DISUSUN OLEH :
Tanggal
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Berkat anugerah dan kemurahan-
Nya, segala hikmat dan kekuatan penyusun miliki sehingga peyusun dapat
menyelesaikan laporan hasil studi kasus Praktik Klinik Kebidanan III, yang telah
diselenggarakan di RS dr. Asmir DKT Salatiga, Ruang Bersalin.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan Praktik Klinik Kebidanan III,
sebagai bekal nantinya saat terjun di masyarakat. Dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Tyasning Yuni A,SST.,M.Kes selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan
2. Vivian Nani Lia Dewi, S.ST., M.Kes selaku Koordinator PKK III
3. Dechoni Rahamawati,S.ST selaku Pembimbing Akademik
4. Semua petugas kesehatan di RS. Asmir DKT Salatiga
Semua teman-teman Mahasiswa Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta dan
semua pihak yang membantu terselesaikannya tugas ini, yang tidak dapat penyusun
sebutkan satu persatu. Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada,
penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun
untuk pribadi ataupun umum.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya
dinegara yang sedang berkembang . sekitar 98-99% kematian maternal dan
perinatal terjadi dinegara berkembang, sedangkan dinegara maju hanya 1-2%.
Sebenarnya sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila
mendapat pertolongan pertama yang adekuat ( Manuaba,2007)
Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat
terjadi pada setiap usia kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan
dengan kejadian abortus (Sarwono,2008).
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah perdarahan
disertai pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin
belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia
kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum
selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu
didahului dengan matinya janin dalam rahim (Manuaba, 2007).
Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya,
baik timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri,
wanita dengan riwayat abortus mempunyai resiko tinggi terjadi abortus
berulang,premature, BBLR (Cuningham.2005).
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini, penyusun membatasi dalam hal penerapan manajemen
kebidanan ibu hamil dengan Abortus Complitus serta penatalaksanaanya pada Ny
“S” G3P2A0Ah2 tanggal 31 Maret 2013.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus complitus
pada Ny “S” G3P0A0 di ruang bersalin, RS dr. Asmir DKT Salatiga pada
tanggal 31 Maret 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data untuk
menegakkan diagnosa pada Ny “S” dengan Abortus Complitus.
b. Mampu mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan
data-data pada Ny “S” dengan Abortus Complitus.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada Ny
“S” dengan Abortus Complitus.
d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan pada Ny “S” dengan Abortus Complitus.
e. Mampu merencanakan asuhan yang rasional sesuai dengan kebutuhan pada
Ny “S” dengan Abortus Complitus.
f. Mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman pada Ny
“S” dengan Abortus Complitus.
g. Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan kepada Ny “S” dengan
Abortus Complitus.
h. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny “S”
dengan Abortus Complitus.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan agar lebih
memahami dan mengerti hal-hal yang berhubungan dengan asuhan pada ibu
dengan Abortus Complitus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Tenaga Kesehatan di RS dr. Asmir DKT Salatiga
Hasil laporan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi informasi dan
pertimbangan untuk mengambil langkah – langkah yang benar dalam
pencegahan dan penanganan pada Ibu Hamil dengan Abortus Complitus.
b. Bagi penyusun
Hasil laporan studi kasus ini diharapkan menjadi masukan dan reverensi bagi
penyusun lain untuk mengembangkan penyusunan yang berhubungan
dengan Ibu Hamil dengan Abortus Complitus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup
di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama
kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin
dalam rahim (Manuaba, 2007).
Aborsi complit adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal
dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi
seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. Fetus
yang meninggal ini bisa keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus
mati, bisa diresorbsi kembali sehingga hilang, bisa terjadi mengering dan menipis
yang disebut fetus papyraceus, atau bisa jadi mola karnosa dimana fetus yang
sudah mati 1 minggu akan mengalami degenerasi dan air ketubannya diresorbsi.
Aborsi complit adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar(desidua dan fetus)
dari kavum uteri dan ostium uteri telah tertutup.sehingga kavum uteri kosong.
Gejala dan tanda Abortus Komplit :
1) Ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan
2) Ostium uteri tertutup, perdarahan pervaginam sedikit
3) Semua hasil konsepsi telah keluar
B. Etiologi
Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan
cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena:
a. Kelainan kromosom
Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah: trisomi poliploidi
dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang
sempurna, sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
c. Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil
konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen (Sarwono, 1991).
2. Kelainan pada placenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi
placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun. (Sarwono, 1991).
Gangguan pembuluh darah placenta, di antaranya pada DM (Manuaba, 1998).
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria
dan lain-lain dapat menyebabkan abortus toxin, virus dan plasmodium dapat
melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin
kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis
umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis,
toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang
(Sarwono, 1991).
4. Kelainan tractus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaab uterus dapat menyebabkan
abortus. Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau
mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus dalam
ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada
servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit
(Sarwono, 1991).
C. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau
seluruh jaringan placenta menyebabkan perdarahan, sehingga janin kekurangan
nutrisi dan O2. Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim
berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi. Pengeluaran tersebut dapat terjadi
spontan seluruhnya sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai
penyulit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut, karena
kontraksi rahim, terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian
hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi di antaranya :
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan
syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah akral
dingin
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
1. Umur hamil di bawah 14 minggu, di mana placenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2. Di atas 10 minggu, dengan pembentukan placenta sempurna dapat didahului
dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan
dengan pengeluaran placenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu disebut
persalinan imaturus.
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari minggu sehingga terjadi ancaman
baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat
terjadi :
1. Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan mirip daging.
2. Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara
amnion dan korion.
3. Fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan
tertekan sampai gepeng.
4. Fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana
kertas.
5. Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin,
hanya benda kecil yang tidak berbentuk.
6. Missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
Bila keguguran pada umur lebih tua dan tidak segera dikeluarkan dapat terjadi
maserasi dengan ciri kulit mengelupas, tulang belakang kepala berimpitan dan
perut membesar karena asites/pembentukan gas (Manuaba, 1998).
D. Komplikasi
Keguguran mempunyai penyulit sebagai berikut :
1. Perdarahan
a. Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
b. Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
2. Infeksi
3. Degenerasi ganas
a. Keguguran dapat menjadi korio karsinoma sekitar 15%-20%.
b. Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi
pembesaran/perlunakan rahim, terdapat metastase ke vagina atau lainnya.
4. Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat terjadi peforasi dengan gejala :
a. Kiret terasa tembus.
b. Penderita kesakitan, syok.
c. Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen (Manuaba,
1998)
BAB III
PEMBAHASAN
A. SUBYEKTIF
Alamat : Alamat :
A. Anamnesa pada tanggal: 31 Maret 2013, Pukul: 01.30 WIB
1. Alasan Datang :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya.
2. Keluhan Utama:
Ibu mengatakan bahwa keluar darah dari vagina
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang :
1) Menular : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular
seperti Hepatitis, TBC, dan HIV/AIDS
2) Menurun : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun
seperti DM, hipertensi, jantung, maupun asma
3) Menahun : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun
seperti Hipertensi, DM, jantung, maupun asma
b. Riwayat kesehatan yang lalu :
1) Menular : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti Hepatitis, TBC, dan HIV/AIDS
TT
Temp Komplikasi Bayi Nifas
L
Jns at
No Penolong
Um psln PB/BB Kea lakta
psln Ibu Bayi Kead
ur Jns klmn d si
6. Riwayat KB :
Kebutuhan Keluhan
Nutrisi :
9. Data Sosial-Budaya :
a. Hubungan dengan keluarga
Ibu mengatakan hubungan dirinya dengan keluarga terjalin harmonis.
b. Hubungan dengan tetangga
Ibu mengatakan hubungan dirinya dengan tetangga rukun dan harmonis.
c. Hewan peliharaan
Ibu mengatakan tidak memelihara hewan dilingkungan rumahnya.
d. Lingkungan
Ibu mengatakan lingkungan disekitar rumahnya bersih, baik, nyaman, tenang
dan damai.
10. Data Spiritual
Ibu mengatakan beragama islam
11. Pengetahuan Ibu :
a. Tentang masa nifas :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang masa nifas.
b. Tentang menyusui/ makanan bayi :
1) Manfaat ASI :
Ibu mengatakan tidak tahu apa itu tentang manfaat ASI
2) Perawatan payudara :
Ibu mengatakan belum mengerti serta memahami tentang bagaimana
perawatan payudara dan tekhniknya dalam perawatan payudara.
3) Makanan bayi :
Ibu mengatakan tidak tahu makanan apa yang baik untuk bayinya.
5) Tentang alat KB :
Ibu mengatakan belum mengerti tentang alat kontrasepsi KB karena ibu
belum pernah menggunakan KB sebalumnya.
B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Status emosional : Stabil
d. Tanda vital
1) Tensi : 120/80 mmHg
2) Nadi : 80 kali/ menit
3) RR : 24 kali/ menit
4) Suhu : 37ºC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak ada lesi, warna hitam, tidak rontok
2) Muka : Tidak ada edema
3) Mata :Simetris, tidak ada edema palpebra, sclera
berwarna putih, konjungtiva berwarna merah muda, pupil reflek terhadap
cahaya.
4) Hidung : tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada nyeri
tekan, dan tidak ada sumbatan
5) Telinga :Simetris, tidak terdapat serumen, reflek
perdarahan (+).
6) Mulut : warna bibir merah muda dan lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries dentis, tidak ada epulis, tidak ada gingivitis, dan
tidak ada tonsilitis
7) Leher : KGB (-) Tyroid (-) TVJ (-)
b. Dada : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada jaringan
parut, gerak nafas normal
c. Mammae :
1) Ada tidaknya massa : Tidak ada
2) warna : coklat
3) Hiperpigmentasi : Tidak ada
4) Bentuk papilla mamae: menonjol
5) Pengeluaran : Tidak ada
6) Pembengkakan : Tidak ada
d.Abdoment:
Palpasi : ballottement (+)
Bekas luka operasi : Tidak ada
Palpasi supra pubik/ kandung kemih : Baik
e. Genetalia :
1) Hematoma : Tidak ada
2) Edema : Tidak ada
3) Varises : Tidak ada
4) Hemoroid : Tidak ada
5) Pengeluaran Pervaginam:
a) Warna : flek
b) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari Bau : khas
(amis)
6) Perineum dan Anus :
a) Luka episiotomi/ jahitan: baik
R:Redness (kemerahan) : Tidak ada
E:edema (pembengkakan) : Tidak ada
E:ecchymosis (bintik-bintik merah): Tidak ada
D:discharge (pengeluaran) : Tidak ada
A: approximation of edges of episiotomy (penyatuan luka
episiotomy) : Tidak ada
b) Keadaan vulva : baik
c) Anus : berlubang dan tidak hemmorhoid
1. Ekstremitas
1) Atas : tidak ada oedema dan tidak ada varises
2) Bawah : tidak ada oedema dan tidak ada varises
3. Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan Laboratorium :
1) Protein urine : (-)
2) Urine reduksi : (-)
3) HB : (-)
b. Golongan darah : (-)
c. Pp test : (+)
d. Pemeriksaan penunjang lainnya :
1) USG : dilakukan (janin sudah meninggal dalam
kandungan)
4. Obat-obatan yang dikonsumsi sekarang :
C. ASSESSEMENT
6. Bersihkan ibu
Membersihkan ibu, memakaikan pembalut, dan memposisikan ibu senyaman
mungkin biarkan ibu beristirahat hingga sadar
Ibu sudah dibersihkan dan dalam posisi nyaman
7. Dekontaminasi alat-alat
Mendekontaminasi alat-alat dengan larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
Alat-alat sudah didekontaminasi
8. Dokumentasi
Melakukan dokumentasi
Dokumentasi telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilaksanakan pada tanggal maret 2013 sampai
tanggal maret 2013 diperoleh data yaitu data subyektif (berasal dari pasien,
keluarga, dan bidan) dan data obyektif (dari hasil pemeriksaan).
1. Data Subyektif
2. Data Objektif
Anticipatory : perdarahan
Planning : adapun perencanaan yang harus dibuat yaitu ; observasi keadaan umum
dan tanda-tanda vital, kolaborasi dengan dokter SpOG, memberikan transfusi
darah, memasukkan inform concent, melakukan kuretase.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah memberikan asuhan kebidanan pada Ny S umr 30 tahun adapun abotus
yang dialami adalah abortus completes.
B. Saran
1. Bagi petugas
a) Seorang petugas harus mengetahui tanda-tanda abortus secara dini dengan
pemeriksaan secara teliti dan tepat.
b) Meningkatkan konseling kepada masyarakat tentang gizi dan nutrisi yang
penting bagi ibu hamil.
c) Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
(ANC).
2. Bagi klien
a) Klien memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal
yang di tentukan dan sebagai tenaga kesehatan kita patut menginformasikan
hal tersebut kepada klien.
b) Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gizi dan vitamin agar zat
gizi yang di perlukan janin terpenuhi dan janin dapat tumbuh secara optimal.
c) Mengurangi aktivitas yang berlebihan yang dapat membahayakan janin
dalam kandungan.
d) Tetap memperhatikan pola istirahat, kondisi kesehatan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA