Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH STASE V

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK PERSALINAN


DAN BBL DENGAN PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI Ny.M USIA I JAM
DI KLINIK PRATAMA KARNAENY
JAKARTA UTARA

DI SUSUN OLEH
KARNAENI
NIM : 15901KH2021

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
JAKARTA
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan hidayah- Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Asuhan kebidanan fisiologis persalinan dan BBL dengan
pemeriksaan bayi baru lahir pada By.Ny. M usia 1 jam di klinik pratama
karnaeni ”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari, bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang kita harapkan. Oleh karena itu, dengan
senang hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua dan semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha
Esa.

Jakarta, 17 Desember 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................

A. Tujuan Penelitian........................................................................................................................

1. Umum...................................................................................................................................

2. Khusus..................................................................................................................................

B. Ruang Lingkup.....................................................................................................................

C. Manfaat Penelitian................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................

2.1.1 Klasifikasi Menurut Berat Lahir.......................................................................................

2.1.2 Ciri – Ciri Bayi Lahir Normal...........................................................................................

2.1.3 Hal - hal Yang Perlu di Pantau Pada Bayi Baru Lahir......................................................

2.1.4 Komponen Asuhan Bayi Baru Lahir.................................................................................

2.1.1 Perubahan Fisiologi (Sondakh,2017)..........................................................................

2.1.2 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir...................................................................

B. Asuhan Bayi Baru Lahir............................................................................................................

C. Pelayanan Kesehatan Neonatus.................................................................................................

BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN BAYI BARU LAHIR.........................................

1. DATA SUBYEKTIF..........................................................................................................

2. DATA OBYEKTIF............................................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................

1.1 Bayi Baru Lahir...............................................................................................................

3
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................

5.2 Saran...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi,
adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine)
dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik. Bayi baru lahir disebut juga
dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Herman, 2020).
Bayi baru lahir normal atau biasa juga disebut neonatus adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu dengan berat badan lahir 2500-
4000 gram. Adaptasi fisik dan psikologis dimulai saat tubuh bayi baru lahir,
dimana tubuh bayi baru lahir akan mengalami perubahan drastis, disaat inilah bayi
memerlukan pemantauan ketat untuk menilai bayi baru lahir dalam melakukan
transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus (Ladewig,2006).
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraa n masyrakat di suatu negara. Menurut data World
Health Organization (WHO), AKI di dunia pada tahun 2015 diperkirakan 303.000
per 10 0.000 KH. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) di dunia menurut data
World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 diperkirakan 41 per 1000
KH. Setiap hari, 830 ibu di dunia (di indonesia 38 ibu, berdasarkan AKI 305)
meninggal akibat penyakit/komplikasi terkait kehamilan dan persalinan
(kemenkes RI, 2019).
AKI di indonesia sudah mengalami penurunan Angka kematian bayi dapat
dikatakan penurunan terus menurun dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32
per 1.000 KH (SDKI 2012). Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015
AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305 per 100.000 KH dan AKB
22,23 per 1.000 KH) (KemenKes, 2017).
Transisi yang terjadi pada bayi baru lahir meliputi 3 periode yaitu periode
pertama reaktivitas, fase tidur dan periode kedua reaktivitas. Dari masing-masing

5
transisi yang terjadi akan memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir. Beberapa jam
sejak awal kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir merupakan keadaan yang paling
dinamis, dimana bayi berubah dari keadaan ketergantungan sepenuhnya kepada
ibu menjadi tidak tergantung secara fisiologis kepada ibu. Perubahan yang terjadi
pada bayi baru lahir ini merupakan suatu proses kompleks yang dikenal sebagai
masa transisi. Pada saat bayi mengalami proses transisi perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap kemampuan bayi dalam proses menerima rangsangan.
Apabila pada masa transisi tidak berlangsung dengan baik maka kelangsungan
hidup bayi baru lahir akan terancam. Resiko kematian bayi pada jam-jam pertama
lebih besar dari pada hari selanjutnya (Armini, 2017). Berdasarkan penjelasan
mengenai Asuhan Kebidanan Holistik Persalinan dan BBL dengan Pemeriksaan
Bayi Baru Lahir diatas pada bayi Ny. M, maka penulis ingin menulis lebih lanjut
tentang Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan BBL dengan Pemeriksaan
Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny.M usia I Jam di Klinik Pratama Karnaeny tahun 2022.

B. Tujuan Penelitian
A. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan Holistik Persalinan dan
BBL dengan dengan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny.M usia I
Jam menggunakan metode SOAP.
2. Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subyektif pada Asuhan
Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan BBL dengan Pemeriksaan Bayi
Baru Lahir pada Bayi Ny.M usia I Jam di Klinik Pratama Karnaeny tahun
2022.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Obyektif pada Asuhan
Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan BBL dengan Pemeriksaan Bayi Baru
Lahir pada Bayi Ny.M usia I Jam di Klinik Pratama Karnaeny tahun 2022.
c. Mahasiswa mampu melakukan Assesment pada Asuhan Kebidanan Fisiologis
Holistik Persalinan dan BBL dengan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny.M
usia I Jam di Klinik Pratama Karnaeny tahun 2022.

6
d. Mahasiswa mampu melakukan Planning atau Perencanaan pada Asuhan
Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan BBL dengan Pemeriksaan Bayi Baru
Lahir pada Bayi Ny.M usia I Jam di Klinik Pratama Karnaeny tahun 2022.

7
B. Ruang Lingkup
Dalam kasus ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Holistik Persalinan
dan BBL dengan Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan BBL
dengan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny.M usia I Jam
menggunakan metode SOAP pada Bayi Ny. M usia 1 Jam tahun di Klinik
Pratama Karnaeny pada tanggal Desember 2022 dengan pemberian Asuhan
Kebidanan Holistik Persalinan dan BBL Pemeriksaan Bayi Baru Lahir pada
Bayi Ny.M usia I Jam dengan sasaran mencapai tingkat kesehatan optimal
pada bayi baru lahir sehat serta melakukan pendokumentasian dengan SOAP.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan makalah ini dapat berguna untuk menambah dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan diharapkan dapat menjadi dasar
dari penelitian selanjutnya terkait dengan penelitian asuhan kebidanan
holistic kehamilan dan bayi baru lahir.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi perpustakaan
serta dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya khususnya
tentang penelitian asuhan kebidanan holistic kehamilan dan bayi baru
lahir.
b. Manfaat Bagi Klink
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta evaluasi
bagi rumah klinik untuk melakukan pelayanan yang berkualitas
sehingga dapat menurunkan angka kematian pada bayi baru lahir.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Bayi Baru Lahir


Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28
hari. Neonatus dini adalah bayi baru lahir yang berusia 0-7 hari, sedangkan
neonatus lanjut adalah bayi baru lahir usia 8 sampai dengan 28 hari (Marmi, 2015:
1). Menurut Saifuddin dalam Dwienda (2014:1), bayi baru lahir adalah bayi yang
baru dilahirkan selama satu jam pertama kelahiran. Bayi baru lahir harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Beralih
dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Sedangkan
bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu
dengan berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan lahir langsung menangis
dan tidak ada kelainan konginetal (Depkes RI dalam Marmi, 2015: 5).
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk,
2015). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang
melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016). Bayi baru
lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2500 sampai dengan 4000 gram (Wahyuni, 2012).
Beberapa pengertian lain tentang bayi baru lahir :
1. Bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru dilahirkan
sampai dengan usia empat minggu.
2. BBL normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada kehamilan cukup bulan
(dari kehamilan 37-42 minggu) dan berat badan lahir 2500-4000 gram dan
tanpa tanda - tanda asfiksia dan penyakit penyerta lainnya.
3. Neonatal dini adalah BBL sampai dengan usia 1 minggu.

9
2.1.1 Klasifikasi Menurut Berat Lahir
Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan
intrauterine kekehidupan ekstrauterin.Pertumbuhan dan perkembangan normal
masa neonatal adalah 28 hari (Sari, 2012).Neonatus dapat diklasifikasikan
menurut berat lahir dan masa gestasi. Klasifikasi menurut berat lahir :
1. Bayi berat lahir rendah, bila berat lahir kurang dari 2500 gram.
2. Berat lahir cukup, bila berat lahir 2500 sampai 4000 gram.
3. Berat lahir lebih, bila berat lahir 4000 gram atau lebih.
Pembagian ini sesuai dengan angka kematian menurut golongan berat
lahir.Angka kematian rendah terdapat pada berat lahir cukup. Klasifikasi menurut
masa gestasi, yaitu periode sejak konsepsi sampai bayi dilahirkan.Klasifikasi ini
menunjukkan maturitas neonatus pada saat dilahirkan (Wahyuni, 2012). Menurut
persetujuan yang ditetapkan pada Second European of Perinatal di London tahun
1970, neonatus menurut masa gestasinya dibagi menjadi :
a. Bayi kurang bulan (preterm infant), masa gestasinya kurang dari 259 hari
(kurang dari 37 minggu).
b. Bayi cukup bulan (term infant), masa gestasinya 259-293 hari (37-42
minggu).
c. Bayi lebih bulan (postterm infant), masa gestasinya 294 hari (lebih dari 42
minggu).

2.1.2 Ciri – Ciri Bayi Lahir Normal


Menurut Saleha (2012), berikut adalah cirri- cirri bayi lahir normal adalah :
1. Berat badan 2500 -4000 gram.
2. Panjang badan lahir 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-38.
4. Lingkar kepala 33-35.
5. Frekuensi jantung 180 denyut/menit,kemudian menurun sampai 120-140
denyut/menit.
6. Pernafasan pada beberapa menit pertama cepat, kira - kira 80 kali/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira - kira 40 kali/menit.

10
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),
testis sudah turun (pada laki-laki).
11. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Refleks moro sudah baik, jika terkejut bayi akan memperlihatkan
13. Gerakan tangan seperti memeluk.
14. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.

2.1.3 Hal - hal Yang Perlu di Pantau Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Rocmah (2013), hal- hal yang perlu dipantau pada bayi baru
lahir adalah :
1. Suhu badan dan lingkungan.
2. Tanda-tanda vital.
3. Berat badan.
4. Mandi dan perawatan kulit.
5. Pakaian
6. Perawatan tali pusat.
7. Pemantauan tanda-tanda vital.
8. Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur dan anus.
9. Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa
adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun
ekspirasi. Frekuensi pernafasan 30-50 kali per menit.
10. Nadi dapat dipantau disemua titik -titik nadi perifer.
11. Tekanan darah dipantau jika ada indikasi

2.1.4 Komponen Asuhan Bayi Baru Lahir


Komponen asuhan bayi baru lahir meliputi :
1. Pencegahan infeksi.
2. Penilaian segera setelah lahir.

11
3. Pencegahan kehilangan panas.
4. Asuhan tali pusat.
5. Inisiasi Menyusui Dini.
6. Manajemen laktasi.
7. Pencegahan infeksi mata.
8. Pemberian vitamin K.
9. Pemberian imunisasi.
10. Pemeriksaan BBL (Eniyati, 2012)
Asuhan bayi baru lahir, beberapa aspek penting dalam asuhan ini adalah:
a. Menjaga bayi tetap kering dan hangat.
b. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera
mungkin.
c. Asuhan segera setelah badan bayi lahir.
d. Mengklem dan memotong tali pusat.
e. Pemeriksaan pernafasan bayi.
f. Perawatan mata (Rochmah, 2013)

2.1.1 Perubahan Fisiologi (Sondakh, 2017)


A. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf
pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi
pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
B. Perubahan sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan
mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan
resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru dan
ductus arteriosus tertutup.
C. Perubahan termoregulasi dan metabolic
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC,
maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi,

12
dan radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi
menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury).
D. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum
berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak
terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah
terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
E. Perubahan Gastrointestinal

Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi


50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil
metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai
120mg/100mL.
F. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan
2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali
dalam 24 jam.
G. Perubahan Hati
Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk
pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang
bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan
pemecahan sel-sel darah merah.
H. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu masuk.
Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi
pada periode bayi baru lahir.

2.1.2 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

A. Pengertian Asuha Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak

13
tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,
melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata
antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta
melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon, 2014).

B. Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap
hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir, tunda
memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah
hipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut dan
hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan sekaligus dengan
penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas segera
dibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau
handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka, kepala
dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan verniks.
Verniks akan membantu menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah
dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit
sebelum tali pusat diklem, Hindari mengeringkan punggung tangan bayi. Bau
cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang
berbau sama.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara
pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :
a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksotosin IU
intramuscular)
b. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat dengan
dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar darah tidak

14
terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan
ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali
pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT
(steril)
d. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi
lainnya.
e. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin
0,5%

f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui dini.

5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan


sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan.
Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat tali pusat.
Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah lakukan kontak kulit ibu dengan
kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan bayi mencari dan
menemukan putting dan mulai menyusui.
6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal tersebut
berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis kelamin.
7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada bayi
baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami
perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru
lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione)
sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muscular pada anterolateral paha kiri.
Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian
imunisasi Hepatitis B.
8. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.
9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur

15
penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi usia 0-7
hari.
10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah
terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran. Memeriksa secara
sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki), diantaranya :
a. Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar
adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.
b. Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan tanda-tanda
infeksi
c. Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labioskisis, labiopalatoskisis dan
reflex isap
d. Telinga : pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk telinga.
e. Leher : perumahan terhadap serumen atau simetris.
f. Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya retraksi
g. Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor).
h. Tali pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali pusat,
warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau selangkangan.
i. Alat kelamin : untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum, penis
berlubang pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan apakah labia mayora
menutupi labio minora.
j. Anus : tidak terdapat atresia ani
k. Ekstremitas : tidak terdapat polidaktili dan syndaktili (Sondakh,2017).

C. Pelayanan Kesehatan Neonatus.

Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015) adalah


pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan
kepada neonates sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari
setelah lahir.
1. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir,
dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak,
ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian
salep mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat dan

16
pencegahan kehilangan panas bayi.
2. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari
ke-7 setelah lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat,
pemberian ASI eksklusif, personal hygiene, pola istirahat, keamanan
dan tanda-tanda bahaya.
3. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari
ke-28 setalah lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat
badan, tinggi badan dan nutrisinya.

17
2.1.3 Pendokumentasian pada Bayi Baru Lahir
A. Data Subjektif
1. Anamnesa

Pada langkah pertama harus mengumpulkan semua informasi yang akurat


dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2. Identitas orang tua
Nama, umur, ras atau suku, agama, status perkawinan, pekerjaan. Maksud
pertanyaan ini adalah untuk identitas(mengenal) klien dan menentukan status
sosial ekonominya yang harus kita ketahui.
3. Keluhan utama keadaan bayi sesaat dilihat
4. Riwayat kehamilan dan persalinan ibunya
Riwayat kebidanan yang lalu meliputi jumlah anak, perjalanan persalinan
aterm, berat badan bayi, dan masalah-masalah yang di alami ibu.
5. Riwayat kesehatan ibu
Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang didapat dahulu dan
sekarang, seperti masalah hipertensi, diabetes mellitus, malaria, PMS atau
HIV/AIDS.
6. Riwayat sosial dan ekonomi
Riwayat sosial dan ekonomi meliputi status perkawinan, respon ibu dan
keluarga terhadap kehamilan ibu, riwayat KB, dukungan keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan, kebiasaan
hidup sehat, merokok dan minuman keras, mengkonsimsi obat-obat terlarang,
kegiatan sehari-hari, tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan.

B. Data Objektif
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan secara sistematis :
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum dan kesadaran penderita
Composmentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran meliputi apatis (masa
bodoh), samnolen (kesadaran menurun), spoor (mengantuk), koma.

18
2. Pengukuran tanda-tanda vital.
1. Nadi
Nadi normal adalah 110-120 menit. Bila nadi tidak normal mungkin ada
kelainan gangguan suhu tubuh atau gangguan pernapasan.
2. Pernapasan
Pernapasan normal adalah 24-28 kali/menit.
3. Suhu Badan
Suhu badan normal adalah 36,5 - 37, . Bila suhu lebih tinggi dari 37,5
kemungkinan ada infeksi.
4. Tinggi Badan: Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila
hasil pengukuran < 45 cm.
5. Berat Badan: Berat badan lahir kalau kurang dari 2.5 kg datau lebih 4
kg termasuk resiko.
3. Kepala dan Leher
1. Apakah ada oedema pada wajah, adakah tanda lahir, lingkar kepala dan
tanda caput atau cephal haematom
2. Pada mata adakah ada nanah pada konjungtiva, adakah ikhterus pada
sklera dan oedem pada palpebra atau adakah perdarahan.
3. Pada hidung adakah pengeluaran cairan
4. Pada mulut adakah gigi sudah ada, lihat keadaan lidah
5. Telinga adakah pengeluaran dari saluran , dan bentu daun telinga.
6. Leher apakah ada kaku.
4. Payudara
Memeriksa bentuk, Puting , areola warnanya. dan lingkar dada
5. Abdomen: Bentuk , kulit tipis , tidak kembung, tali pusat terikat dan tidak
berdarah
6. Ekstremitas : Apakah lengkap, kuku panjang
7. Genetalia : Labia mayora meutupi labis minor p[ada perempuan, testis
apakah sudah turun pada laki-laki.
8. Refleks Grap, sucking reflex , ruting reflex dan reflex morro

19
C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian , masalah juga sering menyertai diagnosis. Diagnosa pada bayi ini
adalah Bayi baru lahir cukup bulan fisiologis, dengan masalah potensial
hipotermi.

D. Perencanaan
Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan
ibu mencakup komponen:
a. Penentuan kebutuhan untuk melakukan / menyingkirkan, mengonfirmasi atau
membedakan antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.
b. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
c. Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi dan intervensi.
d. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya terapi
lain.
e. Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih
aktif dalam perencanaan perawatan.
f. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya.

E. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim lainnya. Walaupun bidan
tidak melakukannya sendiri dia tetap memikul tanggung jawab untuk
melaksanakan rencana asuhannya (misal memastikan langkah tersebut benar-
benar terlaksana).

20
F. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan
kepada pasien harus sesuai dengan :
a. Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya
dengan rasa aman dan percaya diri.
b. Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji respon
pasien sebagai hasil pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.
c. Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan kondisi
pasien, peningkatan kesejahteraan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan
ibu dalam perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.

21
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pelaksanaan Asuhan
Tempat Praktik : Klinik Pratama Karnaeny
Tanggal Pengkajian : 17 Desember 2022
Waktu Pengkajian : 02:20 WIB

1. DATA SUBYEKTIF
 Identitas Bayi
a. Nama Bayi : By Ny. M
b. Tanggal Lahir : 17 Desember 2022
c. Umur : 1 Jam
d. Jenis Kelamin : Perempuan

 Identitas / Biodata Ibu dan Suami

a) Nama Ibu : Ny. M

b) Umur : 26 Tahun

c) Suku Bangsa : Jawa / Indonesia

d) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

e) Nama Suami : Tn. A

f) Umur : 27 Tahun

g) Suku Bangsa : Jawa / Indonesia

h) Pekerjaan : Nelayan

i) Alamat : Jl. Cilincing Lama 003/001

22
1. Keluhan utama
Bayi Ny.M lahir tanggal 17 Desember 2022 bayi lahir pukul 01.20 wib
dengan jenis kelamin Perempuan.
Riwayat kehamilan : G1P0A0, usia kehamilan aterm, bayi dalam keadaan
sehat
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 15 Maret 2022
b. HPL : 22 Desember 2022
c. ANC : Ibu mengatakan 11 kali di bidan secara teratur.
Trimester I : 1 kali saat umur kehamilan 2 bulan
Trimester II : 5 kali saat umur kehamilan 3,4, 5, 6, 7 bulan
Trimester III : 5 kali saat umur kehamilan 8 bulan dan 9 bulan.

23
2. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik, menangis kuat, kulit kemerahan, tonus
otot kuat
b. TTV : S : 36.5 C
N : 140 Kali/Menit
R : 40 Kali/Menit
BB : 2900 gram
TB : 50 Cm
2. Pemeriksaan Fisik Sistematis
a. Kepala : ubun-ubun tidak cekung, sutura tidak ada molase, tidak ada
caput, tidak terdapat hematoma, lingkar kepala 31 cm.
b. Telinga : simetris kaki, terdapat dua daun telinga kiri dan kanan,
terdapat dua lubang telinga kiri dan kanan, tidak terdapat kotoran.
c. Mata : tidak ikteric, simetris ka/ki, tidak terdapat infeksi, diberikan salep
mata, reflek glabella (+).
d. Hidung : terdapat dua lubang hidung, tidak ada polip, terdapat saptum
nasal, tidak adaa napas cuping hidung.
e. Bibir : Tidak ada bibir sumbing (labioskizis, palatoskizis dan
labiopalatoskizis), reflek hisap baik.
f. Leher : Tidak ada pembesaran dan tidak ada benjolan pada kelenjar
getah bening.
g. Dada : Bentuk dada rata, puting susu simetris ka/ki,bunyi nafas teratur,
bunyi jantung teratur, refleks moro (+).
h. Tangan : Simetris ka/ki, tidak polidaktili, sindaktili, brakidaktili refleks
grasp (+).
i. Abdomen : Bentuk perut bulat, tidak kembung, terdapat tali pusat segar,
tidak ada infeksi.
j. Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora, terdapat lubang uretra,
terdapat lubang vagina, terdapat klitoris.
k. Kaki : Simetris ka/ki, tidak ada sindaktili,polidaktili, brakidaktili refleks
babinski (+).

24
l. Punggung : Tidak terdapa spina bifida, terdapat lubang anus, tidak
terdapat mekonium.
m. Kulit : Tidak terdapat vernik.
n. Diberikan suntik Vit K neo 1mg IM dipaha kiri 1/3 bagian luar.
o. Diberikan Imunisasi HB0 uinjek secara IM dipaha kanan 1/3 bagian
luar. diberikan 1 jam setelah pemberian Vit K.
p. Anus : Ada, berlubang dan sudah keluar mekonium.

NILAI APGAR SKOR :

Skor
Tanda 1 Menit 5 Menit I 5 Menit II
Appearance (warna
2 2 2
kulit)
Pulse (Denyut Jantung) 2 2 2
Grimace (reflek terhadap
1 1 2
rangsangan)
Activity (Tonus Otot) 1 2 2
Respiration
2 2 2
(Upaya bernafas)

II. ASSASMENT

Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan umur 1 Jam

III. PLANNING
1. Melakukan raawat gabung ibu dan bayi dan mengobservasi tanda-tanda
vital dan tangisan bayi stiap 30 menit sekali dan melihat warna kulit bayi
.
Evaluasi: Klien mengerti hasil pemeriksaan yang dilakukan.
2. Melakukan pengukuran antropometri. bayi perempuan, BB 2900 gram, PB 46
cm, dan anus.

25
Evaluasi:Pengukuran sudah dilakukan klien mengerti hasilnya,
3. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara memberikan
pakaian yang hangat dan bersih.
Evaluasi: klien mengerti dan sudsh dilakukan,
4. Melakukan Bonding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera
dan bayi mau menghisap, bayi dibungkus dengan kain bedong.
Evaluasi:klien mengerti dan sudah terlaksana.
5. Memberikan injeksi Vit K 1 jam setelah bayi lahir melalui intramuskuler untuk
mencegah perdarahan pada bayi.
Evaluasi: Pemberian vit K sudah di berikan, klien mengerti mampaat vit K.
6. Memberikan salep mata gentamisin kepada bayi 1jam setelah bayi lahir untuk
mencegah infeksi.
Evaluasi: klien mengetahui pemberian salep mata kepada bayinya untuk
mencegah infeksi pada mata bayi.
7. Memberikan injeksi HB 0 sebanyak 1mg secara im di paha untuk mencegah
penyakit hepatitis pada bayi.
Evaluasi: klien sudah mengetahui pemberian injeksi HB O dan mampaatnya.
8. Merencanakan bayi dimandikan 6 jam setelah bayi lahir.
Evaluas: klien mengetahui recana yang akan dilakukan 6 jam kemudian bayi
akan dimandikan,
9. Melakukan perawatan tali pusat saat atau setelah bayi dimandikan atau bila
diperlukan.
Evaluasi: klien sudah mengetahui akan dimandikan dan perawatan tali pusat
pada bayi.
10. Melakukan pendokumentasian tindakan kebidanan
Evaluasi: Telah dilakukan pendokumentasian .

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Melakukan raawat gabung ibu dan bayi dan mengobservasi tanda-tanda


vital dan tangisan bayi stiap 30 menit sekali dan melihat warna kulit bayi. Hal ini
sesuai dengan Saleha (2012) bahwa pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan
salah satu metode pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada
fungsi tubuh dasar. Hal ini bertujuan untuk membantu bidan mendiagnosis suatu
penyakit dan merencanakan perawatan medis yang tepat. Berdasarkan hal
tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
Melakukan pengukuran antropometri. bayi perempuan, BB 2900 gram, PB
46 cm, dan anus. Hal ini sesuai dengan (Wahyuni, 2012) bahwa Bayi baru lahir
(BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2500 sampai dengan 4000 gram. Berdasarkan hal
tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara memberikan
pakaian yang hangat dan bersih dan melakukan bounding attachment. Hal ini
sesuai dengan (Eniyati, 2012) bahwa beberapa aspek penting dalam asuhan bayi
baru lahir adalah Menjaga bayi tetap kering dan hangat dan sesegera mungkin
dilakukan kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya untuk mencegah hypotermi.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
Memberikan injeksi Vit K melalui intramuskuler untuk mencegah
perdarahan pada bayi di paha kiri dan memberi salep mata 1 jam setelah bayi
lahir, serta memberikan injeksi HB 0 setelah 2 jam lahir secara im di paha kanan.
Hal ini sesuai dengan (Syahputra Lindon 2014) bahwa Suntik Vitamin K untuk
mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru lahir, Memberi salep mata
antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata. Salep
ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.serta memberikan imunisasi Hepatitis
B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1 secara
intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis
B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus
diberikan pada bayi usia 0-7 hari. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan

27
antara kasus dan teori.

28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengkajian data Subyektif pada Bayi Ny. M usia 1 jm meliputi identitas.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Hal ini sesuai dengan teori dan kasus.
2. Setelah dilakukan pengkajian data Obyektif pada BAyi Ny. M usia 1 jam meliputi keadaan
dan kesadaran umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam, dan
pemeriksaan penunjang, tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Hal ini sesuai dengan
teori dan kasus.
3. Setelah dilakukan pengkajian data Assesment pada bayi Ny. M usia 1 jam Neonatus cukup
bulan umur kehamilan 39 minggu dengan usia 1 Jam. Hal ini sesuai dengan teori dan kasus.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Setelah dilakukan Planning atau Perencanaan pada bayi Ny. M usia I jam yang meliputi
menjelaskan hasil pemeriksaan, melakukan pemeriksaan fisik, tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus. Hal ini sesuai dengan teori dan kasus.

B. Saran
1. Bagi Klinik Pratama Karnaeny
Diharapkan klinik pratama karnaeny dapat mempertahankan pelayanan asuhan
kebidanan yang sudah baik diharapkan bidan dapat memberikan / melaksanakan sesuai
standar asuhan kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada semua pelayanan kebidanan
dan diharapkan Laporan Tugas Akhir ini sebagai bahan masukan, sebagai contoh asuhan
manajemen bagi penulis selanjutnya.

3. Bagi Pelaksana asuhan Selanjutnya

Diharapkan dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam


melakukan asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien. Dalam
menghadapi pasien harus lebih menguasai teori, praktik dan program-program
yang tersedia bagi setiap asuhan yang diberikan, sehingga asuhan yang diberikan

29
berkualitas dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Kuswanti. 2014. Askeb Kehamilan. 2014. Yogyakarta : pustaka pelajar 2015. Buku saku
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : Kementrian Kesehatan.

Bapennas. 2015. RPJMN 2015-2019 dan strategi pembangunan kesehatan dan gizi
masyarakat. Jakarta : Kemenkes

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara. Medan: Dinkes Prov. SU.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan menteri Kesehatan


Republik Indonesia. Jakarta: DepkesRI

Marmi,dan K. Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka belajar.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta:
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan


dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.

Sondakh, J. J. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir. Malang :
Penerbit Erlangga.

Tando. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC

Puswoastuti, E. dan E.S. Walyuni. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial Bagi
Kebidanan. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru

Anda mungkin juga menyukai