drug abuse atau penyalahgunaan obat merupakan cara
menggunakan obat hanya untuk kesenangan pribadi atau golongan
saja. Penggunaan obat terlarang sangat membahayakan kesehatan
penggunanya, apalagi apabila orang tersebut sedang hamil karena
obat akan masuk ke janin. Dampak ibu hamil mengonsumsi obatobat
terlarang ini yaitu meningkatnya resiko IUGR dan persalinan
preterm berhubungan dengan penyalahgunaan marijuana dan kokain.
Sulit menentukan dengan pasti dampak dari penggunaan obat-obatan
terlarang terhadap status gizi wanita hamil, karena penyalahgunaan
obat-obat terlarang selalu disertai dengan penyalahgunaan substansi
lainnya seperti alkohol, rokok, kemiskinan, pendidikan yang rendah.
5) Partner abuse
Partner abuse merupakan pengaruh dari pasangan hidup ibu
yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persiapan persalinan ibu,
dimana peranan pasangan hidup sangat menentukan baik secara
langsung terhadap kesehatan ibu hamil maupun terhadap janin yang
dikandungnya, keterlibaan atau partisipasi suami selama masa
kehamilan sangat diperlukan.
16
Penyebab ibu hamil menjadi sensitif yaitu faktor
hormon.Reaksi wanita menjadi lebih peka, mudah
tersinggung dan gampang marah sehingga perilaku ibu hamil
ini sering dianggap kurang menyenangkan. Keadaan ini harus
dipahami suami dan jangan membalas dengan kemarahan
karena akan menambah perasaan tertekan. Perasaan tertekan
akan berdampak buruk dalam perkembangan fisik dan psikis
bayi.
2) Cenderung malas
Penyebab wanita hamil cenderung malas yaitu akibat
perubahan hormon yang sedang dialaminya. Perubahan
hormon akan mempengaruhi gerakan tubuh ibu seperti
gerakan tubuh ibu semakin lamban dan semakin merasa letih.
Keadaan ini membuat ibu hamil cenderung menjadi malas.
3) Minta perhatian lebih
Perilaku ibu hamil akan menunjukkan sikap ingin
diperhatikan dan terkadang kondisi ini mengganggu terutama
jika pasangannya kurang memiliki sikap perhatian. Perhatian
suami walaupun sedikit akan berdampak memicu tumbuhnya
perasaan aman dan pertumbuhan janin menjadi lebih baik.
4) Gampang cemburu
Sifat cemburu ibu hamil terhadap suami akan muncul tanpa
alasan misalnya jika pulang kerja telat sedikit sehingga sifat
kecemburuannya akan meningkat. Faktor penyebabnya yaitu
perubahan hormonal dan perasaan tidak percaya atas
perubahan penampilan fisiknya. Ibu hamil akan meragukan
kepercayaan terhadap 30 suaminya seperti takut ditinggalkan
suami atau suami pacaran lagi. Suami harus memahami
kondisi istri dan melakukan komunikasi terbuka dengan istri.
5) Kecemasan
Setiap ibu hamil mempunyai tingkan kecemasan yang
berbeda-beda dan sangat tergantung pada sejauh mana ibu
17
hamil itu mempersepsikan kehamilannya. Faktor penyebab
timbulnya kecemasan ibu hamil yaitu berhubungan dengan
kondisi kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan,
pengalaman keguguran kembali, rasa aman dan nyaman
selama masa kehamilan, penemuan jati dirinya dan persiapan
menjadi orang tua, sikap memberi dan menerima, keuangan
keluarga, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan.
(Guarango, 2022)
a. Persiapan Fisik
Proses persalinan adalah proses yang banyak melelahkan, untuk itu
perlunya dilakukan persiapan fisik semenjak kehamilan memasuki
bulan ke 8 kehamilan, hal ini disebabkan persalinan bisa terjadi kapan
saja.Persiapan fisik berkaitan dengan masalah kondisi kesehatan ibu,
dimana ibu perlu menyiapkan kondisi fisik sebelum hamil. Ibu
memahami berupa adanya perubahan fisiologi sebelum terjadi
persalinan kira-kira 2 minggu, dimana ibu akan lebih mudah bernafas
karena fundus uteri agak menurun berhubung kepala janin mulai masuk
ke dalam Pintu Atas Pinggul (PAP), Ibu akan sering Buang Air Kecil
18
(BAK) karena turunnya kepala janin ke dalam PAP yang menekan
vesika urinaria serta ibu merasakan adanya gambaran his palsu yaitu
kadang-kadang perut mengejang.Makan makanan bergizi dan minum
yang cukup banyak, serta tetap melakukan aktivitas seperti berjalan
pagi, atau kegiatan rumah lainnya (untuk yang bekerja dipastikan sudah
cuti), dan tetap istirahat yang cukup. Hal tersebut di atas dimaksudkan
bahwa dengan aktivitas, istirahat dan gizi yang baik, energi dan tenaga
untuk menghadapi persalinan nanti diharapkan cukup baik, dan dapat
membantu prosesnya agar lancar dan cepat, ibu juga tidak anemia dan
mengalami lemas kehabisan energi, karena proses persalinan bisa
berbeda-beda waktunya pada setiap orang, ada yang lama, ada yang
cepat, dan umumnya melelahkan .
b. Persiapan psikologi
19
c. Persiapan Finansial
d. Persiapan Kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup
yang kurang baik terhadap kehamilan, dan berusaha mencegah akibat
itu. Persiapan yang berhubungan dengan kebiasaan yang tidak baik
sebelum kehamilan untuk dihindari selama kehamilan terjadi. Faktor
budaya sangat penting dimana terdapat tradisi untuk membawa plasenta
ke rumah, cara berperilaku yang benar selama kehamilan dengan
menjaga sikap dan perilaku.
20
akan terjadi. Itu juga berarti suatu perasaan takut, kuatir bahwa akan
terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Kecemasan adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari
seseorang. Cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak
nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Cemas berkaitan dengan
perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya.
Istilah “kecemasan” mengacu pada perasaan tidak nyaman dan
ketakutan, ditambah dengan beberapa gejala fisik yang tidak
menyenangkan, termasuk ketegangan (otot yang menegang), denyut
jantung yang bertambah cepat, nafas memburu, mulut kering, badan
berkeringat dan gemetar. Apabila rasa cemas semakin parah, berbagai hal
yang lebih buruk bisa muncul, misal rasa pusing, pingsan, dada 25 sakit,
pandangan buram, perasaan tercekik, badan terasa panas dan dingin, mual
dan sering buang air atau diare.
Kecemasan (Ansietas) adalah suatu keadaan emosional yang tidak
menyenangkan yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang
menegangkan serta tidak diinginkan. Kecemasan (anxiety) didefinisikan
sebagai keadaan emosi yang kronis dan kompleks dengan
keterperangkapan dan rasa takut yang menonjol. (Kartono, 1981) juga
mengungkapkan bahwa neurosa kecemasan pada wanita ialah kondisi
psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, sungguhpun tidak ada
rangsangan yang spesifik. Menurutnya, kecemasan ditandai dengan emosi
yang tidak stabil, mudah tersinggung dan marah, sering dalam keadaan
gelisah. Kecemasan adalah rasa takut atau kekhawatiran kronis pada
tingkat yang ringan. Ansietas (Kecemasan) adalah perasaan tidak senang
atau ketakutan yang dialami oleh indivudu/ kelompok dan aktivasi sistem
saraf otonom dalam merespons ancaman yang tidak spesifik dan tidak jelas
(Arulampalam Kunaraj, P.Chelvanathan, Ahmad AA Bakar, 2023)
21
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan kesadaran yang terangsang untuk melakukan tindakan
secara positif, sedangkan dalam pemeriksaan tertentu mengalami
peningkatan suhu. Tanda- tanda: Ketegangan ringan, kewaspadaan
tinggi, penginderaan lebih tajam, persepsi meluas dan mampu
menyelesaikan masalah.
b. Kecemasan Sedang
Adalah keadaan dimana seseorang merasa lebih tegang, mengalami
penurunan konsentrasi dan persepsi, merasa sadar tetapi fokus
pikiranya sempit dan mengalami gangguan peningkatan tandatanda
vital, sakit kepala, mual, sering BAB, palpitasi dan letih. Tanda- tanda:
Kewaspadaan berlebihan, lebih tegang, pikiran lebih luas, lebih sadar,
padahal detail yang berkaitan dengan stressor.
c. Kecemasan Berat
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami gangguan
persepsi dan perasaan selalu terancam, ketakutan yang meningkat dan
adanya diskomunikasi mengalami peningkatan suhu tubuh yang lebih
dramatis, serta timbul gangguan seperti diare, diaforesis, palpitasi,
nyeri dada dan muntah. Tanda- tanda: 30 Lapang persepsi sangat
sempit, sulit untuk ditembus, berkurang pada detail tidak mampu
membuat kaitan dengan kesulitan menyelesaikan masalah
22
a. Aspek biologis/ fisiologis:
Peningkatan denyut nadi dan tekanan darah, tarikan nafas menjadi
pendek dan cepat, berkeringat dingin, termasuk di telapak tangan,
nafsu makan hilang, mual/ muntah, sering buang air kecil, nyeri
kepala, tak bisa tidur, mengeluh, pembesaran pupil dan gangguan
pencernaan.
b. Aspek intelektual/ kognitif:
Ketidak mampuan berkonsentrasi, penurunan perhatian dan keinginan,
tidak bereaksi terhadap rangsangan lingkungan, penurunan
produktivitas, pelupa, orientasi lebih ke masa lampau daripada masa
kini/ masa depan.
c. Aspek emosional dan perilaku: Penarikan diri, depresi, mudah
tersinggung, mudah menangis, mudah marah dan apatisme. Selain itu,
menurut Whitley (1994) dalam, aspek ini dilengkapi dengan
ketakutan, tidak berdaya, gugup, kurang percaya diri dan mencela diri
sendiri.
23
4) Gangguan tidur Sukar memulai tidur, terbangun malam hari, tidak
pulas, bangun dengan lesu, mimpi buruk dan menakutkan.
5) Gangguan kecerdasan Sulit berkonsentrasi, daya ingat buruk, sering
bingung.
6) Perasaan depresi Hilang minat, berkurangnya kesenangan pada hobi,
sedih, bangun dini hari, perasaan berubah- ubah sepanjang hari.
7) Gejala somatik (otot) Sakit dan nyeri, otot kaku, kedutan otot, gigi
gemeretek, suara tidak stabil
8) Gejala sensorik. Telinga berdengung, penglihatan kabur, muka merah
atau pucat, merasa lemas, perasaan ditusuk- tusuk.
9) Gejala kardiovaskuler Takikardia, berdebar- debar, nyeri dada, denyut
nadi mengeras, rasa lemah seperti pingsan, detak jantung menghilang
(berhenti sekejap).
10) Gejala respirasi Rasa tertekan atau sempit dada, perasaan tercekik,
sering menarik nafas panjang, nafas pendek atau sesak.
11) Gejala GIT (Gastrointestinal tract) Sulit menelan, perut melilit,
gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan
terbakar diperut, rasa penuh atau kembung, enek, BAB lembek,
muntah, kehilangan BB, konstipasi.
12) Gejala Urogenital Sering buang air kecil, tidak dapat menahan
kencing, amenorhoe pada wanita, menjadi dingin (frigit), ejakulasi
prekok, impotensi.
13) Gejala otonom Mulut kering, muka kering, mudah berkeringat,
pusing, sakit kepala, bulu roma berdiri. 14. Gejala tingkah laku
Gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening berkerut, muka tegang,
tonus otot meningkat, nafas pendek dan mudah marah.
24
b. Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan
orang/ benda yang dicintai, perubahan status sosial/ekonomi.
c. Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada perkembangan masa bayi,
anak, remaja.
a. Penilaian
Sekor 0 :Tidak ada gejala atau keluhan
Sekor 1,ringan :Gejala ringan (apabila terdapat satu
gejala yang ada)
Sekor 2,sedang :Gejala sedang (jika terapat separuh
dari gejala yang ada
Sekor 3,berat :Gejala berat (jika terdapat lebih dari
separuh gejala yang ada
Sekor 4,sangat berat :Gejala berat sekali (jika terdapat
semua gejala yang ada)
25
Skor 14-20 : Kecemasan Ringan
Skor 21-27 : Kecemasan Sedang
Skor 28-41 : Kecemasan Berat
Sekor 42-56 :Kecemasan berat sekali
Karakteristik ibu
Ibu hamil
primigravida trimester hamil :
ke tiga
1.usia
2.tingkat pendiikan
3.pekerjaan
2.sedang
3.berat
26
BAB III
METODE PENELITIAN
27
3.2.2 Sampel
Menurut Notoatmodjo 2018, sempel adalah objek yang di teliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Sempel dalam penelitian ini adalah
sebagian ibu hamil primigravida di pukesmas jembatan kecil kota
bengkulu dengan jumlah responden 31.
Besaran sampel pada penelitian ini adalah :
N
n= 2
1+ Ne
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
2
Ne = Batas toleransi kesalahan
28
3.3.2 Waktu Penelitian
Pra peneliti akan dilaksanakan pada Meret-april 2024.
a. Jenis Data
Dalam penelitian ini jenis data menggunakan data primer. Data
primer adalah data yang langsung dari responden dengan
menggunakan lembar (kuesioner) yang diamati oleh peneliti. Data
sekunder adalah data pasien ibu hamil primigravida di pukesmas
tersebut meliputi Nama, Jenis kelamin, Umur.
29
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini akan
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Tahap pengumpulan data
antara lain info consent, menggumpulkan lembar kuisioner, terdiri
dari 3 lampiran yaitu lembar permohonan, persetujuan dan kuisioner
yang terdiri atas 14 pertanyaan yang akan diisi oleh responden.
a. Editing
30
b. Coding
c. Scoring
e. Tabulating
Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengaan tujuan
penelitian atau yang dinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2018).
Peneliti membuat tabulasi dalam penelitian ini yaitu dengan
31
memasukan data kedalam tabel yang digunakan yaitu tabel distribusi
frekuensi
32
33