Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny R DENGAN NIFAS NORMAL

HARI KE-1 DI PUSKESMAS GUNUNGSARI

Disusun Oleh Kelompok:


Aulya ulfa
Titik yuliani
Fitri diniati
Masitah
Ni komang triana w
Baiq yulia rahmi
Sinta mellyn
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN D III KEBIDANAN
T.A. 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS NORMAL Ny R HARI KE-1 DI PUSKESMAS GUNUNGSARI.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
pengetahuan maupun kemampuan yang kami miliki, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran, kritik dan bimbingannya demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyampaikan
ucapan terima kasih banyak kepada pembimbing kami baik dari pembimbing lahan dan
pembimbing pendidikan yang telah membimbing sampai makalah ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat kepada kita semua, dan semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagai tambahan informasi kapada pembaca.

Mataram,
2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A.

Latar Belakang..............................................................................................4

B.

Rumusan Masalah........................................................................................4

C.

Tujuan...........................................................................................................5

D.

Manfaat ........................................................................................................5

E.

Waktu............................................................................................................6

F.

Tempat..........................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................7

A.

Pengertian.....................................................................................................7

B.

Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas................................7

C.

Tahapan Masa Nifas.....................................................................................8

D.

Perubahan Fisiologis Masa Nifas.................................................................9

E.

Pembengkakkan Payudara ...............................................................14


BAB III TINJAUAN KASUS......................................................16

A.

Data Subjektif.............................................................................................16

B.

Data Objektif..............................................................................................19

C.

Assesment..................................................................................................21

D.

Planning......................................................................................................21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................24

A.

Kesimpulan.................................................................................................24

B.

Saran...........................................................................................................24
Daftar Pustaka...............................................................................................25

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Perkembangan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi semua orang, agar dapat terwujud kesehatan masyarakat yang
optimal. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
seorang hidup produkitf secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2007).
Di Indonesia tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) 235 per 100.000 kelahiran hidup
hingga akhir tahun 2009 diharapkan Angka Kematian Ibu mencapai 226 per 100.000
kelahiran hidup. Kepala dinas Sumatra Selatan menyatakan bahwa AKI di Sumatra Selatan
masih tinggi yaitu pada tahun 2007 tercatat 424 dari 100.000 kelahiran hidup. Tinggi AKI
melahlirkan ini akibat faktor kemiskinan (Dinkes Sumsel,2007).
Asuhan masa nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50%
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas
Propinsi Sumatera Selatan AKI pada tahun 2007 adalah 467/100.000 kelahiran hidup,
sedangkan AKI disebabkan karena perdarahan yaitu 45 kasus (0,03%) dari 174.618
persalinan. Pada tahun 2008 AKI yang disebabkan karena perdarahan sebanyak 43 kasus
(0,02%) dari 177.058 persalinan. (Profil Dinas Kesehatan Prop. Sum-Sel,2008)

B.

Rumusan masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny.R post partum hari ke-1 di PKM
Gunungsari

C.

Tujuan
Tujuan umum
Mampu melaksanakan penerapan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny.R post partum
hari ke-1 di PKM Gunung sari
C. Tujuan Khusus

1.

Dapat melakukan pengumpulan data secara menyeluruh yang diperlukan untuk pengkajian
pada
ibu nifas normal sesuai standar Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny.R di PKM Gunung

2.

sari
Dapat mengidentifikasi masalah diagnosa serta kebutuhan berdasarkan data yang di peroleh

dari
ibu postpartum hari ke-1 di PKM Gunung sari
3. Dapat menyusun rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh sesuai kebutuhan dan evaluasi
asuhan kebidanan pada Ny.R hari ke-1 di PKM Gunung sari

4.

Dapat secara langsung melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan baik
dan
benar di PKM Gunung sari

5. Mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu nifas.
D.

Manfaat

Bagi Ibu
Untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi, dan mendeteksi sedini mungkin
komplikasi yang terjadi pada masa nifas serta tanda-tanda bahaya masa nifas.
Bagi Mahasiswa
Untuk menambah informasi dan pengetahuan serta pengalaman dalam mendiagnosa dan
memberikan asuhan kebidanan yang tepat dengan menggunakan manajemen kebidanan.
Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat ditempat praktik secara nyata, yang
mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada pendidikan yang dapat digunakan
sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa yang berguna
dimasa mendatang dan sebagai referensi tentang pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu
nifas normal.
E.

Waktu
Pengambilan Data dan Pengkajian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny.R post
partum hari ke-3 dilakukan pada tanggal 8 Januari 2013.

F.

Tempat
Pengambilan Data dan Pengkajian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny.R post
partum hari ke-3 dilakukan di BPS Tiga Putrie Gandus Palembang.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.

Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) .masa nifas kirakira berlangsung selama 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan,
baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika
tidaj dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan
akan terjadi keadaan patologis.

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu
mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti
sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi merupakan
penyebab kematian terbanyak nomor 2 setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para
tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan
pada ibu akan berimbas pula pada kesejahteraan bayi yang dilahirkanya karena bayi tersebut
tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibuntya. Dengan demikian, angka
morbiditas dan mortalitas bayi pun akan meningkat.
B.

Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas


Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas sebagai berikut:

1.

Teman terdekat, sekaligus pendamping masa nifas dalam menghadapi saat-saat kritis masa
nifas.
Pada awal masa nifas, ibu mengalami masa-masa sulit. Saat itulah,ibu sangat membutuhkan

2.

teman dekat yang ia dapat andalkan dalam mengatasi kesulitan yang ia alami.
Pendidikan dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga.
Masa nifas merupakan masa yang paling efektif bagi bidan untuk menjalankan perannya
sebagai pendidik. Dalam hal ini, tidak hanya ibu yang mendapatkan materi pendidikan

3.

kesehatan, tapi juga seluruh anggota keluarga.


Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penanganan
masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas.
Dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya, bidan sangat dituntut kemampuannya
dalam menerapkan teori yang telah didapatnya kepada pasien.

C.

Tahapan masa nifas


Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium intermedial, dan
remote puerperium.

1.

Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40

2.

3.

hari.
Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan kepulihan menyeluruh alat alat genitalia, yang lamanya
sekitar 6-8 minggu.
Remote puerperium

Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutam bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
D.

Perubahan fisiologis masa nifas


Perubahan sistem reproduksi

1.
Uterus
a. Pengerutan rahim (involusi)
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uteruspada kondisi sebelum hamilk.
Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan
menjadi neuritic (layu/mati).
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba
dimana TFU-nya (tinggi fundus uteri).
a) Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000 gram.
b) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat.
c) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis dengan berat 500
gram.
d) Pada 2 minggu post partum, TFU berada diatas simpisi dengan berat 350 gram.
e)

Pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil (tidak teraba) dengan berat 50

gram.
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan
jaringan desidua,yang nekrotik dari dalam uterus. Lokhea mempunyai reaksi basa /alkalis
yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepatdari pada jkondisi asanm yang ada
pada vagina normal.lokhea berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada
setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menbandakan adanya infeksi. Lokhea
mempunyai perubahan warna dan volume karna adanya involusi.
Lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya:
1.

Lokhea rubra/merah

Lokhea ini keluar dari hari pertama sampai ketiga masa post partum. Cairan yang keluar
berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi.
Lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
2. Lokhea sanguilenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke empat
sampai hari ke tujuh post partum.
3.

Lokhea serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan
atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-8 sampai hari ke-14.
4.

Lokhea alba/putih

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaputlendir serviks, dan serabut
jaringan yang mati. Lokhea ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
c. Perubahan pada serviks
Perubahan pada serviks yaitu bentuk serviks agak menganga seperti corong,segera
setelah bayi lahir. Bentuk ini dapat disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara
corpus adan serviks berbentuk semacam cincin.
Muara serviks yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara
perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk kedalam rongga rahim. Setelah
2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post partum, serviks sudah menutup
kembali.
2.

Vulva dan vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua orga ini
tetap dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae
dalam vagina secara berangsur-angsurakan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih
menonjol.

3.

Perineum
Setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh kepala
bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian tonusnya, sekali pun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil.

4.

Perubahan sistem pencernaan


Biasanya ibu akan mengfalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karna pada
waktu persalinan,alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
kosong , pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairandan
makanan,serta kurangnya aktivitas tubuh.
Supaya BAB dapat menjadi normal,dapat diatasi dendan diet tinggi serat, peningkatan
asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila ini tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat
laksansia.

5.

Perubahan sistem perklemihan


Buang air kecil sering sulit pada 24 jam pertama, kemungkinan terdapat spasme
sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresiantara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan, urine dalam juml;ah besar akan dihasilkan dalam waktu
12-36 jam sesudah melahirkan urewter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6
minggu.

6.

Perubahan muskuloskletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-pembuluh darah yang
berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
perdarahan setelah plasenta dilahirkan.
Ligamen-ligamen diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada waktu persalinan,
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Tidak
jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah mel ahirkan karena ligamen,
fasia, jaringan penunjang alat genitalia, menjadi kendor. stabilisasi secara sempurna terjadi
pada 6-8 minggu setelah persalinan.

7.
Perubahan sistem endokrin
a. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan . HCG (huma chorionic
gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7
post partum dan sebagfai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
b.

Hormon pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui,
prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase
konsentrasi folikuler (MINGGU KE-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c. Hipotalamik pituitary ovarium


Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh faktor menyusui.
Seringkali menstruasi yang pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen
dan progesteron.
d. Kadar estrogen

Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogrn yang bermakna sehingga aktivitas
prolaktin yang juga sedang meningkat dapat memengaruhi kelenjar mamae dalam
menghasilkan ASI.
8. Perubahan tanda vital
a. Suhu badan
Dalam 1 hari post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,5 0C-38 0C) sebagai akibat
kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan.
b.

Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit. Denyut nadi
biasanya sehabis melahirkan akan lebih cepat, setiap denyut nadi yang melebihi 100 x/menit
adalah abnormal dan hal ini menunjukan adanya infeksi.

c. Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah
setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat post partum
dapat menandakan terjadinya preeklampsia post partum.
d. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan
denyut nadi tidak normal maka pernapasan akan mengikutinya, kecuali bila ada gangguan
khusus pada saluran pencernaan.
9.

Perubahan sistem kardiovaskuler


Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang
meningkat, yang di perlukan oleh plsenta dan pembuluh darah uteri. Penarikan kembali
estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume
plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Selama masa ini, ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urine. Hilangnya
pergesteran membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya
vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma masa
persalinan. Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml, sedangkan pada
persalinan dengan SC, pengeluara dua kali lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah dan
kadar Hmt (haematokrit).

Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan
bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan akan menimbulkan
decompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio. Keadaan ini dapat diatasi dengan
makanisme kompensasi dengan tumbuhnya haemokonsentrasi sehingga volume darah
kembali seperti sediakala. Umumnya terjadi pada 3-5 hari post partum.
10.

Perubahan sistem hematologi


Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma, serta faktorfaktor pembekuan darah makin meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen
dan plasma akan sedikit menurun, tetapi darah akan mengental sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dengan jumlah sel darah putih dapat
mencapai 15.000 selama proses persalinan akan tetap timggi dalam beberapa hari post
partum. Jumlah sel darah tersebut masih dapat naik lagi sampai 25.000-30.000 tanpa adanya
kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan yang lama.
Perubahan komponen darah
Pada masa nifas terjadi perubahan komponen darah, misalnya jumlah sel darah putih
akan bertambah banyak. Jumlah sel darah merah dan Hb akan berfluktuasi, namun dalam 1
minggu pasca persalinan biasanya semuanya akan kembali pada keadaan semula. Curah
jantung atau jumlah darah yang di pompa oleh jantung akan tetap tinggi pada awal masa nifas
dan dalam 2 minggu akan kembali pada keadaan normal.

E.

Pembengkakan payudara
Pada masa persalinan dini ibu biasanya mengalami berbagai masalah misalnya
pembengkakan payudara. Sebelumnya kita perlu membedakan antara payudara penuh karena
berisi ASI atau payudara bengkak. Pada payudara penuh,gejala yang dirasakan pasien adalah
rasa berat pada payudara, panas dan keras sedangkan pada payudara bengkak akan terlihat
payudara udem, pasien merasakan sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak
merah, ASI tidak akan keluar bila diperiksa atau dihisap, dan badan demam setelah 24 jam.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain produksi ASI meningkat, terlambat
menyusukan dini, pelekatan kurang baik, kurang sering mengeluarkan ASI, atau karena ada
pembatasan waktu menyusui. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, perlu
dilakukanbeberapa hal, seperti menyusui dini, pelekatan yang baik, dan menyusui on
demand. Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat
menyusu, sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun.

Untuk merangsang reflek oksitosin, dapat dilakukan langkah-langkah berikut ini:


1. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit.
2. Ibu harus rileks.
3. Dekat bayi kepada ibu agar ibu dapat memandangnya.
4. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara) menggunakan ibu jari dengan

5.
6.
7.
8.
9.

teknik
gerakan memutar searah jarum jam kurang lebih selama 3 menit.
Belai dengan lembut kedua payudara menggunakan minyak pelumas.
Lakukan stimulasi pada ke dua puting.caranya, pegang puting dengan dua jari pada arah yang
berlawanan, kermudian putar puting dengan lembut searah jarum jam.
Selanjutnya kompres dengan air hangat dan dingin untuk mengurangi udem.
Pakai BH yang sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara, yang dapatmenyangga payudara
dengan baik.
Bila terlalu sakit, dapat diberikan obat analgetikparasetamol 500 mg.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I . Pengumpulan Data
Tgl : 22 10 2006

Jam : 16.30 WIB

A. Data Subyektif

1. Identitas / Biodata
Nama

: Ny. T

Nama

: Tn.S

Umur

: 29 tahun

Umur

: 35 tahun

Suku/Bangsa

: Jawa/ WNI

Suku/Bangsa : Jawa/ WNI

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: STM

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Dagang

Penghasilan

:-

Penghasilan : Rp. 800.000

Alamat
: Gresik
1. Keluhan Utama

Alamat

: Gresik

Ibu mengatakan mengalami perdarahan banyak setelah melahirkan sekitar pukul


16.00 WIB tgl 22 10 2006.
2. Riwayat Persalinan

Persalinan sekarang

Tempat melahirkan : BPS Ny. Hj Sumini Eddy Gresik

Jenis persalinan

: spontan

Penyulit

: tidak ada

Penolong

: bidan

Bayi
- Lahir tgl

: 22-10-2006 Jam

: 16.00 WIB

- BB

: 3000 gr

: 50 cm

PB

- Nilai APGAR : 7-8


- Cacat bawaan : tidak ada
- Ketuban

: Jernih

- Masa gestasi

: 9 bulan

Riwayat Kehamilanm, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Persalinan

Bayi

Kehamilan
Anak Suam
ke

i ke

Usia/penyu Jns

Peny
ul

Tempat

Penolon
g

l
1

9 bln Tdk
ada

Sp Tdk
t

BPS

Bidan

ada

Keadaa
n seks
PB/BB
2800/

Nifas
Umu
r
14 th

49

Penyulit Laktasi

Tdk
ada

2 bln

KB

Sunti
k

Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita
Ibu mengatakan bahwa tidak mempunyai penyakit seperti DM (-) Hepatitis (-)
jantung (-) hipertensi.

b. Riwayat penyakit keluarga / keturunan


Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit seperti DM (-) hepatitis
(-) asma (-) hipertensi (-) kembar (-).
c. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan tidak merokok / minum alkohol dan jamu.
Riwayat psikososial

Respon ibu dan keluarga


Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayi ini.

Persepsi ibu terhadap respon keluarga


Ibu mengatakan baik-baik saja.

Hubungan keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarganya harmonis.
Pola kebiasaan sehari-hari

1.

Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan menu 1 piring nasi dengan lauk, sayur,
kacang hijau, air putih 5-6 gelas/hr.

2.

Pola
Eliminasi
BAK 3x/hr warna kuning nyeri (-), BAB (-)

3.

Personal
hygiene
Ibu mengatakan mengganti softek setiap kali penuh 2-4 x/hr dengan bantuan
petugas.

4.

Istirahat
Ibu mengatakan belum istirahat setelah melahirkan

5.

Aktivitas
Ibu mengatakan belum menyusui bayinya dan berbaring ditempat tidur

B. Data Objektif
a. Keadaan / kesadaran : baik / composmentis
b.

Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg

RR

: 24 x/mnt

S : 37 0C

Nadi

: 88 x/mnt

c.

Pemeriksaan Fisik :
Rambut
Bersih tidak berketombe, hitam
Mata

Konjungtiva

: tidak tampak anemis

Sklera

: tidak ikterus

Mulut

Stomatis

Gigi

: tidak ada stoamtitis


: tidak karies

Leher

Pembesaran kelenjar tiroid

: tidak ada

Pembesaran vena jugularis

: tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening

: tidak ada

Payudara

Bentuk

Colostrum

: sudah keluar

Kebersihan

: bersih

Putting susu

: menonjol

Pembengkakan

Nyeri tekan

: tidak ada

Kebersihan

: bersih

TFU

: pertengahan pusat-sympisis

Kontraksi

: menggantung

: tidak ada

Uterus

: baik

Konsistensi

: keras

Linea

: albican

Pengeluaran lochea

Warna

: merah kehitaman

Bau

: anyir

Lochea

Tidak ada candiloma akuminata

Tidak ada candilomatalata

: rubra

Perineum

Bekas jahitan : tidak ada

Kebersihan

Odema

Kandung kemih

: bersih
: tidak ada
: kosong

Anus : Varises (-)


Hemoroid (-)
Ekstremitas atas / bawah :

Odema : (-)

Varices : (-)

Reflek patella ka/ki + / +


Tangan kiri terpasang infus 20 tetes / mnt

d.

Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

II . Diagnosa Masalah
Tanggal / Jam Masalah / Diagnosa
22-10 - 2006
16.05 WIB

Dx : P20002 PP hari
ke-1 dengan HPP

Data Dasar
DS : ibu mengatakan keluar darah banyak
dari vagina ibu setelah melahirkan
DO : TFU : pertengahan pusat-simpisis
TTV
TD : 120/80mmHg

RR : 24 x/mnt

: 37 0C

N : 88 x/mnt

Fluxus : 30 cc
CU : baik
KU : baik

III. Masalah Potensial

Anemi
IV . Kebutuhan Segera

Pemberian cairan melalui infus

V. Intervensi
Tanggal

: 22-10-2006

Jam 16.05 WIB

Tujuan

: Diharapkan setelah dilakukan asuhan kebidanan tidak terjadi komplikasi.

Kriteria

: 1. Ku ibu baik
2. TTV Normal
T

: 110/80-120/80 mmHg CU

: 365-374 oC

: 60-100 x/mnt

RR

: 16-24 x/mnt

Lochea

: Rubra

TFU

: Pertengahan pusat simpisis

: baik

Fluxus : 30 cc-50 cc

3. Ibu paham akan keadaannya saat ini, yaitu terjadi perdarahan setelah
melahirkan.

Tgl/Jam
22-10-06
16.05 WIB

Diagnosa
P30003 PP

Intervensi
1. Lakukan pendekatan

Rasional
1. Terjalin kerjasama dan

hr ke-1

terapeutik pada klien dan

kepercayaan dengan

dengan

keluarga

petugas untuk

HPP

pemeriksaan selanjutnya
2. Jelaskan keadaan klien
tentang masa nifas dan
tentang HPP
3. Observasi KU, CU, TFU,
fluxus, infus, dan TTV, Hb
4. Anjurkan klien
memperhatikan nutrisi

2. Klien mengerti
keadaannya dan
menerima
3. Mengerti perkembangan
keadaan klien
4. Kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi

yang dikonsumsi
5. Anjurkan ibu untuk
menjaga personal hygiene

5. Agar kebersihan ibu


terjaga

6. Kolaborasi dengan dokter 6. Kerjasama untuk


mendapat terapi

VI . Implementasi
Tgl/Jam

Diagnosa

22-10-06

P20002 PP hr ke-1

16.05 WIB

dengan HPP

Implementasi

1.
Melakukan pendekatan terapeutik pada klien
dan keluarga dengan :
-

Menyapa klien

Mendengarkan keluhan

2.
16.07 WIB

Menjelaskan keadaan klien tentang masa nifas


dan

HPP,

pada

masa

nifas

terjadi

perubahan :
-

Fisik,

involusi

uterus,

pengeluaran lochea
-

ASI / Laktasi

HPP adalah pengeluaran darah lebih dari


500 ml setelah persalinan
3.
Mengobservasi
KU : baik
16.09 WIB

TFU : pertengahan pusat-simpisis


CU : Baik
Infus RL : 20 tetes/mnt
Fluxus

: 40 cc

TTV : N : 88 x/mnt
T : 120/80 mmHg RR : 24 x/mnt
S : 37 oC
4.

Menganjurkan
17.02 WIB

ibu

memenuhi

kebutuhan

nutrisi dengan gizi seimbang


5.
Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga

17.04 WIB

personal hygiene agar tidak terjadi infeksi


6.
Kolaborasi dengan dokter untuk mendapat

17.06 WIB

terapi : Amoxilin 500 gr 3x1, Inbion 1x1,


Metil Ergometrin 500 gr 3x1

VII. Evaluasi
Tgl/Jam
22-10-06
17.06 WIB

Diagnosa
P20002 PP hr ke-1
dengan HPP

Evaluasi
S : ibu mengatakan mengerti apa yang
telah dijelaskan petugas, dan
menerima keadaannya saat ini.
O : TTV

T : 120/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 37 oC
RR : 24 x/mnt

CU : baik

KU : Baik

TFU : pertengahan pusat-symphisis


Fluxus : 40 cc
Infus RL 20 tetes
A : P20002 PP hr ke-1 dengan HPP
P : Rencana dilanjutkan
Menganjurkan klien menjaga
personal hygiene
Menganjurkan memenuhi kebutuhan
nutrisi
klien diperbolehkan pulang besok
pagi

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Selama melakukan asuhan kebidanan pada Ny. T mengacu pada tujuan yang
ada, maka ditentukan adanya suatu diagnosa kebidanan. Dan dari diagnosa tersebut diatas
dapat dilakukan intervensi dan implementasi, sehingga akan cepat dapat dilakukan
evaluasi hasil. Dari sini diharapkan dapat teratasi dikarenakan adanya kerjasama yang
baik dari ibu dan keluarga sehingga dapat mendukung keberhasilan program asuhan
kebidanan yang direncanakan.

4.2 Saran
4.2.1 Sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama dalam bidang
kebidanan, penulisan ingin menyampaikan beberapa sasaran sebagai berikut :
4.2.1. Klien
Diharapkan melakukan kontrol ke bidan apabila sewaktu-waktu ada keluhan
4.2.2. Petugas (Bidan)
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan wewenang, dapat bekerjasama
dengan klien dan dapat mengakui sedalam-dalamnya tentang masalah yang
dialami untuk dapat memberikan asuhan kebidanan secara optimal.
4.2.3. Institusi Pendidikan
Hendaknya dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa praktek baik dari
segi teori atau ketrampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat dengan mudah
dan mandiri memberikan pelayanan dengan baik dan benar sesuai dengan protab
yang ada.
4.2.4. Klinik
Menetapkan dan mempertahankan protab yang sudah ada dan menerapkan
management kebidanan dalam pelayanan ibu nifas.

DAFTAR PUSTAKA

Team, Obstetri Patologi, FK Unpad, Bandung, 1981.


Triyanti, DKK, Kapita Selekta Kedokteran, FK UI, Jakarta, 2000.
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan
Bidan, Jakarta, 1998.
Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta, 1998.

Anda mungkin juga menyukai